Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.I.J. Agustiningsih
"Darya Wolfgang Borchert Draussen vor der Tar ini sangat terkenal; karena merupakan satu-satunya karya yang paling berani menonjolkan jeritan hati tanpa ditutup-tutupi mengenai kesedihan den kemiskinan akibat perang. Pada waktu itu karya semacam ini dilarang, pengarang harus memodernisir karya-karyanya tanpa memperlihatkan kenyataan yang ada. Selain terkenal di negeri Jerman sendiri, karya ini juga sangat terkenal di berbagai negara lain, seperti: Denmark, Inggeris, Jepang, Swedie, Perancis dan lain-lainnya. Borchert merupakan pengarang Jerman yang berhasil meraih puncak ketenaran dalam kesusasteraan sesudah perang. Mula-mula karya ini hanya disiarkan sebagai sandiwara radio, tetapi karena banyak peminat, akhirnya karya ini dipentaskan dan mendapat sambutan luar biasa dari penontonnya. Dalam skripsi ini penulis memberi judul: Kehancuran Moral Masyarakat Sebagai Akibat Perang di Dalam Drama Draussen vor der Tar karya Wolfgang Borchert. Karena apabila ditilik dari keseluruhan isinya, tulisan ini banyak menyangkut kehancuran moral manusia sebagai akibat perang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiastuti Arifin
"Penulisan skripsi ini bertujuan hendak memberikan gambaran tentang Milieu atau lingkungan sosial yang mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan manusia, termasuk didalamnya semua masalah manusia dengan segala tingkahlaku dan kehidupannya. Milieu adalah lingkungan yang mengelilingi kehidupan manusia, dengan kata lain manusia tidak dapat bercerai dengan lingkungannya selama manusia hidup. Seperti yang tampak dalam drama tragedi Maria Magdalene, semua percakapan, pandangan serta nasihat yang terdapat dalam drama ini secara keseluruhan berakar da_lam pandangan masyarakat di sekitar mereka dan hal-hal yang dianggap dituntut dalam masyarakat haruslah benar_-benar dipegang teguh. Klara, tokoh utama dalam drama merupakan contoh manusia sosial yang sadar akan tuntut_an masyarakat sehingga ia rela mengorbankan dirinya dengan jalan bunuh diri untuk membela dan mempertahan_kan nama baik keluarganya seperti yang selalu dituntut ayahnya. Karena pengaruh dari Milieu inilah Klara dituntut agar mengorbankan dirinya, karena ia tidak dapat melanggar norma-norma yang dijunjung dan berlaku dalam masyarakat. Dari gambaran di atas jelaslah bahwa Milieu sangat mempengaruhi kehidupan manusia dan keberadaan manusia sebagai makhluk sosial termasuk dalam tema drama Maria Magdalene."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Zubaedah Hamid
"ABSTRAK
Erich Kastner adalah seorang pengarang yang diealis. Ia ingin memperbaiki keadaan dan situasi dunia yang buruk. Maka sesuai dengan inti ajaran moral Aufklarung yang dianutnya, Erich Kastner bermaksud menciptakan dunia yang harmonis dan tentram di bawah naungan akal budi (Vernanft). Dasar pemikiran Aufklarung ini pula yang membawa Erich Kastner pada pemahaman bahwa manuisa dan masyarakat dapat diperbaiki melalui ratio. Erich Kastner memang berhasrat memperbaiki dunia ini dan memulainya dengan anak-anak, sedangkan pada orang dewasa ia bersikap skeptis karena orang dewasa dianggapnya sebagai makhluk yang sulit dinasehati dan tidak mau belajar dari pengalaman buruk. Oleh karena itu ia lalu memilih bentuk satire dalam penulisan karya-karyanya. Berdasarkan pertimbangan di atas maka saya berpendapat bahwa buku anak-anak yang ditulis Erick Kastner mengandung satire. Untuk membuktikan hal tersebut saya lalu mengajukan 4 (empat) buku cerita anak-anak sebagai bahan penelitian dalam skripsi ini, yaitu: Punktchen und Anton. Der 35 Mai, Das fliegende Klassenzimmer dan Die Konferens der Tiere.
