Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Muhammad Giordi Jafier Amirullah
"Penggunaan rokok elektrik di Indonesia mulai meningkat, hal tersebut dilihat sebagai suatu tren baru dan juga alternatif untuk rokok tembakau. Rokok elektrik ataupun vape dapat dikatakan sebagai suatu alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor sosial yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan rokok elektrik, dimulai dari lingkungan teman, kesehatan dan juga gaya hidup. Namun dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba untuk menggali lebih dalam tentang pemaknaan rokok elektrik sebagai suatu gaya hidup kaum muda, bukan hanya sebagai suatu yang lebih aman dan sehat, namun rokok elektrik juga dapat dimaknai sebagai suatu bentuk gaya hidup bagi penggunanya. Melihat rokok elektrik sebagai suatu hal yang baru, tentu menarik untuk digali lebih dalam penelitian ini dan melihat hubungannya tentang gaya hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan juga observasi partisipan.

The rise and increased number of of Electronic Cigarrettes or Vaporizers users in Indonesia shows that the device can be a form of a new trend and also and alternative to conventional tobacco cigarettes. E-Cigarettes/Vaporizers are believed to be a safer choice than tobacco cigarettes. Previous researches had shown that there are a lot of factors that can affect someone to use electronic cigarettes such as friends influence, health factors, and also lifestyle. In this research, we’re trying to understand and learn even further about the meaning of electronic cigarettes as a lifestyle of the youth, not viewing the device only as an safer and healthier alternative, but electronic cigarettes can be intrepreted as a lifestyle by its users. E-Cigarettes are still a relatively new device, so it is really interesting to research about how the users of E-Cigarettes see the device as form of lifestyle. This research uses qualitative methods, with deep interview and participant observation as a method to collect the required data.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathalia Isabella Muskitta
"Penggunaan rokok elektrik di Indonesia terus meningkat, terutama untuk kelompok usia muda. Persepsi masyarakat terhadap rokok elektrik dinilai mempengaruhi penggunaan rokok elektrik sehingga menjadi komponen penting dalam analisis dan evaluasi penggunaan rokok elektrik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara persepsi manfaat dan kerugian penggunaan rokok elektrik terhadap frekuensi penggunaan rokok elektrik khususnya di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yang dilakukan di Universitas Indonesia dari bulan Juni 2018 sampai Juli 2019. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dibagikan kepada subjek penelitian terpilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu 104 mahasiswa Universitas Indonesia berusia 18-24 tahun. bertahun-tahun. Pengujian yang digunakan untuk analisis data adalah uji univariat untuk melihat distribusi prevalensi rokok elektrik dan uji chi-square untuk menilai hubungan antar variabel.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dari 104 subjek mayoritas pengguna rokok elektrik adalah laki-laki (93,3%), berusia 20 tahun (37,5%), kuliah di fakultas teknik (40,4%), dan pernah menggunakan rokok elektrik. lebih dari 24 bulan (33,7%). Frekuensi penggunaan rokok elektrik dianggap seimbang, yaitu setiap pengguna rutin dan pengguna non-rutin adalah 50%. Mayoritas pengguna rokok elektrik juga multiple user (61,5%) dan jenis rokok konvensional yang paling banyak digunakan adalah kretek (54,7%). Mayoritas pengguna rokok elektrik di Universitas Indonesia juga memiliki persepsi positif tentang definisi, kandungan, manfaat, dan kerugian penggunaan rokok elektrik. Hubungan yang signifikan hanya ditemukan pada persepsi kandungan rokok elektrik dengan frekuensi penggunaannya (p<0,05).
