Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindya Nur Bagas Karina
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dilakukan selama 10 minggu. Praktek Kerja Profesi Apoteker ini bertujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian dan etika farmasi yang berlaku; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di rumah sakit; dan memiliki gambaran tentang permasalahan praktik kefarmasian di rumah sakit serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di rumah sakit. Sedangkan tugas khusus yang dilakukan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker berjudul ldquo;Identifikasi Antimikroba Dalam Formularium RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Tahun 2016 yang Memerlukan Penyesuaian Dosis Pada Pasien Dengan Gangguan Fungsi Ginjal dan Hati rdquo; bertujuan untuk mengidentifikasi antimikroba apa saja dalam Formularium RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Tahun 2016 yang memerlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati dan bagaimana cara penyesuaian dosisnya.

ABSTRACT
Profession Internship at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital conducted for 7 weeks. The goal of Profession internship was the pharmacist able to understand the role, duties and responsibilities of a pharmacist in accordance with standard pharmacy services and the applicable pharmaceutical ethics had the insight, knowledge, skills, and practical experience to carry out the practice of pharmacy in hospitals and had an overview of the problems at the hospital pharmacy practice and learn the strategies and activities that can be done within the framework of the development of pharmacy practice in hospitals. While the specific tasks in this profession internship titled ldquo Identification of Antimicrobial in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Formulary 2016 Requires Dose Adjustment In Patients With Kidney and Liver Function Disorders rdquo aims to to identify any antimicrobials in the Formulary of Dr. Cipto Mangunkusumo Year 2016 which requires dose adjustment in patients with impaired kidney and liver function and how to adjust the dose."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Fitriani
"Pasien dengan gangguan fungsi ginjal rentan mengalami akumulasi obat dalam tubuh yang dapat berisiko toksik sehingga diperlukan penyesuaian dosis obat. Akan tetapi, masih banyak kasus obat yang tidak disesuaikan dosisnya pada pasien PGK di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan, sikap, dan praktik apoteker Indonesia terhadap penyesuaian dosis obat pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Desain observasional-cross sectional dipilih dalam penelitian ini dengan metode pengambilan data melalui survei daring. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah apoteker rumah sakit yang masih aktif bertugas di bagian pelayanan pasien pada periode Januari 2023-Juni 2024. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat. Penelitian ini diikuti oleh sebanyak 139 apoteker rumah sakit dari seluruh Indonesia sebagai responden, yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa (71,9%). Frekuensi melayani pasien gangguan ginjal merupakan faktor yang mempengaruhi ketiga aspek pengetahuan, sikap, dan praktik. Dapat disimpulkan bahwa apoteker Indonesia telah memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik terkait penyesuaian dosis pada gangguan ginjal dengan jumlah sebanyak 96,4%, 98,6%, 65,1% secara berturut-turut. Perlu ditingkatkan lagi pengetahuan terkait cara menghitung eGFR, obat yang memerlukan penyesuaian dosis, cara memperoleh rekomendasi dosis dari literatur, dan penyesuaian dosis pada pasien dialisis. Praktik yang perlu ditingkatkan adalah pemberian rekomendasi alternatif obat, edukasi obat kepada tenaga kesehatan lain, serta pemantauan terapi disertai pemeriksaan fungsi ginjal pasien. Kendala terbesar yang dihadapi apoteker adalah keterbatasan waktu akibat beban kerja yang tinggi. Responden mengharapkan adanya program praktik apoteker tingkat lanjut serta sistem digital yang dapat mendeteksi kesalahan peresepan.

