Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminah Swarnawati
"Maraknya acara konsultasi melalui media elektronik akhir akhir ini menarik minat peneliti untuk mengkajinya, terutama karena topik yang dibahas seringkali menyentuh wilayah yang bagi sebagian orang masih tabu untuk dibicarakan, apaiagi dibicarakan melalui media dan didengar oleh banyak orang.
Konsultasi melalui radio pada penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu yang melibatkan expert sebagai pemberi solusi pada radio Pesona FM dan radio Trijaya FM dan non-expert pada radio TMI dan Muara FM. Perbedaan expert dan non-expert membuat perbedaan pada model konsultasinya dan topik yang dibicarakan. Pada expert, konsultasi langsung dijawab oleh expert, pengasuh acara lebih berfungsi sebagai moderator atau pemberi komentar tambahan, sedangkan pada non-expert, konsultasi terlebih dahulu dilempar pada khalayak untuk urun rembuk baru pada akhir session pengasuh acara membahasnya atau menarik kesimpulan. Dari segi topik yang dibicarakan, pada expert: topik lebih khusus yaitu masalah seks, sedangkan pada non-expert topik lebih beragam antara lain masalah pergaulan, pekerjaan, percintaan, konflik keluarga.
Konsultasi yang dilakukan melalui radio pada penelitian ini dilihat sebagai bentuk tindak self-disclosure dilihat dari segi fungsi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berkaitan dengan topik yang menyentuh masalah seks mempunyai dampak pada etika, yaitu masalah pantas - tidak pantas, bermoral - tidak bermoral dalam kerangka budaya Indonesia. Masalah etika menjadi penting karena walaupun diasuh oleh expert akan tetapi pembawa acara kadang-kadang memberikan komentar yang tidak pantas dan tidak mendukung terhadap penyelesaian masalah yang dikonsultasikan.
Hal yang menarik pada penelitian ini adalah bahwa selama ini pembahasan tentang self-disclosure selalu dalam lingkup komunikasi interpersonal yang dicirikan terjadi dalam hubungan yang penuh keakraban atau keintiman dan idealnya dalam komunikasi dyadic, akan tetapi pada penelitian ini justru melalui media. Dengan sendirinya unsur-unsur keintiman tidak ada lagi, begitu pula komunikasi yang terjadi bukan komunikasi dyadic karena melibatkan lebih dari dua orang, paling tidak terdiri dari Wien, konselor dan khayalak. lmplikasi tentu saja pada bagaimana teori-teori interpersonal menjawab fenomena ini. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeanita Lestarina
"Komunikasi pada jejaring sosial Facebook telah kian berkembang dari sekedar membina pertemanan biasa hingga mampu memasuki ruang komunikasi pribadi sekalipun seperti kencan online. Pada aktivitas kencan online, individu menjalani penetrasi pada hubungan yang akan dibangun dengan melakukan pengungkapan diri sehingga mampu memberi kesan untuk menarik perhatian, membangun bahkan mengembangkan suatu hubungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengungkapan diri pada individu ketika mereka melakukan kencan online di Facebook. Studi ini menggunakan penelitian kualitatif, paradigma konstruktivis, strategi fenomenologi dan wawancara mendalam dengan 3 informan terpilih (purposeful).
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa individu merasa lebih aman dan nyaman saat berkomunikasi online dibandingkn offline, adanya perbedaan keluasan dan kedalaman topik pembahasan pada pria dan wanita pada awal hubungan maupun saat hubungan telah berkembang lebih jauh, dan self-disclosure merupakan sumber peningkatan suatu hubungan.

