Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raehana Ulfha
"Skripsi ini memaparkan jenis-jenis kata sapaan nonkekerabatan apa saja yang dipakai oleh masyarakat Korea. Selain itu, dalam skripsi ini juga akan dibahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan kata sapaan di masyarakat Korea. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah berupa tabel yang berisi jenis-jenis dari kata sapaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Melalui hasil penelitian ini dapat diketahui sistem kata sapaan apa saja yang dipakai masyarakat Korea terutama dalam hubungan nonkekerabatan.

The focus in this study is to explain the kinds of non-kinship addressing term in Korean society. Besides that, this study also focuses in factors that influence the using of addressing term in Korean society. This research is qualitative descriptive interpretive. The result in this study is a table which its content is about the kind of non-kinship addressing term in Korean society and several factors that influence it. Through this study, we can know the kind of addressing term in Korean society specially in non-kinship term."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Presilia Prihastuti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai ragam banmal yang dikenal sebagai ragam nonhonorifik
di dalam bahasa Korea. Secara spesifik, skripsi ini membahas tentang
penggunaannya di kalangan mahasiswa dengan mengambil studi kasus mahasiswa
junior. Penggunaan ragam banmal itu sendiri merupakan penggunaan ragam
banmal dari mahasiswa junior kepada mahasiswa senior dan kepada teman satu
angkatannya. Penelitian ini adalah penelitian sosiolinguistik yang
menghubungkan penggunaan ragam bahasa banmal dengan faktor-faktor nonlinguistik
yang terbagi menjadi faktor sosial dan faktor situasional.

ABSTRACT
The focus of this study is about banmal which is known as a non-honorific speech
in Korean language. The aim of this study is to explain about the using of banmal
among Korean students especially by taking the case study on students in lower
grade. The using of banmal itself describe the using from junior students to senior
and other students in same year. This is a sociolinguistic study which is relating
the using of banmal to non-linguistic aspects which consisted of social aspect and
situasional aspect.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1796
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifdah Azzahra
"Tulisan ini membahas mengenai citra agama Islam di mata orang Korea Selatan. Meskipun
jumlah Muslim setiap tahunnya meningkat, tidak menjamin bahwa Agama Islam bisa
diterima masyarakat Korea Selatan. Agama Islam juga masih termasuk agama minoritas di
beberapa negara termasuk Korea Selatan. Sebagai agama minoritas, pemeluk agama Islam di
Korea Selatan mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan yang dihadapi salah satunya terjadi
karena masih minimnya fasilitas ramah Muslim. Tidak hanya itu, karena beberapa masalah
terkait terorisme, agama Islam memiliki citra buruk. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis
pandangan orang Korea Selatan seiring berkembangnya agama Islam. Penulis menggunakan
metode kualitatif dengan mengobservasi dan mendeskripsikan citra agama Islam yang
dimiliki orang Korea Selatan, baik secara langsung dari data kuesioner, maupun lewat
internet dan berita secara deduktif. Dari hasil penelitian ini, citra agama Islam di mata
beberapa orang Korea Selatan masih memiliki citra yang kurang baik. Namun, citra agama
Islam yang dimiliki orang Korea Selatan dapat berubah. Hal ini dapat terjadi karena mereka
beriteraksi dengan Muslim dan mencari tahu agama Islam lebih lanjut

This paper discusses the image of Islam in the eyes of South Koreans. Although the number
of Muslims increases every year, it does not guarantee that Islam can be accepted by South
Korean society. Islam also remains a minority religion in several countries including South
Korea. As a minority religion, Muslims in South Korea experience some difficulties. One of
the difficulties faced is due to the lack of friendly Muslim facilities. Not only that, because
of several issues related to terrorism, Islam has a bad image. This paper aims to analyze the
views of South Koreans along with the development of Islam. The author uses qualitative
methods by observing and describing the image of Islam that is owned by South Koreans,
both directly from questionnaire data, and through the internet and news deductively. From
the results of this study, the image of Islam in the eyes of some South Koreans still has a bad
image. However, the image of Islam owned by South Koreans can change. This can happen
because they interact with Muslims and find out more about Islam.
