Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Romauli Tryana Oktavia
"Telah dilakukan penelitian dengan tujuan memperoleh isolat-isolat khamir dari tanah dan sedimen di Cagar Alam Muara Angke yang menghasilkan lipase dan mengetahui besar aktivitas lipase dari isolat-isolat khamir tersebut, sejak Juni hingga Desember 2005. Penapisan lipase terhadap 99 isolat khamir dari tanah dan sedimen di Cagar Alam Muara Angke dilakukan dengan metode Kouker & Jaeger (1986) yang telah dimodifikasi. Hasil penapisan lipase menunjukkan 89 isolat khamir menghasilkan lipase, yang diperlihatkan dengan terbentuknya zona perpendaran jingga di sekitar koloni khamir. Isolat-isolat khamir tersebut umumnya memiliki koloni berwarna merah, tekstur menyerupai lendir, profil menggunung, permukaan licin, tepi rata; ukuran sel (3--7) x (1--5) μm, bentuk sel bulat, semi bulat hingga oval, dan tipe pertunasan multipolar. Aktivitas lipase hasil penapisan dinyatakan dalam Indeks Aktivitas Lipase (IAL). IAL terbesar yaitu 3,47 dihasilkan oleh isolat SD 215. Isolat khamir dengan IAL pada urutan pertama hingga urutan ke-10 dipilih untuk diuji kembali, yaitu delapan isolat khamir dari sedimen perairan mangrove (SD 215, SD 242, SD 2413, SD 2426, SD 2421, SD241, SD 2419, SD 245) dan dua isolat dari sedimen perairan laut (SD 3415, SD 3413). Dilakukan pengujian aktivitas lipase secara kuantitatif dengan teknik titrasi berdasarkan Kamzolova dkk. (2005) terhadap sepuluh isolat khamir tersebut. Satu unit aktivitas lipase didefinisikan sebagai satu μmol asam lemak yang dibebaskan per menit pada kondisi pengujian. Hasil pengukuran menunjukkan isolat SD 2421 memiliki aktivitas lipase tertinggi yaitu 1,36 Unit/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S31401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Anggraini
"Pendahuluan Beberapa penelitian melaporkan bahwa injeksi Zoledronate Bisphosphonate (ZOL) mampu menghambat pergerakan gigi ortodonti, namun pemberian secara injeksi menimbulkan rasa sakit. Penggunaan emulsi ZOL dengan minyak zaitun dalam gel (Ge-ZOL) diharapkan dapat mengatasi kekurangan pemberian ZOL secara injeksi tersebut. Dalam kedokteran gigi belum ada Ge-ZOL dan belum diketahui efeknya terhadap apoptosis sel osteoklas.
Tujuan Untuk membuktikan efek paparan Ge-ZOL dengan minyak zaitun terhadap jumlah apoptosis sel osteoklas.
Metode Desain penelitian adalah eksperimental laboratorik in vivo. Penelitian menggunakan 27 tikus Sprague Dawley, 9 tikus eksperimental menerima Ge-ZOL dengan minyak zaitun kadar 40 µg/mL, 9 tikus kontrol mendapatkan Ge- dan 9 tikus normal. Mukosa bukal regio mesial molar satu bawah kanan tikus dioleskan gel pada jam awal, keempat dan kedelapan, selama dua menit pada hari ke-1, 2, 3 dan 4. Tikus disacrifice pada hari ke-1, 3 dan 5, dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan IHK Caspase-3.
Hasil Ge-ZOL meningkatkan jumlah apoptosis sel osteoklas pada hari ke-1 dan 3 serta peningkatan tertinggi terdapat pada hari ke-3. Pada hari ke-5 terjadi penurunan jumlah apoptosis sel osteoklas.
Kesimpulan Ge-ZOL dengan minyak zaitun dosis 40 µg terbukti mampu meningkatkan jumlah apoptosis sel osteoklas.

