Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohanes Bahari
"ABSTRAK
Studi ini didasari pemikiran bahwa industrialisasi yang dilaksanakan akhir-akhir ini di Indonesia telah dan akan berpengaruh terhadap perubahan sosial masyarakat. Struktur hirarkhi dan status sosial dalam masyarakat yang tadinya berdasarkan atas garis keturunan (ascribed) secara perlahan-lahan diatur berdasarkan prestasi atau achievement. Faktor yang berperan penting sebagai chanel dalam perubahan tersebut adalah pendidikan dan ketrampilan serta status pekerjaan pertaman karyawan di samping status social orang tua sendiri. Diasumsikan bahwa mereka yang berasal dari latar belakang status social menengah dan atas berasal dari latar belakang status sosial menengah dan atas (middle class occupation dan elite) mempunyai peluang yang lebih besar untuk mencapai pekerjaan-pekerjaan berstatus tinggi dibanding dengan mereka yang berasal dari latar belakang status sosial rendah (lower class).
Bertolak dari pemikiran tersebut maka studi ini berusaha membahas masalah pencapaian status sosial pekerja industri khususnya yang berkaitan dengan proses transmisi posisi orang tua kepada mereka (mobilitas intergenerasional) dan pencapaian status sosialnya dari status pekerjaan pertamanya ke status pekerjaannya yang sekarang (mobilitas intergenerasional). Pada dasarnya secara keseluruhan studi ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana faktor status pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan, tingkat ketrampilan dan status pekerjaan pertama karyawan berpengaruh terhadap pencapaian status sosialnya.
Dari hasil survei terhadap 124 responden karyawan di tiga industri kayu yang terpilih sebagai sampel menggambarkan pencapaian status sosial karyawan sudah cenderung berdasarkan achievement. Dengan kata lain bahwa sistem sosial masyarakat industri yang diteliti sudah lebih bersifat terbuka.
Berdasarkan hasil analisis yang lebih terpenrinci dengan menggunakan analisis jalur (path analisys) ditemukan secara signifikan ke empat variabel bebas telah berpengaruh terhadap variabel terikat. Temuan seperti ini menunjukkan bahwa pencapaian status sosial karyawan tidak lain merupakan pengaruh agregat dari keempat variabel bebas tersebut. Namun jika dilihat dari konstribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya maka ternyata variabel tingkat pendidikan dan status sosial pekerjaan pertama karyawanlah yang berpengaruh lebih besar terhadap pencapaian status sosialnya dibanding dengan variabel status sosial pekerjaan orang tua dan tingkat ketrampilannya.Temuan lain yang menarik dalam studi ini adalah adanya pengaruh variabel lain terhadap pencapaian status sosial karyawan disamping pengaruh keempat variabel bebas yang telah ditetapkan. ini menunjukkan bahwa selain keempat variabel bebas yang telah ditetapkan masih ada variabel lain yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap pencapaian status sosial karyawan. Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tidak signifikannya pengaruh status pekerjaan orang tua terhadap status pekerjaan pertama karyawan, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat ketrampilan karyawan. Konsekuensinya model empirik yang ditemukan menjadi tidak sama dengan model hipotetik yang ditetapkan dalam model analisis, karena ada beberapa jalur pengaruh yang harus dihilangkan.
Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem sosial masyarakat industri yang diteliti telah cenderung bersifat terbuka. Hal ini ditunjukkan kuatnya pengaruh tingkat pendidikan dan status sosial pekerjaan pertama karyawan terhadap pencapaian status sosialnya dibandingkan pengaruh status sosial pekerjaan orang tuanya. Dengan demikian maka pendidikan dapat dianggap sebagai alat yang membantu terjadinya mobilitas pekerjaan karyawan terutama dalam menseleksi dan mengalokasikan orang-orang ke dalam hirarkhi pekerjaan tertentu."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bickham, George
New York: P. A. Struck, 1941
R 652 BIC u
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Widiarto Broto Salim Purwito
"ABSTRAK
Dengan meningkatnya pembangunan di Indonesia, Industri
Jasa Konstruksi telab tumbuh dan erkembang dengan pesat.
