Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jennifer Fortiana
"Latar Belakang. Kebocoran mikro masih menjadi masalah utama dalam bidang kedokteran gigi karena dapat menyebabkan bakteri dan cairan mulut masuk diantara dinding kavitas dan tumpatan. Tujuan. Mengevaluasi kebocoran mikro pada tumpatan GIC Konvensional
dan RMGIC.
Metode. Gigi premolar dipreparasi pada bagian oklusal dengan ukuran 3 x 3 x 2,5 mm, kemudian ditumpat dengan GIC Fuji IX, Fuji II dan Fuji II LC. Kemudian, spesimen direndam dalam akuabides, setelah 24 jam direndam dalam larutan pewarna methylene blue 1%, kemudian dipotong melintang arah bukolingual dan diamati di bawah stereomikroskop.
Hasil Penelitian. Kebocoran mikro paling besar terjadi pada GIC Fuji IX, diikuti dengan Fuji II dan Fuji II LC.
Kesimpulan. Terdapat kebocoran mikro pada tumpatan GIC Konvensional dan RMGIC, dimana derajat kebocoran mikro pada GIC Konvensional lebih besar dibandingkan RMGIC.

Background. Microleakage around restoration is still a major problem in clinical dentistry, which can cause the penetration of bacteria and oral fluids between the cavity wall and the restoration. Objectives. To evaluate the microleakage of Conventional GIC and RMGIC restoration.
Methods. The premolars were prepared oclusally to a size of 3 x 3 x 2,5 mm dimensions, and were filled with GIC Fuji IX, Fuji II, and Fuji II LC. Then, all specimens were stored in aquabidest, after 24 hours all specimens were immersed in 1 % methylene blue dye, then were sectioned in a buccolingual direction, and inspected under stereomicroscope.
Results. GIC Fuji IX showed maximum leakage followed by Fuji II and Fuji II LC.
Conclusions. The microleakage was evident in Conventional GIC and RMGIC restoration, where the microleakage degree in Conventional GIC were greater than RMGIC."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Angela
"Tumpatan bonded amalgam merupakan tumpatan amalgam yang ditambahkan bahan adhesif /pelapis antara amalgam dengan struktur gigi untuk mengurangi kebocoran mikro.
Tujuan : Untuk mengevaluasi kebocoran mikro pada tumpatan bonded amalgam dengan resin semen dan Glass Ionomer Cement.
Metode : Sejumlah 40 gigi premolar kavitas kelas I (3x3x2cm; 4 kelompok dengan n=10)) direndam dalam methylene blue 1% selama 24 jam kemudian dipotong. Penetrasi pewarna diamati dengan stereomikroskop dan dinilai dengan skor 0-3.
Hasil dievaluasi dengan uji Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Hasil : Perbedaan bermakna diantara tiap kelompok penelitian.
Kesimpulan : Terdapat kebocoran mikro pada seluruh spesimen dengan nilai yang berbeda.

Bonded amalgam restoration is amalgam restoration bonded to tooth structure with adhesive or liner.
Objective : to evaluate microleakage on bonded amalgam restorations.
Methods : 40 premolar teeth with cavity class I, 3x3x2 cm, 4 groups (10 specimens in each group) were immersed in methylene blue 1% for 24 hours and cutted. Penetration of dyes were observed by stereomicroscope and measured with penetration score 0-3 and evaluated by Kruskal Wallis and Mann-Whitney.
Results : there was significant differences between each groups.
Conclusions : There was microleakage on every groups with different values."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martyn Suprayugo
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pH minuman kemasan terhadap gaya regang power chain. Digunakan 28 power chain merk ormco, tipe tertutup, bening, yang diregangkan pada 2 titik berjarak 40 mm pada plat akrilik dan direndam dalam larutan teh botol, buavita, coca cola dan aquades. Gaya regang (grf) power chain diukur menggunakan force gauge dan dicatat gaya awal, setelah 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 168 jam dan 336 jam perendaman. Terjadi penurunan gaya regang power chain yang signifikan, namun tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap setiap waktu perendaman dalam perbedaan pH larutan teh botol, buavita, coca cola dan aquades.

