Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zatni Arbi
"Bila kita membolak-balik halaman-halaman sebuah kamus Bahasa Inggris (selanjutnya disingkat BIng) yang ba_ik dan lengkap, apakah itu kamus dwibahasa ataupun kamus ekabahasa, akan kita dapati banyak sekali penjelasan yang diberikan untuk kata kepala (entry*) GET, yang merupakan sebuah kata kerja atau verba (untuk selanjutnya disingkat V). Penjelasan-penjelasan ini bukan saja menyangkut masa_lah sintaktis, tetapi juga - karena terdapat dalam sebuah kamus - menyangkut masalah semantic. Jadi, umpamanya, dalam sebuah kamus BIng yang lengkap akan kita temui banyak penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkinan penggabungan GET dengan kata-kata lain, baik yang sekelas maupun yang berasal dari kelas kata berlainan. Dan di samping itu a_da pula banyak penjelasan mengenai kemungkinan-kemungkin_an makna leksikal yang dikandung oleh GET, baik sebagai.. V yang berdiri sendiri maupun sebagai V dalam gabungan dengan kata-kata lain.Selain itu, walaupun masih belum diperoleh angka yang pasti, secara sepintas lalu dapat kita lihat bahwa GET adalah satu di antara sekian V yang memiliki frekuen_si pemunculan yang tinggi. Dan memang mungkin sekali hal ini sejalan dengan keanekaragaman kemungkinan pemakaian GET ini sendiri_"
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanisyah
"Skripsi ini berjudul Peminjaman istilah-istilah Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia dalam bidang Penerbangan. Penulis Haniyah, diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sastra. Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengapa terjadi peminjaman bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia di dunia penerbangan, dan bagaimana bentuk dan maknanya dalam bahasa Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peminjaman istilah penerbangan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, ditinjau dari segi semantis dan motivasi peminjamannya. Korpus diambil dari sejumlah artikel yang terdapat pada beberapa edisi majalah Angkasa dan majalah Rajawali dan terkumpul 50 istilah penerbangan. Kerangka terori yang digunakan adalah teori pembentukan istilah dari Albert C. Bough, teori peminjaman istilah dari Kridalaksana, langkah-langkah pembentukan istilah dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dan teori perubahan maksa dari Baugh. Dari 50 istilah penerbangan ada 37 istilah yang tidak mengalami pergeseran makna dan 28 istilah yang dipinjam sesuai dengan aslinya/tanpa penyesuaian ejaan dan lafal. Peminjaman istilah pada bidang khusus, seperti halnya dalam bidang penerbangan cenderung meminjam istilah sesuai dengan aslinya. Bila terjadi pergeseran makna cenderung meluas maknanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.G. Laksmi Hidayati
"Penulisan skripsi ini terutama adalah untuk memerikan (mendeskripsikan) penerjemahan kata kerja be di dalam bahasa Indonesia. Selain itu penulis juga berusaha untuk mencari peluang perpadanannya serta kemungkinan-kemungkinan pergeseran yang terjadi. Berdasarkan pengamatan terhadap korpus, dapatlah kemudian diambil kesimpulan sementara berdasarkan fungsi kata kerja be sebagai kata kerja ko_pula, sebagai kata kerja bantu yang berfungsi sebagai bagian penanda aspek progresif dan diatesis pasif, dan sebagai kata kerja leksikal. Kata Kerja Kopula Berdasarkan hasil pengamatan dalam analisis terha_dap korpus, terdapat beberapa padanan bagi kata kerja kopula be, yaitu bentuk zero, kata kopula adalah, dan kata-kata kopula lain (kata-kata lain yang berfungsi se_bagai kopula). Dari 583 kali pemunculan kata kerja kopu_la be dalam korpus, 86,27% di antaranya berpadanan dengan bentuk zero, 4,80% berpadanan dengan kata kopula adalah, dan 13,72% berpadanan dengan kata-kata kopula lain. Dan data di atas, yang menarik adalah bahwa kata kerja kopula be berpadanan zero dalam korpus bahasa Indonesianya mempunyai peluang perpadanan yang paling besar. Kenyataan ini kiranya mendukung pendapat bahwa pada dasarnya kata kopula tidak perlu selalu digunakan dalam kalimat nominal bahasa Indonesia, kecuali kalimat nominal tersebut dapat menimbulkan keambiguan. Hal lain yang juga menarik adalah bahwa padanan zero dapat muncul dalam kalimat nominal berpredikat kata benda, ajektif, maupun adverbia. Dengan kata lain, padanan zero muncul"
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria C. Mulyana
"Skripsi ini bertopik error analysis (analisis kesilapan) atas sejumlah jawaban ujian sintaksis yang ditinjau dari segi analisis sintaksis dan semantik. Teori yang dipakai penulis adalah teori-teori dari the London School, sedangkan metode yang digunakan adalah metode induktif; dari korpus yang telah terkumpul, penulis menganalisis kesilapan-kesilapan frekuensi terbesar sampai kesilapan yang menunjukkan frekuensi terkecil. Setelah itu penulis mengklasifikasikan kesilapan-kesilapan yang telah dianalisis.