Introduction Several studies have reported that injection of Zoledronate Bisphosphonate (ZOL) could inhibit orthodontic tooth movement, but the administration by injection is painless. Use of ZOL emulsion with olive oil in a gel (Ge-ZOL) is expected to overcome the lack of administration by injection. In dentistry, until recently there is no Ge-ZOL and its effect on apoptosis osteoclast is still unknown.
Objective To proved the effects of exposure of Ge-ZOL with olive oil on the number of osteoclasts apoptosis.
Methods The study design was an experimental laboratory in vivo. The study used 27 Sprague Dawley rats consist of 9 rats experimental group received Ge-ZOL, 9 rats control group receive control gel and 9 rats of normal groups. The gel was applied on mesial buccal mucosa of lower right first molar on beginning, hours to four to eight for two minutes on days 1, 2, 3 and 4. Rats were sacrificed on days 1, 3, 5 and then made preparation histological staining with IHK Caspase-3.
Results Ge-ZOL could increase the number of osteoclasts apoptosis on day 1 and 3 as well as the highest increase on the 3rd day.
Conclusion Ge-ZOL with olive oil dose of 40 µg proven to increase the number of osteoclast apoptosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifia Wulandari
"Modifikasi perlu dilakukan pada CNT agar dapat digunakan dalam aplikasi penghantar obat. Modifikasi permukaan CNT dilakukan dengan surfaktan CTAB dan minyak zaitun. Tahapan modifikasi CNT melalui sonikasi, pencucian, pengeringan, hingga karakterisasi. Variasi yang digunakan pada CNT-CTAB adalah 100mg CNT dengan penambahan 80, 90, 100, 110, dan 120mg CTAB. Sedangan variasi untuk CNT-minyak zaitun adalah 100mg CNT dengan 60, 80, 100, 120, dan 140ml minyak zaitun. Setelah tahap sonikasi, kecenderungan CNT untuk beragregasi dapat menurun dan mampu terdispersi lebih stabil.
Hal ini ditunjukkan dari hasil Zeta Potensial (ZP) CNT-CTAB dan CNT-minyak zaitun yang memiliki nilai ZP lebih tinggi dari CNT murni. CNT-CTAB dan CNTminyak zaitun juga dapat terdispersi 68 jam lebih stabil dibandingkan CNT murni. Setelah sampai pada tahap akhir modifikasi, melalui uji SEM dihasilkan CNTCTAB dan CNT-minyak zaitun dengan morfologi permukaan yang tidak mengalami kerusakan secara struktural dan telah berhasil memecah partikel CNT hingga memiliki ukuran diameter 31% lebih kecil.
Berdasarkan hasil EDX, CNTCTAB dan CNT-minyak zaitun menunjukkan sifat hidrofilik dengan meningkatnya persentase massa unsur O sebesar 137%. Selain itu, unsur Ni sebagai pengotor yang bersifat toksik juga mengalami penurunan rata-rata 68%. Interaksi antara gugus kepala surfaktan CTAB (N+) dengan permukaan CNT yang terjadi pada panjang gelombang 1221 cm-1 (C-N). Sedangkan gugus hidroksil muncul pada CNT-minyak zaitun pada 2340 cm-1. Kondisi optimum untuk modifikasi dengan CTAB adalah CNT-110mg CTAB dan untuk minyak zaitun adalah CNT-120ml minyak zaitun.

Modification is needed on CNTs to be used in drug delivery applications. CNT surface modification with CTAB surfactant and olive oil. Stages of CNT modification through sonication, washing, drying, to characterization. The variation used in CNT-CTAB is 100mg CNT with the addition of 80, 90, 100, 110, and 120mg CTAB. The variation for CNT-olive oil is 100mg CNT with 60, 80, 100, 120, and 140ml olive oil. After the sonication stage, tendency of CNTs to aggregate may decrease and be dispersed more stable.
