Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Gunardi
"Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan, pemerintah terus menerus meningkatkan upaya kesehatan, diantaranya dengan membangun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Sementara itu pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan belum optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang adanya hubungan kecukupan jumlah tenaga dengan pemanfaatan Puskesmas. Yang dimaksud dengan tenaga disini adalah tenaga medis, paramedis dan non medis, sedangkan pemanfaatan Puskesmas dilihat dari jumlah kunjungan, jangkauan program dan partisipasi masyarakat.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian deskriptif analitik dengan uji regresi model kurva estimasi metode linier, kuadratik dan kubikus. Dimulai dengan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi, diteruskan dengan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel babas dengan variabel terikat. Populasi adalah seluruh Puskesmas di Kabupaten Aceh Selatan (total populasi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga mempunyai hubungan yang bermakna dengan partisipasi masyarakat. Sedangkan kecukupan tenaga medis dan paramedis mempunyai hubungan yang bermakna dengan jumlah kunjungan dan jangkauan program. Ditemukan juga bahwa rata-rata kunjungan ke Puskesmas yang dipimpin oleh paramedis lebih tinggi daripada yang dipimpin oleh tenaga medis.
Untuk meningkatkan pemanfaatan Puskesmas di Kabupaten Aceh Selatan hendaknya tenaga baik medis, paramedis maupun non medis harus dipenuhi.Bagaimanapun, Puskesmas di daerah yang terpencil yang tidak memiliki tenaga dokter dapat juga di supervisi oleh dokter yang dekat dengan Puskesmas tersebut. Kebijakan yang direkomendasikan ini dapat mengurangi dampak kekurangan tenaga dokter secara signifikan tanpa mempengaruhi kinerja Puskesmas.

In order to form health development, the government continuously increases effort in providing health services such as develop health centers. While utilization of health center by community at Aceh Selatan District still lower than expectation.
This research had objectives to describe relationship of manpower adequacy with health center performance. The manpower being studied is medical manpower, paramedical and non-medical staff While the health center performance were total visits in a month, program outreach and community participation.
The design of this study was a cross sectional approach, which describe and analyze the relationship. The statistical analyses used are curve estimate regression models with linear, quadratic and cubical methods. The analysis started with univariate analysis to describe distribution of frequency, of each variable continued by bivariate analysis to examine relationship between independent variables and dependent variable. Sample of this study is all health centers in the Aceh Selatan District.
This study showed that the number of manpower has significant relation with community participation. While adequate medical manpower and paramedical have significant relation with the number of visit and program outreach. It was also discovered that the visit average to health center, which headed by paramedical staff are higher than the center headed by medical manpower.
In order to increase the health center utilization in the Aceh Selatan District, medical manpower, paramedical and non-medical should be available. However, health centers with no medical staff can be supervised remotely by medical staff from nearby health centers. This policy recommendation can significantly reduce impact of medical staff shortage without impacting is the health centers performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaelendra
"Di Indonesia angka kematian ibu secara Nasional berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1995 adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup, yang merupakan angka tertinggi di antara negara-negara ASEAN (Dep. Kes. RI 1998).
Berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi telah banyak dilakukan, salah satu diantaranya adalah peningkatan upaya pelayanan kesehatan dengan jalan mengikutsertakan oraganisasi/sektor terkait serta lembaga swadaya masyarakat dalam menunjang kesejahteraan ibu dan anak.
Disamping itu, pemerintah telah menyebarkan bidan ke desa untuk membantu akselerasi penurunan angka kematian ibu dan bayi serta memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus meningkatkan cakupan program kesehatan ibu dan anak (KIA).
Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal (ANC) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa. Kinerja bidan di desa diukur dengan hasil cakupan K4. Kinerja baik bila cakupan K4 > 80% dan kinerja kurang bila cakupan K4 < 80%.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah bidan di desa yang bertugas di Kabupaten Agam dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara sistematik random sampling sebanyak 100 orang,
Hasil penelitian menunjukkan 78% kinerja bidan di desa di Kabupaten Agam masih kurang dan 22% dengan kinerja baik. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja bidan di desa di Kabupaten Agam masih kurang.
