Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reno Dalu Maharso
"

Penelitian ini membahas tentang ekonomi atensi yang terletak pada interaksi antaravatar dalam platform streaming video daring. Belum ada penelitian-penelitian yang mengaitkan ekonomi atensi dengan ruang digital yang diperantarai avatar, sehingga gagasan tersebut diangkat sebagai kebaruan dalam tesis ini. Penelitian ini menggunakan multimetode integratif untuk mengeksplorasi jenis-jenis interaksi antaravatar dalam platform serta strategi konten yang digunakan dalam kanal pemerintah untuk mendapatkan atensi khalayak. Metode analisis konten kuantitatif diterapkan pada 150 video dengan jumlah ditonton terbesar, lalu metode analisis konten kualitatif pada lima video dengan jumlah ditonton paling besar dan wawancara pada dua pembuat konten, kesemuanya berasal dari sepuluh besar kanal YouTube pemerintah populer. Penelitian menunjukkan interaksi antaravatar terjadi karena ada pertukaran antara atensi khalayak dan konten milik pembuat konten dalam platform serta kedua belah pihak memberikan akses ke atensi dan konten. Lalu, interaksi dalam platform streaming video daring menghasilkan konten yang dapat diamati. Penelitian ini mengajukan transaksi sosial sebagai bentuk konversi atensi bagi kanal pemerintah yang setara dengan monetisasi bagi kanal swasta. Kemudian, memilih strategi konten tertentu tidak menjamin sebuah konten bisa memperoleh jumlah ditonton yang besar. Alih-alih, strategi konten diperlakukan sebagai cara membuat momentum untuk memperbesar peluang agar mendapatkan lebih banyak khalayak yang menonton sebuah konten.


This research discusses about attention economy which takes place in the interaction between avatars in the online video streaming platform. This is proposed as the novelty, considering there have not been any publications that relate attention economy with the digital space that makes use of avatar as user representation. This research utilized multimethod in an integrative way to explore various types of inter-avatar interaction in the platform and content strategies performed in the platform’s government channels. Quantitative method was applied to 150 videos with biggest number of views, then qualitative method on five videos with the most views and two content creators, all within the boundaries of top-10 most popular government YouTube channels. Result showed that inter-avatar interaction occurs when there is an exchange between audience’s attention and content creator’s content and both parties give access to each other’s properties. Interactions also create contents observable by users as front-end of the platform. This research proposes social transaction as a form of attention conversion for government channels, which acts like monetization to private content creators. Then, utilizing a certain content strategy will not guarantee increase in view number. Instead, it helps increasing the momentum to gain more views.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Tri Wahyutika
"ABSTRAK
<

Penelitian ini membahas tentang strategi bisnis yang digunakan program NET Ini Talkshow agar mampu bersaing secara profesional dalam persaingan stasiun televisi terestrial. Penelitian ini akan mendeskripsikan penerapan strategi blue ocean pada aspek khalayak, isi tayangan, serta promosi program Ini Talkshow. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ini Talkshow menggunakan strategi bisnis blue ocean dan menerapkannya dalam segi khalayak, isi tayangan, serta promosinya. Penelitian ini juga membahas tentang strategi Ini Talkshow untuk mendapatkan pemasukan selain dari slot iklan.


ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Kurnia Ramadhani
"Studi fenomenologi ini mendeskripsikan dan memahami bagaimana kekerasan simbolik yang dipraktikkan di ranah online, lebih khususnya, pada aplikasi Instagram, yaitu aplikasi berbagi foto sekaligus media sosial. Para perempuan pengguna Instagram berisiko mengalami pelecehan dalam berbagai bentuk, seperti pengambilan dan publikasi foto tanpa izin, stereotip negatif sebagai objek seksual. Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami hubungan antara kekuasaan gender dengan kekerasan simbolik, serta bagaimana resistensi terhadap dominasi laki-laki di Instagram terjadi, sehingga menciptakan ruang ketiga. Ruang ketiga adalah ruang di mana yang berkuasa dan yang dikuasai dapat bertemu dan saling menegosiasikan identitas. Penelitian ini lebih jauh berpendapat bahwa anonimitas merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kekerasan simbolik. Data yang diperoleh dari serangkaian wawancara dengan empat pengguna Instagram perempuan menghasilkan sebuah tema umum yang muncul dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang mengalami pelecehan di instagram seringkali menganggap hal tersebut "normal", "wajar" dan "alamiah". Oleh karena itu, perpanjangan dari kekerasan simbolik yang terjadi terhadap perempuan mungkin dilanggengkan

