Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Kinstania Yumna Artanti
"Mpox (Monkeypox) merupakan infeksi emerging zoonosis yang mulai meluas di Indonesia pada tahun 2023. Kasus terbanyak berada di Provinsi DKI Jakarta. Hingga saat ini penelitian yang secara spesifik meneliti faktor risiko infeksi Mpox di Provinsi DKI Jakarta masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko Mpox di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol yang memanfaatkan data Penyelidikan Epidemiologi Mpox Provinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta. Sampel terdiri atas 49 kasus dan 109 kontrol. Analisis bivariat menunjukkan bahwa infeksi Mpox ditemukan berasosiasi dengan usia 25-39 tahun, orientasi homoseksual/biseksual, riwayat aktivitas seksual, status HIV, dan status bersamaan dengan IMS lain. Kolaborasi dengan organisasi dan tokoh yang dekat populasi kunci dalam edukasi dan pelacakan kontak erat mungkin bermanfaat dalam mencegah penularan Mpox. Edukasi tentang gejala dan faktor risiko Mpox, penyelidikan epidemiologi, dan pelacakan kontak yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan organisasi dan tokoh di populasi kunci mungkin bermanfaat dalam mencegah penularan Mpox.

Mpox (Monkeypox) is an emerging zoonotic infection that begins to spread in Indonesia in 2023. Indonesia’s confirmed cases are mainly from DKI Jakarta. Until now, research examining Mpox risk factors infection DKI Jakarta is still limited. This study aims to determine the risk factors for Mpox in DKI Jakarta Province in 2023. This is a case control study that utilizes Mpox Epidemiology Investigation data for DKI Jakarta Province obtained from the DKI Jakarta Provincial Health Office. The sample consisted of 49 cases and 109 controls. Bivariate analysis showed that Mpox infection is associated with age 25-39 years, homosexual/bisexual orientation, history of sexual activity, HIV status, and concurrent status with other STIs. Education on the sign and risk factor of Mpox, epidemiological investigation, and contact tracing collaboration with organizations and popular opinion leaders of the key populations may be beneficial in preventing Mpox transmission.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerin Nabila Fitriyah
"Obesitas anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan saat ini. Salah satu kontributor obesitas pada anak saat ini yaitu konsumsi berlebih minuman manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Variabel independen utama penelitian yaitu konsumsi minuman manis dan variabel kovariat yaitu demografi, pola hidup dan konsumsi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pekerjaan ibu. Desain studi penelitian ini yaitu cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Data penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar dengan jumlah sampel sebesar 841 anak usia 10 – 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta pada tahun 2018 yaitu sebesar 13,4%. Hasil penelitian belum dapat membuktikan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas pada anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimalisasi program unit kesehatan sekolah oleh pemerintah serta
dukungan dari anggota keluarga dalam pelaksanaan pola makan gizi seimbang dan aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada anak.

Childhood obesity is a significant public health problem currently. One of the biggest contributors to childhood obesity is excessive sugar-sweetened beverages consumption. The aim of the study was to determine the association between sugar-sweetened beverages consumption and obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta based on Riskesdas 2018 data. The main independent variable was sugar-sweetened beverages consumption and covariate variables were demographics, lifestyle and consumptions pattern, father’s education, mother’s education, father’s occupation and mother’s occupation. This study used cross-sectional design with bivariate and stratification analysis. This study used Basic Health Research data with total sample of 841 children aged 10 – 12 years. The results showed that the prevalence of obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta was 13,4%. The results of the study have not been able to prove a significant relationship between the consumption of sugar-sweetened beverages and obesity in children aged 10-12 years in DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimization of school health program as well as support from family members in implementing a balanced nutritional diet and physical activity can help prevent obesity in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Ulfah
"Lebih dari 16% populasi dunia dipengaruhi oleh Penyakit Ginjal Kronis (PGK), dimana 19,3% akan berkembang menjadi Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) dengan angka mortalitas 50% dalam 24 bulan. Prognosis PGTA yang buruk dan biaya perawatannya yang sangat tinggi, sehingga masih diperlukan pengkajian untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang menyebabkan insidensi PGTA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan yang behubungan dengan kejadian PGTA di RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak. Penelitian kuantitatif ini merupakan studi analitik case control menggunakan data primer wawancara dan rekam medis pasien selama bulan Mei – Juni 2023. Analisis regresi logistik berganda dilakukan untuk mengetahui determinan terhadap kejadian PGTA. Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat empat variabel yang berhubungan dengan kejadian PGTA, diantaranya: Hipertensi (OR 5,54, 95% CI: 2,59 – 11,80), Diabetes Melitus (OR 4,24, 95% CI: 1,79 – 9,98), riwayat keluarga PGK (OR 4,37, 95% CI: 1,02 – 18,73), dan merokok 310 batang/hari (OR 1,44, 95% CI: 0,56 – 3,74). Faktor prediktor dominan kejadian PGTA adalah variabel Hipertensi. Penapisan yang lebih ketat berupa pemeriksaan laboratorium kadar kreatinin dan protein urin tiap satu tahun sekali diperlukan untuk mendeteksi PGK stadium awal, terutama pada pasien berisiko tinggi yang memiliki riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, riwayat keluarga PGK, dan merokok untuk mencegah terjadinya PGTA.

