Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Halim Iskandar
"Desa sebagai beranda sekaligus tulang punggung pembangunan Indonesia adalah fakta tak terbantahkan. Desa merupakan entitas unik dengan posisi sangat strategis dalam derap langkah pembangunan Indonesia. Karenanya, untuk kebahagiaan seluruh tumpah darah Indonesia, terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong, harus dimulai dari Desa.
Berbagai discourse baru pembangunan desa seperti SDGs Desa dan slogan Percaya Desa, Desa Bisa!, dihadirkan demi merintis kebangkitan desa-desa di nusantara.
Bunga Rampai ini merupakan percik pemikiran Abdul Halim Iskandar yang telah dipublikasikan berbagai media mainstream baik cetak maupun elektronik sepanjang tahun 2020-2023. Secara keseluruhan, buku ini menghadirkan satu konstruksi argumen yang melintasi batas-batas dan sekat-sekat disiplin ilmu, sekaligus pandangan-pandangan lintas paradigmatik. Yang utama, buku ini menegaskan bahwa kualitas pemikiran dan argumen di level diskursus harus diimbangi dengan implementasi aksi-aksi nyata di tataran konkursus.
"
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2023
307.141 2 HAL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Sherly Endrico Putri
"Sejak Pandemic Coronavirus (Covid-19) menyebar ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia, tentu banyak hal yang mengalami perubahan serta kendala. Salah satunya dalam sector bisnis, meskipun pandemic covid-19 sedang melanda namun banyak hal yang tetap harus dilaksanakan, salah satunya Rapat Umum Pemegang Saham. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan yang berhubungan dengan COVID-19 seperti Peraturan Pemerintah (PP) No 21 Th 2020 (Peraturan PSBB) terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19, dan Otoritas Jasa Keuangan pun merespon dengan tanggap dengan mengeluarkan POJK No. 15/POJK.04/2020 tentang Perencanaan dan Penyelenggaraan RUPS Perusahaan Terbuka (Perusahaan Publik) dan POJK No.16/POJK.04/2020 tentang Penyelenggaraan RUPS Perusahaan Terbuka (Perusahaan Publik) Secara Electronic (POJK 16/2020) Sebagai Bentuk Pedoman Penyelenggaraan RUPS Secara Electronic Bagi Perseroan Terbatas Terbuka. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham sebelum dan sejak masa Pandemi Covid-19 dan bagaimana kendala atas berbagai peraturan pelaksanaan RUPS di masa Pandemi Covid-19. Dan dalam penulisan ini, menggunakan metode penelitian preskriptif yuridis normatif yakni suatu metode penelitian hukum kepustakaan untuk mendapatkan hasil penelitian tentang hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini, yaitu terdapat perbedaan serta kendala dalam pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham. Sehingga sebaiknya selain menetapkan peraturan diikuti dengan menciptakan fasilitas yang memadai untuk melaksanakan peraturan tersebut dan tidak berbenturan dengan peraturan lainnya.

