Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Shobrina Imamah
"Nicki Minaj yang diketahui sebagai penyanyi dan ratu hip-hop, selalu membawa kontroversi dalam setiap karyanya. Beberapa orang berpendapat bahwa karyanya mengandung nilai-nilai feminis sementara sebagian orang meragukannya sebagai feminis. Video dan liriknya menunjukan tubuh perempuan sebagai objek dan seksualitas yang terlihat dibuat untuk mata laki-laki. Lirik lagunya terdengar sangat menunjukan seksualitas dan cenderung memandang rendah perempuan sedangkan video menunjukan kekuatan perempuan yang berpengaruh dan berani. Hal yang bertentangan ini sangat menarik untuk dibahas.
Artikel ini akan menganalisis hal yang bertentangan (ambivalen) dalam karya Nicki Minaj di video dan lirik lagu "Anaconda" and "Only" dengan menggunakan teori Male Gaze dari Laura Mulvey. Artikel ini akan membahas tubuh perempuan sebagai objek yang ditunjukan oleh lagu-lagu tersebut. Walaupun karya Minaj terlihat memuaskan mata laki-laki, tetapi dia juga telah mendukung perempuan untuk mendapatkan kekuatan mereka. Artikel ini membuktikan bahwa Minaj menggunakan ambivalen dalam karyanya untuk mengubah pola pandangan terhadap tubuh perempuan dan mendukung mereka untuk mendapatkan kebebasan tubuhnya.

Nicki Minaj, well-known as a singer and a queen of hip-hop, always bears controversy in her works. Some people argue that her works contain feminist values while others wonder about her feminism. Her videos and lyrics reveal woman's body objectification and sexuality which seem to be created for the male eyes. The lyrics sound overtly sexual and tend to look down on women, while the videos point out the power of a woman who looks powerful and brave. These ambivalences are interesting to be discussed.
This article analyzes Nicki Minaj's ambivalences in both the videos and lyrics of "Anaconda" and "Only" using the theory of male gaze from Laura Mulvey. It will discuss woman's body objectification revealed in these songs. Although Minaj seems to satisfy the male eyes, she has encouraged women to get empowerment. This article argues that Minaj uses her ambivalences to deconstruct the stereotype of woman's body objectification and encourage women to get their freedom."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Harini Pahlawatiningsih
"Laras dan ragam bahasa merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya. Setiap teks, baik lisan maupun tertulis, formal maupun informal, menggunakan laras dan ragam bahasa yang berbeda-beda tergantung pada ciriciri situasi, faktor linguistik, dan lawan bicara atau pembaca yang dituju. Resep merupakan salah satu teks yang menggunakan laras dan ragam bahasa tertentu sesuai dengan pemakaian dan target pembacanya. Namun, penggunaan bahasa dalam resep akan berbeda-beda tergantung pada target pembaca yang dituju.
Penelitian ini menganalis laras dan ragam bahasa yang terdapat dalam buku masak Real Food Real Fast karya Sam Stern dengan menganalisis fitur situasi dan linguistik serta interpretasi dari kedua fitur tersebut berdasarkan tingkatan leksikal, sintaksis, dan wacana dengan mengaplikasikan teori analisis laras bahasa oleh Biber dan Conrad (2009). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis tekstual serta tingkatan formalitas untuk analisis ragam bahasa. Berdasarkan fitur situasi dan fitur linguistik yang dianalisis, hasil penelitian menunjukkan bahwa resep pada umumnya menggunakan bahasa yang khas, dan pada resep dalam buku masak ini, terdapat penggunaan bahasa yang santai dan informal karena memang ditujukan untuk pembaca remaja.