More than 16% of the world's population is affected by Chronic Kidney Diseases (CKD), of which 19.3% will develop End Stage Kidney Disease (ESRD) with a mortality rate of 50% within 24 months. It has a poor prognosis and requires high costs therapy, so its important to identify the factors that cause the incidence of ESRD. This study aims to identify the determinants associated with the incidence of ESRD in RSUD Dr. Soedarso Pontianak. This quantitative research is an analytic case control study using primary data from interviews and medical records of patients from May to June 2023. Multiple logistic regression analysis was carried out to determine the determinants of the incidence of ESRD. The results of the multivariate analysis showed that there were four variables associated with the incidence of ESRD, including: Hypertension (OR 5.54, 95% CI: 2.59 – 11.80), Diabetes Mellitus (OR 4.24, 95% CI: 1.79 – 9.98), family history of CKD (OR 4.37, 95% CI: 1.02 – 18.73), and smoking 310 cigarettes/day (OR 1.44, 95% CI: 0.56 – 3.74). The dominant predictor factor for the incidence of ESRD is Hypertension. More stringent screening in the form of laboratory tests for urine protein and creatinine levels every once a year is needed to detect the early stages of CKD, especially in high-risk patients who have a history of Hypertension, Diabetes Mellitus, a family history of CKD, and smoking to prevent ESRD."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Areta Trustha
"Sindrom metabolik atau sindrom X merupakan kondisi yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit tidak menular. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi sindrom metabolik di Indonesia mencapai 39% dan lebih banyak terjadi pada wanita. Gaya hidup berpotensi mempengaruhi terjadinya sindrom metabolik. Namun, penelitian terdahulu tentang hubungan gaya hidup yang meliputi aktivitas fisik, pola makan dan merokok terhadap sindrom metabolik menunjukkan hasil yang beragam. Selain itu, belum ada penelitian tentang sindrom metabolik spesifik pada populasi wanita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian sindrom metabolik pada wanita usia ≥15 tahun di Indonesia. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan sumber data dari Riskesdas 2018. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi sindrom metabolik pada wanita usia ≥15 tahun di Indonesia sebesar 37,6%. Umur berhubungan signifikan dengan kejadian sindrom metabolik pada wanita (PR=1,711; 95% CI=1,640-1,785; nilai P=0,001). Dalam penelitian ini, aktivitas fisik, merokok, konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan berlemak, soft drink, buah, dan sayur tidak terbukti berhubungan secara statistik dengan sindrom metabolik. Karena tingginya prevalensi sindrom metabolik pada wanita di Indonesia, perlu untuk meningkatkan program skrining, seperti pengukuran lingkar perut, tekanan darah, dan gula darah secara rutin. Selain itu, perlu untuk menerapkan gaya hidup sehat bagi wanita untuk mencegah terjadinya sindrom metabolik.

