Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jampolsky, Gerald G.
Jakarta: Erlangga, 2001
234.5 JAM ft
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Agustine
2004
S3432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zulfan Reza
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan inventori lapor diri tentang memaafkan yang memiliki nilai reliabilitas dan validitas yang memenuhi persyaratan alat ukur yang baik pada
sampel mahasiswa Fakultas Psikologi UI. Alat ukur yang dikembangkan mengacu kepada teori memaafkan dan inventor TRIM dari McCullough. Item-item dalam alat ukur yang dikembangkan
bersumber dari item-item Inventori TRIM dan hasil elisitasi respons yang Ie1ah dianalisis isinya.
Masalah dalam penentian ini adaIah: 1) Apakah Item-item dan inventori TRIM memiliki nilai
validitas item yang memenuhi syarat bila diujikan pada sampel mahasiswa Fakultas Psikologi UI
? 2) Apakah inventori memaafkan yang dibentuk memiliki nilai reilabilitas dan validitas tes yang memenuhi syarat bila diuikan pada sampel mahasiswa Fakulias Psikologi UI ?
Untuk menjawab masalah tersebut diatas dipilih mahasiswa dan mahasiswi program S1 Fakultas Psikologi UI yang 172 orang dengan teknik stratified samping. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa item-lem TRIM memenuhi persyaratan validitas item. Hasil uji validitas konstruk dengan Ieknik analisa faktor menemukan adanya tempat faktor dalam inventori
memaafkan yakni menghindar, membalas dendam, memperbaiki hubungan dan membianran.
Faktor menghindar dan membalas dendam sama dengan faktor dalam inventori TRIM. Maslng-masing faktor memiliki nilai reliabilitas yang cukup tinggi. Semua item yang berasal dari inventori
TRIM memiliki nilai validitas item yang memenuhi syarat. Tiga item dari inventori memaafkan tidak memenuhi persyaratan validitas item.
Dari pertanyaan terbuka tentang memaafkan yang terdapat di dalam inventon memaafkan diketahui bahwa 73,3 % subjek memaafkan pelaku yang pernah menyakitinya, 16,9 % tidak memaatkan dan 9.9 % menyatakan mungkin memaafkan. Alasan mereka yang memaafkan adalah karena ajaran agama dan moral, untuk menghilangkan ketidaknyamanan
emosi dan ruminasi, karena hubungan dekat dengan pelaku, peristiwa dianggap masa lalu,karena sifat pemaaf korban dan karena pelaku meminta maaf dan berubah. Sementara alasan
subjek tidak memaafkan adalah karena masih merasa sakit hati, perbuatan pelaku terlalu berlebihan, pelaku belum meminta maaf, pelaku mengulangi perbuatannya dan pelaku merasa
tak bersalah. Alasan subjek yang menyatakan mungkin memaafkan adalah karena ingin melihat
perubahan perilaku pelaku terlebih dahulu, masih ada rasa sakit hati meskipun ingin memaafkan,karena peristiwa yang dialami sudah terialu lama. Dari hasil olahan data kontrol diperoleh hasil
yang menunjukkan tidak ada hubungan antara memaafkan dengan keikutsertaan dalam organisasi keagamaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayanara Turangga
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dorongan memaafkan dan coping remaja dalam hubungan pertemanan. Penelitian ini dilakukan terhadap 412 remaja. Instrumen yang digunakan dalam mengukur dorongan memaafkan adalah Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory (TRIM-18) dari McCullough, Worthingthon, dan Rachals (2006) dan coping diukur dengan menggunakan Brief COPE dari Carver, dkk (1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dorongan memaafkan dan coping pada hubungan pertemanan remaja (r = -0.019; p > 0.05). Berdasarkan empat belas subskala coping, dorongan memaafkan juga tidak memiliki korelasi yang signifikan negatif dengan setiap jenisnya.

This research was conducted to examine the correlation between forgiveness and coping in adolescent friendship. The participants of this research were 412 adolescence. This study used two measurements tools. Forgiveness was measured by instrument that called Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory (TRIM-18) by McCullough, Worthingthon, dan Rachal (2006) and coping was measured by Carver, et al. (1997), using Brief COPE. The main result of this research showed no significance correlation between forgiveness and coping (r = -0.019; p > 0.05). The result also indicated that there is no significant and negative correlation between forgiveness and fourteen subscales of copings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dorongan untuk memaafkan diri dan prokrastinasi pada mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 450 mahasiswa yang tinggal di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan yaitu State Self-Forgiveness Scale (SSFS) yang dikembangkan oleh Wohl, DeShea, dan Wahkinney tahun 2008 untuk mengukur dorongan memaafkan diri pada kesalahan yang spesifik. Sementara itu, untuk alat ukur prokrastinasi, peneliti menggunakan alat ukur Procastination Assessment Scale for Student (PASS) yang dikembangkan oleh Solomon dan Rothblum pada tahun 1984.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara dorongan memaafkan diri dan prokrastinasi (r = ?0,176, p<0,01). Artinya, semakin tinggi dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dorongan memaafkan diri, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi semakin tinggi pada mahasiswa.