The way people communicate on Facebook as a social media has improved from impersonal communication to become an intimate relationship, such as dating online. In online dating, people penetrate their relationship by doing selfdisclosure to attract others, building even developing relationship.
The aim of this research is to explain how people doing self-disclosure to others when they are doing online dating on Facebook. These research use a qualitative method, constructivism paradigm, fenomenology strategy and in depth interview with 3 persons (purposeful).
This research shows by doing online dating through Facebook, people feel more comfortable and secure when they communicate in online than offline. There are a number of differences of the depth and breadth of topic of discussion within man and woman and the self-disclosure is the source to improvement the relationship itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nur Fitria
"Stasiun televisi berlomba-lomba membuat program yang menarik agar mendatangkan rating dan share yang tinggi. Salah satunya adalah program ajang pencarian bakat. Salah satu program ajang pencarian bakat yang sedang naik daun adalah D rsquo;academy 4. D rsquo;Academy adalah ajang pencarian bakat penyanyi dangdut. Salah satu yang menarik dari program ini adalah sesi dimana para peserta melakukan pengungkapan diri di atas panggung. Media membuat cerita pribadi peserta sebagai suatu konten yang menarik dan bertujuan untuk menarik perhatian publik. Terjadi komodifikasi konten dimana cerita pribadi peserta yang tadinya bukan untuk konsumsi publik, dibuat menjadi pertunjukan yang menarik demi mendapat keuntungan.

Television stations are competing to make interesting programs to increase high ratings and share. One of them is a talent search program. One of the populer talent search programs is D 39 academy 4. D 39 Academy is a talent search event for dangdut singers. One of the highlights of this program is the session where participants perform self disclosure on stage. The media makes the participant rsquo s personal stories as an interesting content and aim to attract the public 39 s attention. There was a commodification of content where the personal story of the participants, which was not for public consumption, was made as aninteresting show for the media rsquo s profit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Kusumaningtyas
"Hingga saat ini masih banyak gay dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang masih belum melakukan pengungkapan diri, padahal ini bermanfaat terutama mengurangi beban yang ada di dalam diri. Tujuan penelitian ini ingin melihat pengungkapan diri pada orang dengan HIV yang berorientasi gay dan manfaatnya bagi mereka terutama dalam perilaku pencegahan terkait HIV. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain case study dan menggunakan kerangka teori Disclosure Process Model (Chaudoir, 2011). Informan pada penelitian ini ada 5 informan, peneliti juga meneliti mengenai sosial ekonomi pada masing-masing informan. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa, proses pengungkapan diri pada informan tidaklah mudah, informan juga berpendapat pengungkapan mengenai status ODHIV lebih sensitif dibandingkan orientasi seksual, hal ini karena ODHIV masih memiliki stigma yang tinggi di masyarakat terutama terkait penularannya, mayoritas informan lebih nyaman mengungkapkan diri kepada pendamping, pasangan, ataupun teman sebaya lainnya dibandingkan dengan keluarga, karena mereka takut akan terjadi pengucilan atau bahkan membuat keluarga mereka kecewa. Dukungan sosial berpengaruh terhadap pengungkapan diri terutama dukungan keluarga, karena ketika keluarga menerima keadaan mereka, informan merasa lebih bisa dalam mengekspresikan diri mereka. Peneliti juga menemukan bahwa sosial ekonomi berperan terhadap pengungkapan diri, terutama sosial ekonomi dari orangtua. LSM X perlu lebih memperkuat proses bonding ketika melakukan penjangkauan.

There are still many gay people with HIV (Human Immunodeficiency Virus) who still do not disclose themselves, even though this is beneficial, especially in reducing the pressure on themselves. The purpose of this study is to look at self-disclosure in gay-oriented people with HIV and its benefits for them, especially in HIV-related prevention behavior. This research is qualitative research with a case study design and uses the Disclosure Process Model theoretical framework (Chaudoir, 2011). There were 5 informants in this study, researchers also examined the socio-economic status of each informant. The results of the study found that, the process of self-disclosure in informants is not easy, informants also argue that disclosure of ODHIV status is more sensitive than sexual orientation, this is because ODHIV still has a high stigma in society, especially related to transmission, the majority of informants are more comfortable disclosing themselves to companions, partners, or other peers compared to family, because they are afraid of ostracism or even making their families disappointed. Social support affects self-disclosure, especially family support, because when the family accepts their situation, informants feel more able to express themselves. Researchers also found that socioeconomics plays a role in self-disclosure, especially the socioeconomics of parents. NGO X needs to strengthen the bonding process when conducting outreach."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fitri Nugraheni
"Hubungan antara self-disclosure di Facebook dengan kepribadian narcissistic sudah pernah diteliti, namun belum ada penelitian mengenai hubungan antara self-disclosure berdasarkan topik dengan kepribadian narcissistic. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat hubungan antara self-disclosure dalam topik beliefs, relationships, personal matters, interests, dan intimate feelings dengan kecenderungan kepribadian narcissistic. Penelitian dilakukan terhadap 126 partisipan berusia 18-22 tahun yang menggunakan Facebook. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Disclosure Scale (SDS) dan Narcissistic Personality Inventory 16 item (NPI-16). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara tiap topik self-disclosure dengan kepribadian narcissistic.