Metabolic syndrome or syndrome X is a condition that can increase a person's risk of developing non-communicable diseases. Based on Riskesdas 2013 data, the prevalence of metabolic syndrome in Indonesia reaches 39% and is more prevalent in women. Lifestyle has the potential to influence the incidence of metabolic syndrome. However, previous research on the relationship between lifestyle including physical activity, diet and smoking on metabolic syndrome has shown mixed results. In addition, there has been no research on specific metabolic syndrome in women in Indonesia. This study aims to determine the relationship between lifestyle and the incidence of metabolic syndrome in women aged ≥15 years in Indonesia. The study design used was cross-sectional with data sources from Riskesdas 2018. The results showed that the prevalence of metabolic syndrome in women aged ≥15 years in Indonesia was 37.6%. Age is significantly associated with the incidence of metabolic syndrome in women (PR=1.711; 95% CI=1.640-1.785; P=0.001). In this study, physical activity, smoking, consumption of sweet foods, sweet drinks, fatty foods, soft drinks, fruit and vegetables were not statistically proven to be associated with metabolic syndrome. Due to the high prevalence of metabolic syndrome among women in Indonesia, it is necessary to improve screening programs, such as routine measurements of abdominal circumference, blood pressure and blood sugar. In addition, it is necessary to adopt a healthy lifestyle for women to prevent metabolic syndrome."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfadilah. M. Rajab
"Prevalensi permil kanker pada wilayah urban di Indonesia melampaui prevalensi nasional dan jauh lebih tinggi dari prevalensi kanker di wilayah rural disertai pola konsumsi dan gaya hidup yang berisiko terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pola konsumsi, gaya hidup, dan sosiodemografi terhadap kejadian kanker pada wilayah urban di Indonesia menggunakan data Riskesdas 2018. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study dengan sampel yaitu penduduk perkotaan berusia ≥10 tahun sesuai kriteria inklusi yang kemudian diolah menggunakan analisis univariat, bivariat, multivariat, dan stratifikasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak melakukan aktivitas fisik berat (AOR= 1.43), usia ≥44 tahun (AOR= 3.36), jenis kelamin perempuan (AOR= 3.69) ditemukan sebagai faktor risiko utama terjadinya kanker pada wilayah urban di Indonesia dalam penelitian ini.

The prevalence of cancer in urban areas in Indonesia exceeds the national prevalence and  far higher than the prevalence of cancer in rural areas, accompanied by consumption patterns and lifestyles that are at risk to health. This study aims to determine the correlation between consumption patterns, lifestyles, and sociodemographics to the incidence of cancer in urban areas in Indonesia using the data of Riskesdas 2018. The research design used a cross-sectional study with a sample of urban residents aged ≥10 years according to inclusion criteria which were then processed using univariate, bivariate, multivariate, and stratification analysis. Based on the results of the study, it was found that not doing strenuous physical activity (AOR= 1.43), age ≥44 years (AOR= 3.36), female (AOR= 3.69) were found to be the main risk factors for cancer in urban areas in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahwa Elae Azzahra
"Stroke menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut riskesdas 2018 bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 1,09%. Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu provinsi dengan prevalensi stroke yang melebihi angka nasional dan urutan ketujuh tertinggi dari hasil Riskesdas pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor kondisi kesehatan dan perilaku terhadap kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi cross sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Sumber data yang digunakan dari Riskesdas 2018. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,6%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stroke antara lain diabetes melitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hipertensi (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesitas (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), dan aktivitas fisik (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Menerapkan perilaku hidup sehat dan cek rutin kesehatan terutama yang memilki risiko seperti diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas.