The result of Zeta Potensial (ZP) CNT-CTAB and CNT-olive oil which has a higher ZP value than pristine CNT. CNT-CTAB and CNT-olive oil can also dispersed 68 hours more stable than pristine CNT. At the final stages of modification, SEM tests are produced by CNT-CTAB and CNT-olive oils with undamaged surface morphology and have succeeded in breaking CNT particles into 31% smaller diameter sizes than pristine CNT.
Based on the EDX results, CNT-CTAB and CNT-olive oil exhibit hydrophilic properties with the mass saving element of 137% O. In addition, the Ni element as a continuous toxic impurities also decreases 68%. The interaction between the CTAB surfactant head group (N +) with the CNT surface occurring at a wavelength of 1221 cm-1 (C-N). While the hydroxyl group appears on the CNTolive oil at 2340 cm-1. The optimum condition for modification with CTAB is CNT-110mg CTAB and for olive oil is CNT-120ml olive oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian pengaruh variasi substrat lipid terhadap aktivitas lipase
khamir isolat SD 2421 telah dilakukan. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Departemen Biologi FMIPA UI Depok, selama enam bulan sejak
September 2006 hingga Februari 2007. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh jenis dan variasi konsentrasi substrat lipid. Substrat
lipid yang digunakan adalah minyak zaitun, minyak kacang kedelai, minyak
jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kelapa, dan tween 80, (2%) (v/v).
Aktivitas lipase tertinggi diperoleh dari minyak zaitun (2%) (v/v) sebesar 2,26
± 0,04 U/mL, dengan inkubasi 48 jam. Variasi konsentrasi substrat lipid
terpilih adalah 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; dan 3 (%) (v/v). Aktivitas lipase tertinggi
pada konsentrasi minyak zaitun 2,5% (v/v) sebesar 2,54 ± 0,11 U/mL, dengan
inkubasi 48 jam. Kurva produksi lipase dilakukan menggunakan minyak
zaitun dan konsentrasi substrat lipid optimal pada waktu inkubasi 0, 4, 6, 8,
10, 12, 14, 16, 20, 22, 24, 28, 32, 36, 42, 44, 48, 52, 60, 68, dan 72 jam.
Aktivitas lipase tertinggi diperoleh pada inkubasi 12 jam sebesar 2,25 U/mL.
Fermentasi dilakukan dalam medium YNBB dan NaCl 1,5% (b/v); substrat
lipid (2%) (v/v); dan suspensi sel (3,03--3,57 x 108 CFU/ml)."
Universitas Indonesia, 2007
S31477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sasi Febriaty
"Telah dilakukan penelit'ian kemungkinan penggunaan
teknjk sterilisasj radiasi untuk vitamin A palmitat,minyak
zaitun dan campuran keduanya dengan cara mempela -
jar pengaruhiradiasi sinar gamma pada karakteristika
kimia dan fisika vitamin A palmitat, rninyak zaitun, dan
campuran keduanya dengan dosis radiasi 0, 10, 20,30 kGy
dan penyimpanan 0, 1, 2, 3 bulan. Parameter yang diuji
untuk minyak zaitun ialah kelarutan , bilangan asam,bilangan
penyabunan, bilangan iod, bobot jenis, indeka bi
as dan kestabilan 'metil asam lemak bebas dengan kroma -
tografi cairan-gas . Untuk vitamin A palmitat dilaku -
kan uji kestabilan kadar dengan kromatografi cairan
cairan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar vitamin
A palmitat , bilangan asam , bilangan penyabunan,bh1an
an lad dipengaruhi oleh dosis radiasi 10, 20, 30 kGy
Penyimpanan selama 1, 2, 3 bulan mempengaru.hi kadar vitamin
A palmitat, bilangan asam, bilangan penyabunan
bilangan iod dan indeks bias minyak zaitun ( p)o,05 )

The posibility of using radiosteri]4zation technic
for vitamine A palmitate, olive oil and mixture of both
by studying the effect of Gamma rays in chemical and
physical characteristics of vitamine A palmitate, olive
oil and their mixture with radiation dose ( 0, 10 , 20
30 ky ) 'and storage ( 0 9 1, 2, 3 months ). The parameter
tested for olive oil were solubility , acid - saponifica
tion - iod values , density, refraction index and stabi
lity of free fatty acid metil ester with Gas Liquid Chro
matography . Vitamine A palmitate assays was determined
using High Pressure Liquid Chromatography.