Since Pandemic Coronavirus (Covid-19) spread to all over the world including to Indonesia, certainly many things that undergo changes as well as constraints. One of them in the sectors of business , although the pandemic covid-19 was hit , but many things are still to be implemented , one of the only meeting of the General Shareholders Shares. by due The government issued several regulations that relate to COVID-19 as Rule Government (PP) No. 21 Th 2020 ( Regulations PSBB) related to Restrict Social Scale Large Within the Framework to Accelerate Handling COVID-19 , and Authority Services Finance also responds with response by issuing POJK N o. 15 / POJK.04 / 2020 of the Planning and Implementation of GMS Company Open Company ( Public ) and POJK 16 / POJK.04 / 2020 on the Implementation of the AGM of the Public Company Company ( Public ) By Electronic (POJK 16/2020) As Form Guideline Implementation GMS In Electronic Share P erseroan T ARRANTY Open . As for who becomes the formulation of the problem in writing this is how the implementation of the Meeting of the General Shareholders Shares prior to and since the period Pandemic Covid-19 and how constraints on the various rules implementing GMS in the Pandemic Covid-19. And in the writing of this , using the methods of research prescriptive juridical normative namely a method of study law library to get the results of research on things that become problems in the writing of this , that there are differences and obstacles in the implementation of the Meeting of the General Shareholders Shares. So it should be in addition to define the rules followed by creating a facility that is adequate to implement the rules it and do not collide with regulations more."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magfira Adha Hernayanti
"Tesis ini membahas tentang hubungan antara faktor demografi, faktor individu, dan faktor pekerjaan terhadap kejadian kelelahan (fatigue) pada pekerja kantor di DKI Jakarta pada masa pandemi Covid-19 Maret 2020 – April 2022 di wilayah DKI Jakarta. Kebijakan yang mulai memberlakukan bekerja di kantor, di rumah atau Campuran di kantor dan di rumah berisiko pada terjadinya kelelahan pada pekerja. Data yang dikumpulkan untuk analisis, terkait faktor demografi (usia dan jenis kelamin), faktor individu (kehidupan sosial keluarga, kuantitas tidur, kualitas tidur, gangguan kesehatan, keadaan psikologis, dan perilaku tidak baik), dan faktor pekerjaan (kebijakam, penjadwalan, lingkungan ruang, beban kerja, durasi kerja, dan pekerjaan lain) terhadap kejadian kelelahan pada pekerja kantor diteliti menggunakan kuesioner (google form) kepada 202 responden di DKI Jakarta. Analisis menggunakan Chi-Square 2x2 untuk uji hubungan dua variabel dan uji regresi linear logistik untuk multivariat. Hasil telitian menunjukkan bahwa di DKI Jakarta selama masa pandemi Covid-19 Maret 2020 – April 2022 di wilayah DKI Jakarta, ada 33,7% pekerja mengalami kelelahan. Pekerja yang bekerja di kantor lebih banyak yang mengalami kelelahan yaitu 45,9%, sedangkan yang bekerja di rumah atau campuran 26,6% yang mengalami kelelahan. Uji statistik mendapatkan pekerja dengan gangguan kesehatan berpeluang 3,3 kali lebih berisiko kelelahan dibandingkan dengan pekerja yang tidak ada gangguan kesehatan (p 0,001; OR 3,300 (1,615-6,742)), yang berperilaku tidak baik lebih berisiko 2,4 kali dibandingkan yang berperilaku baik (p 0,012; OR 2,400 (1,214-4,745)), serta yang punya beban kerja berat berisiko 2,1 kali dibandingkan dengan yang tidak (p 0,038; OR 2,127 (1,041-4,344)). Sehingga, perlu dibangun model kebijakan untuk mengatasi persoalan kelelahan pada pekerja kantor di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah DKI Jakarta Wilayah DKI Jakarta.