The main aim of this phenomenological study is to explore, describe and understand the presence of symbolic violence that is being implemented in cyberspace, specifically, through the photo sharing application Instagram. Putting women users of Instagram at risk of being harassed in many forms -such as violation of consent, negative stereotypes and the notions of women as sexual objects-this research argues that it is important to analyze symbolic violence through the practice of online harassment since its subtle and non-visible ways of working do not allow us to understand its mechanisms completely. Drawing on real, narrative data obtained from a series of interviews with four women, this study also seeks to understand the interrelations of power relations in gender, and how symbolic violence could further manifest in resistance towards the male dominance over the cyberspace, thus creating a "third space", an "arena of contested identities". This research further argues that anonymity causes harassment, and suggests that the conventional wisdom of `it`s just social media` is at the heart of this problem. A common theme emerging from these narratives is that women who experience harassment in instagram often find it "normal", therefore permitting the existence and persistence of symbolic violence."
2015
S61002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farraz Theda
"[ABSTRAK
Studi ini mencoba menjelaskan bagaimana pemanfaatan aplikasi telepon
selular melalui jaringan telekomunikasi berpotensi memberdayakan masyarakat,
dengan melihat konteks sosial yang meliputinya. Menggunakan paradigma
konstruktivis, studi ini akan melihat bagaimana kondisi sosial yang meliputi
sebuah masyarakat tertentu, berpengaruh terhadap pemahaman dan cara
penggunaan aplikasi telepon selular melalui jaringan telekomunikasi. Untuk
menjawabnya, studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik
pengambilan data melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan pada
empat informan. Studi ini menemukan bahwa terdapat pemahaman berbeda terkait
aplikasi Limakilo, oleh petani bawang Kabupaten Brebes, dan pengguna di
Jabodetabek. Pemahaman tersebut dipengaruhi oleh praktik bermedia dan konteks
sosial yang ada. Terdapat dinamika dalam proses penyesuaian aplikasi Limakilo
dengan konteks sosial yang berjalan. Hal ini menggambarkan bahwa signifikansi
teknologi komunikasi tidak terlepas dari konteks sosial yang meliputinya
ABSTRACT
Halitosis is a medico-social problem that affects the confidence of a person and community. The information of perceived needs halitosis by using self-assessment methods is necessary to know the effect of someone?s perception about halitosis and how far it affects community. Samples were obtained by distributing e-form questionnaire and there were 1253 respondents from undergraduate students of Universitas Indonesia. Chi Square test shows that there are significant differences in respondents with or without halitosis based on these characteristics; perception of halitosis occurring time, oral hygiene, and perception of oral health, however systemic diseases and self care habit don?t have significant differences.
;Halitosis is a medico-social problem that affects the confidence of a person and community. The information of perceived needs halitosis by using self-assessment methods is necessary to know the effect of someone?s perception about halitosis and how far it affects community. Samples were obtained by distributing e-form questionnaire and there were 1253 respondents from undergraduate students of Universitas Indonesia. Chi Square test shows that there are significant differences in respondents with or without halitosis based on these characteristics; perception of halitosis occurring time, oral hygiene, and perception of oral health, however systemic diseases and self care habit don?t have significant differences.
, Halitosis is a medico-social problem that affects the confidence of a person and community. The information of perceived needs halitosis by using self-assessment methods is necessary to know the effect of someone’s perception about halitosis and how far it affects community. Samples were obtained by distributing e-form questionnaire and there were 1253 respondents from undergraduate students of Universitas Indonesia. Chi Square test shows that there are significant differences in respondents with or without halitosis based on these characteristics; perception of halitosis occurring time, oral hygiene, and perception of oral health, however systemic diseases and self care habit don’t have significant differences.
]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcenda Pangestuti
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis komodifikasi upacara ruwatan rambut gimbal yang merupakan warisan budaya Dieng dalam festival tahunan kebudayaan masyarakat Dieng bernama Dieng Culture Festival (DCF) yang dimulai sejak tahun 2010 di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Seiring pesatnya perkembangan industri pariwisata budaya di Indonesia, upacara ruwatan rambut gimbal dikembangkan menjadi sebuah ?spectacle? (tontonan) yang bertujuan untuk menarik wisatawan. Upacara ruwatan yang bernilai sakral kini berubah menjadi sesuatu yang profan, dari tuntunan bergeser menjadi tontonan belaka sebagai dampak dari pengembangan pariwisata. Keistimewaan anak gimbal sebagai objek ruwatan tersebut kini dimaknai dan diperlakukan berbeda oleh pelaku wisata hingga pemerintah setempat. Proses komodifikasi dikuatkan melalui proses pemasaran melalui media online. Skripsi ini menggunakan konsep utama ?Spectacle? dari Guy Debord, dilengkapi dengan konsep komodifikasi dalam isu ekonomi politik pariwisata yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan kepariwisataan (tourism scholar)mulai dari Kevin Fox Gotham, Melanie K. Smith, dan John Urry. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya komodifikasi budaya upacara ruwatan rambut gimbal dalam Dieng Culture Festival yang berdampak terhadap kehidupan sosial-budaya masyarakat Dieng. Dampak sosial terkait dengan adanya ketegangan yang terjadi di dalam masyarakat sebagai bentuk resistensi terhadap komersialisasi budaya. Sedangkan dampak kultural lebih terkait dengan isu keaslian (authenticity) budaya dimana dalam ruwatan festival terjadi beberapa pengubahan pelaksanaan ritual rambut gimbal yang dilakukan oleh penyelenggara Dieng Culture Festival.