The results obtained suôh that the concentration
of vitamine palmitate , acid - saponification-jod values
weie affected by iradiation dose . (. 10, 20 , 30 kGy ).
Storage for. 1, 2 and 3 months influence the concentration
of vitamine A palmitate , acid-saponificatinn-iod values
and refraction index of olive oil. ( p )0.05 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Vinnesca Adriani
"Produksi inhibitor korosi di Indonesia masih sangat sedikit sehingga perindustrian di Indonesia masih sangat bergantung dengan produk inhibitor korosi impor. Penelitian ini bertujuan untuk membuat senyawa inhibitor korosi berupa imidazolin oleat dengan bahan baku alami dan murah. Minyak zaitun, sebagai pengganti asam oleat murni dapat diproses menjadi senyawa imidazolin oleat. Perbandingan komposisi reaktan DETA:minyak zaitun yang digunakan yaitu 20:40; 30:50; dan 40:60 mmol.
Hasil karakterisasi pirolisis GC-MS menunjukkan bahwa imidazolin terbentuk. Imidazolin sebanyak 50 dan 100 ppm masing-masing diuji terhadap baja karbon API 5L X65 dengan menggunakan metode Tafel (pengukuran elektroda) untuk mengetahui efek penambahan inhibitor dalam larutan NaCl 3,5%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa imidazolin oleat yang terbaik memiliki kemampuan inhibisi sebesar 45,29% dengan perbandingan komposisi DETA:minyak zaitun 30:50 mmol.

The production of corrosion inhibitor in Indonesia is still few amount that industry in Indonesia is still highly depend on imports of corrosion inhibitor products. This study aims to create corrosion inhibitor compound in form of oleic imidazoline with natural and cheap raw materials. Olive oil, as a substitute for pure oleic acid can be processed into oleic imidazoline compounds.
Characterization results GCMS pyrolysis showed that the imidazoline formed. Ratio of raw material composition DETA: olive oil are 20:40; 30:50, and 40:60 mmol. Imidazoline derivatives 50 and 100 ppm respectively were tested to API 5L X65 carbon steel with Tafel method (measurement electrodes) to determine the effect of the addition of inhibitors in NaCl 3,5%. The results showed that oleic imidazoline formed with the best inhibition ability 45,29% with composition DETA:olive oil 30:50 mmol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Cania
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan Rhizopus azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid (minyak zaitun dan Tween 80) 1% (v/v) dan 2% (v/v) pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C. Blok agar (diameter 6 cm) digunakan untuk pengujian, yang berisi R. azygosporus UICC 539 pada Potato Sucrose Agar (PSA) berumur 5 hari di suhu 30°C dan mengandung jumlah sel 106 sel/ml. Blok agar berisi biakan diinokulasi pada Czapek Dox Agar (CDA) dengan penambahan lipid 1% atau 2% dengan indikator Victoria blue 20% (b/v). Medium CDA berisi biakan kemudian diinkubasi pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C selama 3 dan 5 hari. Kemampuan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi lipid 1% dan 2% dideteksi dengan adanya zona bening, dan dihitung menggunakan Enzymatic Index (EI). Nilai EI dihitung dengan rumus R/r. R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa R. azygosporus UICC 539 mampu mendegradasi lipid 1% dan 2% pada semua suhu (30°--50°C). Kemampuan R. azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid dipengaruhi oleh suhu pertumbuhan yang berbeda dan konsentrasi substrat (lipid) yang berbeda.