The purpose of this research is to find out relationship between self-forgiveness and procrastination in college students. Participants of this research were 450 college students in Jabodetabek. This research used State Self-Forgiveness State (SSFS) who constructed by Wohl, DeShea, and Wahkinney (2008) for spesific transgression. Procrastination was measured using Procastination Assessment Scale for Student (PASS) who constructed by Solomon and Rothblum (1984).
The result showed there is a negative significant correlation between self-forgiveness and procrastination (r = ?0,176, p<0,01). This result means higher self-forgiveness decreased procrastination, and lower self-forgiveness increased procrastination in college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qory Andriyenni
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara intensi shalat berjamaah, tarbiyah dan intensi memaafkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa (1) Hubungan antara intensi shalat berjamaah dengan intensi memaafkan; (2) Seberapa besar intensi shalat berjamaah menjelaskan hubungannya dengan intensi memaafkan.
Teori yang digunakan adalah teori intensi dari Ajzen (1975) dan teori forgiveness dari McCullough (1999). Penelitian ini dilakukan di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey yang bersifat deskriptif analitis, dengan sampel 145 responden yang mengikuti tarbiyah dan menggunakan kuesioner sebagai alat ukurnya. Analisis penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan pengolahan data menggunakan program LISREL 8.51
Pada penelitian ditemukan bahwa intensi shalat berjamaah berkontribusi positif terhadap intensi memaafkan sebesar 30 persen. Hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. intensi shalat berjamaah mempunyai hubungan yang signifikan dengan intensi memaafkan. 2. Dimensi sikap memiliki pengaruh yang tinggi terhadap, intensi shalat berjamaah dan dimensi norma subjektif memiliki pengaruh yang tinggi terhadap intensi memaafkan. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa tarbiyah dapat dijadikan satu kegiatan yang bermanfaat untuk individu.

The research is about the correlation between intension of jamaah prayer, (education) tarbiyah, intension of forgiveness. The aims of this research are to know and to analyze (1) The correlation between intension of jamaah prayer and intension of forgiveness (2) how many influence of intension of jamaah prayer and tarbiyah could explained the relationship with intension of forgiveness. The theory used are intension theory of Ajzen (1975) and forgiveness theory from McCullough (1999). This research was conducted at Andalas University, Padang, West Sumatera. The research method used quantitative approach method by survey with descriptive analysis and 145 respondents who followed tarbiyah, by using questioner. The analysis of this research is used structural equation modeling (SEM) and processing of data with LISREL 8.51.
The research found that intension of jamaah prayer has positive contributes with intension of forgiveness by 30 percent value. The conclusion of the research are:
(1) intension of jamaah prayer has the correlation with intension of forgiveness.
(2) dimension of attitude has a high correlation with intension of jamaah prayer and dimension of norm subjective has a high correlation with intension of forgiveness.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T26818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Istiqomah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara religiusitas dan
kesiapan untuk memaafkan pada mahasiswa yang beragama Islam, alasan
dilakukannya penelitian ini adalah karena belum adanya penelitian yang
menghubungkan kedua variabel yaitu religiusitas dan pemaafan pada sampel yang
beragama Islam. Hal ini bisa terjadi karena tema pemaafan juga masih relatif baru
di bidang psikologi sehingga penelitian yang ada pun hanya ada pada sampel yang
beragama Kristen dan Yahudi. Oleh karena itu penting sekali penelitian ini untuk
menambah pemahaman tentang hubungan kedua variabel ini pada sampel yang
beragama Islam.
McCullough (2001) mendefinisikan pemaafan sebagai motivasi untuk
mengurangi kesiapan menghindar dari pelaku atau juga motivasi untuk
melepaskan keinginan balas dendam. Sedangkan kesiapan untuk memaafkan
adalah kesiapan untuk memaafkan orang lain secara umum pada berbagai jenis
kesalahan dan juga berbagai jenis hubungan interpersonal.
Religiusitas adalah internalisasi dan penghayatan ajaran agama, yang
kemudian menyatu dalam diri individu sehingga berpengaruh ke dalam sikap,
perkataan dan pola perilaku sehari-hari. Glock (dalam Paloutzian, 1996)
mengatakan bahwa religiusitas mempunyai lima dimensi yaitu keyakinan, ritual,
pengalaman, intelektual, dan pengamalan.
Sampel diambil dengan menggunakan teknik Occidental sampling, dengan
jumlah sampel sebanyak 103 subjek. Alat ukurnya adalah adaptasi alat kesiapan
untuk memaafkan dari DeShea (1999) dan alat ukur religiusitas yang dibuat oleh
Glock & Stark dan telah diadaptasi oleh Fatchuri (2000). Kedua alat ukur ini
adalah kuesioner yang telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Teknik
analisa data yang digunakan adalah teknik statistik nonparametrik uji korelasi
Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara religiusitas dan kesiapan untuk memaafkan pada mahasiswa
yang beragama Islam. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin religius
seseorang maka semakin tinggi pula kesiapan untuk memaafkannya. Dimensidimensi
yang berhubungan dengan kesiapan untuk memaafkan adalah dimensi
keyakinan, peribadatan, pengalaman, dan pengamalan. Sedangkan dimensi
pengetahuan tidak berhubungan dengan kesiapan untuk memaafkan.