Faktor-faktor berikut ini, umur, status perkawinan, penghasilan, supervise Dinas Kesehatan Kabupaten dan kondisi kerja (gedung), mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kinerja bidan di desa. Sedangkan faktor jumlah anak, pelatihan, masa kerja, rasa aman, dan perlengkapan kerja tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan di desa.
Penelitian ini menyarankan agar :
1. Pemerintah daerah menyediakan biaya operasional untuk pelatihan daiam rangka meningkatkan profesionalisme bidan di desa sehingga cakupan K4 meningkat.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Agam :
a. Melakukan upaya dalam bentuk penegasan kepada Kepala Puskesmas tentang tugas dan wewenang bidan di desa agar cakupan K4 meningkat.
b. Meningkatkan profesionalisme bidan di desa melalui kegiatan :
-Pertemuan sekali tiga bulan di tingkat Kabupaten.
-Pertemuan bulanan di Puskesmas.
-Pemberdayaan belajar melalui Kalakarya dan Gugus Kendali Mutu.
-Memberikan pelayanan prima kepada ibu hamil.

Analysis on Factors Which are Related to the Performance Villages Mid Wives in Antenatal Care Services (ANC) In Agam District, West Sumatera, October - December 2000Based on Indonesian Demographic Survey (1995), the Maternal Mortality Rate (MMR), in Indonesia were 390 per 100,000 life birth, which is the highest number of the ASEAN countries (Indonesian Department of Health, 1998).
There are some programs to decrease number of Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). One of the programs is to increase of health services by following the relevant sector and non government organization. Also the government has been already spread the village mid wives to decrease Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) number and to widening the health services.
The purpose of this research is to know how the performance of the village mid wives in the Antenatal Care services and some related factors. The performance of the village mid wives is measures by four times health services visits. Good performance can be measures if the four times health services visits is 80% or more. Bad performance can be measures if the four times health services visits is less 80%.
The research had already done in Agam district, West Sumatera Province by using Cross Sectional Random Sample. The sample of this research is village mid wives which were working in Agam district and by using Systematic Random Sampling method for 100 villages mid wives.
The result of the research showed that 78% performance of the villages mid wives in Agam district still bad and 22% are good.
There are some factors related to this performance such as age, marital status, salary, upper level health offices, supervision and working facilities. The unrelated factors to this performance are number of children, working duration, training, the mid wives feels of secure and nurse working kit.
This research suggested that:
1. For District Government, is to provide the operational costs for trainings in order to increase the professionalism of mid wives at villages to increase K4.
2. For Agam District Health Department:
a. Stressing the Head of Health Center about job and responsibility of mid wives at villages to increase K4.
b. Increasing mid wife professionalism, through activities such as:
-Once in three months meeting at District Level.
-Monthly meeting at the Health Center.
-Empowerment through Kalakarya learning and Total Quality Management.
-Give prime quality services to pregnant mother."
2001
T7878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Ikhsan
"Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, angka kematian dan kesakitan karena ISPA cukup tinggi. Sementara itu penggunaan pelayanan kesehatan oleh ibu-ibu yang balitanya menderita ISPA masih sangat kurang, padahal mereka ini perlu dibawa ke pelayanan kesehatan. Di sisi lain masih banyak ibu yang balitanya menderita ISPA memberikan obat warung dan membawa ke dukun untuk menanggulangi penyakit tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau mempelajari tentang penggunaan pelayanan kesehatan pada ibu balita penderita ISPA. Di samping itu juga ingin diketahui hubungan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, anjuran , biaya berobat, jarak pelayanan, sikap petugas dengan penggunaan pelayanan kesehatan.
