Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ardhanari
"Remaja yang cenderung membentuk self-esteem-nya dengan mengarahkan kepada teman-teman dapat mengakibatkan munculnya masalah perilaku dan prestasi akademis yang menurun (Steinberg, 2002). Salah satu aspek dalam masalah perilaku adalah perilaku nakal, yaitu perilaku melanggar aturan seperti melarikan diri, mencuri dan membolos. Sebelum menjadi suatu gangguan perilaku, perilaku nakal sebaiknya segera diintervensi.
Cognitive Behavior Therapy (CBT) telah terbukti efektif untuk menangani masalah perilaku pada anak remaja apabila dilakukan sejalan dengan intervensi yang dilakukan terhadap orang tua anak (Mash, 2005; Stallard, 2002). CBT didasarkan pada premis bahwa gangguan psikologis ditentukan oleh makna yang diberikan oleh individu pada suatu kejadian daripada oleh kejadian itu sendiri (Kazantzis, 2006). CBT membantu klien mengidentifikasi persepsi yang terdistorsi yang berkontribusi terhadap munculnya masalah dan menggantinya dengan pikiran yang lebih adaptif dengan teknik-teknik seperti self évaluation, positive self-talk, control o f negative thoughts and feelings. Asumsi CBT adalah pada saat klien terlibat secara aktif dan berusaha menerapkan hasil belajar mereka pada situasi sehari-hari, dapat dikatakan bahwa klien ini akan memperoleh keuntungan jangka pendek dan jangka panjang dari terapi (Kazantzis, et al. dalam Kazantzis, 2006).
Intervensi CBT dalam tugas akhir ini bertujuan untuk mengubah keyakinan seorang remaja sehubungan dengan perilaku mencuri ke arah yang lebih baik agar ia dapat memperbaiki perilakunya sehingga tidak semakin mengarah kepada conduct disorder. Hasil dari intervensi ini menunjukkan bahwa keyakinan yang berhubungan dengan perilaku mencuri melemah. Berdasarkan informasi guru dan orangtua, anak juga telah menunjukkan perubahan perilaku dengan tidak lagi melakukan perbuatan mencuri hingga intervensi berakhir."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T38021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Bagas Syaputra
"Ketatnya persaingan industri perfilman Indonesia menuntut pembuat film untuk melakukan promosi yang lebih gencar terhadap filmnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mempromosikan film adalah melalui social media marketing. Media sosial seperti Twitter dapat memberikan sarana bagi para pembuat film untuk mengundang perhatian serta minat khalayak luas untuk menyaksikan film yang mereka buat. Penelitian ini menganalisis pemasaran melalui media sosial yang dilakukan oleh film Mencuri Raden Saleh pada akun Twitter resmi @mrs_film. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan empat elemen pemasaran di media sosial yang digagas oleh Susan Gunelius, yaitu: (1) Content creation; (2) Content sharing; (3) Connections; dan (3) Community Building. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode case study dengan rancangan single case study. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur. Hasil analisis mengungkapkan bahwa penggunaan Twitter oleh film Mencuri Raden Saleh sebagai salah satu bentuk strategi social media marketing merupakan sarana yang efektif dalam mempromosikan film tersebut. Studi selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti penggunaan empat elemen kesuksesan strategi social media marketing oleh Susan Gunelius melalui media sosial yang berbeda-beda di setiap elemennya, sebab dampak masing-masing media sosial terhadap pemasaran film bersifat unik dan tergantung dari media sosial yang digunakan.

