Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atjep Suhadi
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S25265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Khomariyah
"Kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak sipil dasar dari setiap manusia. Setiap individu memiliki kebebasan meyakini kepercayaan atau agama sesuai dengan hati nuraninya, serta hak untuk terhindar tindakan represi dari pemerintah ataupun suatu kelompok masyarakat terkait dengan masalah beragama dan berkeyakinan. Pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan dapat memunculkan konflik di dalam masyarakat, mengurangi perdamaian, bahkan menghambat aktivitas bisnis dan perekonomian serta menurunkan kesejahteraan.
Penelitian ini mencoba mencari tahu pengaruh kebebasan beragama dan berkeyakinan terhadap kesejahteraan menggunakan data panel dari 33 provinsi di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda berbasis Two Stage Least Square 2SLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebebasan beragama dan berkeyakinan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan. Selain itu, variabel yang mewakili aspek pendidikan, aspek kesehatan dan lingkungan hidup, dan aspek peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD juga turut berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan.

Freedom of religion and belief are the basic civil rights of every human being. Every individual has the freedom to believe in a belief or religion according to his her conscience, as well as the right to free from repression undertaken by government or a group of community related to religious and belief issues. Violations of religious freedom and beliefs can lead to conflicts within society, reducing peace, even hampering business and economic activity and degrading wellbeing.
This research tries to find out the influence of freedom of religion and belief on wellbeing using panel data from 33 provinces in Indonesia from 2010 until 2016. The method used in this research is multiple linear regression based on Two Stage Least Square 2SLS.
The results showed that freedom of religion and belief has a positive and significant influence on wellbeing. In addition, the variables that represent aspects of education, health environmental aspects, and the role of Regional Peoples Representative Assembly also significantly influence the wellbeing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Maya Damayanti
"Indonesia sebagai bangsa yang majemuk memilki beragam isu yang menarik untuk diteliti, salah satunya adalah mengenai kasus-kasus yang terkait dengan kebebasan kehidupan beragama. Kasus yang telah menjadi perhatian dunia internasional serta merta memberikan tantangan bagi dunia diplomasi Indonesia untuk menjaga citra bangsa serta melindungi kepentingan nasional Indonesia. Untuk itu diperlukan strategi komunikasi diplomasi Indonesia terkait dengan dinamika kebebasan kehidupan beragama di Indonesia.
Penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan menggunakan paradigma post positivisme dan pendekatan perilaku dengan mengusung konsep-konsep komunikasi, komunikasi politik, strategi komunikasi, dan diplomasi. Pada akhirnya, penanganan kasus-kasus kekerasan antar umat beragama merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan di Indonesia untuk mendukung penegakan hukum dan menjamin seluruh hak asasi manusia rakyat Indonesia.