Populasi adalah ibu balita penderita ISPA di Kotamadya Sabang, jumlah sampel adalah 210 ibu balita ISPA. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji chi square. Disain yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional dan kualitatif dengan Fokus Grup Diskusi (FGD). Untuk keperluan analisis, responden dibagi atas kelompok ibu yang menggunakan pelayanan kesehatan dan yang tidak menggunakan pelayanan kesehatan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel babas yaitu pendidikan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, biaya berobat dan jarak pelayanan mempunyai hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan. Sedangkan pekerjaan ibu, anjuran dan sikap petugas tidak ada hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan ini perlu dilakukan penyuluhan terhadap ibu-ibu balita dan keluarga, keterampilan kader dan dukun dalam mendeteksi dini penyakit ISPA serta pendayagunaan bidan didesa dan melengkapi mereka dengan sarana yang cukup, termasuk paket obat yang memadai. Selain itu perlu peningkatan pelaksanaan program ISPA ke masyarakat.

The Factors Are Related With The Using Of Health Service On The Children Under Five Who Suffered From Acute Respiratory Infection In The Town Of Sabang, 1999.
The mortality and morbidity rates caused by the Acute Respiratory Infection (ARI) in developing countries, including Indonesia is high enough. The children under five who suffered from ARI needed the medical treatment but their mothers seldom took them to the health service.The mothers gave them the non-prescribed medicines from the shop as well as took them to the traditional inhalers, instead of, to the diseases.
The objectives of the research are to get information on the utilization of health service by the ARI suffered children under five's mothers. In addition, the research would also like to the relation of mother's education, job, knowledge, attitude, medical cost, distance from the service location, health offices attitude to the utilization of health service. Population of the research where the mothers who had children under five with ARI in the Town of Sabang. Two hundred and ten of them became sample for the research chi square test used for the statistical analysis. The cross sectional design was used for this quantitative research as well as qualitative by using Focus Group Discussion. For the analysis purpose the respondents divided into the mothers used health service for the case and the non-used health service as the control.
The result of the research indicated that the independent variables mother's education, knowledge, attitude, medical cost and distance from the location have relation with the using of health service. While job, curative suggestion and head officer attitude haven't relation with the using of health service.
The activities such as training, education for the mothers and families with children under five should be conducted as well as skill training for health cadres and traditional birth attendance in early detection of ARI. In addition the village midwives must be equipped with adequate facilities including medical packet to gear up their activities in the village and improve the implementation of Alta program in the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafril Luthfy R.A.
"Dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) perlu terus dipantau dan di evaluasi dari berbagai aspek.
Salah satu aspek yang cukup penting dan banyak konstribusinya dalam menopang keberhasilan program KIA adalah aspek manajemen program KIA yang dilakukan oleh Bidan di Desa. Meskipun pemerintah telah melakukan terobosan dengan penempatan bidan di seluruh pelosok desa tanah air, namun hasilnya sampai sekarang belum sesuai dengan harapan, termasuk di Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Barat.
Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan manajemen program KIA oleh Bidan di Desa, dan faktor-faktor yang berhubungan.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Barat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan unit analisis Bidan di Desa (individu) yang telah bertugas lebih dari dua tahun dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara Sistematic Random Sampling, sebanyak 100 sampel.
Variabel-variabel yang diteliti meliputi variabel dependen yaitu fungsi-fungsi pelaksanaan Manajemen Program KIA (Perencanaan, Penggerakan dan Penilaian), sedangkan variabel independen adalah umur, status perkawinan, tempat tinggal, lama bertugas, pelatihan, dukungan masyarakat, bimbingan teknis, umpan balik, hasil kerja dan saran kerja.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pelaksanaan Manajemen Program KIA oleh Bidan di Desa di Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Barat, proporsinya sama antara yang baik dan yang kurang baik. Dengan uji Chi-Square, diketahui hanya ada satu faktor yang secara statistik berhubungan dengan pelaksanan manajemen program KIA yaitu umur (X2 6,723 p= 0,009).
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada Departemen Kesehatan RI agar penempatan dan pemberian tugas Bidan di Desa harus memperhatikan faktor umur, kepada Kepala Seksi KIA Dinas Kesehatan, para Kepala Puskesmas dan Bidan Pengelola Puskesmas, agar mengingatkan serta menegaskan kembali pentingnya melaksanakan manajemen program KIA oleh Bidan di Desa, selalu melakukan bimbingan teknis dan segera memberikan umpan balik hasil kerja Bidan di Desa. Sedangkan untuk peneliti selanjutnya disarankan agar penelitian ini terus dilanjutkan dengan metode yang lebih tepat dan variabel-variabel yang lebih spesifik serta akurat.