Pengertian Industri Jasa Konstruksi di Indonesia terdiri dari
beberapa bidang kegiatan, antara lain :
- Konsultan, meliputi bidang studi kelayakan, survei kuantitas,
desain struktur, gambar pelaksanaan, spesifíkasi teknis,
dokumen kontrak, administrasi & pelaporan.
- Kontraktor, mencakup bidang pelaksanaan sesuai perencaflaan
yang memenuhi persyaratan teknis, bíaya dan jadwal waktu yang
ditetapkan.
- Manajemen Konstruksi (MK), merupakan kegiatan modifikasi dan
kontraktor yang diambil alih oleh konsultan manajemen
konstruksi yang mengkoordinasi kegiatan konstruksi mulai tahap
awal sampai dengan tahap akhir.
MK dapat menjalankan sistim ?fast track ? dimana terdapat
beberapa kontraktor atau sub - kontraktor yang disesuaikan
dengan spesialisasinya masing-masing.
Menyadari adanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Bisnis
Properti merupakan salah satu bidang usaha yang berkembang pesat.
Bisnis ini sangat erat hubungannya dengan industri jasa
konstruksi.
Untuk memperoleh keuntungan yang ditarget, pengusaha
Ptoperti harus meningkatkan efektivttas dan efisiensi pada setiat
tahapan didalam proses konstruksi yang ada.
Dalam hal ini maka diperlukan suatu manajemen konstruksi agar
dapat mencapai persyaratan mengenai aspek biaya , waktu dan
kualitas sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan. Penyím
pangan dan salah satu aspek tersebut akan memberikan dam
pak negatif pada bisnis properti, dan harus dapat dieliminasi
oleh manajemen konstruksj yang dijalankan secara profesional.
Penekanan dalam penulisan karya akhir ini adalah membahas
dan menganalisa pentingnya tahapan pelaksanaan didalam manajemen
konstruksi sehubungan dengan bisrijs properti yaitu mulai dan
tahap studi kelayakan, perencanaan dan pengendaijan, pengadaan,
pelaksanaan dan faktor-faktor penunjang didalam manajemen
konstruksi.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirul Muttaqin
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai berjejalnya segala jenis tulisan dalam novel Carrie. Selain itu, dideskripsikan pula adanya latar tempat di sebagian besar peristiwa penting di dalamnya,serta keanehan-keanehan yang dialami tokoh dalam cerpen tersebut. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan yang berfokus pada unsur intrinsik novel yang dianalisis dengan konsep karnivalistik. Hasil penelitian ini adalah novel tersebut merupakan jenisnovel karnivalistik karena didalamnya terdapat berbagai macam jenis tulisan yang bisa saja tulisan tersebut bukan tergolong tulisan fiksional. Selain itu ke karnivalistikan novel tersebut didukung dengan adanya latar
tempat(tempat umum) dan keanehan yang dialami tokohnya.Simpulanya, ciri kekarnivalistikan novel tersebut membuat novel tersebut seolah menampakkan “pertunjukan indah”"
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Idawati
"ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk mempelajari kelindan antara kaidah proporsi matematis, seni, dan takhingga melalui telaah irisan kencana (golden section) dalam dialektika seni. Berawal dari argumentasi ontologis seni, ditemukan bahwa keindahan seni terletak pada ketepatan hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk. Melalui telaah dialektis irisan kencana dalam langgam-langgam seni pada estetika Hegel ? seni simbolik, seni klasik, dan seni romantik ? dibuktikan bahwa irisan kencana adalah wujud universal konkret hubungan-hubungan proporsional antara gagasan dan bentuk sebagai keseluruhan dan bagian. Perkembangan irisan kencana dalam dialektika seni merupakan wujud dialektika kesadaran dalam memahami takhingga dalam seni. Ketika kesadaran mampu mewujudkan kesatuan antara isi rohani seni dan rupa artistiknya dengan hubungan-hubungan proporsional layaknya, ketika itulah ananta ? sebagai takhingga sejati ? dalam seni terwujud.