Oleh karena itu masalah yang saya ajukan adalah mengapa buku anak-anak karya Erich Kastner

"
1990
S14720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Harnowo
"Kekalahan total Jarman dalam Perang Dunia II (1939-1945) telah mengakibatkan penderitaan bagi rakyatnya, baik secara fisik maupun mental. Terutama sekali dialami oleh para serdadu yang kembali ke tanah airnya. Sebagian besar dari mereka pulang dengan cacad jasmani ataupun rohani. Kepulangan mereka tidak disambut sebagaimana layaknya pahlawan yang kembali dari medan juang, dan mereka tidak mampu lagi menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat saat itu. Kehidupan mereka menjadi kacau, baik secara material, moral, dan agama. Kehancuranlah yang mereka dapatkan dari perang. Heinrich Bo11, seorang sastrawan, menuangkan masalah tersebut dalam romannya Lind sagte heir einziges Wort. Roman Und sagte kein einziges wort ini menceritakan dengan jelas masalah yang dihadapi masyarakat Jerman pada tahun-tahun awal sesudah berakhirnya Perang Dunia II melalui penokohan pasangan Fred dan Kate Bogner. Heinrich Boll menggambarkan pasangan itu sebagai korban perang. Kehancuran yang mereka alami akibat perang ternyata me_rembet pada kehancuran kehidupan mereka dalam masyarakat, bahkan nyaris pula menghancurkan kelangsungan rumah tang_ga mereka. Gereja dalam hal ini telah mengambil peran dengan menyadarkan mereka kembali untuk membangun kehidupan baru dari titik awal lagi. Roman yang sarat dengan pandangan dan cita-cita sang Pengarang ini, pada prinsipnya ingin menyampaikan pesan kepada generasi yang tidak mengalami perang, agar menjadi orang-orang yang membenci perang, dan menghindari segala bentuk usaha yang dapat menimbulkan ketegangan, serta mengakibatkan perang, karena perang tidak hanya berhubungan dengan masalah-masalah politik dan teritorial saja, tetapi menyangkut pula masalah moral dan agama yang akibatnya dapat menghancurkan umat manusia itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulinda Rahasia
"Perjuangan kebebasan merupakan masalah yang masih tetap aktual hingga detik ini. Pada tahun 1973 melalui roman Die, neuen Leiden des jungen W. Ulrich Plenzdorf menggambarkan perjuangan kebebasan generasi muda Republik Demokrasi Jerman yang diwakili oleh tokoh utama roman, Edgar Wibeau. Roman ini diilhami oleh dua roman yaitu Die Leiden, des jungen Serthers karya Johann Wolfgang von Goethe (1774) dan The Catcher in the Rye (Der Fanger in Roggen) karya Jerome D. Salinger (1951). Masalah yang saya angkat dalam skripsi ini, yaitu bagaimana cara Edgar Wibeau memperjuangkan kebebasan? Apakah ia berhasil memperoleh kebebasan tersebut? Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan dan pendekatan secara ekstrinsik & intrinsik saya mengupas masalah tersebut di atas hingga sampai pada kesimpulan bahwa Edgar Wibeau telah berjuang untuk memperoleh kebebasan. Walaupun dalam perjuangan tersebut ia harus mati, namun ini bukan berarti kegagalan melainkan merupakan titik terang, yaitu suatu awal dan himbauan bagi generasinya untuk terus memperjuangkan apa yang telah dirintis oleh Edgar Wibeau."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Siswanto
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara aspek bentuk yang berupa struktur drama dan aspek isi yang berupa tema dan amanatnya. Berdasarkan analisis ini saya berusaha mengungkapkan aspek kemanusiaan yang merupakan motiv dasar untuk mencapai keseimbangan antara tema dan amanat dengan cara penyajian karya tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Sjafitrie
"Eva Sjafitrie. Kualitas simbolik warna dalam 5 sajak musim gugur karya Georg Trakl. (Di bawah bimbingan Dr. Irene Jansen dan Dr. G. Basa Hutagalung) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Simbolisme Perancis yang marak di sekitar tahun 1880-an ternyata terasa pula pengaruhnya di Jerman. Baudelaire, Verlaine dan Rimbaud menjadi tokoh idola bagi pengarang Ekspresionis Jerman. Unsur simbolisme terutama tampak dalam karya-karya Rilke, George dan Georg Trakl. Georg Trakl yang terkenal dengan sajak-sajak musim gugurnya bisa dijadikan contoh terbaik untuk menggambarkan pengaruh simbolisme Perancis itu di Jerman. Hampir seluruh karya Trakl memiliki keempat ciri sajak simbolisme. Kuatnya pengaruh simbolisme dalam karya-karyanya ini membuat Trakl jadi seorang penyair simbolis dalam era Ekspresionis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Tjahjandari