The relationship between self-disclosure on Facebook with narcissistic personality has already empirically supported. However, there’s no research about the relationship between topic-based self-disclosure with narcissistic personality yet. This present research purpose was to find whether each self-disclosure topic (beliefs, relationships, personal matters, interests, and intimate feelings) correlated with narcissistic personality. Participants were 126 late adolescents ages 18-22 using Facebook. The instruments used were Self-disclosure Scale (SDS) and Narcissistic Personality Inventory 16 items (NPI-16). Result showed that there was relationship between each self-disclosure topic with narcissistic personality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisella Rusli
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam perbandingan dimensi jumlah, kedalaman, dan valensi dalam pengungkapan diri antar individu dalam interaksi di forum roleplay dan dunia nyata. Pengukuran pengungkapan diri menggunakan alat ukur Wheeless Revised Self-Disclosure Scale yang dikembangkan oleh Wheeless pada tahun 1976. Partisipan dalam penelitian ini adalah 51 pengguna internet di Indonesia yang pernah atau sedang mengikuti forum roleplay.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam perbandingan dimensi jumlah, kedalaman, dan valensi dalam tingkat pengungkapan diri antara komunikasi antar individu dalam forum roleplay dengan dunia nyata. Hal ini dapat disebabkan oleh sedikitnya anonimitas yang dimiliki oleh roleplayer yang menjadi penentu untuk mengungkap dirinya, atau dikarenakan oleh beragamnya forum roleplay dan partisipan yang tergabung dalam penelitian ini.

This research is conducted to find whether there was a significant difference in comparing amount, depth, and valence dimensions in self disclosure between individuals in roleplay forums and real world interactions. In this research, self disclosure was measured using a modification instrument named Wheeless Revised Self Disclosure Scale that originally was constructed by Wheeless at 1976. The participants of this research are 51 internet users in Indonesia who were or currently are members of roleplay forum's.
The main results of this research show that there is no significant difference in comparing amount, depth, and valence dimensions in self disclosure between individuals in roleplay forums and real world interactions. This result could be caused by the little anonimity gained by the roleplayer which became the key point to their self disclosure, or it was because the variety of roleplay forums and the participants that were included in this research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Derira Tarisa
"Penelitian ini menganalisis pengaruh antar konsep Motivasi, Self disclosure (pengungkapan diri) dan Psychological Well Being (kesejahteraan psikologis) pada wanita dewasa muda di ibu kota melalui platform media sosial Instagram. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan motivasi pengguna Instagram untuk melakukan Self disclosure, selanjutnya penelitian ini juga dilakukan untuk melihat pengaruh Self disclosure terhadap Psychological Well Being. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode explanatory, menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 200 responden wanita dewasa muda di Ibu Kota Jakarta. Pengolah data menggunakan SEM PLS. Studi ini memberikan pemahaman yang lebih spesifik tentang pengaruh motivasi seseorang melakukan pengungkapan diri dan dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan tingkat motivasi untuk melakukan keterbukaan diri memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang positif. Dengan kata lain, individu yang memiliki motivasi kuat untuk berbagi tentang diri mereka sendiri dan secara aktif mengekspresikan diri mereka cenderung mengalami kesejahteraan psikologis yang positif.