Register and style are known as language varieties according to its uses. Every texts, spoken or written, formal or informal, all employ different register and style, based on the situational characteristics, linguistic factors, and addressee. Recipe is also a kind of text that exhibits particular register and style in accordance to its uses as well as addressee. However, the language of recipe might differ because of the targeted readers. This paper analyses the register and style in Sam Stern's Real Food Real Fast cookbook by examining the situational and linguistic features as well as the functional interpretations of both features from lexical, syntax, and discourse level.
This present analysis apply quantitative and textual analysis by examining the recipe samples following Biber and Conrad's (2009) theoretical framework of register analysis and employing the degree of formality for style analysis. From the observed findings, both the situational aspect and linguistic features show the distinctive language that is common in recipe as well as the language style that is mainly used for teenage readers by applying casual and informal language in the recipes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Valentino
"Penelitian yang berjudul "Resistensi Regal: Menilai Kembali Monarki dalam Kampanye Nasionalistik Dublinn Arknights," mengeksplorasi narasi rumit dari Dublinn, sebuah faksi dalam permainan mobile Arknights. Arknights adalah RPG taktis yang dikenal dengan cerita yang kaya dan gameplay strategis, menjadikannya subjek analisis yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas penggambaran dan pembenaran monarki dalam alam semesta fiksi ini dengan memeriksa narasi dalam permainan, elemen tematik, interaksi karakter, dan inspirasi historis Dublinn, terutama Pemberontakan Irlandia 1916. Berfokus pada perjuangan nasionalistik Dublinn, studi ini menyelidiki bagaimana faksi ini menantang norma konvensional dengan mendukung pemulihan monarki untuk mencapai kemerdekaan Taran. Dibentuk tujuh tahun yang lalu menurut cerita Arknights (sebelum peristiwa Episode 9 di tahun 1091), Dublinn muncul sebagai gerakan untuk menghidupkan kembali budaya Taran dan menegaskan penentuan nasib sendiri, menentang penindasan Victoria dan menjadi faksi yang kuat dan terorganisir dengan baik. Melalui aliansi dengan bangsa Taran dan pasukan Victoria yang bersimpati, Dublinn menghadapi tirani yang dianggap berasal dari dinasti Aslan, dengan tujuan mengembalikan monarki Draco untuk masyarakat Taran yang adil dan makmur. Makalah ini menilai kembali peran monarki dalam upaya patriotik Dublinn, mengeksplorasi kompleksitas dan dampak dari aspirasi yang tidak konvensional ini. Penelitian ini mendalami hubungan Dublinn dengan para pendukung monarki pro-Draco, akuisisi persenjataan militer, dan penggunaan operasi rahasia secara strategis. "Resistensi Regal" memperluas pemahaman kita tentang bagaimana narasi fiksi merusak dan menafsirkan kembali konsep-konsep yang sudah mapan tentang identitas nasional dan pemerintahan. Temuan ini memberikan wawasan tentang sifat beragam dari tujuan Dublinn, memberikan perspektif yang mendalam tentang keterkaitan antara monarki, nasionalisme, dan politik identitas di alam fiksi Arknights.

The study, titled "Regal Resistance: Reassessing Monarchy in Arknights’ Dublinn Nationalistic Campaign,'' explores the intricate narrative of Dublinn, a faction within the mobile game Arknights. Arknights is a tactical RPG known for its rich lore and strategic gameplay, making it a compelling subject for analysis. The research aims to clarify the portrayal and justification of monarchy within this fictional universe by examining in-game narratives, thematic elements, character interactions, and Dublinn's historical inspirations, notably the 1916 Irish Rebellion. Focusing on Dublinn's nationalistic struggle, the study investigates how this faction challenges conventional norms by advocating for the reinstatement of a monarchy to achieve Taran independence. Founded seven years ago according to Arknights lore (prior to the events of Episode 9 in 1091), Dublinn emerged as a movement to revive Taran culture and assert self-determination, opposing Victorian oppression and becoming a formidable, well-organized faction. Through alliances with Tarans and sympathetic Victorians, Dublinn confronts the perceived tyranny of the Aslan dynasty, aiming to restore the Draco monarchy for a just and prosperous Taran society. This paper reassesses the role of monarchy in Dublinn’s patriotic endeavors, exploring the complexity and ramifications of this unconventional aspiration. It delves into Dublinn's relationships with pro-Draco monarchists, its acquisition of military-grade weaponry, and its strategic use of covert operations. "Regal Resistance'' expands our understanding of how fictional narratives undermine and reinterpret established concepts of national identity and governance. The findings shed light on the varied nature of Dublinn's objectives, providing a nuanced perspective on the interplay of monarchy, nationalism, and identity politics in the fictitious realm of Arknights."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Shuri Mariasih Gietty
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T19802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarafina Vidyadhana
"Studi ini mengeksplorasi novel "How Should a Person Be?" karya Sheila Heti sebagai narasi metafiksi yang terkait erat dengan wacana feminis, mengatasi kekurangan dalam analisis sastra kontemporer tentang metafiksi dan feminisme, khususnya dalam ranah Alt Lit. Dengan mengkaji teknik naratif dan kerangka feminis novel tersebut, penelitian ini mengungkapkan penyajian Heti tentang perjalanan protagonis menuju pemahaman diri di tengah harapan sosial dan penulisan maskulin, bertujuan untuk mengungkapkan munculnya konsep feminis dalam narasi metafiksi. Melalui analisis yang mendalam, studi ini mengungkapkan kedalaman tema novel dalam menantang narasi patriarki dan meretas pengalaman perempuan, pada akhirnya berargumen bahwa teknik metafiksi Heti menggambarkan konsep écriture féminine yang diusulkan oleh Helene Cixous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Endah Susanti
"ABSTRAK
Sula dan The Mixquiahuala Letters adalah dua novel yang memiliki beberapa persamaan. Keduanya ditulis oleh penulis wanita yang berasal dari kelompok masyarakat minoritas di Amerika. Sula ditulis oleh Toni Morrison, seorang penulis wanita terkemuka Amerika dari kelompok masyarakat African-American, sedangkan The Mixquiahuala Letters ditulis oleh Ana Castillo, dari kelompok masyarakat Mexican-American.
Persamaan lain yang menurut saya cukup menonjol adalah tema persahabatan yang terjalin antara tokoh-tokoh utamanya yang adalah juga wanita. Persahabatan antar wanita dalam kedua novel ini ternyata merupakan usaha pencarian identitas tokoh-tokoh wanita yang terlibat di dalamnya. Bentuk dan perkembangan persahabatan dalam kedua novel ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persahabatan tersebut juga sedikit banyak dipengaruhi dan berkaitan dengan sistem masyarakat patriarkhat yang cenderung menekan wanita.
Skripsi ini mencoba mengupas masalah-masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan feminisme. Teori-teori yang digunakan terutama teori perkembangan identitas wanita oleh Nancy J. Chodorow dan teori tentang persahabatan antar wanita Janice G. Raymond.