"Pembahasan mengenai keterkekangan Ellen (tokoh utama) seorang anak keturunan Yahudi di masa Nazi berkuasa di Jerman dan harapannya akan kebebasan. Tujuannya adalahnya menunjukkan bahwa harapan memberikan suatu kekuatan atau motivasi bagi seseorang untuk dapat bertahan di suatu keadaan yang buruk. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap roman ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa harapan Ellen akan kebebasan telah membuat Ellen tidak putus asa, bahkan menjelang kematiannya di akhir roman Ellen memiliki hara_pan yang lebih besar dari harapannya semula."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S16177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Rimny Rohana
"Konflik batin akibat dua peran yang saling bertentangan menarik perhatian untuk mengupasnya lebih lanjut dalam skripsi. Saya melihat adanya kecenderungan manusia, yang hidup di jaman modern seperti dewasa ini, mempunyai peran lebih dari satu dan manusia dituntut untuk dapat menyelaraskan peran-peran tersebut secara harmonis, karena jika tidak akan timbul konflik dalam dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa yang dituntut dari pemilikan banyak peran ini bukan saja kecakapan manusia dalam menjalankan peran tersebut, namun sekaligus manusia harus mampu menjalankan kehidupannya sebagai makhluk sosial, yang juga terikat oleh peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat di mana ia hidup. Seandainya gagal, manusia akan mengalami nasib tragis yang membawanya ke kehancuran. Sehubungan dengan tujuan di atas, digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Kedua pendekatan ini berkaitan erat, karena aspek yang akan dibahas dalam drama adalah cerminan kehidupan pengarang dan masyarakat pada jaman Realisme. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara peran-peran yang ada pada diri seseorang. Seorang penguasa tidak mungkin melepaskan statusnya sebagai individu karena sekali pun ia menjalankan statusnya sebagai seorang penguasa, karakter-karakter yang dimilikinya sebagai seorang individu akan selalu menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisnowati
"Eksistensi dapat diperjuangkan dengan berbagai Cara, dengan, diam pun orang sudah menunjukkaii eksistensinya. Melarikan diri, antifasis dan solidaritas merupakan bentuk perjuangan eksistensi dalam roman Pas siebte Rreuz. Bentuk perjuangan eksistensi ini terwujud melalui kebebasan dalam mengarnbil keputusan. Melalui skripsi ini ingin dibuktikan bahwa perjuangan eksistensi pada dasarnya tidak hanya melalui keberhasilan saja, melalui usaha atau perjuangan yang dilaku'kan pun sudah merupakan perjuangan eksistensi. Yang melatarbelakangi penulisan roman ini adalah kekuasaan Nazi dibawah kediktatoran Hitler. Dada masa itu kebebasan manusia sangat dibatasi, berarti eksistensi tidak dihargai lagi. Ketidakbebasan tersebut sangat tliras_akan terutama oleh orang-orang Yahudi clan mereka yang antifasis. Anna Seghers adalah seorang yang peka akan masalah-masalah sosial. Selain itu ia juga seorang penulis keturunan Yahudi, karena itu ia pun merasa tertekan dengan ketidakbebasan ini. Melalui roman ini Anna Seghers mendobrak situasi tersebut, dalam bentuk perjuangan kebebasan tujuh tawanan kamp konsentrasi Nazi yang melarikan diri. Melarikan diri dari kamp konsentrasi sama saja dengan bunuh diri, karena resikonya adalah kematian. Tetapi tujuh tawanan telah melarikan diri, Keputusan dan tindakan ini menunjukkan bahwa mereka ingin bebas dan hidup lebih baik, berarti mereka menghargai eksistensi mereka melalui kebebasan yang diperjuangkan itu. Ternyata enam pelarian akhirnya coati. Dari sudut pandang eksistensialisme kematian 'mereka tidaklah sia-sia secara kejiwaan mereka telah bebas. Mereka bebas atas segala keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan kehendak hati. hanya Georg Heisler, tokoh yang berhasil melarikan diri. Secara f isi k dan kejiwaan ia bebas. Keberhasilannya ini didukung dengan adanya faktor penunjang, yang juga menyebabkan Georg menjadi tokoh istimewa Anna Seghers. Berdasarkan uraian seluruh bab dapat disimpulkan bahwa melalui roman Pas siebtQ Kreua.Anna Seghers secara tersirat telah berhasil mengalahkan Nazi dan mengangkat eksistensi orang-orang tertindas dan yang antifasis. Melalui roman ini kita pun diingatkan kembali bahwa eksistensi harus diperjuangkan, karena eksistensi identik dengan: keberadaan manusia dan eksistensi adalah anugerah Tuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>