Stroke is a health problem in the world including in Indonesia. According to Riskesdas 2018, the prevalence of stroke in Indonesia based on a doctor's diagnosis is 1,09%. Bangka Belitung Province is one of the provinces with a prevalence of stroke that exceeds the national rate and ranks seventh highest from the results of Riskesdas 2018. This study aims to determine the relationship between health conditions and behavioral factors with stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province. The method used in this study was a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The data in this study are secondary data from Riskesdas 2018. The results showed that the prevalence of stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province was 1.6%. Statistical tests that have a significant relationship with stroke include diabetes mellitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hypertension (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesity (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), and physical activity (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Healthy lifestyle behaviors and regular health checks, especially for those who have risks such as diabetes mellitus, hypertension, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasya Cyka Prameswari
"Diabetes Melitus dan Kanker Kolon merupakan penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Namun belum dilakukan penelitian sejenis yang menghubungkan Diabetes Melitus terhadap Kesintasan Kanker Kolon yang berasal dari Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan Diabetes Melitus terhadap kesintasan Kanker Kolon. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektif. Populasi penelitian merupakan 939 pasien Kanker Kolon di RSKD pada tahun 2013-2017. Sampel penelitian adalah 257 pasien Kanker Kolon yang mendapatkan pengobatan di RSKD pada tahun 2013-2017 dengan metode total sampling. Data yang digunakan merupakan data Registrasi Kanker di Indonesia dan rekam medik elektronik RSKD. Hasil penelitian diperoleh kesintasan Kanker Kolon 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun pada pasien Kanker Kolon yang memiliki Diabetes Melitus di RSKD tahun 2013-2017 berturut-turut sebesar 64,80%, 59,81%, dan 51,27%. Pasien Kanker Kolon di RSKD tahun 2013-2017 yang memiliki Diabetes Melitus, memiliki risiko sebesar 1,51 (95% CI: 0,794-2,883) kali untuk terjadi kematian dibandingkan dengan pasien Kanker Kolon yang tidak memiliki Diabetes Melitus setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, grade, dan metastasis. Namun asosiasi tersebut tidak bermakna secara statistik.

Diabetes mellitus and colon cancer are diseases that are widely experienced by the people of Indonesia. However, no similar studies have been conducted linking diabetes mellitus to colon cancer survival derived from Hospital-Based Cancer Registries. The purpose of the study was to determine the association of Diabetes Mellitus to the survival of Colon Cancer. The study design used was a retrospective cohort. The study population was 939 Colon Cancer patients at RSKD in 2013-2017. The study sample was 257 Colon Cancer patients who received treatment at RSKD in 2013-2017 with the total sampling method. The data used are Cancer Registration data in Indonesia and RSKD electronic medical records. The results of the study showed the survival of Colon Cancer by 1 year, 3 years, and 5 years in Colon Cancer patients who had Diabetes Mellitus at RSKD in 2013-2017 respectively, by 64.80%, 59.81%, and 51.27%. Colon Cancer patients at RSKD in 2013-2017 who had Diabetes Mellitus, had a risk of 1.51 (95% CI: 0.794-2.883) times for death compared to Colon Cancer patients who did not have Diabetes Mellitus after controlling for age, sex, grade, and metastasis. But the association was not statistically meaningful."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervira Dwiaprini As Syifa
"Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 dan 2018, menunjukkan adanya peningkatan prevalensi gizi lebih dan obesitas di provinsi Riau yaitu dari 3,1% menjadi 11,6%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih/obesitas pada remaja siswa SMA Negeri di Kota Pekanbaru Tahun 2023. Jenis penelitian adalah analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023. Sampel adalah siswa SMAN kelas X dan XI di tiga SMAN di Kota Pekanbaru, yaitu SMAN 4, SMAN 6, dan SMAN 12. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Variabel independen adalah jenis kelamin, pengetahuan remaja, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, uang saku, status kegemukan orang tua, aktivitas fisik, kualitas tidur, konsumsi makanan cepat saji dan konsumsi makanan manis. Variabel dependen adalah gizi lebih/obesitas. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang dominan berhubungan dengan gizi/obesitas adalah status kegemukan orang tua (OR=3,12; 95% CI: 1,25-7,83). Remaja dengan orang tua gemuk/obesitas lebih berisiko 3 kali mengalami gizi lebih/obesitas dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki orang tua gemuk/obesitas. Variabel lain yang berhubungan adalah pengetahuan siswa (OR=2,62; 95% CI: 1,27-5,39) dan kebiasaan makanan manis (OR=2,34; 95% CI:1,04-5,27).