ABSTRAK
This paper analyzes the commodification of dreadlocks hair children?s ritual ceremony in Dieng Culture Festival at the Dieng Plateau, Central Java. With the rapid development of cultural tourism industries, those ritual developed into a spectacle that aims to attract tourists in the annual cultural festival named Dieng Culture Festival which began in 2010. The sacred value of ritual now being transformed by the social actors, including Dieng Culture Festival organizer, local government with the use of online media into something profane. The dreadlock hair children as main objects of ritual now is being understood and treated differently. This paper uses the ?Spectacle? from Guy Debord as a main concept and concept of commodification in the political economy of tourism discussed and developed by three tourism scholar; Kevin Fox Gotham, Melanie Smith, and John Urry. The result indicates the existence of cultural commodification of dreadlocks hair children?s ritual ceremony in Dieng Culture Festival which is causes both social and cultural impact. The social impacts relate to the tensions between local people who confront with the rise and dominanve of tourism development within Dieng Culture Festivaland the cultural impact is focuson the issue of cultural authenticity because there are some increments and alterations of dreadlocks hair children?s ritual.
"
2016
S63604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Christian Andre
"Penelitian ini membahas disintermediasi, praktik bisnis musik yang memotong perantara alur komunikasi produser dengan konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang akan mengeksplorasi peranan jejaring sosial Instagram pada industri musik. Fokusnya lebih kepada perubahan alur produksi hingga distribusi karya musik, serta ragam manfaat yang diperoleh musisi. Adapun subjek penelitiannya adalah komunitas Indomusikgram yang merupakan pionir video berisikan permainan musik/lagu berdurasi 15 detik di Instagram Indonesia.
Pada akhirnya, penelitian ini menemukan realita bahwa penggunaan Instagram memberikan kemudahan bagi musisi dalam hal produksi dan distribusi (khususnya promosi) sehingga mampu mencapai tujuan-tujuan komersil dan eksis di industri musik Indonesia. Model bisnis crowdsourcing juga perlu diterapkan dalam perkembangan industri musik selanjutnya. Indomusikgram dan para musisinya menunjukkan keberhasilan model ini bahkan dapat menduniakan musik Indonesia melalui Instagram.

This research mainly talks about disintermediation, business practice which may effect to cut off the intermediation ?flow of communication? between producer and consumer. This research uses a study case approach that explore the role of social network Instagram on music industry. This research focuses in change the flow of music production and distribution, as well as the variety of benefits that musicians can get. The research's subject is Indomusikgram community who become the pioneer of fifteen second music video in Instagram?s Indonesia.
The research finds that Instagram gives an easiness in music production and distribution especially for promoting musician to reach the commercials aim and survive on music industry. Crowdsourcing model should also be applied in the further development of the music industry. Indomusikgram and their musicians have demonstrated the success of this model can even globalize music Indonesia through Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Kenyaswasti
"Peneltian ini membahas pengaruh reference group atau kelompok acuan terhadap serangkaian merek konsiderasi atau evoked set. Hijabers Community dipilih sebagai kelompok acuan yang dibagi menjadi tiga berdasarkan daya tarik yaitu dissociative, aspirational, dan associative. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kelompok acuan berperan dalam menentukan merek pakaian yang dipilih. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan instrumen kuesioner untuk 90 orang responden yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kelompok acuan. Teknik lexichographic digunakan untuk menentukan evoked set dengan tahapan penentuan merek yang diketahui, merek konsiderasi, dan merek konsiderasi berdasarkan atribut. Daftar merek yang diberikan dikode menjadi dua yaitu merek yang berhubungan dengan Hijabers Community dan tidak. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis korelasi menggunakan tes Chi-square dan uji korelasi urutan Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok acuan dissociative cenderung menghindari merek yang berhubungan dengan Hijabers Community sedangkan kelompok acuan aspirational dan associative memilih merek yang berhubungan dengan Hijabers Community.