ABSTRACT
This dissertation studies the connection among mathematical systems of proportion, art, and the infinite through the study of the golden section in the dialectics of art. Started with an ontological perspective of art, it is found that the beauty of art lies in the precision of the proportional relationships between its idea and form. Through the dialectical study of the golden section in Hegel?s types of art ? symbolic art, classical art, and romantic art ? it is proven that the golden section is a concret universal manifestation of the proportional relationships between idea and form as the whole and the part. The development of the golden section concept in the dialectics of art also reveals the dialectics of consciousness in its effort to grasp the infinite in art. When consciousness is finally able to manifest the unity of the idea and its artistic shape in its proper proportional relationships, the true infinite in art becomes concrete."
Depok: 2011
D1517
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Sri Ulfiarti
"ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Permukiman Elite di Selatan Jakarta: Sejarah Pondok Indah 1973-1991 memaparkan mengenai sejarah permukiman elite di Jakarta, khususnya di wilayah Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Pembangunan permukiman tersebut dibangun di wilayah yang telah diperuntukan sebagai permukiman, yaitu disesuaikan dengan Rencana Induk Jakarta 1965-1985.
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui kondisi wilayah dan masyarakat setempat sebelum dibangunnya permukiman Pondok Indah. Kemudian, untuk mengetahui pula alasan pemilihan Pondok Indah dijadikan sebagai permukiman elite serta untuk mengetahui perubahan ruang yang terjadi di Pondok Indah selama kurun waktu 1973 sampai dengan 1991.
Metode penelitian yang digunakan untuk membahas skripsi permukiman Pondok Indah adalah dengan metode sejarah. Metode ini terdiri dari 4 tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan dibangunnya permukiman Pondok Indah memunculkan suatu kemewahan di wilayah pinggiran Jakarta. Wilayah yang awalnya pertanian dan perkampungan berubah menjadi permukiman yang dihuni oleh masyarakat kalangan menengah ke atas dengan beragam fasilitas berstandar internasional. Mereka yang menghuni Pondok Indah secara ekonomi memiliki penghasilan besar, hal tersebut dapat terlihat dari pekerjaan masyarakatnya, seperti pejabat dan pengusaha. Permukiman Pondok Indah selain melambangkan suatu kesejahteraan masyarakat Jakarta di satu sisi, di lain pihak juga menunjukan suatu kesenjangan sosial pada masyarakat asli yang tanahnya digusur untuk pembangunan permukiman tersebut dan kehadirannya berdampak terhadap ekonomi dan sosial masyarakat sekitarnya.

ABSTRACT
This thesis is entitled Elite Settlements in South of Jakarta: History of Pondok Indah in 1973-1991. It describes the history of elite settlements in Jakarta, especially in the area of ​​Pondok Pinang, South Jakarta. Construction of the settlement was built in areas that had been designated as a settlement, which was adapted to the Master Plan Jakarta 1965-1985.
The thesis purpose is to analysing the condition of the region and the local community before the construction of settlements Pondok Indah. This thesis also find the reason why Pondok Indah turn to the elite settlement and the massive change that happened in Pondok Indah during the 1973-1991 period.
This research used the historical method that consist of 4 steps: heuristics, criticism, interpretation, and historiography.
The results showed that the construction of settlements Pondok Indah caused a luxury in the outskirts of Jakarta. The area that previously was agriculture and the village turned to be elite settlement inhabited by upper middle class society. Pondok Indah society have high income, it can be proved from their job. They occupy position as government official and businessmen. However, the existence of Pondok Indah Settlement has an impact on the life of the surrounding community. In social and economic impact of the development of Pondok Indah imply an established life of the higher class people of Jakarta, but on the other side, also shows a social gap in the indigenous people whose land is evicted for the construction of these settlement."
2017
S68953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutianto Suryali
"Rumah sakit sebagai industri jasa yang padat modal dan padat karya, sekarang mengalami suatu masa baru yang penuh dengan persaingan. Hal ini disebabkan oleh karena banyaknya rumah sakit baru, tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menuntut haknya sebagai konsumen dan mulai berkembangnya asuransi kesehatan yang mempunyai kekuatan untuk menekan rumah sakit. Mutu pelayanan, terutama mutu teknis medis, mempunyai peranan penting untuk memenangkan persaingan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui mutu teknis medis suatu rumah sakit, adalah dengan menilai hasil tindakan bedah, yang dalam penelitian ini diambil kasus apendisitis akut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang mutu pelayanan bedah apendiks, yaitu ketepatan diagnosanya dan faktor-factor yang mempengaruhinya. Penelitian bersifat deskriptif, berdasarkan data sekunder yang berasal dari rekam medik pasien yang mengalami apendektomi dengan diagnosa Apendisitis Akut. Jumlah sampel sebesar 148 orang pasien, yang diambil secara acak sederhana.