The Factors Related to the Application of Management of Mother and Child Health Care Program by Village Midwife in West Aceh District Years 1998In disrreasing Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) as one of the effort in the human resource improvemant, the implemantation of Mother and Child Care must be monitored and evaluated on several aspects.
One of the aspect that is necessary and will contribute to success of break through Mother and Child Care program in village midwife. While government have done by distributing in village midwife, but the result still for from expectation as to get discriptian of the including that in Aceh District.
Related to these problems this research has an objective management of the program of Mother and Child Care by midwife, and the related factors.
This research is done in Aceh West District, Aceh Province, using Cross Sectional design with analisys unit in village Midwife (individual) as who have worked more than two years and sample have done with Simple Random Sampling sum 100 samples.
The variables who researched involve dependent variable by the function of the Aplication of Management Mother and Child Health Care program namely planning, actuating , and evaluation, independent variables were age, marriage status, resident, task, training, community support, technical guidance, job feed back and infrastructure.
The research conclution that the Aplication of Management of Mother and Child Health Care Program by Village Midwife in West Aceh, the same proportion between good and not so good_ By the Chi-Square statistics exam, known that age was a factor related with aplication management mother and child health care program (X2=6,723
According to the research, recommended for Health Department Republic of Indonesia in order to placement and giving job to village midwife must be concider age factor. Head of mother and child care health, section, head of public health center and midwife commitee, in order to remain and will focus how necessary application of Mother and Child care by midwife, always do technical guidance and job feed back with midwife resulted in village. While for researcher this research could continued with several method which more effective and specific variables and so accurate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Kiflan
"ABSTRAK
Dewasa ini pembangunan kesehatan di Indonesia masih ditandai tingginya
Angka Kematian ibu ( AKI ) sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKI) sebesar 41 per 1000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI,
1999).
Berbagai upaya telah diusahakan pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB
yang merupakan salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan kesehatan. Bidan
yang ditempatkan di Puskesmas merupakan bagian dari jaringan pelayanan kesehatan di
Puskesmas dan melaksanakan pelayanan kesehatan dibawah pembinaan Puskesmas
(Kompetensi Bidan Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, 2000). Bila diperhatikan tugas
dan fungsi bidan puskesmas yang strategis tersebut perlu kiranya diketahui sejauh mana
kesiapan bidan dalam turut serta berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan
diwilayah kerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran waktu kerja produktif
bidan puskesmas dan faktor-faktor yang berhubungan. Selain itu penelitian ini juga
bertujuan melihat faktor yang paling dominan. Penelitian menggunakan metoda
work sampling. Sampel penelitian adalah bidan puskesmas yang berstatus pegawai negri
diseluruh Puskesmas yang ada di Kotamadya Banda Aceh sebanyak 6 Puskesmas dan
pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling derigan jumlah responden 30
orang. Penelitian dilaksanakan di Kotamadya Banda Aceh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kerja produktif bidan puskesmas di
Kotamadya Banda Aceh adalah 58.73% . Sebesar 34.15% dan waktu kerja produktif
tersebut digunakan untuk pelayanan kesehatan, 22.20% digunakan untuk kegiatan
administrasi/penunjang dan 2.38% digunakan untuk perkenan pribadi. Sedangkan waktu
kerja tidak produktif bidan puskesmas adalah 41.32%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor masa kerja dan faktor pendidikan dan
latihan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap waktu kerja produktif bidan
puskesmas. Disamping itu faktor pendidikan dan latihan mempunyai hubungan yang
dominan dengan waktu kerja produktif bidan puskesmas setelah faktor lain dikontrol.
Penelitian ini menyarankan bagi Dinas Kesehatan Kotamadya Banda Aceh perlu
dipertimbangkan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas bidan puskesmas
yang pada akhirnya meningkatkan waktu kerja produktif dengan memberikan
kesempatan pendidikan dan pelatihan secara lebih merata . Penelitian ini juga
menyarankan kepada Kepala Puskesmas perlu adanya pemerataan beban kerja kepada
bidan tidak hanya dengan melihat senioritas atau masa kerja yang Ìebih lama yang
mendapat tugas Iebih banyak sehingga akan berpengaruh pada waktu kerja produktif
bidan yang masa kerjanya lebih kecil.