This research is conducted to examine influence of reference group towards evoked set content. Hijabers Community is chosen as a reference group that divided into three categories based on its interests: dissociative, aspirat ional, and associative. Purpose of this research is to understand whether reference group has an influence on determining the online clothing?s brand set. Researcher used quantitative method and questionnaire as an instrument for 90 respondents which will be classified based on interest. Lexichographic is used to determine evoked set, the process begin with awareness set determination, evoked set determination, and evoked set evaluation based on attributes. The list of brand is consisted by two categories: brand which has an association with Hijabers Community and brand which doesn?t have. The data will be analyzed using descriptive statistic, Chi-square test, and Spearman?s rank correlation. The result of this research showed that dissociative reference group is avoiding brand which has association with Hijabers Community, while aspirational and associative group tend to choose brand that associate with Hijabers Community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryani Sisca Pertiwi Nur
"Film independen adalah label yang sangat kontekstual. Penelitian ini mengkaji Buttonijo yang melakukan produksi kolektif dan distribusi alternatif yang berfokus pada film independen. Lewat studi kasus kolaborasi pembuat film independen dengan Buttonijo, peneliti berupaya menemukenali film independen dan memahami proses produksi kolektif dan distribusi alternatif yang dilakukan.
Penelitian ini menemukan bahwa Buttonijo melakukan strategi komersialisasi yang tidak sesuai dengan logika pembuat film independen yaitu kemampuan untuk mempertemukan film dengan khalayaknya. Hal ini menuntut pembuat film independen untuk berstrategi secara mandiri dalam hal 1 pendanaan, 2 produksi, dan 3 pemutaran sebagai hal utama bagi pembuat film independen.
Penelitian ini berargumen bahwa film independen adalah sebuah kemandirian dalam membuat film berlandaskan keadaan yang dapat dilihat lewat pilihan-pilihan yang diambil berdasarkan keadaan yang dimiliki oleh pembuat film independen. Sebagai tambahan, peran teknologi juga akan dibahas sebagai dasar logika dan praktik baik bagi Buttonijo maupun pembuat film independen.

Independent film is highly contextualized label. This study examines Buttonijo that does production collective and alternative distribution focusing on independent film. Through case study of collaboration between Buttonijo and independent filmmaker, this study attempts to identify independent film and understanding the process of production collective and alternative distribution that occurred.
This study shows Buttonijo done commercialized strategy which does not convenient for independent filmmaker in terms of meeting their film and the audiences. This condition encourages independent filmmaker to strategize in terms of 1 funding, 2 production, 3 screening as main focus for them.
This study then argues that independent film is an autonomous attempt to make film based on each condition, which could be examined through their choices. Furthermore, role of technology will also be discussed as primary base for both Buttonijo and independent filmmaker.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitorio Mantalean
"ABSTRAK
Kemapanan major label yang notabene pihak paling berpengaruh dalam industri musik populer mengalami guncangan akibat demokratisasi akses yang disebabkan oleh revolusi digital, tak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut membuat major label perlu mencari berbagai sumber pemasukan baru sejak bisnis music sales tak lagi dapat diandalkan sebagai tumpuan pendapatan. Grup band Nidji yang masuk pada saat industri musik populer Indonesia tengah limbung rupanya tetap mampu bertahan di saat banyak grup band seusianya lenyap tertelan ganasnya ombak industri. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Nidji sanggup mempertahankan diri sebagai grup band yang tetap populer dan produktif pada era keterpurukan industri musik populer Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesediaan Nidji menjadi ujung tombak pemasukan Musica Studio dalam bisnis manajemen artis membuat Nidji tetap dapat produktif dan populer selagi menguntungkan Musica Studio sebagai major label yang menaunginya. Selain itu, Musica Studio sebagai major label juga menerapkan sejumlah strategi guna menciptakan efisiensi produksi karya musik seraya melakukan ekspansi bisnis ke bidang-bidang lain.