Based on the 2013 and 2018 Basic Health Research, there was an increase in the
prevalence of overnutrition and obesity in Riau province from 3.1% to 11.6%. This
study aimed to analyse the factors associated with the incidence of overeight/obesity in adolescent students of public high schools in Pekanbaru City in 2023. The type of research is quantitative analytic with a cross-sectional design. The research was conducted in May-June 2023. Samples were class X and XI students in three high schools in Pekanbaru City, namely SMAN 4, SMAN 6, and SMAN 12. Sampling was done by purposive sampling. Independent variables were gender, adolescent knowledge, parental education, parental occupation, pocket money, parental obesity status, physical activity, sleep quality, fast food consumption and sweet food consumption. The dependent variable was overweight/obesity. Data were analysed univariately, bivariate and multivariate. The results showed that the dominant variable associated with overweight/obesity was parental obesity status (OR=3.12; 95% CI: 1.25-7.83). Adolescents with obese parents were three times more likely to experience overweight/obesity compared to adolescents who did not have obese parents. Other associated variables were student knowledge (OR=2.62; 95% CI: 1.27-5.39) and sweet food habits (OR=2.34; 95% CI: 1.04-5.27). For this reason, schools are expected to work with the Health Office and Community Health Center to organise counselling or seminars on nutrition and obesity in adolescents; schools can provide healthy canteens by limiting the availability of fast food and sugary drinks
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Ditya Hanifah
"Latar Belakang: HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga penderita yang terpapar akan lebih rentan mengalami infeksi. Sesuai dengan strategi global yang sejalan dengan target Sustainable Development Global (SDG) 3.3 pada tahun 2025 di Indonesia baru 81% orang dengan HIV sudah terdiagnosis atau mengetahui status, 41% ODHIV sudah menjalani pengobatan ARV, dan sebanyak 19% ODHIV yang menjalani pengobatan ARV virusnya sudah tersupresi. Penekanan viral load tergantung berdasarkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi ARV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan terapi ARV dengan viral load non-suppression pada ODHIV di RSUD Khidmat Sehat Afiat Kota Depok Tahun 2021-2024. Metode: sampel yang dianalisis dalam penelitian ini sebanyak 365 di RSUD KiSA Kota Depok setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis multivariat menggunakan multiple cox regression untuk mengetahui hubungan kepatuhan terapi ARV dengan viral load non-suppression. Hasil: hasil studi ini menunjukkan bahwa proporsi seluruh pasien ODHIV sebagian besar berusia £ 35 tahun (53.42%), laki-laki (76.16%), bekerja (69.32%), lajang/cerai hidup/cerai mati (64.38%), memiliki jaminan kesehatan (76.16%), berstatus stadium klinis 1 (54.25%), dan telah menjalani pengobatan ART selama £ 2 tahun (47.95%). Proporsi viral load non-suppression pada ODHIV di RSUD KiSA Kota Depok tahun 2021-2024 adalah sebesar 54 (14.79%). Terdapat hubungan antara kepatuhan terapi ARV dengan viral load non-suppression pada ODHIV di RSUD KiSA Kota Depok tahun 2021-2024 setelah dikontrol oleh variabel stadium klinis dan usia dengan hasil kepatuhan rendah memiliki risiko 9.97 kali (95% CI 4.07-24.39) untuk terjadinya viral load non-suppression yang dibuktikan dengan hasil berhubungan bermakna secara statistik dengan nilai p-value < 0.05. Kesimpulan: terdapat hubungan antara kepatuhan terapi ARV dengan kejadian viral load non-suppression di RSUD KiSA Kota Depok dengan kepatuhan rendah memiliki risiko 9.97 kali lebih tinggi untuk mengalami viral load non-suppression. Penguatan peran pendamping serta penguatan program penting dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan.