This research discusses the relationship between demographic, individual factors, and occupational factors on the incidence of fatigue among workers in DKI Jakarta during the period of covid-19 March 2020 – April 2022 in DKI Jakarta. Policies that start enforcing work in the office, at home, or Mixed in the office and at home, can put workers at risk of fatigue. Data collected for analysis related to demographic factors (age and gender), individual factors (family social life, sleep quantity, sleep quality, health problems, psychological conditions, and negative behavior), and work factors (policy, work scheduling, space design, workload, duration of work, and other occupations) on the incidence of fatigue studied using a questionnaire (google form) to 202 worker respondents in DKI Jakarta. Analysis using Chi-Square 2x2 to test the relationship between two variables and linear logistic regression test for multivariate. The research results show that in DKI Jakarta during the Covid-19 pandemic period March 2020 – April 2022 in the DKI Jakarta area, 33.7% of workers experienced fatigue. More workers who work in offices experience fatigue, namely 45.9%, while those who work at home or a mixture of 26.6% experience fatigue. Statistical tests found that workers with health problems had a 3.3 times greater risk of fatigue compared to workers without health problems (p 0.001; OR 3.300 (1.615-6.742)), those who behaved badly were 2.4 times more at risk than those who behaved well (p 0.012; OR 2.400 (1.214-4.745)), and those who have a heavy workload are at risk 2.1 times compared to those who don't (p 0.038; OR 2.127 (1.041-4.344)). So, it is necessary to build a policy model to overcome the problem of fatigue in office workers during the Covid-19 Pandemic Period in the DKI Jakarta Region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Tria Meirisa
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 telah mengubah pola kehidupan manusia menuju tatanan kehidupan yang baru, khususnya di lingkungan perkantoran. Himbauan, larangan, bahkan pembatasan sosial berskala besar dilakukan untuk menekan kasus. Untuk mengatasi penyebaran wabah yang cepat, warga harus meningkatkan kesadaran kesehatan dan mengurangi interaksi sosial mereka. Kesadaran kesehatan memerlukan penerapan protokol kesehatan. Memastikan tingkat kepatuhan yang tinggi dan beberapa faktor risiko pekerjaan yang dapat dimodifikasi di lingkungan kantor merupakan tantangan untuk mengelola pandemi secara efektif.
Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris, dengan mengambil pendekatan berbasis masalah menjadi pendekatan perilaku yaitu kesadaran kesehatan yang didukung oleh data primer yang bersumber dari sumber data. Data tersebut diperoleh pada bulan Oktober hingga November 2021.
Hasil: Secara keseluruhan, penerapan protokol kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran COVID-19 relatif baik; hanya saja kendala tertentu harus dievaluasi. Skor kesadaran kesehatan tertinggi adalah tanggung jawab pribadi dan motivasi kesehatan. Sedangkan yang terendah adalah aspek psikologis/keadaan batin dan pencarian dan penggunaan informasi kesehatan. Terdapat korelasi positif antara dimensi kesadaran kesehatan dengan beberapa item PHBS Pencegahan COVID-19 di tempat kerja (r > 0,3). Kemudahan penerapan PHBS secara signifikan lebih baik untuk pekerja shift dibandingkan dengan pekerja non shift, yaitu pada beberapa item PHBS. Berdasarkan kelompok pola kerja (WFH < 20 jam, WFH 20-40 jam dan WFH > 40 jam, bergantian Work From Office (WFO)), tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemudahan penerapan PHBS Pencegahan COVID-19 di tempat kerja.
Kesimpulan: Hasil kami menunjukkan bahwa untuk mengelola pandemi secara efektif, kita harus memastikan bahwa kesadaran kesehatan terjaga dengan baik, terutama aspek pencarian dan penggunaan informasi kesehatan dan keadaan psikologis/batin.

Background: The COVID-19 pandemic has altered the pattern of human life toward a new life order, particularly in the office setting. Appeals, prohibitions, even large-scale social restrictions were implemented in order to decrease the cases. To cope with the rapid spread of the outbreak, citizens have to increase health consciousness and reduce their social interactions. The health consciousness require health protocols implementation. Ensuring high levels of compliance and several modifiable occupational risk factors in the office setting has been a challenge to manage the pandemic effectively.
Methods: The  research  method  used  in  this  study  is empirical  research,  by  taking  a  problem-based  approach  to  a  behavioral  approach namely health consciousness supported  by primary  data  sourced  from  data  sources. The data were obtained in October to November 2021.
Results: When taken as a whole, the implementation of health protocols as part of the effort to prevent the spread of COVID-19 was relatively good; it's just that certain obstacles must be evaluated. The highest health consciousness scores were personal responsibility and health motivation. While the lowest of it were the psychological/inner state aspect and the health information and seeking usage. There was a positive correlation between the dimensions of health consciousness and several items of COVID-19 PHL (r > 0.3). The ease of applying COVID-19 PHL was significantly better for shift workers compared to non-shift workers, namely to several items of PHL. Based on the work pattern groups (WFH < 20 hours, WFH 20-40 hours and WFH > 40 hours, alternate to Work From Office (WFO)), there were no significance difference in the ease of implementation COVID-19 Preventive Healthy Lifestyle.