The tight competition in the Indonesian film industry requires filmmakers to carry out more vigorous promotion of their films. One strategy that can be done to promote films is through social media marketing. Social media such as Twitter can provide a means for filmmakers to attract the attention and interest of a wide audience to watch the films that they produced. This study analyses marketing through social media carried out by the film Mencuri Raden Saleh on the official Twitter account @mrs_film. The analysis was conducted based on four elements of marketing on social media initiated by Susan Gunelius, namely: (1) Content creation; (2) Content sharing; (3) Connection; and (3) Community Development. The method used in this research is a case study method with a single case study design. The data collection technique used is literature study. The results of the analysis reveal that the use of Twitter by the film Mencuri Raden Saleh as a form of social media marketing strategy is an effective means of promoting the film. Further studies are recommended to examine the use of the four elements of successful social media marketing strategy by Susan Gunelius through different social media in each element,"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Dian Komala
"ABSTRAK
Penanganan dengan menggunakan Problem Solving Skills Training (PSST) dalam tesis ini diberikan pada remaja conduct disorder yang seringkali menunjukkan perilaku mencuri. Dalam PSST ini nantinya anak akan diajarkan berbagai metode atau cara untuk berespon secara tepat ketika dihadapkan pada berbagai situasi sosial dengan cara merubah pola atau cara berpikir mereka yang kemudian dapat menyebabkan perubahan pada tingkah lakunya. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan membantunya untuk berespon secara lebih adaptif pada situasi-situasi yang bermasalah. Pelaksanaan treatment ini dilakukan dalam 6 sesi pertemuan dengan durasi 45-60 menit. Hasil dari treatment ini adalah anak mampu mengaplikasikan tahapan pemecahan masalah dalam tingkah laku mencurinya, dimana ia menganggap bahwa mencuri adalah hal yang tidak baik dan merugikan orang lain selain juga memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan, mengetahui bahwa terdapat alternatif solusi lain yang dapat digunakan selain mencuri untuk mewujudkan keinginannya sehingga kemudian keinginannya untuk mencuri serta frekuensi kemunculan dari perilaku mencuri tersebut kemudian berkurang.

ABSTRAK
Problem Solving Skills Training (PSST) in this theses is applied to adolescent with conduct disorder who actually show stealing behavior. In this treatment, the child will be teach some methods to response adaptively in many social situation. The therapist help the child to change their way of think that can make a change of their behavior. The general goal of this treatment is to improve the childs ability to show appropriate an adaptively behavior. This treatment is conducted in 6 intervention, with the duration of each session is 45-60 minutes. The result of this treatment is that the child considering that stealing is not good and have a bad effect in him, he can make another solution who have a better one to gain his wishes without stealing and his wanting to steal decrease as well as his stealing behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherina Kartika Hapsari
"ABSTRAK
Mencuri adalah salah satu perilaku kenakalan remaja yang dapat mengarah kepada masalah.Perilaku mencuri akan lebih merugikanjika tidak segera dihentikan. Pada remaja yang tinggal di panti asuhan, sering ditemukan keterbatasan dari lingkungan untuk mencegah perilaku mencuri yang sesuai. Untuk remaja, perilaku mencuri yang dibiarkan, akan membuat perilaku tersebut menjadi kebiasaan dan resistenuntuk dihentikan. Saat ini sudah banyak penelitian terkait masalah mencuri, namun masih belum banyak penelitian terkait intervensi untuk mengatasi perilaku mencuri. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimanaprinsip Cognitive Behavioral Therapy(CBT) dapat digunakan untuk mengatasi masalahmencuripadaremaja laki-lakiberusia16tahunyang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini menggunakan desainpenelitiankuasi-eksperimental dengan subjek tunggal (n=1).Partisipandiberikan program intervensisebanyak6sesiuntuk membantu partisipan mengidentifikasi persepsi yang terdistorsi terkait masalah dan menggantinya dengan pikiran yang lebih adaptif.Pengukuran perilaku mencuridilakukan pada fase pra-intervensi,tepat setelah sesi intervensi terakhir diberikan (pasca-intervensi), dan pada fase follow up selang 1bulan setelah pasca-intervensi.Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan perilaku mencuri pada remaja berdasarkan alat ukur SRDS. Selain itu wali juga melaporkan adanya perubahan perilaku dengan tidak munculnya perbuatan mencurihingga intervensi berakhir.