Penjelasan didapatnya kedua variabel ini berkorelasi adalah karena aspekaspek
religius seperti keyakinan terhadap Allah, pelaksanaan seperti sholat dan
berdoa, perasaan tenang dan kedekatan terhadap Allah serta berbuat baik sesama
manusia bisa mempengaruhi sikap, perasaan, dan perilaku subjek dalam
kehidupan sehari-hari sehingga subjek menjadi siap untuk memaafkan."
2004
S3469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Dwi Maysita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi remaja terhadap pendisiplinan oleh orangtua dan dorongan memaafkan. Partisipan penelitian berjumlah 417 remaja akhir yang tinggal di Jabodetabek. Pengukuran persepsi terhadap pendisiplinan oleh orangtua dilakukan dengan menggunakan alat ukur Teknik Penerapan Disiplin oleh Orangtua yang dibuat oleh Purwasetiawatik (2001) dengan mengacu pada teori Hoffman dan Saltzstein (1967). Alat ukur tersebut mencakup pendisiplinan power assertion, love withdrawal, dan induction. Dorongan memaafkan diukur dengan menggunakan alat ukur Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) yang dikembangkan oleh McCullough, Root, dan Cohen (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat korelasi positif yang signifikan antara persepsi terhadap pendisiplinan induction dengan dorongan memaafkan (r=0,126, p<0,01). Artinya, persepsi terhadap pendisiplinan induction meningkatkan dorongan memaafkan pada remaja.

This research was conducted to find relationship between adolescent-perceived parental discipline and forgiveness. Participants of this research were 417 late adolescence in Jabodetabek. Perceived parental discipline was measured using Teknik Penerapan Disiplin oleh Orangtua who constructed by Purwasetiawatik (2001) based on Hoffman dan Saltzstein (1967) theory. The instruments include power assertion, love withdrawal, and induction. Forgiveness was measured using Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) who developed by McCullough, Root, and Cohen (2006). The result of this research showed that there was only a significant positive correlation between perceived induction parental discipline with forgiveness (r=0,126, p<0,01). This result means perceived induction parental discipline increased forgiveness in adolescence.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febria Yunita
"Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara pria dan wanita dewasa untuk
rnembentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa (Undang»
Undang Perkawinan 1974, dalam Soewondo, 2001). Adapun tujuan pernikahan tidak
selamanya tercapai karena beberapa faktor, salah satunya dengan adanya perisliwa
nagatif dalam perkawinan. Salah satu peristiwa negatif yang terjadi adalah poligami
Menurut Soewondo (2001) poligami adalah bentuk ketidaksetiaan pasangan yang
diresmikan melalui perkawinan sehingga dapat membuat sakit hati pasangan lainnya.
Sikap perempuau sendiri dalam menyikapi poligami bermacam-macam. Menurut
Poenvandari (2003) ada perempuan yang terpaksa menerima dipoligami walaupun
hatinya sakit, ada yang menerima karena bentuk kepatuhan kepada agama, dan
sbagainya. Bagaimanapun, bagi perempuan yang tetap memutuskan bersama suaminya
dibutuhkan cara penyelesaian agar ia dapat tetap hidup sehat secara mental, salah satu
caranya dengan memaatkan. Menurut McCullough (1997), memaafkan adalah bentuk
motivasi prososial dimana individu yang disakiti menurunkan keinginan untuk
melakukan hal negatif kepada pelaku seperti menghindar dan balas dendam, dan mulai
memberikan hal positif kepada pelaku.
Dalam hal ini peneliti ingin melihat proses yang dijalani subjelc dalam memaalkan
suaminya. Peneliti menggunakan teori proses memaafkan dalam perkawinan menurut
Gordon & Baucom (1999) yang menyatakan ada 3 tahap dalam proses memaafkan, yaitu
mengalami akibat dari peristiwa tersebut, mencari makna dan berempati, dan
menjalankan kehidupan selanjutnya dengan konsep lceyakinan baru. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan subjek sebanyak 3 orang. Mereka
semua adalah istri pertama. Penelitian ini memakai studi desknriptif sebagai tipe
penelitian dan wawancara serta observasi sebagai metode pengambilan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seliap subjek menghayati setiap tahap
dalam proses secara berbeda. Dua orang subjek berhasil memaafkan suaminya walaupun
masih menghayati perasaan negative, sedangkan satu orang subjek belum dapat
memaafkan suaminya karena masih didominasi perasaan negative. Dengan memaafkan,
dua orang subjek menghayati hidupnya lebih positif dibandingkan subjek yang tidak
memaafkan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>