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik cukup umum di kalangan kelompok usia muda, khususnya mahasiswa di Universitas Indonesia. Semakin rutin penggunaan rokok elektrik memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi bahwa kandungan rokok elektrik berbahaya. Hal ini bisa terjadi karena kelompok usia dewasa muda umumnya menggunakan rokok elektrik karena penasaran dan tidak ada niat untuk berhenti merokok. Hal ini juga terlihat dari tingginya jumlah pengguna ganda dalam penelitian ini. Oleh karena itu, perlu dibuat regulasi dan intervensi khusus terkait penggunaan rokok elektrik karena masih banyak pengguna reguler rokok elektrik meskipun persepsi mayoritas terhadap rokok elektrik adalah positif.

The use of e-cigarettes in Indonesia continues to increase, especially for the young age group. Public perception of e-cigarettes is considered to affect the use of e-cigarettes so that it becomes an important component in the analysis and evaluation of the use of e-cigarettes. Therefore, the purpose of this study was to assess the relationship between perceived benefits and disadvantages of using e-cigarettes on the frequency of e-cigarette use, especially among students at the University of Indonesia.
The research method used is a cross sectional study conducted at the University of Indonesia from June 2018 to July 2019. The instrument used is a questionnaire distributed to selected research subjects using a purposive sampling technique, namely 104 University of Indonesia students aged 18-24 years. many years. The test used for data analysis was the univariate test to see the distribution of the prevalence of e-cigarettes and the chi-square test to assess the relationship between variables.
The results of statistical analysis showed that of the 104 subjects the majority of e-cigarette users were male (93.3%), 20 years old (37.5%), studied at the engineering faculty (40.4%), and had used e-cigarettes. more than 24 months (33.7%). The frequency of using e-cigarettes is considered to be balanced, i.e. each regular user and non-routine user is 50%. The majority of e-cigarette users are also multiple users (61.5%) and the most widely used type of conventional cigarette is kretek (54.7%). The majority of e-cigarette users at the University of Indonesia also have positive perceptions about the definition, content, benefits, and disadvantages of using e-cigarettes. A significant relationship was only found in the perception of the content of e-cigarettes with the frequency of their use (p<0.05).
This study shows that the use of e-cigarettes is quite common among young age groups, especially students at the University of Indonesia. The more routine use of e-cigarettes has a significant relationship with the perception that the content of e-cigarettes is dangerous. This can happen because young adults generally use e-cigarettes out of curiosity and have no intention of quitting smoking. This is also evident from the high number of dual users in this study. Therefore, it is necessary to make regulations and special interventions related to the use of e-cigarettes because there are still many regular users of e-cigarettes even though the majority perception of e-cigarettes is positive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carlamia H. Lusikooy
"ABSTRAK
Penggunaan rokok elektrik di Indonesia dan kekhawatiran terhadap kesehatan masyarakat kian
meningkat seiring dengan bertambahnya pengguna rokok elektrik. Upaya pencegahan cukup
terbatas karena akses terhadap perangkat rokok elektrik cenderung mudah, dan studi preliminer
telah menemukan bahwa rokok elektrik memiliki potensi untuk penggunaan zat psikoaktif
lainnya. Dengan demikian, tujuan studi ini adalah melihat jika ada hubungan antara
karakteristik demografi dan pola penggunaan rokok elektrik terhadap NAPZA lain dalam
sampel Jakarta (n=422) melalui survei elektronik atau online dari Februari hingga Mei 2019.