This research analyzes the influence of Motivation, Self disclosure, and Psychological Well-Being on young adult women in the capital city through the social media platform Instagram. The purpose of this research is to find out the Motivation of Instagram users to do self disclosure. Furthermore, this research was also conducted to see the effect of self disclosure on psychological well-being. This study adopts a descriptive quantitative research design with an explanatory approach, utilizing a questionnaire administered to 200 young adult female respondents in the capital city. Using PLS SEM as a data processing tool. This research delves deeper into the topic of self disclosure specifically focusing on young adult women residing in the capital city. The study provides a more specific understanding of the relationship between Motivation for self disclosure and its impact on psychological well-being. The findings of this research indicate that individuals with high levels of Motivation for self disclosure and high levels of openness tend to have positive levels of psychological well-being. In other words, individuals who have a strong Motivation to share about themselves and actively express themselves to a high degree tend to experience positive psychological well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Tri Padya
"Angka perceraian di Indonesia cenderung meningkat tiap tahunnya. Salah satu alasan pasangan bercerai adalah perselingkuhan. Terdapat indikasi bahwa seiring perkembangan zaman, individu memiliki sikap yang cenderung permisif terhadap perselingkuhan sehingga menjadi lebih rentan melakukan perselingkuhan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh self-disclosure pada sikap terhadap perselingkuhan yang dimiliki individu dalam perkawinan. Penelitian ini juga melihat peran kepuasan perkawinan yang dimiliki individu dalam memediasi hubungan antara self-disclosure dan sikap terhadap perselingkuhan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Attitude toward Infidelity Scale (ATIS; Whatley, 2008), Marital Self-disclosure Questionnaire (MSDQ; Waring, et al., 1998), dan Couple Satisfaction index (CSI; Funk & Rogge, 2007). Teknik statistik deskriptif, korelasi, regresi sederhana dan analisis mediasi digunakan untuk menganalisis data. Penelitian ini dilakukan pada 461 partisipan yang berada dalam perkawinan (361 perempuan, 100 laki-laki). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-disclosure memiliki pengaruh yang signifikan pada sikap terhadap perselingkuhan. Selain itu, dapat diketahui bahwa kepuasan perkawinan berperan memediasi secara penuh hubungan antara self-disclosure dan sikap terhadap perselingkuhan.

The divorce rate in Indonesia tends to increase every year. One of the reasons couples divorce is infidelity. There is an indication that individuals tend to have a permissive attitude towards infidelity along with the times so that they become more vulnerable to infidelity. This study aims to examine the effect of self-disclosure on attitudes towards infidelity that individuals have in marriage. This study also looks at the role of marital satisfaction in mediating the relationship between self-disclosure and attitudes towards infidelity. The Attitude toward Infidelity Scale (ATIS; Whatley, 2008), Marital Self-disclosure Questionnaire (MSDQ; Waring, et al., 1998), and Couple Satisfaction index (CSI; Funk & Rogge, 2007) were used in this study. Descriptive, correlation, regression, and mediation analysis techniques were used to to analyze the data. This study was conducted on 461 participants who were in marriage (361 women, 100 men). The results showed that self-disclosure had a significant effect on attitudes towards infidelity. In addition, the result found marital satisfaction fully mediate the relationship between self-disclosure and attitudes towards infidelity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widiya Solihat Eka Riani
"Pacaran dan ta’aruf dikenal sebagai tren pemilihan pasangan di Indonesia (Madya, 2017). Dalam pacaran dan ta’aruf, terdapat beberapa perbedaan mekanisme dalam proses perkenalan menuju pernikahan dalam hal waktu perkenalan, ada atau tidaknya perantara dalam proses perkenalan, kontak fisik, dan pengalaman mengembangkan rasa cinta sejak sebelum pernikahan (Wuryandari, 2010; Sakinah & Kinanthi, 2018). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dan hubungan antara self-disclosure dengan kepuasan pernikahan yang signifikan pada dua kelompok individu yang menikah melalui proses pacaran dan ta’aruf. Sebanyak 133 partisipan yang terdiri dari 71 individu yang menikah melalui proses pacaran dan 62 individu yang menikah melalui proses ta’aruf, dengan rentang usia 19-40 tahun dalam masa 5 tahun pertama pernikahan berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian komparasi dengan metode pengujian statistik independent sample t-test dan strategi penelitian korelasional dengan metode pengujian statistik pearson moment correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan self-disclosure yang signifikan antara pernikahan yang melalui proses pacaran dan ta’aruf (t(131) = 3,087, p < 0,05, d = 0,517, two-tailed), namun tidak ditemukan adanya perbedaan kepuasan pernikahan yang signifikan antara pernikahan yang melalui proses pacaran dan ta’aruf. Self-disclosure berhubungan secara positif dan signifikan dengan kepuasan pernikahan, baik pada pernikahan yang melalui proses pacaran (r = 0,405, p < 0,01, r2 = 0,164) maupun pernikahan yang melalui proses ta’aruf (r = 0,457, p < 0,01, r2 = 0,209). Dengan demikian, semakin tinggi self-disclosure individu atau semakin terbuka individu dalam pengungkapan diri terhadap pasangannya, semakin tinggi kepuasan pernikahannya.