This study aims to test the ability of Rhizopus azygosporus UICC 539 to degrade 1% (v/v) and 2% (v/v) lipids (olive oil and Tween 80) at temperatures of 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C. Agar blocks (6 cm in diameter) were used for the test which contained R. azygosporus UICC 539 in Potato Sucrose Agar (PSA) at 30°C for 5 days with 106 cells/ml. The agar blocks were placed on modified Czapek Dox Agar (CDA) with 1% or 2% lipids and 20% (w/v) Victoria blue as an indicator. Modified CDA containing the cultures were incubated at 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C for 3 and 5 days. The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade 1% and 2% lipids was detected in the presence of clear zones, and was calculated using Enzymatic Index (EI). The EI value was calculated by the formula R/r. R was the diameter of the clear zone and r was the diameter of the colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 was able to degrade 1% and 2% lipids at all temperatures (30°--50°C). The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade lipid was affected by different growth temperatures and different substrate (lipid) concentrations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agetha Lautania Harsono
"Minyak zaitun merupakan minyak yang termasuk ke dalam asam lemak rantai sedang (medium-chain triglycerides (MCT)). Minyak ini dapat digunakan untuk pembuatan mikroemulsi dan menghasilkan mikroemulsi yang lebih jernih, lebih stabil, dan ukuran partikel lebih kecil jika dibandingkan dengan asam lemak rantai panjang (long-chain triglyserides (LCT)). Tujuan dari ulasan ini adalah untuk melihat potensi minyak zaitun yang digunakan sebagai pembawa mikroemulsi dalam penghantaran obat transdermal. Terdapat data perbandingan evaluasi minyak zaitun terhadap beberapa minyak nabati lainnya dalam pembuatan mikroemulsi. Dari data tersebut minyak zaitun memiliki kelarutan yang lebih tinggi dibanding minyak yang lain, serta penetrasi dari mikroemulsi yang mengandung minyak zaitun lebih efektif untuk penghantaran obat secara transdermal.

Olive oil is the oil that belongs to the medium-chain triglycerides (MCT). The oil can be used to make microemulsions and produce more transparent microemulsions, more stable and smaller particle size than long-chain triglycerides (LCT). The purpose of this review is to see the potential of olive oil as a microemulsion carrier in transdermal drug delivery. There was a comparative data evaluation of olive oil to several other vegetable oils in making microemulsions. From those data, olive oil has a higher solubility than other oils, and the penetration of microemulsions which contain olive oil is more effective for transdermal drug delivery."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Eka Susilarini
"Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis minyak terozonasi (Oleozon®) dari minyak zaitun dan minyak bunga matahari dengan cara ozonasi secara semi kontinu selama 42-84 jam. Ozonasi dilakukan pada suhu 15 - 22°C menggunakan ozonator rancangan sendiri yang dapat beroperasi ±13 jam. Kedua jenis Oleozon® tersebut dianggap memiliki efikasi sebagai disinfektan untuk bakteri Staphylococcus aureus. Ozonasi akan dilakukan pada minyak zaitun, bunga matahari, dan campurannya yang ekivolum yang bertujuan untuk memecah ikatan rangkap C=C dan menghasilkan ozonida yang bertindak sebagai disinfektan. Kualitas Oleozon® ditentukan dengan sejumlah analisis seperti uji bilangan iod, bilangan asam, dan pengukuran pH produk samping (air). Analisis FT-IR juga digunakan untuk melihat perubahan konsentrasi ikatan-ikatan yang berhubungan dengan pembentukan ozonida. Secara sederhana, efikasi Oleozon® diujikan pada bakteri Staphylococcus aureus. Hasil yang didapat adalah minyak zaitun dan campuran minyak zaitun-matahari terozonasi memiliki efek antiseptik yang sebanding.