"
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vannia Dwini Pusparanti
"Korea Selatan merupakan salah satu negara di Kawasan Asia Timur yang sedang mengalami perkembangan yang pesat. Akan tetapi, perkembangan pesat yang dialami Korea Selatan saat ini menimbulkan masalah struktur sosial di dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan itu sendiri. Masalah ini mengakibatkan jumlah pengangguran di Korea Selatan yang sebagian besar adalah generasi muda megalami peningkatan. Oleh karena itu, mulai muncul istilah Hell Joseon yang digunakan oleh generasi muda sebagai ungkapan kekecewaan mereka terhadap keadaan sosial yang sedang terjadi. Istilah Hell Joseon mulai populer digunakan oleh generasi muda Korea Selatan sejak tahun 2015. Penelitian ini akan menganalisis makna istilah Hell Joseon yang digunakan oleh generasi muda Korea Selatan dalam menggambarkan keadaan sosial di negaranya berdasarkan studi semiotika. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan semiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang terkandung dalam istilah Hell Joseon yang digunakan generasi muda Korea Selatan untuk menggambarkan keadaan sosial disana. Hasil dari penelitian ini adalah istilah Hell Joseon mengandung makna yang negatif sebagai acuan tempat dan cara masyarakat dalam menggambarkan kondisi sosial Korea Selatan.

South Korea is one of the countries in the East Asia Region that is experiencing rapid development. However, the rapid development experienced by South Korea is currently causing social structural problems in the lives of the people itself. This problem resulted in the number of unemployed people in South Korea, most of whom are young people increasing. Therefore, the term Hell Joseon began to be used which was used by the younger generation as an expression of their disappointment at the events that were happening. The term Hell Joseon began to be popularly used by the younger generation of South Korea since 2015. This research will analyze the meaning of the term Hell Joseon used by the young generation of South Korea in describing the social conditions in their country based on semiotic studies. This study uses descriptive analysis method with a semiotic approach. The purpose of this study was to find out the meaning contained in the term Hell Joseon used by the young generation of South Korea to describe the social conditions. The results of this study are the term is containing negative meanings as a reference to place and way of society in describing the social conditions of South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yovan Adiyanto
"Persebaran dan proses bersatunya warga negara asing ke dalam suatu negara lainnya atau yang bisa disebut pula
dengan istilah naturalisasi, bukan merupakan hal yang baru. Hal ini sebagaimana terjadi dalam ajang E-Sports,
Overwatch League (OWL), yang merupakan salah satu kompetisi E-Sports yang cukup digemari belakangan ini oleh
masyarakat luas. Namun, dalam ajang ini jumlah atlet Korea Selatan bisa dikatakan sangat dominan. Tentu hal ini
menyebabkan adanya kekhawatiran bagaimana kelak mereka berinteraksi dengan pemain asing di tempat baru dan
dengan para penggemarnya. Dalam kenyataannya, secara tidak langsung ajang ini menjadi sarana persebaran budaya
Korea terlebih karena jumlah atletnya sangat dominan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atlet Korea
Selatan dalam ajang OWL khususnya unsur budaya yang dibawa oleh para atlet dalam komunitas OWL. Tulisan ini
menggunakan metode analisis deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur transnasionalisme
profesional, seperti adanya ruang terbuka baru yang bersifat sementara, fluiditas yang peran baru yang sebelumnya
tidak diatur oleh negara, dan rekonfigurasi aturan yang berlaku disertai dengan pengaturan ulang akan tipe otoritas
yang ada, memiliki andil besar dalam perpindahan warga Korea Selatan ke Amerika Serikat dalam mengikuti ajang
OWL ini.

Naturalization is nothing new in the matter of migrations. The same thing also occured in the world of E-Sports,
Overwatch League (OWL), is one of the most be liked E-Sports event lately with a worldwide range of fans all over
the world. But there is something quite odd in this event where most of the competitors are dominantly came from
South Korea. This cause concern among the spectators because they are not sure if all these athletes will be able to
interact and adapt with their new surrounding. At the same time, due to high participacion of South Korean, OWL
also become a platform for them to spread South Korea culture. This research will try to analyze the cultural impact
of South Korean athletess dominance in OWL community. This research use descriptive analytic method. The results
of this research shows that the elements of profesional transnationalism such as transnational spaces are relatively
more transient, fluidity is closely related to the new and less fixed role played by nation-states in transnational spaces, and reconfiguration of authority sites has been accompanied by a reconfiguration of authority types, all those elements
shows that profesional transnationalism have a big role on South Korean citizens movement to United States of
America to join OWL.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyada
"Kopi merupakan salah satu minuman yang telah dikenal secara mendunia termasuk di Korea Selatan. Rutinitas minum kopi masyarakat Korea Selatan sudah membentuk sebuah kebiasaan yang kemudian menjadi sebuah budaya minum kopi di Korea Selatan. Baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kebiasaan yang berbeda apabila mengaitkan budaya minum kopi dengan diferensiasi gender. Perbedaan kebiasaan tersebut akankah tetap berbeda, apabila individu Korea berada di luar Korea Selatan, seperti mahasiswa Korea di Universitas Indonesia.  Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas diferensiasi gender pada budaya minum kopi ditinjau dari studi habitus dan lingkungan. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan meggunakan tinjauan pustaka dari buku, jurnal, situs internet, pengambilan data berupa kuesioner , dan melakukan wawancara kepada  mahasiswa Korea di Universitas Indonesia sebagai sample dari individu Korea yang berada di luar Korea Selatan. Hasil penilitan ini menunjukkan gender dapat mempengaruhi kebiasaan seseorang dalam menjalani budaya minum kopi, khususnya saat berada di Korea Selatan. Akan tetapi, saat individu tersebut berada di luar Korea, kebiasaan yang dilakukan akan menyesuaikan dengan lingkungan baru yang ada.