The aim of the study was to evaluate the effect of teh botol, Buavita, coca cola and distilled water toward force decay of orthodontic power chain. Twenty eight power chains (Ormo, closed type, tranparant) were fixed on acrylic framework (40 mm of distance) and immersed in teh botol, buavita, coca cola and distilled water. Force decay were measured using tension gauge (grf) and recorded at initial force, 1 hour, 24 hour, 42 hour, 72 hour, 168 hour and 336 hours of immersion. There was a decrease of force, however acidity did not influence force degradation of power chain statistically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sofyan Hidayat
"Terlepasnya mahkota tiruan saat mengunyah merupakan masalah yang sering dijumpai pada pemakai mahkota tiruan atau gigi tiruan jembatan. Terutama pada mahkota gigi yang kecil, pendek dan konus. Penyebab utamanya adalah faktor retensi dan resistensi yang kurang pada gigi penyangga. Salah satu metode untuk meningkatkan retensi dan resistensi pada praparasi mahkota adalah pembuatan groove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan resistensi mahkota tiruan penuh logam dengan berbagai bentuk preparasi groove. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratoris menggunakan 24 spesimen, yang terdiri dari 6 spesimen preparasi mahkota tanpa groove, 6 spesimen dengan groove bentuk box, 6 spesimen dengan groove bentuk V dan 6 spesimen dengan groove bentuk half round pada masing-masing spesimen tesebut dilakukan uji kompresi. Nilai rerata gaya melepaskan mahkota tiruan logam pada groove berbentuk box (27,97 kgF+SD 1,08), bentuk V (6,15 kgF+SD 0,22), half round (1,77 kgF+SD 0,22) dan tanpa groove (0,95 kgF+SD 0,13). Preparasi groove bentuk box adalah terbaik resistensinya, diikuti bentuk V, half round dan tanpa groove. Penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk pemilihan bentuk groove bila para klinisi menjumpai kondisi gigi molar yang pendek dan konus.

Dental crown or bridges can occasionally come loose or come off from the tooth while chewing. Especially on small, short and conus teeth.The main cause is lack of retention and resistance to the teeth. There are several methods to increase retention and resistance on crown, inlay and onlay preparation, which is parallelism, groove preparation, crown buildup and surface roughness. The aim of this study wasto know the resistance differences of a full metal crown with various forms of groove preparation. This was experimentall laboratories, study using compressive strength test in 24 specimens in which 6 specimens without grooves preparation, 6 specimens with box-shaped groove, 6 specimens with V-shaped groove and 6 specimens with half round grooves. The mean value of metal crown that come off during test on box-shaped Groove (27,97 kgF+SD1,08), V-shaped (6,15 kgF+SD 0,22), half round (1,77 kgF+SD 0,12) and without groove (0,95 kgF+SD 0,13). It is concluded that resistance is best in box-shaped, followed by V-shaped, half round and without groove. When clinicians find short and conus molar teeth, it is recommended the use of groove to increase the resistance of the crown.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T39302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avika Intan Qasthari
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyikatan dengan pasta
theobromine dan sodium monofluorophosphate (MFP) terhadap ketahanan kekasaran
permukaan email setelah demineralisasi Coca-cola® 75 menit. Spesimen dibagi
menjadi tiga kelompok; disikat dengan pasta theobromine, pasta MFP, dan tanpa
pasta. Kekasaran permukaan diukur dengan Surface Roughness Tester Mitutoyo.
Hasil dianalisis dengan uji Repeated ANOVA dan Oneway ANOVA. Kelompok
theobromine dan MFP menunjukkan peningkatan kekasaran yang signifikan (p<0,05)
setelah penyikatan. Setelah perendaman, kelompok theobromine menunjukkan
peningkatan kekasaran terendah (p>0,05). Dapat disimpulkan penyikatan dengan
pasta theobromine mampu mempertahankan kekasaran permukaan email setelah
demineralisasi Coca-cola® namun perubahan kekasarannya tidak berbeda signifikan
dibandingkan penyikatan dengan pasta MFP.