Ditemukan hanya beberapa hubungan signifikan antara demografi responden (jenis kelamin,
status kerja, tingkat pendidikan) dan penggunaan rokok elektrik (alasan menggunakan,
frekuensi menggunakan) terhadap penggunaan alkohol (p>0.05) namun tidak pada NAPZA
lainnya. Pembahasan dilakukan dengan fokus kepada berbagai keterbatasan metode dan
literatur dalam studi ini, sehingga terdapat acuan untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
The use of electronic cigarettes (e-cigarettes) in Indonesia along with public health concerns
continues to rise with increasing reports of electronic cigarette users. Prevention attempts are
limited due to easy access of electronic cigarette devices, and a premilinary has found that
electronic cigarettes potentiate the use of other psychoactive substances. This study aims to see
whether an association exists between demographic characteristics and e-cigarette use patterns
toward risk of drug use in a Jakarta sample (n=422) through an electronic or online survey from
February to May 2019. The study found only several significant associations between
demographic variables (gender, work status, education level) and e-cigarette use pattern
(reason and frequency of use) towards risk of alcohol use (p>0.05). A discussion is made based
on this study's methodical and literary limitations, to provide guidelines for future studies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Feby Prameswari
"Kebijakan cukai rokok elektrik ditetapkan dengan tujuan untuk mengontrol konsumsi rokok elektrik (vape) di Indonesia. Rokok elektrik (vape) perlu dikendalikan karena dapat menghasilkan eksternalitas negatif bagi kesehatan pengonsumsi maupun orang disekitarnya. Keadaan tersebut diperkeruh dengan mayoritas pengonsumsi rokok elektrik (vape) merupakan remaja serta adanya temuan liquid vape ilegal yang dicampur dengan produk narkotika. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan membahas mengenai implementasi kebijakan cukai rokok elektrik (vape) di Indonesia beserta hambatan dan tantangan yang dialami oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai selaku pelaksana program. Metode yang digunakan merupakan post-positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi pustaka. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa implementasi kebijakan cukai rokok elektrik (vape) di Indonesia telah dijalankan oleh pelaksana program sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Namun, dalam kebijakan tersebut harus dilakukan beberapa perubahan mengingat kebijakan ini belum berhasil menjawab tujuan awal karena konsumsi terhadap rokok elektrik terus meningkat. Dalam pengimplementasiannya, adapun upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menghadapi tantangan pengimplementasian kebijakan cukai rokok elektrik (vape), salah satunya peredaran liquid vape ilegal, dengan dilakukannya pengawasan melalui luar jaringan (Luring) dengan Operasi Gempur maupun dalam jaringan (Daring) dengan cyber crawling.

The e-cigarette excise policy was established to control the consumption of e-cigarettes (vape) in Indonesia. E-cigarettes (vape) need to be controlled because they can produce negative externalities for consumers' health and those around them. The situation is made worse by the fact that the majority of e-cigarette consumers are teenagers and finding that shown there are illegal vape liquids mixed with narcotic products. This study will discuss the implementation of the e-cigarette excise policy in Indonesia along with the obstacles and challenges experienced by the Directorate General of Customs and Excise as the program implementer. The method used in this study is post-positivist by in-depth interview as the data collection technique and literature study. In this study, it was found that program implementers had carried out the implementation of the e-cigarette excise policy in Indonesia under established policies. However, some changes must be made in this policy, considering that this policy has not succeeded in achieving its initial goal because the consumption of e-cigarettes continues to increase. In its implementation, there are efforts made by the Directorate General of Customs and Excise in dealing with the challenges of implementing the e-cigarette (vape) excise policy, one of which is the circulation of illegal vape liquids, by conducting supervision through outside the network (offline) using Operation Gempur and within the network (online) using cyber crawling."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Feby Prameswari
"xiii, 129 pages ; illustration ; appendix"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Putri Yuzarni
"Skripsi ini membahas tentang perbandingan pengaturan mengenai rokok elektrik dengan kandungan zat adiktif hasil olahan tembakau yang ada di Indonesia dan Inggris. Penelitian ini berbentuk penelitian doktrinal dengan menggunakan data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, jurnal dan literatur lain yang berkaitan dengan rokok elektrik. Penelitian ini dilandaskan kepada perkembangan terbaru dalam perihal konsumsi rokok di Indonesia yang membuat dibutuhkannya pengaturan khusus mengenai pengendalian rokok elektrik dengan tujuan memberikan perlindungan lebih baik dan jaminan terhadap kesehatan masyarakat sebagai salah satu faktor kesejahteraan bangsa. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini sendiri adalah terkait rokok elektrik itu sendiri dan bagaimana perbedaannya dengan rokok konvensional, dan kemudian bagaimana peraturan perundang-undangan di Indonesia dan Inggris berbeda dalam menghadapi keberadaan rokok elektrik di masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa kedua peraturan perundang-undangan, meskipun berkembang dan beradaptasi pada masyarakat yang berbeda, memiliki pendekatan hukum yang serupa. Selain itu, penelitian ini juga ditemukan bahwa peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia masih belum mengatur tentang rokok elektrik secara langsung. Oleh karena itu, dibutuhkan pembaharuan terhadap peraturan perundang-undangan terkait rokok di Indonesia agar dapat mencakup penggunaan rokok elektrik yang semakin berkembang di masyarakat ini.