ABSTRACT
The current achievement of health development was still marked by high
Maternal Mortality Rate (MMR), which is 373 per 100.000 live birth and Infant
Mortality Rate which is 41 per 1000 live birth (Indonesia?s Health Departement, 1999).
The Indonesia?s government have made many efforts to decrease MMR and
IMR. Midwives who work in Primary Health Center (Puskesmas) have a strategic
position on supporting the efforts, especially their involvement in the health care
programs in Puskesmas working area.
The aim of this research was to describe of Puskesmas midwifes productive time
during their working days in Puskesmas and related factors in Banda Aceh District.
The research design was work sampling study. Samples were all of Puskesmas
midwife (6 Puskesmas) in Banda Aceh District and there were 30 midwifes as
respondents.
The result of research showcd that the average of midwifes productive time was
5 8.73%. From that productive time, were used 34.1 5°/o for health services 22.20% tbr
administration activites and 2.38% fòr personal needs. This study also concluded that
education and trainíng variables were significantly related to midwifes productive time.
Further, it is shown that education and training the most important among the factors.
This study recommen that (1) Health District should strengthen their education
and training program to Improve the midwifes skills and knowledges and finally
enhance their productive time (2) Puskesmas doctors should consider the properly work
load when planning job description for the midwifes.
"
Universitas Indonesia, 2000
T3823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazmil Fuad HRP
"Penggunaan waktu kerja diluar dan didalam gedung pada dokter kepala puskesmas temyata bervariasi, ada dokter kepala puskesmas yang berkerja menggunakan seluruh waktunya di dalam gedung puskesmas dan ada diluar gedung. Dari uraian diatas dapatlah dirumuskan permasalahan yaitu penggunaan waktu kerja didalam gedung lebih banyak dari diluar gedung pada sebagian dokter kepala puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Tengah. Sehubungan dengan masalah-masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan diperolehnya gambaran penggunaan waktu kerja diluar dibandingkan dengan didalam gedung pada dokter kepala puskesmas di Kabupaten Aceh Tengah, serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif untuk menggali informasi secara mendalam tentang penggunaan waktu kerja diluar gedung dibandingkan dengan didalam gedung pada dokter kepala puskesmas serta faktor-faktor yang berhubungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokter kepala puskesmas ternyata ada yang mempergunakan seluruh waktu kerjanya didalam gedung puskesmas dengan alasan sebagai dokter yang melayani kebutuhan orang sakit harus selalu didalam gedung agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat dilayani bila datang ke dalam gedung puskesmas. Tidak ditemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan waktu kerja didalam gedung dibandingkan dengan diluar gedung pada dokter kepala puskesmas di Kabupaten Aceh Tengah.Dalam penelitian ini, penulis menyarankan agar penggunaan waktu kerja diluar gedung lebih banyak mengingat bahwa upaya pokok puskesmas yang berlokasi di luar gedung lebih dominan dari pada didalam gedung puskesmas.

The Utilization of Outdoor Indoor Working Hours among Heads of Community Health Center in Central Aceh Regency in 1999.The Utilization of Outdoor Indoor Working Hours Amount Heads of Community Health Center. From this explanation we can formulate the problem that the utilization of working hours inside the operation office is more than the working hours outdoor the office among heads of community health in central Aceh regency. With regard to those above mentioned problem, this research was condensed to defect utilization of outdoor indoor working hours among health of community center. A qualitative research has done in order to get reaper information about the utilization of working hours.
The research output indicates head doctor's working hours which, in fact spend most of their working hours indoor the office in-charge as doctor who treatment the patients always be ready that public who need can be treat if they come in door the center of public health. The research output could only show the variety of the utilization of working hours that are indoors at the public health service head doctor's in Central Aceh Regency be less so the utilization of working hours that are outdoors the quantity of more."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library