Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Putu Sayuri Dewi
"Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya beberapa sistem hukum di Indonesia yang hidup serta berkembang di dalam masyarakatnya yang majemuk, sehingga hak mewaris anak yang lahir dalam perkawinan campuran seharusnya dapat diperoleh dengan menelaah tidak hanya melalui hukum perdata di Indonesia, namun juga melalui hukum adat yang dianut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana hak mewaris anak yang lahir dalam perkawinan campuran ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Adat Bali. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hak mewaris dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Hukum Adat Bali sama-sama dilakukan oleh pewaris yang memberikan harta warisan kepada ahli waris semata-mata untuk mensejahterakan ahli waris. Walaupun dalam Hukum Perdata dan Hukum Adat Bali sama-sama menginginkan yang terbaik bagi ahli warisnya, namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pembagian dari harta warisan tersebut. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari perbedaan kapan pembagian warisan dapat dilakukan, perbedaan unsur-unsur pewarisan, perbedaan tujuan, serta perbedaan bagian hak dan kewajiban yang diwariskan kepada ahli waris.

This research is motivated by the existence of several legal systems in Indonesia that exist and develop in its diverse society, so that the inheritance rights of children born in mixed marriages should be obtained by examining not only through civil law in Indonesia, but also through customary law. This research was conducted to analyze how the inheritance rights of children born in mixed marriages are reviewed from the Civil Code and Balinese Customary Law. This paper was compiled using a doctrinal research method. The results of the study show that the inheritance rights in the Civil Code and Balinese Customary Law are both carried out by the testator who gives inheritance to the heirs solely to improve the welfare of the heirs. Although in Civil Law and Balinese Customary Law both want the best for their heirs, there are differences in the implementation of the distribution of the inheritance. This comparison can be seen from the differences in when the distribution of inheritance can be carried out, the differences in the elements of inheritance, the differences in objectives, and the differences in the parts of rights and obligations inherited by the heirs."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonian Gentilis Kusumasmara
"Latar belakang: Refluks cairan lambung ke struktur laring dapat menyebabkan kerusakan pada pita suara. Stroboskopi adalah pemeriksaan penunjang untuk melihat struktur dan fungsi vibrasi pita suara yang dapat mendeteksi secara dini kelainan pada pita suara dan dapat menunjang diagnosis refluks laringofaring (RLF).
Tujuan penelitian: Mengetahui struktur dan fungsi vibrasi pita suara pada pasien RLF dibandingkan dengan pasien normal, serta mengetahui skor temuan refluks (STR) dengan menggunakan stroboskopi laring pada pasien RLF dibandingkan dengan menggunakan rinofaringolaringoskopi serat lentur.
Metode: Penelitian komparatif cross sectional yang dilakukan di URJT Departemen THT FKUI-RSCM pada bulan Agustus 2018 hingga Februari 2019 dengan subyek penelitian terdiri dari 27 orang pada masing-masing kelompok pasien RLF dengan pasien normal.
Hasil: Delapan dari 10 parameter stroboskopi laring pada kelompok RLF berbeda secara bermakna dibandingkan dengan kelompok normal, antara lain parameter amplitudo, gelombang mukosa, sifat vibrasi, aktifitas supraglotis, tepi pita suara, simetri, periodisitas, dan perbandingan fase tertutup dan terbuka. Selain itu terdapat perbedaan bermakna Skor Temuan Refluks (STR) yang dinilai dengan rinofaringo-laringoskopi (RFL) serat optik lentur cahaya konstan dibandingkan dengan stroboskopi laring, khususnya pada parameter edema subglotis, edema plika vokalis, dan hipertrofi komisura posterior.

Background: Reflux of gastric juice may damage the vocal cords. Stroboscopy is one of supporting examination to explore the structure and vibratory function of vocal cords that has main role in early diagnosis of vocal cords abnormality and sharpened laryngopharyngeal reflux (LPR) diagnosis.
Purpose: To determine differences of structure and vabratory function in LPR patients compared with normal patients, and to determine the differences of reflux finding score (RFS) using stroboscopy with flexible rhinopharyngolaryngoscopy.
Methods: Comparatif cross sectional study was conducted in ENT Outpatient Clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital since August 2018 untill February 2019 with 27 subjects in each group of patient with LPR and normal group.
Result: Eight from 10 stroboscopy parameters is significantly different between LPR group and normal group, ie. vibratory amplitude, mucosal wave, vibratory behaviour, supraglottic activity, vocal folds edge, symetry, periodicity, and open closed phase comparation. Besides, there was a significant difference between Reflux Finding Score (RFS) evaluated using flexible rhinopharyngolaryngoscopy and using laryngeal stroboscopy, particularly in subglottic edema, vocal cords edema, and hypertrophy of posterior commisure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noval Aldino
"Infeksi Human Papillomavirus (HPV) pada kasus karsinoma sel skuamosa (KSS) rongga mulut dan orofaring semakin meningkat, keterlibatan HPV sudah banyak dibuktikan meningkatkan risiko terjadinya keganasan selain konsumsi rokok dan alkohol. Keterlibatan HPV terbukti memberikan respon radiasi yang lebih baik yang berujung kepada prognosis. Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan baku emas diagnostik infeksi HPV yang memiliki kekurangan hanya bisa dilakukan di laboratorium tertentu dengan biaya relatif mahal, sementara metode lain menggunakan p16 surrogate biomarker dengan imunohistokimia (IHK) sangat tergantung dari cutoff point yang ditetapkan. Penelitian ini merupakan uji diagnostik p16 surrogate biomarker dengan IHK terhadap baku emas pada kasus KSS rongga mulut dan orofaring. Hasil penelitian ini menunjukkkan cutoff point p16 IHK yang mendekati hasil PCR adalah 50%, dengan sensitivitas 66% dan spesifisitas 84%, dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi HPV pada kasus KSS rongga mulut dan orofaring.

Prevalence of Human Papillomavirus (HPV) infection in cases of oral and oropharyngeal squamous cell carcinoma (SSC) is increasing, HPV involvement has been shown to increase the risk of malignancy in addition to cigarette and alcohol consumption. HPV involvement proves to provide a better radiation response that leads to better prognosis. Polymerase Chain Reaction (PCR) is the gold standard examination for diagnostics of HPV infection yet can only be performed in certain laboratories at relatively expensive cost, while other methods using surrogate biomarkers p16 with immunohistochemistry (IHC) are highly dependent on the specified cutoff point. This study was a diagnostic test of surrogate biomarker p16 with IHC on HPV examination using PCR in cases of oral cavity and oropharynx SSC. The results of this study obtained a minimum 50% cutoff point of IHC approaching PCR result with sensitivity of 66% and specificity of 84%, and applicable to diagnose HPV infection in cases of oral cavity and oropharynx SCC replacing PCR examination.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library