This thesis discusses the comparison of regulations about electronic cigarette with addictive content from tobacco processing in Indonesia and in Great Britain. This research is a doctrinal study utilizing secondary data in the form of legislation, journals, and other literature related to electronic cigarettes. This research based upon the recent development in cigarette consumption in Indonesia that lays the urgency to establish a specialized regulations for electronic cigarette with the purpose of provision to a better safeguards and assurance in public health as one constituent of common welfare. The formulation of the problem which is be underlined in this research are on the electronic cigarette itself and its distinction from regular cigarette, and then how regulations in Indonesia and Great Britain face the emergence of electronic cigarette consumption in the society. This research later shown that, despite developed and adapted in very disparate society, has a resemblant approach. Moreover, this research also shown that the regulation in Indonesia is yet to be more precisely addresses electronic cigarette. Therefore, there should be some renewals upon regulations in Indonesia on cigarette so the consumption of electronic cigarette that is expanding lately shall be encompassed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Luthfia Nugroho
"

 

Studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses, pemaknaan, dan peran dari faktor-faktor sosial untuk mendukung hadirnya habituasi penggunaan rokok elektrik berjenis pods oleh remaja perempuan berhijab di Jakarta. Pada studi terdahulu, terdapat dua perspektif studi yang peneliti dapatkan. Pertama, penggunaan rokok elektrik oleh remaja perempuan, khususnya perempuan berhijab, masih dianggap tabu dan dianggap tidak wajar dilakukan oleh selain laki-laki, sehingga masyarakat melihat perempuan yang melakukan aktivitas merokok merupakan perempuan yang tidak benar. Sedangkan pemetaan studi lainnya memiliki pemikiran bahwa di era digital ini sudah marak penggunaan rokok elektrik oleh remaja perempuan dikarenakan penggunaan rokok elektrik dirasa dapat meningkatkan kepercayaan diri, menambah kesan elegan, kekinian, dan seksi. Peneliti lebih setuju dengan pemetaan studi kedua, dimana pemikiran tersebut sudah lebih relevan dengan era digital saat ini. Selain itu, perempuan berhijab menjadikan penggunaan rokok elektrik sebagai habituasi dikarenakan mengikuti tren dan pengaruh teman sebaya. Peneliti berargumen bahwa dewasa ini penggunaan rokok elektrik memang sudah marak digunakan oleh perempuan, dan pemilihan rokok elektrik yang digunakan oleh perempuan juga untuk meminimalisir pemikiran negatif masyarakat terkait aktivitas merokok yang dilakukan oleh perempuan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan in-depth interview kepada informan yang merupakan remaja perempuan yang menggunakan rokok elektrik.