Patients with renal function impairment are at risk for drug accumulation, which can be toxic, necessitating dose adjustment. However, in Indonesia, many cases still lack appropriate dose adjustment for chronic kidney disease (CKD) patients. This study aimed to evaluate the knowledge, attitude, and practice of Indonesian pharmacists regarding dose adjustment in patients with renal impairment. An observational cross-sectional design was used, with data collected through an online survey. The sample consisted of hospital pharmacists actively serving in patient care from January 2023 to June 2024. Data were analyzed using univariate and bivariate tests. A total of 139 hospital pharmacists from across Indonesia participated, with the majority from Java (71.9%). Frequency of serving patients with renal impairment influenced all three aspects of knowledge, attitude, and practice. Results showed that pharmacists had good knowledge, attitude, and practice with percentages of 96.4%, 98.6%, and 65.1%, respectively. Knowledge need to be improved regarding how to calculate eGFR, drugs that require dose adjustment, how to obtain dose recommendations from the literature, and dose adjustment for dialysis patients. Practice that required improvement included providing alternative drug recommendations, educating other healthcare professionals, and monitoring therapy with renal function evaluation. The main barrier identified was limited time due to a high workload. Respondents expect advanced pharmacist practice programs and a digital system capable of detecting prescription errors."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Tri Septyani
"Penyakit ginjal merupakan kelainan struktur atau fungsi ginjal yang terdiri dari gangguan ginjal akut (GGA) dan penyakit ginjal kronis (PGK) yang mengalami penurunan fungsi ginjal. Hal tersebut dapat menyebabkan akumulasi obat di ginjal sehingga meningkatkan risiko toksisitas. Oleh karena itu, penyesuaian dosis obat perlu diperhatikan pada pasien penyakit ginjal. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi peresepan obat yang membutuhkan penyesuaian dosis pada pasien rawat inap dengan penurunan fungsi ginjal di Rumah Sakit Universitas Indonesia tahun 2023. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data rekam medis, resep dokter, dan hasil laboratorium. Kriteria sampel pada studi ini adalah pasien diagnosis GGA atau PGK, >18 tahun, LFG<60 mL/menit, dan menerima obat yang membutuhkan penyesuaian dosis. Dalam penelitian ini, mayoritas pasien laki-laki (51,0%), dengan jenis gangguan ginjal PGK (67,4%), > 60 tahun (52,1%), jumlah komorbid ≥ 5 (55,6%), jumlah obat 5–10 (45,2%), nilai LFG 30–59 (44,1%), serta tidak menjalani hemodialisis (75,5%). Prevalensi pasien dengan penyesuaian dosis yang tepat (51,7%) lebih besar dibandingkan pasien dengan penyesuaian dosis yang tidak tepat. Obat dengan penyesuaian tidak tepat yang paling banyak ditemukan adalah meropenem (96,3%). Hasil uji Chi-square menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara jenis gangguan ginjal, jumlah penyakit komorbid, nilai LFG, serta status hemodialisis dengan penyesuaian dosis (p < 0,05) dan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, serta jumlah obat dengan penyesuaian dosis (p > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa masih banyak ketidaksesuaian penyesuaian dosis yang diresepkan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal sehingga diperlukan intervensi tenaga kesehatan untuk mengurangi hal tersebut.

Kidney disease is an abnormality in the structure or function of the kidney consisting of acute kidney injury (AKI) and chronic kidney disease (CKD) which experience decreased kidney function. It can cause drug accumulation in the kidneys so increasing the risk of toxicity. Therefore, drug dosage adjustments need to be considered in patients with kidney disease. This study aimed to evaluate the prescription of drugs that require dose adjustments in inpatients with decreased kidney function at the Universitas Indonesia Hospital in 2023. The design of this study is cross sectional using medical record data, doctor's prescriptions, and laboratory results. The sample criteria were patients diagnosed with AKI or CKD, >18 years, GFR <60 mL/minute, and receiving medication that required dose adjustment. In this study, the majority of patients were male (51,0%), with CKD (67,4%), > 60 years (52,1%), number of comorbidities ≥ 5 (55,6%), number of medications 5–10 (45,2%), GFR value 30-59 (44,1%), and not undergoing hemodialysis (75,5%). The prevalence of patients with appropriate dose adjustments (51,7%) was greater than patients with inappropriate dose adjustments. The drugs with the most frequent inappropriate adjustments was meropenem (96,3%). The results of the Chi-square showed that there were a significant difference between type of kidney disorder, the number of comorbid diseases, GFR values, and hemodialysis status with dose adjustments (p < 0.05) and there were no significant differences between gender, age, and number of medications with dose adjustments (p > 0.05). In conclusion, there are still many inappropriate dose adjustments in patients with decreased kidney function so that intervention by health workers is needed to reduce this."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library