ABSTRACT
The democratization of access caused by digital revolution shook the status quo of major label as the most influencing and decisive player in the pop music industry, including in Indonesia. It urged major labels to search for new sources of revenue since music sales business was no longer reliable. Music group Nidji, that stepped in at the time of Indonesia 39 s pop music industry was unsteady, apparently are still able to survive until now while other groups their age are drowning. Using qualitative approach, this case study research aims to find out how Nidji could maintain themselves as productive and popular music group in the adversity era of Indonesia pop music industry. The result shows that Nidji rsquo s willingness to be the spearhead of Musica Studio rsquo s revenue in artist management business kept themselves productive and popular while at the same time helped Musica Studio securing their revenue stream. In the other hand, Musica Studio as the major label also applied some strategies to create production efficiency while expanding their business to another sectors. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Ikhsan
"Pertumbuhan pasar industri mobile gim daring yang mencapai USD 100 miliar di Indonesia mendorong lahirnya berbagai klub profesional di Indonesia. Selain aktivitas sponsorship, pemasukan terbesar klub tersebut berasal dari penjualan merchandise dan program kepada para penggemar. Klub berusaha menjaga fanatisme, hubungan, dan interaksi dengan para penggemarnya ataupun interaksi atlet dan penggemar dapat terfasilitasi dengan baik melalui pemanfaatan komunitas digital di platform Discord. Discord adalah platform komunikasi berbasis chat yang memadukan keunggulan interaksi real-time di sebuah komunitas dan fitur live-streaming tanpa harus berpindah pada platform lain. Penelitian yang mengedepankan prinsip kualitatif interpretatif ini berusaha untuk melihat bagaimana proses interaksi yang terjadi di komunitas virtual RRQ Kingdom dan bagaimana interaksi tersebut dalam konteksnya sense of virtual communities. Peneliti menggunakan wawancara mendalam semi-terstruktur dengan empat anggota komunitas Discord Kingdom RRQ.Selanjutnya peneliti melakukan observasi sebagai data tambahan dari wawancara yang telah dilaksanakan. Melalui metode penelitian etnografi digital, penelitian ini secara khusus menganalisis pola interaksi yang terjadi di komunitas dan kemudian mengomparasinya pada empat (4) aspek sense of virtual communities (SoVC), yakni membership (keanggotaan), influence (dampak), pemenuhan kebutuhan dan shared emotional connection. Studi ini menemukan bahwa bagaimana sense of virtual community hadir dan membentuk pola interaksi, budaya komunitas, dan rasa kebersamaan di komunitas. SoVC juga berusaha membedah bagaimana pemaknaan anggota kepada komunitas RRQ Kingdom. Ikatan komunitas virtual (Sense of Virtual Community) yang tumbuh dari berbagai interaksi dalam bermain bersama, berdiskusi terkait sebuah masalah, ataupun aktivitas bersama, seperti belajar bareng. Para anggota merasakan bagaimana komunitas memberikan mereka wadah memberikan dampaknya secara langsung bagi komunitas, salah satunya dilihat dari beberapa anggota yang berkomitmen untuk menjadi pengurus komunitas daring RRQ Kingdom di berbagai daerah di Indonesia.

The rise of the online mobile gaming business sector in Indonesia, which has surpassed USD 100 billion, has prompted the establishment of several professional clubs. Aside from sponsorship, the club's main source of revenue is the sale of products and programs to supporters. The club strives to retain fanaticism, connections, and engagement with its supporters, which may be appropriately supported via the usage of digital communities on the Discord platform. Discord is a chat-based communication network that combines the benefits of real-time community engagement with live-streaming functionality without the need to transfer platforms. This study, which employs qualitative interpretative techniques, tries to understand how interaction unfolds in the RRQ Kingdom virtual community and how this interaction occurs in the context of a sense of virtual communities. Semi-structured in-depth interviews with four members of the RRQ Discord Kingdom community were conducted by the researcher. Furthermore, as extra data from the conducted interviews, the researcher collected observations. This study precisely examines patterns of interaction that occur in the community and then compares them to four (4) characteristics of the sense of virtual communities (SoVC), namely membership, influence, fulfillment of needs, and shared emotional connections, using digital ethnographic research methodologies. This research investigates how a feeling of virtual community emerges and changes interaction patterns, community culture, and a sense of community in the community. SoVC also attempts to deconstruct how individuals see the RRQ Kingdom community. Sense of Virtual Community form as a result of interactions such as playing together, debating a topic, or participating in shared activities such as learning together. Members appreciate that the community allows them to have a direct effect on the community, as seen by numerous members who have committed to becoming administrators of the RRQ Kingdom online community in different locations around Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>