Analisa statistik yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat yang terdiri dari analisa tabel silang dan chi-square, yang kemudian dilanjutkan dengan analisa multivariat dengan mempergunakan regresi logistik multipel (ganda).
Hasil penelitian menunjukkan ketepatan diagnosa Apendisitis Akut di rumah sakit Pondok Indah masih kurang dibandingkan dengan yang dianjurkan oleh Storer. Terdapat 3 -Faktor yang mempengaruhi ketepatan diagnosa Apendisitis Akut yaitu umur pasien, lama bekerja dokter dan kriteria diagnosa. Ketepatan diagnosa pada pasien yang berumur 0 - 12 tahun kurang dibandingkan dengan diagnosa pada pasien yang berumur lebih dari 12 tahun. Ketepatan diagnosa dokter yang telah bekerja lebih dari 15 tahun kurang dibandingkan dokter yang bekerja kurang dari 15 tahun. Kriteria diagnosa IV, yaitu nyeri tekan dan nyeri lepas diperut kanan bawah, merupakan kriteria diagnosa yang paling tepat untuk menegakkan diagnosa Apendisitis Akut.
Berdasarkan hasil penelitian ini dikemukakan beberapa saran. Pertama penegakan diagnosa Apendisitis Akut pada pasien yang berumur kurang atau sama dengan 12 tahun perlu dilakukan dengan lebih seksama, sampai gejalanya menunjukkan indikasi yang kuat. Kedua, gejala nyeri tekan yang disertai dengan nyeri lepas di perut kanan bawah dapat dipakai sebagai kriteria untuk menegakkan diagnosa Apendisitis Akut. Ketiga, rumah sakit yang bersangkutan perlu segera untuk membentuk dan mengaktifkan Komite Menjaga Mutu.

A Hospital, being capital and labor intensive service industry is now entering a new era of great competition. Several factors caused this situation, particularly the emergence of new hospitals, the increased of Public demand on their rights as consumers and the development of Health Insurance industry. The quality of service, especially those technical and medical services, holds an important role to win the competition. In order to asses the quality of medical services in a hospital, one may asses the result of surgery, which in this study is represented by Appendicle surgery.
The purpose of this research is to obtain the information on the quality of Appendicle Surgery, the accuracy of diagnosis of Acute Appendicitis and factors that influence it. This research is descriptive in characteristics, based on secondary data taken from the Medical Record of patients undergoing appendectomy with Acute Appendicitis diagnosis where 148 sample are chosen randomly.
Methods of statistical analysis used included univariate and bivariate analyses based on Crosstab analysis and chi-Square test and Multiple Logistic Regression is selected for multivariate analysis.
The result shows that the -diagnosis accuracy of Acute Appendicitis in Pondok Indah Hospital is slightly below the required-standard (77 % out of 800 7. - 90 7. ). There are three factors related to the diagnosis accuracy, namely patient's age, doctor's length of service and Criteria for diagnosis. Patients under or of 12 years are less accurately diagnosed than those above 12 years of age. Doctors with length of service for 15 years or more make less accurate diagnosis than those with 6 to 15 years of service. The fourth criteria for diagnosis namely pressure and rebound tenderness in the lower right part of abdomen is the best diagnosis criteria available for Acute Appendicitis.