"
1995
S14144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Diah Retno Pratiwi
"Setelah lebih dari lima puluh tahun diterbitkan, Lolita karya Vladimir Nabokov tetap saja memesona. Dengan kekayaan bahasa dan topik kontroversialnya, Lolita melampaui anggapan banyak pembaca awam yang mengira bahwa ia hanyalah sebuah novel pornografik. Skripsi ini menganalisis Lolita dengan menggunakan Teori Nilai Polinomik dari Kelley L. Ross untuk melihat nilai-nilai yang terdapat dalam Lolita, yaitu nilai individu dan nilai normatif. Setelah kedua nilai diketahui, analisis dikembangkan untuk mengetahui hubungan antara kedua nilai tersebut dalam kerangka teori nilai yang sama. Pada akhirnya, hubungan antar akedua nilai tersebut akan memaparkan pembacaan baru terhadap Lolita dan tokoh-tokohnya yang kompleks, yaitu sebagai tokoh-tokoh yang memiliki nilai-nilai individu dan hidup di
suatu lingkungan yang memiliki nilai-nilai normatif tersendiri.

Abstract
Fifty years after it was first published in the United States, Vladimir Nabokov_s Lolita is still enchanting to its readers. With its literary richness and controversial topic, Lolita has gone beyond its first-time readers_ expectations of merely finding a pornographic novel out of it. This undergraduate thesis analyzes Lolita with the help of Kelley L. Ross_ Polynomic Theory of Values to see the values in Lolita, both individual values and normative values. After both kinds of values are discovered, further analysis is done to see the relationships between values, still with the help pf the same theory of values. Lastly, the relationships give a new reading to Lolita and its complex characters, the characters who live with their own individual values and in a society with its own normative values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14159
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Patricia W.
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang konsep pernikahan putih di dalam budaya Barat
yang direpresentasikan oleh film Bride Wars. Dengan menggunakan teori
semiotik milik Roland Barthes, beberapa ritual serta atribut pernikahan putih yang
ditampilkan dalam film tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang terdapat
di dalamnya, terkhusus makna konotasi atau mitos. Dari analisa tersebut,
diketahui bahwa di dalam ritual dan atribut pernikahan putih terdapat mitos-mitos
yang memanipulasi perempuan. Mitos-mitos tersebut membentuk tataran ideal
pernikahan yang harus dipenuhi oleh perempuan. Tuntutan untuk perempuan
mengikuti tataran ideal tersebut akhirnya membangun karakter-karakter di dalam
diri perempuan, yang tanpa disadari merugikan diri perempuan itu sendiri