Indonesia as a pluralistic nation has an interesting variety of issues to be studied, one of which is on cases related to freedom of religious life. Cases which have become international attention provide a challenge for the world of Indonesian diplomacy to maintain the image of the nation and protect the national interests of Indonesia. It required communication strategy for Indonesian diplomacy related to the dynamics of religious freedom in Indonesia.
This study is a qualitative research using the paradigm of post-positivism and behavioral approaches and brought the concepts of communication, political communication, communication strategy, and diplomacy. In the end, the handling of cases of violence between religious communities is a shared responsibility of all stakeholders in Indonesia to support the rule of law and ensure that all human rights of the people of Indonesia is served."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T32146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalia Alfian
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"berpulangnya KH. Abdurrachman Wahid pada 30 desember 2009 menyisakan duka bagi banyak kalangan. tidak hanya bagi keluarga dan nahdliyin, tetapi juga bagi segenap warga bangsa yang selama ini mendapat manfaat atas pembelaan dan perjuangan tokoh yang karib disapa gus dur ini. teman sejawat dan berbagai kelompok masyarakat , LSM/NGO, organisasi keagamaan, dsb. yang selama ini turut berjuang bersama mantan presiden RI ini juga merasa kehilangan atas tokoh yang tak pernah berhenti untuk mewujudkan demokrasi, toleransi dan kebebasan beragama di tanah air."
361 MAJEMUK 42:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Konsep murtad dalam Islam menyiratkan paradoks. Mungkinkah Islam yang bervisi pluralis, yakni memberikan ruang bagi kebabasan beragama secara luas pada umat manusia, menghukum mati bagi Muslim yang berpindah agama? Benarkah murtad dapat diartikan "pindah agama" ataukah dapat dimaknakan lain? Tulisan ini membongkar konsep murtad dalam Islam agar semangat pluralisme dalam Islam tetap dapat terus digelontorkan."
ALHUDA 2:8 (2002)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Paskalis Lesmana Napoleon
"Undang-undang Dasar 1945 mensyaratkan bahwa adanya jaminan yang diberikan kepada Negara terkait dalam hal kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah di Indonesia. Jaminan terhadap kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah nyatanya juga diatur dalam Undang-undang nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-undang nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Berlandaskan UUD 1945 dan Undang-undang lainnya yang terkait dengan kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah maka dikatakan bahwa Indonesia adalah Negara Religious Nation State dimana sebuah negara kebangsaan yang religius yang melindungi dan memfasilitasi berkembangnya semua agama yang dipeluk oleh rakyatnya tanpa adanya pembedaan besarnya jumlah pemeluk masingmasing. Hal ini yang perlu untuk di buktikan terlebih dahulu, bahwa Negara memang telah memberikan perlindungan dan jaminan atas kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah dengan jalan mengimplementasikannya di dalam kehidupan beragama. Untuk itu penulisan penelitian ini lebih mengarah kepada penelitian Deskriptif-normatif, dengan menyajikan pendekatan data berupa keadaan dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat, dan dari beberapa kasus yang ada, di ambil salah satu sampel kasus untuk dapat diteliti penerapan hukumnya berdasarkan Undang-undang yang terkait dengan kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah di Indonesia.
Dari hasil penelitian ini nantinya diperoleh simpulan, bahwa negara lewat aparaturnya telah gagal menjalankan dan mengimplementasikan kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah. Sehingga konstitusi dapat dikatakan hanya bagus diatas kertas. Keadaan ini dibuktikan dari beberapa kasus terkait dengan kebebasan beragama, berkeyakinan, dan beribadah dimana salah satu kasus yang dianalisa adalah kasus yang dialami oleh Jemaat GKI Yasmin Bogor.

Indonesian Constitution of 1945 requires that the assurance given to the State concerned in terms of freedom of religion, belief, and worship in Indonesia. The assurance of freedom of religion, belief, and worship in fact also regulated in act no. 39 of 1999 on Human Rights, act no. 12 of 2005 on Ratification of the International Covenant on Civil and Political Rights and Universal Declaration of Human Rights. Based on the Constitution of 1945 and other laws relating to freedom of religion, belief, and worship it is said that Indonesia is a Religious Nation State in which a religious nation-state that protects and facilitates the development of all religions adopted by people without any distinction of the large number of religious. It is necessary to be proved first, that the State does have the protection and assurance of freedom of religion, belief, and worship by implementing it in the religious life. For the writing of this research is more directed to the descriptive-normative research, the present approach to data is a state of some of the cases that occur in society, and of some of the cases, in one grab sample of cases to be investigated the application of the law under the Act which related to freedom of religion, belief, and worship in Indonesia.
From these results will be obtained conclusion, that the state apparatus has failed to carry through and implement the freedom of religion, belief, and worship. So the constitution is applied only on paper and it is not applied in public life. This situation is evidenced in some cases related to freedom of religion, belief, and worship where one of the cases analyzed is the case that the Church of GKI Yasmin Bogor.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31872
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anbar Jayadi
"Hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan dilindungi oleh Pasal 18 Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik. Indonesia telah meratifikasi Kovenan ini sehingga Indonesia memiliki kewajiban internasional untuk mengejawantahkan apa yang ada di dalam Kovenan tersebut. Namun, belum ada harmoni antara kewajiban internasional Indonesia dengan hukum nasionalnya dan implementasi yang ada di masyarakat. Peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ada masih bersifat diskriminatif dan menghilangkan esensi dari hak tersebut. Kasus kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah dan tumpang tindihnya peran negara dalam perkawinan lintas agama dan kepercayaan adalah cerminan bahwa hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia belum dilindungi sepenuhnya.

Freedom of religion and beliefs is protected by Article 18 of the International Covenant on Civil and Political Rights which Indonesia has ratified. It creates international obligation for Indonesia to put the Covenant into effect. However, there is inconsistency between Indonesia international obligation with its national law and the implementation in society. It can be reflected by many discriminative national laws that degrading the essence of the right to freedom of religion and beliefs. Violence towards Ahmadiyah people and mixed administration in interfaith marriage demonstrated that the right to freedom of religion and beliefs has not yet been fully protected in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S57876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>