This research study aims to determine the process, meaning, and the role of social factors to support the habituality of the use of pod type electronic cigarettes by hijab-wearing teenage girls in Jakarta. In previous studies, there were two study perspectives that researchers obtained. Firstly, the use of e-cigarettes by teenage girls, especially women who wear the hijab, is still considered taboo and considered unnatural for people other than men, so that society views women who smoke as women who are not true. Meanwhile, other mapping studies have the idea that in this digital era, the use of e-cigarettes has become widespread among young women because the use of e-cigarettes is felt to increase self-confidence, add an elegant, contemporary and sexy impression. Researchers agree more with the second study's mapping, where this idea is more relevant to the current digital era. Apart from that, women who wear the hijab use e-cigarettes as a habituality because they follow trends and the influence of their peers. Researchers argue that nowadays the use of e-cigarettes is widespread among women, and the choice of e-cigarettes used by women is also to minimize people's negative thoughts regarding smoking activities carried out by women. This research method uses a qualitative approach and in-depth interviews with informants who are teenage girls who use e-cigarettes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Candra Sintong Togarma
"Penelitian ini membahas mengenai upaya ekstensifikasi objek pengenaan cukai pada rokok elektrik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan termasuk dalam penelitian cross sectional dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan wawancara. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Penelitian ini menganalisis kesesuaian rokok sebagai objek cukai berdasarkan teori Cnossen yang melihat kesesuaian barang kena cukai melalui tiga dimensi yaitu: selectivity in coverage, discrimination in intent dan quantitative measurement, juga permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dari penerapannya. Penelitian ini telah mengumpulkan data dari lembaga-lembaga pemerintahan terkait seperti Kementrian Perdagangan dan Direktorat Jendral Pajak dan Cukai juga akademisi dan konsumen dari rokok elektronik.
Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa rokok elektrik sesuai sebagai obyek cukai dalam rangka perluasan objek cukai (ekstensifikasi). Permasalahan yang dihadapai dalam pengenaan cukai terhadap rokok elektrik adalah beragamnya jumlah nikotin di dalam rokok elektrik sehingga menimbulkan kesulitan dalam menentukan tarif cukai untuk rokok elektrik.

This research discuss about The Effort of Excise Imposition Object Extension on Electronic Cigarette. The research used quantitative approach and included in cross sectional research with data collection method which consists of literature study and in depth interview. This study analyzed the feasibility of electronic cigarettes as excise object based on Cnossen theory that saw the suitability of the goods subject to excise through three dimensions: selectivity in coverage, discrimination in intent and quantitative measurement, also the problems that may occur from the implementation. This research collects data from related government institutions such as trading ministry and general directorate of taxation and customs also academician and consumer of electronic cigarette.
Results of the research led to the conclusion that the electric cigarette is appropriate as an excise object in object excise expansion (extension). The problems faced in the imposition of excise to electronic cigarette is the amount of the nicotine in electronic cigarette can be customized so it is difficult to determine the excise rate to electronic cigarette.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S61870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Ravelyta Wibowo
"Menurut lembaga survei Wealth Health Organization (WHO), Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak. Untuk mengurangi eksternalitas negatif yang timbul dari penggunaan rokok elektrik, pemerintah mengeluarkan kebijakan cukai rokok elektrik pada tahun 2018. Peningkatan konsumsi rokok elektrik di Indonesia membuat pemerintah melakukan penyesuaian kebijakan berupa kenaikan cukai rokok elektrik pada tahun 2023 dan 2024. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan cukai rokok elektrik di Indonesia dengan negara Filipina dan Malaysia, dan evaluasi dari kebijakan kenaikan cukai rokok elektrik di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan post positivis. Metode penelitian dari penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa negara Filipina memiliki kebijakan cukai rokok elektrik berdasarkan kandungan nikotin, sementara di Indonesia berdasarkan jenis. Negara Malaysia memiliki tarif tetap atas liquid, sementara di Indonesia tarif spesifik berdasarkan jenis. Negara Filipina dan Malaysia masing-masing memiliki tarif cukai atas liquid yang lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Terdapat empat pilar kebijakan cukai rokok elektrik di Indonesia, yaitu pengendalian konsumsi, penerimaan negara, keberlangsungan tenaga kerja, dan pengendalian rokok elektrik ilegal. Kebijakan kenaikan cukai rokok elektrik menurut evaluasi kebijakan Dunn, sudah memenuhi kriteria efisiensi dan keadilan. Namun, belum memenuhi kriteria evaluasi efektifitas, kecukupan, responsivitas, dan ketepatan.