ABSTRACT
The focus of this study is to show the way the white wedding concept manipulate
women as represented in a movie, titled Bride Wars. Using the semiotic theory of
Roland Barthes, some white wedding rituals and attributes in Bride Wars are
analyzed in order to find the denotative and conotative meanings within them.
From the analysis, it is shown that the connotative meanings or myths which lies
within the rituals and attributes manipulate the idea of wedding on women?s
minds. The myths unconciously put pressure in women?s mind so that women
follow the ideal standard of a wedding which is constructed by the myth.
Unfortunately, the pressure build some characters within women that causes
detriment to women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rennita Kendra
"Oppenheimer (2023), sebuah film biografi yang disutradarai oleh Christopher Nolan, menampilkan perjalanan Oppenheimer, Sang Bapak Bom Atom, saat ia membantu memimpin Proyek Manhattan dalam meneliti dan mengembangkan senjata nuklir selama Perang Dunia II. Rilisnya film biografi bertema perang pada tahun 2023 membuka diskursus baru mengenai peran Hollywood dan prevalensinya dalam mempertahankan American Exceptionalism. Dalam konteks film bertema perang, film-film Hollywood dulunya memiliki peran informal sebagai alat propaganda Amerika Serikat melalui glorifikasi kebijakan luar negeri, meningkatkan daya tarik internasional, serta menanamkan gagasan bahwa Amerika Serikat adalah negara adidaya yang berlandaskan pada kepercayaan terhadap American Exceptionalism. Seiring dengan perkembangan dunia menuju tatanan dunia kontemporer, intensitas dari glorifikasi Amerika Serikat dalam film-film Hollywood semakin berkurang. Namun, gagasan American Exceptionalism tetap relevan dalam diskusi modern. Diskusi ini berfokus pada bagaimana American Exceptionalism diperbandingkan dalam Oppenheimer (2023), serta mengaitkan karakter Oppenheimer dengan Cognitive Dissonance Theory yang mengungkap perilaku berlawanan dengan sikap yang ia tunjukkan selama pengembangan ciptaannya—bom atom.

Oppenheimer (2023), a biopic directed by Christopher Nolan, showcases the journey of Oppenheimer, the Father of the Atomic Bomb, as he helped in leading the Manhattan Project in researching and developing nuclear weapons during World War II. The release of the biopic that depicts the war setting in 2023 opened up a new discourse in regards to the role of Hollywood and its prevalence in preserving American Exceptionalism. In the context of war-related films, Hollywood movies used to have an informal purpose of being the United States’ propaganda tool—to promote the glorification of their foreign policy and international appeal and instill the idea that the U.S. is a superpower nation which lies in the belief of American Exceptionalism. As the world progresses into the contemporary state of the world order, the portrayal of the aforementioned objective in Hollywood movies has arguably subdued. However, the notion of American Exceptionalism remains relevant in modern-day discussion. This paper deconstructs how American Exceptionalism is showcased and juxtaposed in Oppenheimer (2023), as well as intertwining Oppenheimer’s character with the Cognitive Dissonance Theory that unravels the counter-attitudinal behavior he showcased in regards to the enhancement of his creation—the atomic bomb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Mahesa Alam
"YouTube adalah platform sosial media terkenal dan digunakan oleh banyak orang. Di dalam YouTube, para pembuat konten dapat mengunggah konten yang bervariasi seperti konten tentang memasak, olahraga, edukasi, hiburan, dan konten-konten lainnya. Salah satu tipe konten yang telah menarik banyak penonton adalah konten dengan format acara kencan. Format ini telah digunakan oleh beberapa saluran YouTube dan telah berhasil menarik audiens dengan jumlah banyak. Di dalam beberapa video dengan format acara kencan, dapat dilihat bahwa YouTuber laki-laki menjadi bintang utama dari acara kencan di dalam video tersebut dan diberikan beberapa wanita yang akan menjadi objek observasi oleh para YouTuber laki-laki di dalam video tersebut. Fenomena ini menghasilkan sebuah pertanyaan yaitu jika video-video ini dapat dianalisa dari lensa objektifikasi dan memiliki kemungkinan untuk menunjukkan bahwa bagaimana video-video tersebut dibuat dengan ideologi male chauvinism yang bersifat dominan. Karya tulis ini menganalisa video YouTube dengan format acara kencan dari kelompok-kelompok YouTube yang didominasi oleh laki-laki untuk mengobservasi keberadaan objektifikasi dan menemukan motivasi dibalik objektifikasi yang hadir.

YouTube is a social media platform that is well-known by many in the world. In the platform, every content creator can upload any type of content to their liking, whether it be cooking, sports, educational, entertainment, and many other types of content. One of the types of content that has amassed massive amounts of viewers is content using the format of dating shows. This format has been used by multiple YouTube channels and has resulted in obtaining a great quantity of audience. In several videos using the format of dating shows, it is seen that the male YouTubers are the main stars of the show and have the right to play the game while being presented by multiple women who will be the objects of observation of the YouTube creators. This raises the question if videos as such can be analyzed through the lens of objectification and may even possibly reveal how the videos are made with the dominant perspective of male chauvinism. The paper analyzes YouTube dating shows videos from male-dominated YouTube groups to observe the presence of objectification in the videos and discovering the motivation behind the objectification."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>