Dari hasil analisis dan klasifikasi penulis menarik kesimpulan-kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata kesilapan yang ada meliputi kesilapan di bidang sintaksis, semantik, dan ejaan. Kesilapan sintaksis menunjukkan prosentase terbesar, sedangkan kesilapan ejaan menunjukkan prosentase terkecil. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemahiran penguasaan bahasa Inggris mahasiswa peserta mata kuliah sintaksis bahasa Inggris di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia masih kurang memuaskan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Noor
"Penelitian mengenai penggunaan kata sapaan bahasa Inggris Amerika ini dilakukan dengan tujuan (1) memerikan penggunaan kata sapaan; (2) memerikan tindak ilokusioner yang terdapat dalam kata sapaan. Drama yang dipergunakan adalah sebuah black drama. Data yang diperoleh penulis analisis dengan menggunakan teori tutur sapa dari Brown dan Ford, Brown dan Gilman, dan Susan M. Ervin-Tripp. Untuk menganalisis tindak ilokusioner, penulis menggunakan teori tindak ilokusioner yang diajukan oleh J.L. Austin. Analisis data menunjukkan bahwa bila seseorang ingin menyapa kawan bicaranya, ia mengikuti aturan tutur sapa dan norma-norma sosial yang berlaku. Bila terjadi pelanggaran, pada umumnya pelanggaran itu bersifat disengaja karena ada maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai pelaku pembicaraan. Makna yang terkandung dalam penggunaan kata sapaan yang menyimpang dari aturan tutor sapa dan norma-norma sosial ini dapat diketahui dengan melihat konteks pada saat pembicaraan berlangsung."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S13962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Rahayuni
"Jalinan kalimat yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat (public service advertising) merupakan sebuah wacana. Sebagai wacana, sebuah iklan harus dapat ditampilkan secara utuh sebagai kesatuan makna. Keutuhan wacana dalam iklan sangat penting, karena aspek ini dapat membantu masyarakat sasaran memahami gagasan dan tujuan yang ingin disampaikan oleh pihak pemasang iklan. Keutuhan wacana ini antara lain dapat dicapai melalui kohesi. Kohesi adalah hubungan makna antara suatu bagian dengan bagian lainnya yang terdapat dalam wacana dan mempunyai peranan penting dalam pemahaman wacana yang bersangkutan. Sehubungan dengan kohesi, Halliday dan Hasan mengajukan seperangkat alat kohesi yang meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal..."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S14492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gamalinda
"Menurut Bernard A, Mohan bahasa merupakan sumber penting untuk mempelajari dan mengekspresikan sesuatu yang harus di ungkapkan, diketahui, dinilai, serta dilakukan seseorang dengan tujuan untuk mengambil bagian dalam situasi-situasi sosiokultural masyarakat (Mohan, 1989:507). Tentang penggunaan bahasa, Bruce Fraser berharap bahwa ketika menggunakan bahasa sebenarnya kita dapat melakukan tiga hal sekaligus, yaitu : 1.We say something ; (kita mengatakan sesuatu) : 2.We indicate how we intend the hearer to take what we have said ; (kita menjelaskan bagaimana kita menginginkan pendengar untuk menerima apa yang kita katakan) : 3. We have definite effect on the hearer as a result (sebagai hasilnya, kita memperoleh efek-efek yang jelas dari pendengar). Sebagai contoh, jika kita selaku penutur, mengatakan kepada lawan bicara kita, _the police stop drinking by midanight_, mungkin kita ingin mengungkap bahwa polisi tersebut telah mematuhi aturan jam malam. Dalam hal ini, mungkin kita ingin mengkomunikasikan kepada lawan bicara kita bahwa apa yang kita ungkapkan tadi merupakan sebuah pernyataan atau peringatan (lebih dari sekedar persetujuan). Di samping itu mungkin kita ingin mempengaruhi lawan bicara kita tersebut, misalnya agar ia tidak was-was karena sampai larut malam anak-anaknya belum pulang (Fraser, 1984 : 10)."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S14156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manuwembun, Margaretha Maria