Based on obtained results, it is suggested that patients between 0 to 12 years of age should be diagnosed with greater caution, until the symptoms are presenting apparently. Pressure and rebound tenderness in the lower right part of abdomen can be used as a diagnosis criterion for Acute Appendicitis. It is in need to get a Quality Assurance Committee to be formed and activated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Sa`Adiah
"Tesis ini membahas tentang konsep edukasi di Museum Fauna Indonesia Komodo Taman Mini "Indonesia Indah". Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Bagaimana mengembangkan konsep edukasi melalui penerapan museologi baru yang didasarkan kepada teori edukasi konstruktivis. Konsep ini belum pernah diaplikasikan di MFIK & TR. Di era museum baru teori konstruktivis dapat diterapkan karena kini museum tidak hanya berperan sebagai sumber pengetahuan tetapi berkembang menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran bagi semua pengunjungnya. Konsep pembelajaran konstruktivis akan membangun pengetahuan dan pemahaman pengunjung dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

This thesis discusses the concept of education in Komodo Indonesian Fauna Museum and Reptile Park Taman Mini "Indonesia Indah". This research is a descriptive study with qualitative approach. How to develop a concept of education through the implementation of new museology is based on constructivist educational theory. This concept has never been applied in MFIK & TR. In the era of the new museum constructivist theory can be applied because the museum is now not only serves as a source of knowledge but it evolve into a facilitator in the learning process for all of its visitors. Constructivist learning concept will build knowledge and understanding for visitors from various different viewpoints."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Totok Soediyarto
"Tesis ini mengkaji masalah pelaksanaan pengamanan Mall Pondok lndah oleh satuan pengamanan (Satpam), yang merupakan studi kasus Community Policing di Mall Pondok lndah Jakarta Selatan.
Kajian datam tesis ini tetah berhasit mengangkat 4 (empat) hal pokok dari pelaksanaan pengamanan Mall Pondok ofeh Satpam.
Pertama : prinsip falsafah dan strategi Community Policing yang dilakukan oleh aparat Kepolisian bersama-sama tokoh masyarakat yang dalam hal ini manajer/pimpinan Mall Pondok lndah merupakan kerjasama cara baru dan kebebasan berfikir yang kreattf dalam mendukung proses pelaksanaan tugas Polisi dengan membentuk Satuan Pengaman (Satpam) untuk memecahkan masalah kejahatan dan mencari penyelesaian masalah serta menangani kepentingan yang mungkin terjadi dl lingkungan Mall Pondok lndah.
Kedua : prinsip pembentukan Polisi Tipe Baru yaitu Community Policing Officer (CPO) I agen pemolisian masyarakat (Polri} yang pelaksanaan tugasnya bersifat sambang (menyambangi) dan pembinaan teknis bila dipertukan datam petaksanaan tugas Satpam yang bersifat koordinatif tanpa mengganggu kemandirian dan kebebasan Satpam dalam pelaksanaan pengamanan di Mall Pondok lndah. Karena sifat tugasnya sebagai pembina Satpam.
Ketiga : Prinsip memperkenalkan hubungan baru antara aparat Kepolisian dengan masyarakat dalam Community Policing/pemolisian masyarakat, karena telah lahir I diperkenalkan kesepakatan baru antara aparat Kepolisian dengan masyarakat yang semula masyarakat apatis dan aparat Kepolisian selalu curiga menjadi saling percaya dalam wujud keberadaan Satpam, dimana masyarakat (dalam hal ini menejer Mall Pondok lndah) dengan Satpamnya dapat menangani sendiri atau mengatur sendiri dilingkungan kawasan kerjanya. Sekalipun dalam hal-hal terjadi kasus yang bersifat ringan langsung ditangani sendiri dan dalam hal-hal tejadinya kasus pidana yang biasa dan yang berat disalurkan ke aparat Kepolisian namun tidak mengurangi arti kepercayaan sama sekali kepada Satpam, bahkan turut membantu penyelesaiannya secara bertanggung jawab.
Keempat: prinsip mencoba menyeimbangkan ketrampilan dan inovasi teknologi yang dimiliki, namun tetap percaya bahwa tidak ada yang lebih baik dari pada upaya manusia yang mengabdi dengan masyarakat dan bekerja sama dalam menanggulangi permasalahan masyarakat. Dalam hal ini nampak sewaktuwaktu kegiatan Satpam disertakan dalam tugas Kepolisian dan sebaliknya pihak aparat Kepolisian sering diminta bantuannya oleh Mall Pondok lndah dalam pelaksanaan pengamanan yang dilakukan oleh Satpam dalam rangka mendukung kepentingan yang diperlukan sewaktu-waktu.