Conclusion: Our results suggest that to effectively manage the pandemic, we should ensure that health consciousness is well-maintained, especially aspects of health information and seeking usage and psychological/inner state.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdah Aqilah
"Pandemi Covid-19 menyebabkan ketidakpastian terhadap seluruh lapisan masyarakat, termasuk dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran efikasi diri secara umum sebagai prediktor dalam memprediksi subjective well-being dewasa muda selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan tipe kuantitatif, variabel kesejahteraan subjektif diukur dengan Subjective Happiness Scale (SHS) dan efikasi diri secara umum diukur menggunakan General Self-Efficacy Scale. Partisipan penelitian ini adalah 488 dewasa muda yang memiliki rentang usia 18 - 25 tahun. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri secara umum berperan sebagai prediktor terhadap kesejahteraan subjektif dewasa muda secara signifikan (Adjusted R² = 0.349, p<0.05). Berdasarkan hasil tersebut, semakin tinggi skor efikasi diri secara umum pada partisipan maka semakin tinggi pula skor kesejahteraan subjektif. Oleh karena itu, individu diharapkan dapat meningkat efikasi diri secara umum dengan meningkatkan pengetahuan diri dan persepsi positif mengenai kehidupan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif.

The Covid-19 pandemic has caused uncertainty for all levels of society, including young adults. Individual’s subjective well-being is thought to be a protective factor in this pandemic. This study aims to describe the role of general self-efficacy on the subjective well-being of young adults during the Covid-19 pandemic. This study used a quantitative type, the measurement of General self efficacy uses the General Self-Efficacy Scale, and subjective well-being measurement uses Subjective Happiness Scale (SHS). Participants in this study were 488 young adults who had an age range of 18-25 years. The results of this study indicate that general self-efficacy plays a significant role as a predictor of subjective well-being in young adults (Adjusted R² = 0.349, p<0.05). Based on these results, the higher the general self-efficacy score on the participants, the higher the subjective well-being score. Therefore, individuals are expected to increase their general self-efficacy by increasing their self-knowledge and positive perceptions about life so that it can increase subjective well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aizka Fatimatuzahra
"Pandemi COVID-19 yang ada di Indonesia sejak awal tahun 2020 sedikit banyak telah mempengaruhi kehidupan masyarakat, salah satunya dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan, dimana masyarakat saat ini cenderung memilih untuk memenuhi kebutuhannya secara online melalui kegiatan belanja online. Namun belanja online menimbulkan dampak negatif karena mengakibatkan timbulan sampah—terutama sampah kemasan—yang berdampak pada lingkungan. Tujuan dari penelitian ini ialah menghitung dan menganalisis timbulan sampah kemasan serta jejak karbon yang dihasilkan dari kegiatan belanja online masyarakat Kota Tangerang Selatan selama Pandemi COVID-19 (Bulan Februari-Mei 2021). Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis statistik deskriptif, perhitungan emisi transportasi dan sampah kemasan serta analisis korelasi variabel (melalui regresi dan matriks korelasi). Selama 107 hari penelitian dari 28 Kartu Keluarga, dihasilkan sebanyak 395 pesanan dengan enam jenis komposisi sampah kemasan dimana kardus—dengan persentase sebesar 57%—merupakan jenis sampah kemasan yang paling banyak dihasilkan. Kegiatan transportasi barang—sejak dari penjual hingga ke TPA—berkontribusi paling besar dalam menghasilkan jejak karbon jika dibandingkan dengan dua sumber lain dengan jejak karbon yang dihasilkan ialah sebanyak 17376,256 kgCO2eq. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap kegiatan belanja online masyarakat, timbulan sampah kemasan, dan jejak karbon di Kota Tangerang Selatan