According to the Wealth Health Organization (WHO) survey institute, Indonesia is ranked third in the world with the highest number of smokers. To reduce negative externalities arising from the use of e-cigarettes, the government issued an e-cigarette excise policy in 2018. The increasing consumption of e-cigarettes in Indonesia prompted the government to make policy adjustments in the form of an increase in excise duty. on electronic cigarettes in 2023 and 2024. This research was conducted to determine the comparison of excise taxes. e-cigarettes in Indonesia with the Philippines and Malaysia, as well as an evaluation of the policy to increase excise duty on e-cigarettes in Indonesia. This research was conducted using a post positivist approach. The research method used in this research is a qualitative method. The results of this research show that the Philippines has an excise policy on e-cigarettes based on the nicotine content, while in Indonesia it is based on the type. Malaysia has a fixed tariff for liquids, while in Indonesia the tariff is specific based on the type. The Philippines and Malaysia each have higher liquid excise rates than Indonesia. There are four pillars of e-cigarette excise policy in Indonesia, namely controlling consumption, state revenue, workforce sustainability, and controlling illegal e-cigarettes. According to Dunn's policy evaluation, the policy to increase excise tax on e-cigarettes meets the criteria of efficiency and fairness. However, it does not meet the evaluation criteria of effectiveness, adequacy, responsiveness and accuracy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Yohana
"Pada artikel ini dikonstruksi model interaksi antara perokok potensial, perokok konvensional, perokok elektrik, perokok yang berhenti merokok sementara dan perokok yang berhenti permanen. Model yang dibentuk menggunakan sistem persamaan diferensial biasa orde satu. Analisis yang dilakukan antara lain adalah eksistensi dan kestabilan titik keseimbangan dan basic reproduction number . Kestabilan titik kesetimbangan bebas rokok stabil asimtotik lokal ketika basic reproduction number<1 dan tidak stabil ketika basic reproduction number>1 dan memunculkan titik kesetimbangan endemic rokok. Artinya, kasus kebiasaan merokok dapat dikontrol atau dihilangkan secara efektif jika basic reproduction number<1 . Tetapi jika basic reproduction number>1 , kasus kebiasaan merokok akan selalu ada didalam populasi. Dilakukan analisis sensitivitas dan elastisitas serta simulasi numerik terhadap parameter yang paling berpengaruh. Lebih jauh, laju interaksi perokok potensial ke perokok konvensional maupun perokok elektrik dan laju interaksi perokok konvensional ke perokok elektrik memegang peran penting terhadap peningkatan nilai basic reproduction number. Namun, hal ini dapat diminimalkan dengan laju berhentinya perokok konvensional dan elektrik menjadi berhenti merokok sementara maupun selamanya.

In this article, a mathematical model of interaction between conventional smokers, electronic-cigarette smokers, temporarily smoking quitters and permanently smoking quitters is constructed. The model was formed using a system of first order ordinary differential equations. The analysis carried out includes the existence and stability of the balance point and the basic reproduction number . The stability of Smoking Free Equilibrium (SFE) is locally asymptotically stable when basic reproduction number<1 and unstable when basic reproduction number>1 and show Smoking Endemic Equilibrium (SEE). That is, smoking case can be controlled or eliminated effectively if basic reproduction number<1. But if basic reproduction number>1, smoking case will always be present in the population. The analysis of sensitivity and elasticity as well as numerical simulations is done on the most influential parameters. Furthermore, the interaction rate of potential smokers to conventional smokers and e-cigarette smokers as well as the interaction rate of conventional smokers to e-cigarette smokers play an important role in increasing the value of basic reproduction number. However, this can be minimized by the cessation rate of conventional and e-cigarette smokers to quit smoking temporarily or permanently."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>