Coffee is one of the famous drinks that have been known worldwide, incluiding South Korea. Coffee drinking routine by South Korean people become a habit and later formed a coffee culture in South Korea. Both men and women have different habits when connecting coffee culture with gender differentiation. The difference in coffee drinking habits will remain the same or not, if  South Korean people live outside South Korea, such as Korean Scholars in University of Indoneisa. Therefore, the author is interested in how gender differentiation in coffee culture by point of view from habitus and field theory concept by Pierre Boudieu. The author uses qualitative methods by using books, journals, internet sites, giving a questioner, and interview a Korean Scholar in University of Indonesia for data collection. Korean Scholar in University of Indonesia will become author sample, as Korean people who live outside South Korea. The result of this paper shows that gender differentiation can affect a person when doing a coffee culture, especially in South Korea. However, when a South Korean people lives outside their country like in Indonesia, their habit will adapt to the new environment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aprizia Herlita Sari
"Orang tua akan memberikan yang terbaik utuk anak-anaknya,begitupun dalam hal pendidikan. Banyak cara yang dilakukan orang tua untuk menyukseskan dan membuat anak-anaknya berprestasi di sekolah maupun universitas. Mereka akan rela mengeluarkan biaya yang banyak untuk mempekerjakan guru les, bahkan ada orang tua yang mencuri kertas ujian untuk menaikkan prestasi anaknya. Melihat fenomena tersebut penulis ingin meneliti tentang bagaimana keterlibatan orang tua Korea Selatan terhadap pendidikan anak-anaknya yang direpresentasikan dalam drama SKY Castle. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kondisi orang tua Korea Selatan terhadap keterlibatannya dalam pendidikan anak. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra menurut Alan Swingewood. Berdasarkan penelitian ini, penulis menemukan adanya keterlibatan dari orang tua tokoh utama terhadap pendidikan anaknya yang merepresentasikan kehidupan orang tua Korea Selatan. Namun, cara-cara yang digunakan dalam drama ini cukup ekstrim dibandingkan dengan cara yang digunakan orang tua Korea Selatan di kehidupan sebenarnya.
Parents will provide the best for their children, as well as in education. There are many ways that parents do to succeed and make their children excel in schools and universities. They will be willing to pay a lot of money to hire tutors, even parents who steal exam papers to increase their children's achievements. Seeing this phenomenon, the writer wants to examine how the involvement of South Korean parents towards their children's education is represented in the drama SKY Castle. This study aims to explain the condition of South Korean parents towards their involvement in children`s education. The method I use in this study is descriptive-analytical using the sociology approach of literature according to Alan Swingewood. Based on this research, the author found the involvement of the main character`s parents towards their children`s education which represented the lives of parents. But the methods used in this drama are quite extreme compared to the methods used by South Korean parents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Lawu
"Kalimat imperatif/perintah merupakan ungkapan yang dituturkan seseorang yang mengharapkan tanggapan berupa tindakan tertentu dari orang yang diajak berbicara. Kalimat imperatif dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dan dengan kadar kuat atau lemah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kalimat imperatif serta memaparkan teknik yang digunakan untuk menerjemahkan kalimat imperatif dalam webtoon Sin-ui Tap ke dalam bahasa Indonesia. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kalimat imperatif dalam bahasa Korea pada webtoon Sin-ui Tap diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data webtoon Sin-ui Tap season 1 episode 1-10. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 68 tuturan imperatif dalam korpus yang diteliti. 17 tuturan menggunakan ragam formal dan 51 tuturan menggunakan ragam informal. Dari tuturan yang ditemukan 58 penggunaan teknik transposisi, 9 teknik modulasi dan 1 teknik ekuivalensi. Teknik transposisi merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena tata-bahasa Indonesia dan Korea yang sangat berbeda. Penggunaan teknik modulasi dilakukan untuk memberikan penekanan atau sudut pandang yang berbeda dan teknik ekuivalensi digunakan karena jika menggunakan teknik penerjemahan lain menghasilkan makna yang tidak sepadan. Selain itu terdapat juga beberapa penerjemahan yang mengubah tuturan imperatif dalam bahasa Korea menjadi non-imperatif setelah diterjemahkan.