The COVID-19 pandemic that has existed in Indonesia since the beginning of 2020 has more or less affected people's lives, one of which is in fulfilling the needs, where people today tend to choose to fulfill their needs online through online shopping activities. However online shopping has negative impact because it generates waste—especially packaging waste—which affect the environment. The purpose of this study is to calculate and analyze the generation of packaging waste and the carbon footprint resulting from online shopping activities of the people of South Tangerang City during the COVID-19 Pandemic (February-May 2021). The research method used includes descriptive statistical analysis, calculation of transportation and packaging waste emissions as well as variable correlation analysis (through regression and correlation matrix). During 107 days of research from 28 Family, 395 orders produced with six types of packaging waste composition where cardboard—with a percentage of 57%—was the type of packaging waste that produced the most. The transportation of goods—from the seller to the landfill—contributes the most to generating a carbon footprint when compared to the other two sources with a carbon footprint of 17376.256 kgCO2eq. Based on these results, it can be said that the COVID-19 pandemic has affected people's online shopping activities, packaging waste generation, and carbon footprint in South Tangerang City"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Nayunda
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor/kebijakan perusahaan yang memberikan dampak positif terhadap perbaikan modal kerja di masa krisis. Salah satu penyebab dilakukannya penelitian ini adalah sebagai salah satu perusahaan penghasil minyak, Perusahaan menghadapi keterbatasan modal kerja akibat penurunan harga minyak mentah dunia dalam beberapa tahun terakhir dengan pandemi Covid-19 secara bersamaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur serta telaah atas laporan tahunan dan triwulan Perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja pada masa krisis seperti kegiatan utama Perusahaan. Perseroan sudah baik dalam mengoptimalkan modal kerja selama krisis ini, yakni dengan mengurangi biaya modal dengan cara mengurangi kegiatan pengeboran dan mengurangi pembuatan fasilitas baru. Selain itu, dalam mempertahankan modal kerjanya, Perusahaan juga meningkatkan kontrol atas komponen utama modal kerja. Rekomendasi yang diberikan kepada Perusahaan sebagai langkah selanjutnya adalah Perusahaan dapat mengurangi biaya yang berkaitan dengan operasional sehari-hari seperti biaya utilitas.

This study aims to analyze the factors / company policies that have a positive impact on improving working capital in times of crisis. One of the reasons for conducting this research is that as one of the oil-producing companies, the Company is facing limited working capital due to the decline in world crude oil prices in recent years with the Covid-19 pandemic simultaneously. The data used in this study were obtained from structured and unstructured interviews as well as reviews of the Company's annual and quarterly reports. The results of this study indicate that there are several factors that affect working capital during a crisis, such as Company’s main activities. The company has been good at optimizing working capital during this crisis, namely by reducing capital costs by reducing drilling activities and reducing the construction of new facilities. In addition, in maintaining its working capital, the Company has also increased control over the main components of working capital. The recommendation given to the Company as the next step is that the Company can reduce costs related to day-to-day operations such as utility costs."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prigel Priyo Utomo
"Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Salah satu bentuk gaya hidup urban anak muda di era milenial dan gen z adalah suka berkumpul di coffee shop. Perguruan Tinggi merupakan agen pengubah wajah kota, termasuk gaya hidupnya. Di kota-kota kedua (secondary cities), peran Perguruan Tinggi lebih besar lagi dalam mengubah gaya hidup, terutama kota kedua yang memiliki Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan karena Perguruan Tinggi, terutama Perguruan Tinggi Negeri, merupakan faktor penarik mahasiswa dari berbagai daerah. Dengan mengacu pada latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran dan perubahan persebaran coffee shop di Kota Bogor, Kota Purwokerto, dan Kota Malang di tahun 2019 dan di masa pandemi, yakni tahun 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode scraping data dan analisis deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan berasal dari hasil scraping data dan Google Earth, sedangkan untuk validasi data berasal dari aplikasi Zomato dan Google Maps. Adapun variabel spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah lokasi coffee shop, lokasi perguruan tinggi, dan jarak coffee shop dari perguruan tinggi. Variabel non spasial yang dikumpulkan yaitu harga produk, jam operasional coffee shop, rating dan jenis dari coffee shop. