Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
I Gusti Ayu Agung Sumarheni
"
Upacar ngaben alit (mebretanem) ini memiliki suatu keunikan khusus diantara upacara-upacara keagamaan yang lain yang ada di Desa Busungbiu yang telah mereka lakukan secara turun-temurun. Keunikan upacara ngaben alit adalah upacaranya dilakukan hanya dikubur saja dan kuburannya itu rata dengan tanah. Setelah itu menggunakan upacara pada umumnya orang meninggal dan orang yang sudah meninggal itu dianggap sudah bersih atau ngabe, dimana secara umum dalam melaksanakan upacara ngaben tanpa dibakar dianggap belum ngaben yang sah. Jika ...
"
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Andrey Banyudoyo
"
Skripsi ini membahas mengenai padanan kata Ngaben dalam Bahasa Jerman. Penelitian ini merupakan sebuah studi pustaka dan penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan padanan penerjemahan kata Ngaben dalam bahasa Jerman yang diterjemahkan oleh pemandu wisata di dua tempat wisata di Pulau Bali dan hasil penerjemahan yang terdapat dalam artikel Blog orang Jerman yang pernah ke Bali.
......The objective of this thesis is to knowing the result of translation of the word Ngaben ...
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61790
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Denpasar: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana,
300 JWISOS
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
"
Ngaben gotong royong (a mutual cooperation cremation ceremony in Bali) is a cremation ritual deliberately produced by Sulinggih (priests) of Gerya Tamansari Lingga to help families who cannot afford to perform ngaben on their own ...
"
300 JWISOS 2:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"
Teks diawali dengan uraian tentang sang Hyang Tiga Sakti yang merupakan leluhur (Kawitan) jagat raya, terdiri dari sang Hyang Saraswati, sang Hyang Sadana, dan sang Hyang Sri. Sang Hyang Tiga Sakti ini kemudian melahirkan aksara ha-na-ca-ra-ka. Disebutkan ada ha-na-ca-ra-ka salikur (21), ha-na-ca-ra-ka duang dasa (20) dan ha-na-ca-ra-ka adalah plekutus (18), tetapi ketiga-tiganya adalah tunggal. Urutan yang benar dari ha-na-ca-ra-ka adalah ha-na-ca-ra-ka-da-ta-sa-wa-la-ma-ga-ba-nga-pa-ja-ya-nya (18). Inilah sang Hyang Saraswati yang berasal dari sunya, tiada cacat, diciptakan oleh Sang ...
"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.155-LT 168
Naskah Universitas Indonesia Library