"Seperti telah disebutkan dalam Pendahuluan, suatu wacana, bail( wacana tertulis maupun wacana lisan, merupakan jalinan sekelompok ujaran atau kalimat yang berkoherensi. Jalinan ujaran ini mempunyai pola-pola yang seringkali menjadi ciri khas suatu jenis wacana tertentu. Untuk wacana lisan, pola-pola yang muncul dalam kelas (antara murid dan guru), di rumah sakit (antara dokter dan pasien) ataupun di pasar (antara pembeli dan penjual) ternyata ber4fat khusus. Hal inilah yang telah menarik perhatian penulis untuk melihat apakah ada pola-pola serupa yang muncul dalam wacana lisan yang terjadi dalam persidangan. Untuk menyelidiki struktur percakapan dalam persidangan, penulis menggunakan teori Willis Edmonson tahun 1981 sebagai model analisis. Menurut Edmonson, setiap wacana mempunyai dua jenis struktur, yaitu struktur interaksional yang merupakan struktur dasar setiap percakapan dan struktur ilokusioner yang merupakan manifestasi struktur interaksional. Di dalam hal ini, penulis menyelidiki kedua jenis struktur tersebut yang ada pada sebuah data yang diambil dari persidangan..."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S14136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratih S. Kartonegoro
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuat sebuah deskripsi mengenai dispreferred response yang diterapkan dalam interaksi verbal, khususnya untuk menolak pemberian respon atas sejumlah pertanyaan, permohonan dan penawaran dengan tetap berpegang pada prinsip kesopanan agar hubungan sosial yang telah ada dan telah terbina di antara para peserta komunikasi dapat tetap terjaga dengan baik. Korpus yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini berjumlah 15 buah, yang terdiri atas 5 buah respon penolakan atas pertanyaan, 5 buah respon penolakan atas permohonan, dan 5 buah respon penolakan atas penawaran.
Melalui penerapan teori-teori dari beberapa ahli seperti J.L. Austin, Speech Act Theory, teori Conversation Inplicature (Paul Grice) dan Dispreferred Response (Levinson), penulis berusaha untuk memperlihatkan bahwa di dalam setiap bentuk ujaran yang merupakan sebuah respon atas satu bentuk tindak Bahasa, terangkun ketiga teori tersebut di atas yang mendukung pemahaman mitra bicara atas pesan yang tersurat dan tersirat dalam sebuah ujaran.
Menyadari bahwa dalam percakapan sehari-hari sering kita jumpai pemakaian bentuk dispreferred response yang tertuang dalam berbagai wujud tanggapan yang disampaikan oleh mitra bicara, maka dapat dikatakan bahwa dispreferred response merupakan kunci utama bagi terbinanya hubungan sosial diantara pemeran serta sebuah peristiwa komunikasi. Dispreferred Response yang tiada lain adalah merupakan sebuah bentuk penolakan tak langsung bersifat mutualisme, dalam arti bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi tersebut dapat saling menguntungkan, dalam hal ini saling menghargai dan menghormati. Hal ini dikarenakan dispreferred response dapat menekan atau bahkan menghilangkan efek negatif yang mungkin timbul dalam diri setiap pemeran serta sebuah peristiwa komunikasi.

"
1990
S14056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
W. Rukmiati Singgih
"Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting bagi manusia. Masyarakat manusia kontemporer tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan mempergunakan bahasa, merupakan alat yang sangat vital bagi masyarakat manusia (Keraf, 1981:18). Setiap individu merupakan anggota suatu masyarakat bahasa (speech-community), yaitu kelompok manusia yang berinteraksi melalui bahasa (Bloomfield, 1961:42). Segala kegiatan manusia timbul sebagai akibat penyesuaian diri antar individu dalam suatu masyarakat, dan penyesuaian diri tersebut timbul antara lain karena adanya bahasa. Karena ilmu yang bersangkutan dengan bahasa adalah linguistik, maka sebagai latar belakang tulisan ini ada baiknya diuraikan terlebih dahulu sedikit tentang linguistic. Selanjutnya, mengingat bahwa dalam pembahasan idiom yang memegang peranan panting adalah makna, maka perlu juga dijelaskan sekedar tentang semantik, yaitu salah satu bagian linguistik yang mempelajari makna..."
1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>