The imperative sentence / command is an expression uttered by someone who expects a response in the form of a certain action from the person being spoken to. Imperative sentences can be conveyed directly or indirectly and with strong or weak levels. This study aims to explain imperative sentences and describe the techniques used to translate imperative sentences in the Sin-ui Tap webtoon into Indonesian language. The formulation of the problem of this research is how imperative sentences in Korean on the Sin-ui Tap webtoon are translated into Indonesian. This research uses descriptive qualitative method with webtoon data source Sin-ui Tap season 1 episode 1-10. The results of this study indicate that there are 68 imperative utterances in the corpus studied. 17 utterances using formal styles and 51 utterances using informal ones. From the utterances found 58 uses of transposition techniques, 9 modulation techniques and 1 equivalence technique. The transposition technique is the most widely used technique because Indonesian and Korean grammar are very different. The use of modulation techniques is carried out to provide emphasis or a different point of view and the equivalent technique is used because other translation techniques produce unequal meaning. In addition, there are also several translations that change imperative speech in Korean to non-imperative after being translated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif
"Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah analisis tindak tutur ilokusi pada bahasa iklan L’Oréal di Rusia. L’Oréal merupakan merek yang menyediakan berbagai produk perawatan kecantikan. Penelitian ini penting karena dalam pemasaran, iklan memegang peranan besar dalam memperkenalkan produk kepada konsumen dan meningkatkan penjualan. Penelitian ini menggunakan pendekatan tindak tutur ilokusi George Yule (1996) sebagai landasan untuk memahami komunikasi media dalam mempengaruhi audiensnya dari perspektif linguistik. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah empat video iklan dari kanal resmi YouTube “L’Oréal Paris Russia”. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana penerapan tindak tutur ilokusi Yule pada bahasa iklan L’Oréal di Rusia, yakni ditemukan 10 tindak tutur representatif, 7 tindak tutur direktif, 7 tindak tutur komisif, dan 1 tindak tutur ekspresif. Tuturan tersebut mencerminkan gaya komunikasi L’Oréal dalam menyampaikan pesan dan tujuannya kepada calon konsumen di Rusia
.The focus of the discussion in this research is the analysis of illocutionary speech acts in L'Oréal advertising language in Russia. L'Oréal is a brand that provides various beauty care products. This research is important because in marketing, advertising plays a big role in introducing products to consumers and increasing sales. This research uses George Yule's (1996) illocutionary speech act approach as a basis for understanding media communication in influencing its audience from a linguistic perspective. The research method used in this paper is descriptive qualitative. The data source used is four advertising videos from the official YouTube channel "L'Oréal Paris Russia". The results of this research show how the Yule illocutionary speech act is applied in L'Oréal advertising language in Russia, namely 10 representative speech acts, 7 directive speech acts, 7 commissive speech acts, and 1 expressive speech act. This speech reflects L'Oréal's communication style in conveying its message and objectives to potential consumers in Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Sylvia Riadina Dewi
"Skripsi ini mendeskripsikan tentang penggunaan partikel -이/-가 /-i/-ga/ dan -은/-는 /-eun/-neun/ dalam bahasa tulis Korea oleh penutur asli, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, kuantitaif, dan pendekatan studi kepustakaan. Analisis akan dimulai dengan pengambilan acak lima puluh kalimat yang diambil dari surat kabar bahasa Korea, cerpen, dan teks terjemahan kemudian dianalisis dengan immediate constituent analysis dan hasil analisis dimasukkan ke dalam tabel olah. Hasil penelitian menunjukkan partikel -이/-가 /-i/-ga/ menjadi penanda fungsi subjek dan pelengkap dalam kalimat sedangkan partikel -은/-는 /-eun/-neun/ bisa menjadi penanda fungsi subjek dan topik, penanda topik non subjek, objek, dan pelengkap kalimat.
The thesis describes the use of particle -이/-가 /-i/-ga/ and -은/-는 /-eun/-neun/ in a sentence and the application of real use in written language. This research is qualitative, quantitative, and descriptive. The data were collected by taking fifty random sentences from Korean newspaper, short stories, translation novel and then analyze with immediate constituent analysis and put the result into table. The result show particle -이/-가 /-i/-ga/ was found as subject and complement marker of the sentence. Particle -은/-는 /-eun/-neun/ was found as subject and topic, topic marker non subject, object, and complement marker."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>