In this study, synthesis of ozonized oil (Oleozon®) from olive oil and sunflower oil is carried out by means of semi-continuous ozonation for 42-84 hours. Ozonation is performed at 15-22 ° C using own design ozonator that can operate ± 13 hours. Both types of oil are considered have efficacy as an antiseptic for bacteria Staphylococcus aureus. Ozonation of olive oil, sunflower, and mixtures olive-sunflower will break the C = C double bond and produce ozonide which acts as an antiseptic. Oleozon® quality is determined by numbers of analysis such as iodine number, acid number, and pH measurements of byproducts (water). FT-IR analysis was also used to look at changes in the concentration of bonds associated with the formation of ozonida. In short, the efficacy Oleozon® tested to grampositive bacteria Staphylococcus aureus. The result is mixed olive-sunflower oil and olive oil have a comparable disinfection effect.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifia Wulandari
"CNT memiliki kecenderungan untuk beragregasi, sehingga diperlukan fungsionalisasi untuk menggunakan CNT dalam aplikasi biomedis. Minyak zaitun dan CTAB bertindak sebagai surfaktan yang dapat memodifikasi permukaan MWCNT. Proses fungsionalisasi dengan tahapan pencampuran, pendispersian pada water bath ultrasonik, penyaringan, hingga pengeringan. Karakterisasi FTIR MWCNT dengan minyak zaitun ataupun dengan CTAB menghasilkan gugus fungsional baru, yaitu C=O pada 1600 cm-1 dan O-H pada 2430 cm-1, kedua gugus tersebut merupakan gugus polar yang memiliki sifat hidrofilik.
Hasil SEM menunjukkan morfologi MWCNT + minyak zaitun yang didominasi oleh minyak zaitun, sedangkan morfologi MWCNT + CTAB terlihat adanya modifikasi permukaan MWCNT dan terpisah satu tube dengan tube lainnya. Karakterisasi EDX menghasilkan persentase berat unsur C yang terkandung pada MWCNT + minyak zaitun 100ml dan 200ml secara beruturut-turut mengalami penurunan sebesar 30,5% dan 31,09%. Namun penambahan O sebesar 84,97% dan 85,22%. Sedangkan untuk MWCNT + CTAB, terjadi penurunan C sebesar 5,37% dan O sebesar 71,31% yang dikarenakan munculnya unsur baru pada MWCNT + CTAB, yaitu Br dan N. Karakterisasi XRD menunjukkan intensitas kristalin unsur C paling tinggi berada pada MWCNT + CTAB, MWCNT murni, MWCNT + 100ml minyak zaitun, dan MWCNT + 200ml minyak zaitun secara berturut-turut. Intensitas ini berbanding lurus dengan diameter rata-rata MWCNT.

CNT has their tendency to aggregate, it could be overcome to use the functionalization of CNTs for biomedical applications. Olive oil and CTAB acts as a surfactant to modify the surface of the MWCNT. There are several stages on functionalization process, mixing, dispersing in an ultrasonic waterbath, filtration, then drying. FTIR spectrum shows MWCNT that had functionalization with olive oil or CTAB have new functional group, C=O at 1600 cm-1 and O-H at 2430 cm-1.
SEM micrographs shows morphology MWCNT + olive oil are dominated by olive oil, meanwhile morphology MWCNT + CTAB show the occurance of surface modification of MWCNT on the outer surface wall and separated from one tube to another tube. EDX shows the percentage of the C elements contained in the MWCNT + 100ml and 200ml olive oil is decreasing, 30.5% and 31.09%, respectively. But increasing O, 84.97% and 85.22%, respectively. As for MWCNT + CTAB, C and O are decreasing for 5.37% and 71.31%. This is due to the emergence of new elements from CTAB, Br and N. The results from XRD characterization are the highest intensity of crystalline C is MWCNT + CTAB, pristine MWCNT, MWCNT + 100ml, and MWCNT + 200ml olive oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>