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah dan pola persebaran coffee shop pada masa sebelum dan saat terjadi pandemi tidak berubah. Keberadaan civitas akademika Kampus Vokasi IPB, Kampus Unsoed, dan Kampus UB & UM sebagai konsumen coffee shop, dan pada saat pandemi kembali ke daerah asalnya, tidak berpengaruh terhadap pola persebaran coffee shop. Coffee shop baru tetap tumbuh dan tersebar di berbagai lokasi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa coffee shop sebagai gaya hidup telah menjadi bagian dari penduduk setempat sehingga menciptakan kegiatan ekonomi baru di berbagai lokasi, baik coffee shop konvesional maupun coffee shop dengan jenis coffee to go.

Lifestyle can influence a person's behavior and ultimately determine a person's consumption choices. One form of the urban lifestyle of young people in the millennial and gen z era is gathering in coffee shops. College is an agent that changes the face of the city, including its lifestyle. In secondary cities, the role of universities is even robust in changing lifestyles, especially in the second city where universities lie. The phenomenon happened because Universities, especially State Universities, are a factor attracting students from various regions. Concerning this background, this study aims to determine the distribution pattern and changes in the distribution of coffee shops in Bogor City, Purwokerto City, and Malang City in 2019 and during the pandemic, namely in 2021. The method used in this study is the scraping method, qualitative descriptive data, and analysis. The data sources used are from data scraping and Google Earth, while data validation comes from Zomato and Google Maps applications. The location of the coffee shop, the college, and the distance of the coffee shop from the university are considered spatial variables. The non-spatial variables collected are product price, coffee shop operating hours, rating, and type of coffee shop. The results of data analysis show that the number and distribution pattern of coffee shops in the period before and during the pandemic did not change. During the pandemic, most of the academic community of the IPB Vocational Campus, Unsoed Campus, and UB & UM Campuses returned to their original areas. They are one of the loyal coffee shop consumers. Even the number of the academic community decreased, it did not affect the coffee shop distribution pattern. New coffee shops continue to grow and spread in various locations. This study concludes that the coffee shop has become part of the local people's lifestyle and creating new economic activities in various locations, both conventional coffee shops, and coffee shops with the type of coffee to go. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johara Fakhira
"Pandemi Covid-19 tentunya menyebabkan banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan oleh masyarakat, termasuk mahasiswa. Pada masa pandemi ini, mahasiswa banyak melakukan kegiatan secara daring yang menyebabkan perubahan hidup yang cukup signifikan pada mahasiswa. Situasi ketidakpastian akibat pandemi berdampak pada subjective well-being mahasiswa. Keluarga sebagai salah satu sumber dukungan sosial, berperan penting dalam membantu mempertahankan tingkat subjective well-being yang tinggi pada mahasiswa. Studi ini bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga terhadap subjective well-being mahasiswa pada masa pandemi Covid-19. Peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan strategi penelitian noneksperimental, di mana peneliti menyebarkan kuesioner keberfungsian keluarga (Family Assessment Device) dan kuesioner subjective well-being (Subjective Happiness Scale) kepada partisipan. Sebanyak total 390 mahasiswa dan mahasiswi S1 dengan rentang usia 18 - 23 tahun berpartisipasi pada penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis multiple regression, diketahui bahwa keberfungsian keluarga berperan secara signifikan terhadap subjective well-being mahasiswa di masa pandemi Covid-19 (R2 = 0,274, p < 0,05). Dimensi keberfungsian keluarga yang berperan secara signifikan adalah dimensi komunikasi, peran, dan respon afektif. Oleh karena itu, keluarga diharapkan dapat meningkatkan komunikasi, pembagian peran dan respon afektif sehingga dapat mempertahankan tingkat subjective well-being yang baik