Background: HIV (Human Immunodeficiency Virus) is a virus that attacks the human immune system, so people who are exposed to it will be more susceptible to infection. In accordance with the global strategy in line with the Sustainable Development Global (SDG) target 3.3 by 2025 in Indonesia only 81% of people with HIV have been diagnosed or know their status, 41% of ODHIV have undergone ARV treatment, and as many as 19% of ODHIV who are undergoing ARV treatment have their virus suppressed. Viral load suppression depends on the patient's adherence to ARV therapy. This study aims to determine the relationship between ARV therapy adherence and non-suppression viral load in ODHIV at Khidmat Sehat Afiat Hospital in Depok City in 2021-2024. Methods: There were 365 samples analyzed in this study at KiSA Hospital in Depok City after meeting the inclusion and exclusion criteria. Multivariate analysis used multiple cox regression to determine the relationship between ARV therapy compliance and non-suppression viral load. Results: The results of this study showed that the proportion of all ODHIV patients were mostly aged £ 35 years (53.42%), male (76.16%), employed (69.32%), single/living divorced/dead divorced (64.38%), had health insurance (76.16%), clinical stage 1 status (54.25%), and had undergone ART treatment for £ 2 years (47.95%). The proportion of non-suppression viral load in ODHIV at KiSA Depok City Hospital in 2021-2024 was 54 (14.79%). There is an association between ARV therapy non-adherence and non-suppression viral load in ODHIV at KiSA Depok City Hospital in 2021-2024 after being controlled by clinical stage and age variables with the results of low adherence having a risk of 9.97 times (95% CI 4.07 - 24.39) for non-suppression viral load as evidenced by the results of a statistically significant association with a p-value <0.05. Conclusion: There is an association between adherence to ARV therapy and the incidence of viral load non-suppression at KiSA Hospital in Depok City with low adherence having a 9.97 times higher risk of experiencing viral load non-suppression. Strengthening the role of facilitators as well as strengthening the program is important to improve compliance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani Putri Rahayu
"Hipertensi dalam kehamilan merupakan komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan yang menjadi penyumbang terbesar penyebab kematian ibu. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kasus hipertensi dalam kehamilan yang cukup tinggi adalah provinsi DKI Jakarta. Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2022 disebutkan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak di provinsi DKI Jakarta adalah hipertensi dalam kehamilan sebanyak 22 kasus dari 101 kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Matraman tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder rekam medis pasien ibu hamil yang melakukan antenatal care di Puskesmas Matraman pada tahun 2023 dengan total sampel 1103 sampel. Kemudian, data dianalisis secara univariat, bivariat dengan analisis chi square dan stratifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hipertensi dalam kehamilan di provinsi DKI Jakarta sebesar 18,4% dan faktor risiko yang berhubungan secara signifikan adalah usia >35 tahun (RR = 1,84; 95% CI 1,40 – 2,41; pvalue=0,001), jarak kehamilan >5 tahun (RR = 1,87; 95% CI 1,37 – 2,55; p-value=0,001), grandemultigravida (RR = 1,43; 95% CI 1,05 – 1,94), overweight (RR = 2,04; 95% CI 1,46 – 2,84), obesitas (RR = 4,16; 95% CI 3,09 – 5,60) dan riwayat hipertensi (RR = 2,44; 95% CI 1,91 – 3,12; p-value=0,001). Perlunya dilakukan pengukuran tekanan darah dan edukasi kesehatan kehamilan secara rutin kepada ibu hamil dengan meningkatkan pelaksanaan kunjungan antenatal care selama masa kehamilan.

Hypertension in pregnancy is a complication that occurs during pregnancy and is the biggest contributor to the cause of maternal death. One of the regions in Indonesia that has quite high cases of hypertension in pregnancy is the DKI Jakarta province. According to the Indonesian Health Profile 2022, it is stated that the most common cause of maternal death in DKI Jakarta province is hypertension in pregnancy in 22 cases out of 101 maternal deaths. This study aims to analyze the factors associated with the incidence of hypertension in pregnancy at the Matraman Community Health Center in 2023. This research uses a cross-sectional study design using secondary data from medical records of pregnant women undergoing antenatal care at the Matraman Community Health Center in 2023 with a total sample of 1103. Then, the data was analyzed univariate, bivariate, and stratification with chi-square analysis. The results of this study show that the prevalence of hypertension in pregnancy in DKI Jakarta province is 18.4% and significantly associated risk factors were age > 35 years (RR = 1.84; 95% CI 1.40 – 2.41; p-value=0.001), pregnancy interval >5 years (RR = 1.87; 95% CI 1.37 – 2.55; pvalue=0.001), grand multigravida (RR = 1.43; 95% CI 1.05 – 1.94), overweight (RR = 2.04; 95% CI 1.46 – 2.84), obesity (RR = 4.16; 95% CI 3.09 – 5.60) and history of hypertension (RR = 2.44; 95% CI 1.91 – 3.12; p-value=0.001). It is necessary to carry out blood pressure measurements and pregnancy health education regularly to pregnant mothers by improving the implementation of prenatal care visits during pregnancies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>