Dating and ta’aruf are known as the trend of partner selection in Indonesia (Madya, 2017). There are several different mechanisms in the process of introduction to marriage between dating and ta’aruf in terms of time, the presence or absence of intermediaries, physical contact, and the experience to develop love since before marriage (Wuryandari, 2010; Sakinah & Kinanthi, 2018). This study aimed to investigate whether there is a significant difference and relationship between self-disclosure and marital satisfaction in two groups. A total of 133 participants consisting of 71 individuals who married through the dating process and 62 individuals who married through the ta'aruf process, with an age range of 19-40 years in the first 5 years of marriage participated in this study. This study used a comparative research strategy with the independent sample t-test statistical testing method and a correlational research strategy with the Pearson’s moment correlation statistical testing method. The results show that there is significant difference in self-disclosure between marriages through the dating process and ta'aruf (t(131) = 2.974, p < 0.05, d = 0.517, two-tailed), but there is no significant difference in marital satisfaction between marriages through the dating process and ta'aruf. Self-disclosure has a positive and significant relationship with marital satisfaction, both in marriages through the dating process (r = 0.405, p < 0.01, r2 = 0.164) and marriages through the ta'aruf process (r = 0.457, p < 0,01, r2 = 0.209). Thus, the higher the self-disclosure towards the partner, the higher the satisfaction of the marriage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Maria Alga Palla
"Munculnya influencer media sosial yang membagikan berbagai aspek kehidupan pribadi mereka menunjukkan perubahan dalam mekanisme influencer endorsement di platform media sosial. Influencer memberikan pengikutnya banyak informasi tentang kehidupan pribadi mereka. Biasanya mereka merekomendasikan produk yang mereka pakai sehari-hari. Pola seperti ini digunakan influencer secara strategis agar bisa menyajikan realita pada pengikut mereka. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana online self-disclosure dalam konteks influencer endorsement berdasarkan lima dimensi self-disclosure, yaitu amount, valence, honesty, intent, dan depth. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus kualitatif dengan single case design atau studi kasus tunggal dengan menggunakan dokumen dan observasi konten influencer yang melakukan endorsement secara online atau non participant observation. Self-disclosure seorang influencer di Instagram memiliki peran penting dalam membangun intimasi dengan audiens dan menarik perhatian mereka terhadap pesan endorsement produk. Penting bagi para influencer dan pemasar untuk memperhatikan dimensi self-disclosure seperti amount, depth, honesty, intent, dan valence dalam strategi pemasaran mereka untuk mencapai hasil yang lebih efektif.

The emergence of social media influencers who share various aspects of their personal lives demonstrates a shift in the mechanism of influencer endorsement on social media platforms. Influencers provide their followers with a lot of information about their personal lives, often recommending products they use in their daily lives. This pattern is strategically used by influencers to present a sense of reality to their followers. The purpose of this study is to analyze online self-disclosure in the context of influencer endorsement based on five dimensions of self-disclosure: amount, valence, honesty, intent, and depth. The method employed in this study is a qualitative single case design approach, utilizing literature review and non-participant observation of influencer content endorsing products online. The self-disclosure of an influencer on Instagram plays a crucial role in building intimacy with the audience and capturing their attention towards product endorsement messages. It is important for influencers and marketers to consider dimensions of self-disclosure such as amount, depth, honesty, intent, and valence in their marketing strategies to achieve more effective results."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>