ABSTRACT
Stealing is one of juvenile delinquence behaviours that can lead to problems. Stealing behaviour can lead to damaging problemsif not haltedimmediately. For adolescencesthat stay in the orphanage,it isoften found limited care to prevent stealing behaviour.Stealing behaviour will be resistant or difficult to stop, if it not halted or prevented immediately.Although there are studies about stealing, there is limited research concerning treatments that resolve stealing behaviour. This study aims to see how Cognitive Behavioral Therapy (CBT) principle can be applied toresolve stealing behaviour in a 16-year-old male that live in the orphanage. This study usesquasi-experimental design with singlecase subject (n=1). Participant wasgiven6 CBT session to help him identified distorted perceptions that contribute to their problems and find an alternative thought that are more adaptive. Measurement of stealing behaviourwere carried out in the pre-testphase, right after the last interventionsession was given (post-test), and in the follow-up phase 1months later.The results of this study indicated decreasing stealing behaviour on SRDS measuring instrument. The guardian also reported change in behaviour by not stealing anymore until the intervention ended."
2018
T52065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ayu Diah Tri Paramita Putri Nida
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas penerapan prinsip-prinsip Standard Positive Parenting Program (Triple-P) untuk mengurangi perilaku mencuri pada anak. Penanganan perilaku mencuri pada anak penting dilakukan untuk menghindari terbentuknya pola perilaku bermasalah di kemudian hari. Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan munculnya perilaku mencuri adalah rendahnya kualitas pengasuhan orangtua. Program intervensi Standard Triple-P akan menyasar pada kompetensi pengasuhan orangtua untuk mengurangi perilaku mencuri melalui peningkatan pengawasan, keterlibatan ayah, pemahaman kebutuhan anak serta penerapan aturan yang efektif. Intervensi Standard Triple-P terdiri dari 11 sesi yang dirancang sesuai manual program dengan modifikasi berdasarkaan kebutuhan partisipan. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia 10 tahun 6 bulan yang menunjukkan masalah perilaku mencuri dengan kondisi Borderline Intellectual Functioning dan Child Affected By Parental Relationship Distress, serta ayah L yang berperan sebagai orangtua tunggal dengan kualitas pengasuhan yang rendah.
Metode penelitian yang digunakan adalah single case subject design dengan bentuk penelitian kuasi ekperimen. Perubahan perilaku mencuri dilihat dari lembar pencatatan frekuensi perilaku mencuri dan alat ukur Eyberg Child Behaviour Inventory. Perubahan kompetensi pengasuhan ayah akan diketahui dari alat ukur Parenting Sense of Competence Scale dan Parental Scale.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan frekuensi perilaku mencuri, skor masalah perilaku anak dan disfungsi pengasuhan serta peningkatan rasa kompeten ayah dalam melakukan pengasuhan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan intervensi Standard Triple-P yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan partisipan terbukti efektif mengurangi frekuensi perilaku mencuri anak melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ayah dalam melakukan pengasuhan.

This study aims to know the effectiveness of applying the principles of Standard Positive Parenting Program (Triple-P) to reduce stealing behavior in children. The handling of stealing behavior in children is important to avoid the formation of problematic behavior patterns in the future. One of the risk factors that can lead to the appearance of stealing behavior is poor parenting quality. The Standard Triple-P intervention program will target parental care competencies to reduce stealing behavior through increased supervision, father involvement, understanding of the needs of children, and effective application of rules. Standard Triple-P intervention consists of 11 sessions designed according to the program manual with the modification based on participants' needs. The study participants were a 10-year-6-month-old girl (L) who demonstrated stealing behavior problem with Borderline Intellectual Functioning and Child Affected by Parental Relationship Distress condition and L's father who acted as single parent with poor parenting qualities.
The research method used is single case subject design with quasi experimental research form. Changes in stealing behavior are seen from the recording sheets of the frequency of stealing behavior and the Eyberg Child Behavior Inventory measuring instrument. Changes in the competence of parenting will be known from the Parenting Sense of Competence Scale and Parental Scale instruments to find out.
The results of the study show a decrease in the frequency of stealing behavior, the score of child behavior problems, parenting dysfunction, and enhancement on the competence of father in parenting. This suggests that the implementation of the modified Standard Triple-P interventions according to the needs of the participants has proven effective in reducing the frequency stealing behavior, through the increase on knowledge and skills of father in parenting."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library