Adanya keempat prinsip dalam Community Policing/pemolisian masyarakat yang terwujud dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan pengamanan Mall Pondok lndah oleh Satpam maka tujuan penelitian telah dilaksanakan, dan bahwa ; benar kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Satpam dalam pelaksanaan pengamanan di Mall Pondok lndah adalah merupakan model operasional pemolisian masyarakat (Community Policing) yang paling cocok untuk pelaksanaan pengamanan di Mall Pondok lndah, seperti yang disajikan oleh Trojanowicz dan Buequeroux pada prinsip 1 ,3,5 dan 8 (1990 a: xiii, xiv, xv) dalam bukunya "Community Policing A Contemporary Perspective"."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mus Aida
"Dunia perumah sakitan saat ini mulai dimarakkan dengan berbagai kasus gugatan hukum khususnya gugatan hukum terhadap pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Gugatan hukum pada umumnya diajukan atas tuduhan telah terjadi malpraktek, kelalaian atau tindakan yang berlebihan dalam pelayanan terhadap pasien. Phenomena ini terjadi akibat meningkatnya kesadaran dan harapan pengguna layanan rumah sakit atas pelayanan yang bermutu.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penanganan kasus gugatan hukum ditinjau dari aspek manajemen risiko di Rumah Sakit Pondok Indah. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik atau faktor-faktor pencetus timbulnya gugatan hukum, isyu-isyu yang menjadi pertentangan dalam penanganan kasus gugatan hukum, upaya-upaya dan para pihak yang terlibat yang dapat mendorong terjadinya kesepakatan serta diketahuinya prosedur penanganan kasus gugatan hukum, berbagai program manajemen risiko di RSPI dan tindakan pencegahan terhadap gugatan hukum.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan format studi kasus, dengan sample kasus gugatan hukum Tn.ED. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan panduan daftar pertanyaan dan tinjauan terhadap data sekunder dan daftar pemeriksaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya prosedur penanganan kasus gugatan hukum di RSPI yang dapat menjadi acuan bagi semua yang terlibat dalam penanganan kasus gugatan hukum agar kasus gugatan hukum dapat diselesaikan dengan secepat dan sebaik mungkin untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar baik moril maupun materiel. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa diperlukan pemahaman terhadap aspek hukum pelayanan medis khususnya aspek hukum rekam medis, persetujuan tindakan medis, pelayanan yang sub-standar, komunikasi dan informasi dokter pasien, dan lain-lain.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada Rumah Sakit Pondok Indah untuk mengefektifkan program manajemen risiko yang sudah ada khususnya dalam penulisan laporan kejadian khusus atau luar biasa yang menimpa pasien khususnya kesertaan dokter didalam program-program manajemen risiko.

Case study of handling legal litigation in Pondok Indah hospitalPresently the hospital world is very busy with legal litigation especially litigation against the medical services being given to the patient. Normally the legal litigation is accused by malpractice, negligence or excessive treatment to the patient. This phenomenon occurred due to the increament of patient demand and expectation to the best practice hospital services.
The objective of this research is to have an information in regards of handling legal litigation case from the point of view of risk management in Pondok Indah Hospital. The other research objectives are also to identify the characteristic of factors triggering the legal litigation, issues which became dispute during the procees of handling legal litigation, the effort from all parties involved which can be resulted to the sattlement and also to find out the procedure in handling legal litigation, various
programs of risk management in Pondok Indah Hospital, and also preventive action against the legal litigation.
The methodology of this research used descriptive- analitic with case study format, the sample of this research is litigation case of Mr. ED. The datas collected with depth interview methode using questionare lists as reference point and also thru tracing of secundary datas and checklist
The research outcome shows the need of handling the procedure of legal litigation in RSPI which can be used as reference point for all parties involved in handling the case of legal litigation in order to proceed the legal litigation case as fast and good as possible to avoid mor risk of losses morally as well as materially. From this research can be found also the need of understanding legal aspects of medical record, the informed consent, substandard of services, communication and information between doctor and patient, etc.
This research suggest to Pondok Indah Hospital to make effective the existing programs of risk management especially in implementation of incident report and involvement of the doctors on risk management programs."
Universitas Indonesia, 2001
T427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>