ABSTRACT
The objective of this study was to determine the influence of brushing with
theobromine and sodium monofluorophosphate toothpaste on enamel surface
roughness resistance after demineralization in Coca-cola® 75 minutes. Specimens
were divided into three groups; brushed with theobromine, sodium
monofluorophosphate(MFP), and without toothpaste. Surface roughness were
measured using Mitutoyo Surface Roughness Tester. Results were analyzed using
Repeated ANOVA and Oneway ANOVA. Roughness of theobromine and MFP group
were significantly increased (p<0,05) after brushing. After immersion, theobromine
group showed the lowest increase in roughness (p>0,05). Brushing with theobromine
can maintain email surface roughness after demineralization in Coca-cola® but not
significantly different with brushing using MFP."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deryana Avidhianita
"ABSTRAK
Latar Belakang: Gel APF yang bersifat asam dapat meningkatkan kekasaran
permukaan bahan restorasi, yang menyebabkan adhesi bakteri dan karies sekunder.
Tujuan: Menganalisis pengaruh aplikasi gel APF terhadap kekasaran permukaan
resin sealant. Metode: Tiga puluh enam spesimen resin sealant dibagi secara acak
ke dalam enam kelompok, yaitu aplikasi gel APF dan akuades selama tiga puluh
menit sebanyak satu, dua dan tiga kali. Nilai kekasaran permukaan rerata diukur
dengan surface roughness tester Mitutoyo SJ201. Hasil: Kekasaran permukaan
meningkat bermakna setelah satu kali aplikasi, dan menurun bermakna setelah dua
kali aplikasi. (p<0,05)Kesimpulan: Gel APF menurunkan kekasaran permukaan
resin sealant setelah dua kali aplikasi.

ABSTRACT
Background: Acidity of APF gel could increase restorative material surface
roughness, leading to increased bacterial adhesion and secondary caries. Aim: To
analyze the effect of APF gel application on the surface roughness of resin sealant.
Method: Thirty six resin sealant specimens were randomly divided into six groups,
APF gel and aquadest one, two and three times application for thirty minutes each.
Mean roughness was measured by Mitutoyo SJ201 surface roughness tester. Result:
Surface roughness was significantly increased after one time gel application, and
decreased significantly after twice gel application. (p<0,05)Conclusion: APF gel
decreased resin sealant surface roughness after second application."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Azkianisa
"ABSTRAK
Latar Belakang: LCU prototip dengan metode PWM-kombinasi dengan iradiansi sinar 800, 900, dan 1.000 mW/cm2 telah dibuat untuk mencegah kenaikan suhu pulpa akibat polimerisasi.
Tujuan: Menganalisis kekerasan komposit resin yang dipolimerisasi dengan LCU berbeda iradiansi sinar.
Metode: Spesimen merupakan komposit resin yang dipolimerisasi dengan LCU prototip (PWMkombinasi) beriradiansi sinar 800, 900, atau 1.000 mW/cm2 atau dengan LCU pembanding (900 mW/cm2). Kekerasan komposit resin diukur menggunakan sistem Knoop.
Hasil: Kekerasan komposit resin antar kelompok berbeda bermakna (p<0,05) kecuali yang diberi iradiansi sinar 900 mW/cm2 dari LCU
prototip dan LCU pembanding.
Kesimpulan: Kekerasan komposit resin dipengaruhi oleh iradiansi sinar dari LCU prototip. LCU prototip atau LCU pembanding dengan iradiansi 900 mW/cm2 menghasilkan kekerasan komposit resin yang sama.