The Covid-19 pandemic has caused a lot of adjustments that need to be done by the community, including college students. During this pandemic, students are doing a lot of online activities that cause significant life changes for students. The situation of uncertainty due to the pandemic has an impact on the subjective wellbeing of students. Family as a source of social support plays an important role in helping to maintain a high level of subjective well-being in students. This study aims to determine the role of family functioning on college students' subjective well-being in Covid-19 pandemic. This research is a quantitative nonexperimental study, using Family Assessment Device (FAD) and Subjective Happiness Scale (SHS) questionnaire. A total of 390 men and women college students in the range of 18 - 23 years old participated in this study. Using multiple regressions analysis, the results showed that family functioning has a significant role on college students’ subjective well-being in Covid-19 pandemic situation (R2 = 0,274, p < 0,05). In addition, we obtained that communications, roles, and affective response dimensions have a significant role on subjective well-being. Therefore, families are expected to improve communication, roles and affective responses to maintain a good level of subjective well-being in college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumendap, Ann Bramanti
"Latar Belakang: Transmisi SARS-CoV-2 melalui droplet dan aerosol menyebabkan praktik kedokteran gigi memiliki risiko penularan infeksi yang tinggi sehingga menimbulkan perasaan takut bagi masyarakat untuk melakukan kunjungan untuk perawatan ke klinik gigi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi, serta karakteristik sosiodemografi terhadap perilaku kunjungan ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19. Metode: Studi cross-sectional menggunakan kuesioner online pada 420 masyarakat dewasa di DKI Jakarta yang pernah berkunjung ke klinik gigi. Hasil: Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi, dan status sosioekonomi masyarakat dewasa di DKI Jakarta memiliki korelasi yang bermakna secara statistik (p<0,05) terhadap perilaku kunjungan ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19. Dari hasil analisis regresi logistik ditemukan prediktor tidak berkunjung ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19 adalah perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, dan hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi. Kesimpulan: Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan mayoritas masyarakat dewasa di DKI Jakarta tidak berkunjung ke klinik gigi. Perceived susceptibility, sikap dan kepercayaan, hal-hal yang perlu diinformasikan agar pasien merasa nyaman untuk kembali ke klinik gigi, dan status sosioekonomi masyarakat dewasa di DKI Jakarta memiliki asosiasi dengan perilaku kunjungan ke klinik gigi di masa pandemi COVID-19.
Background: The transmission of SARS-CoV-2 through droplets and aerosols causes dental practices to have a high risk of transmitting infection, causing fear for the public to visit and get treatment at dental clinics. Objective: To know the association between perceived susceptibility, attitudes and beliefs, events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic, and sociodemographic characteristics with dental visit during the COVID-19 pandemic. Methods: A cross-sectional study using online questionnaire of 420 adults in DKI Jakarta who had visited a dental clinic. Results: Spearman correlation test shown that perceived susceptibility, attitudes and beliefs, events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic, and socioeconomic status of adults in DKI Jakarta have statistically significant correlations (p<0,05) to the dental visit during the COVID-19 pandemic. Based on logistic regression analysis, it is known that the predictors of delaying dental care due to the pandemic were perceived susceptibility, attitudes and beliefs, and events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic. Conclusion: Majority of adults in DKI Jakarta reported delaying dental care due to the COVID-19 pandemic. It is known that the perceived susceptibility, attitudes and beliefs, events that need to occur for patients to feel comfortable returning to the dental clinic, and socioeconomic status of adults in DKI Jakarta have associations with dental visit during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>