ABSTRACT
Background: Prototype light curing unit (LCU) with PWM-combined light
irradiance of 800, 900, and 1.000 mW/cm2 was made to prevent the pulp temperature rise due to the polymerization. Objective: To analyze the hardness of resin composites polymerized by LCU different light irradiation.
Methods: The specimen is resin composites polymerized by prototype LCU light irradiance 800, 900, or 1.000 mW/cm2 or with comparison LCU (900 mW/cm2). Hardness of resin composite test performed by Knoop system.
Result: There is significant differences (p<0.05) among the groups except those between using the prototype LCU and comparison LCU that have irradiance of 900 mW/cm2.
Conclusions: The hardness of resin composite was influenced by the irradiance of prototype LCU. The hardness of resin composite from prototype LCU is equal to those from comparison LCU irradiance of 900 mW/cm2."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthonius Krishna
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pemolesan terhadap perubahan warna Nano-ionomer. Nano-ionomer dibagi menjadi empat kelompok; dipoles dengan Sof-LexTM XT, PoGOTM, OptraPol®, dan tidak dipoles. Seluruh spesimen direndam dalam larutan kopi selama tujuh hari. Perubahan warna dinilai dengan sistem CIELAB. Hasil dianalisis dengan uji One Way Anova dan Paired
Samples T Test. Nilai L* mengalami penurunan yang signifikan (p < 0,05) setelah dilakukan pemolesan. OptraPol® mengalami perubahan warna terkecil. Setelah perendaman, terjadi perubahan nilai L*, a*, dan b* yang signifikan (p < 0,05) pada seluruh kelompok. OptraPol® mengalami perubahan warna terkecil namun tidak berbeda bermakna terhadap PoGOTM dan tidak dipoles.

ABSTRACT
The aim of this study was to assess the influence of polishing systems on color change of Nano-ionomer. Specimens were divided into four groups; polished with Sof-LexTM XT, PoGOTM, OptraPol® and unpolished. Color values were evaluated using CIELAB system. Data were analyzed using One Way Anova and Paired Samples T Test. L* values were significantly lowered (p < 0,05) after polishing procedures. OptraPol® showed the least colour change. After immersion, there
were significant changes in L*, a* and b* values (p < 0,05) in all groups.
OptraPol® showed the littlest colour change but it was not statistically significant compared to PoGOTM and unpolished."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Dzulvita Arifah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek aplikasi gel topikal ekstrak biji anggur terhadap kekerasan email setelah didemineralisasi. Spesimen berupa 21 email gigi sapi didemineralisasi dalam minuman berenergi. Spesimen diaplikasikan gel ekstrak biji anggur 6,5% dan 12,5% dengan durasi paparan 16 menit dan 32 menit. Uji statistik Repeated-Anova dan Oneway Anova menunjukkan terjadi peningkatan nilai kekerasan email gigi yang bermakna pada semua kelompok aplikasi gel topikal ekstrak biji anggur 6,5% dan 12,5% (p<0,05). Aplikasi gel topikal ekstrak biji anggur 12,5% pada kelompok dengan durasi waktu 32 menit menunjukkan peningkatan nilai kekerasan yang tidak berbeda bermakna dengan nilai kekerasan awal email (p>0,05). Kata kunci :Ekstrak biji anggur, Email, Demineralisasi, Remineralisasi,Kekerasan.

ABSTRACT
This study aim to analyze the influence of application topical grape-seed extract gel on the enamel hardness after demineralization. Specimens were 21 bovine teeth demineralized in energy drink. The specimens were applicated with topical grape-seed extract gels 6,5% and 12,5% with 16 minutes and 32 minutes duration of application.The statistical test used were Repeated-Anova and Oneway Anova resulted in significant increase of enamel hardness after the application of topical grape-seed extract gels 6,5% and 12,5% (p<0,05). Application of 12,5% topical grape-seed extract gel in 32 minutes duration of application group resulted in insignificant difference with the initial hardness value (p>0,05).
Keywords :Grape-seed extract, enamel, demineralization, remineralization, hardness."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library