Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christyna Marissani
"Satu sampai tiga orang anak dirawat karena diare dalam waktu lima minggu praktik Keperawatan Masyarakat Perkotaan dan satu orang anak dirawat kembali karena diare berulang dalam waktu lima minggu tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemberian perencanaan pulang pada anak dengan diare. Perencanaan pulang merupakan proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Tujuan umum penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran pemberian asuhan keperawatan berfokus pada perencanaan pulang pada pasien anak yang mengalami masalah diare. Masalah keperawatan utama yang muncul pada pasien kelolaan terpilih adalah risiko kekurangan volume cairan, risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kurang pengetahuan. Disarankan perencanaan pulang diberikan kepada pasien anak dengan diare sejak awal perawatan dengan tujuan untuk mengurangi angka perawatan kembali akibat diare.

One to three children were treated for diarrhea every week within five week nursing practice and one child within those five weeks had been treated for recurrent diarrhea, therefore it is necessary to conduct discharge planning for children who experience diarrhea. Discharge planning is the process of preparing the patient before leaving the hospital to other units inside or outside a public health service agencies.
The general objective of this scientific writing is to give an overview of nursing care focusing on discharge planning in pediatric patients experiencing diarrhea problems. The main nursing problems that emerged were high risk of fluid volume deficit, high risk of nutritional imbalance less than the body needs, and lack of knowledge. It is suggested that discharge planning is given to pediatric patients with diarrhea since the admission period in order to reduce the number of re-treatment due to diarrhea.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Purwanto
"Angka kesakitan dan kematian diare di Indonesia masih tinggi. Golongan umur terbanyak adalah pada balita. Dalam jangka panjang upaya menurunkan angka kesakitan dilakukan dengan pencegahan penyakit. Upaya pencegahan akan lebih efektif apabila faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare diketahui dan diperhatikan.
Penelitian ini bermaksud mempelajari hubungan faktor sosial ekonomi keluarga yang meliputi pengeluaran rumah tangga, kepemilikan barang, pendidikan ibu, pendidikan bapak, status kerja ibu, pekerjaan bapak, keterpaparan ibu terhadap media informasi dan umur balita dengan kejadian diare. Serta mempelajari faktor lingkungan yang meliputi penggunaan sumber utama air minum keluarga dan jenis kakus yang digunakan.
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan memanfaatkan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan tahun 1994 (SDK] 1994). Sampel Penelitian adalah wanita telah kawin usia 15-49 tahun (ibu balita), dengan unit analisis balita, dalam penelitian ini data balita membentuk data ibu. Analisis data terhadap 16.218 balita dilakukan dengan bantuan komputer PC menggunakan paket software SUDAAN. Uji Hubungan secara statistik dilakukan dengan kai kuadrat, dan logistik regresi multivarite.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari 11 variabel yang dipelajari diketahui 6 variabel sebagai variabel prediktor terhadap kejadian diare pada balita. Enam variabel tersebut adalah: pemilikan alat transport, pendidikan ibu, status kerja ibu, jenis pekerjaan bapak, jenis sumber utama air minum digunakan, dan umur balita. Serta variabel pekerjaan bapak yang berinteraksi dengan pendidikan bapak.
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi dan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita, khususnya pada enam variabel tersebut diatas. Dalam upaya pencegahan penyakit diare pada balita dalam jangka panjang hendaknya dilakukan dengan memperhatikan faktor sosial ekonomi keluarga dan faktor lingkungan. Upaya ini antara lain dengan meningkatkan pendidikan ibu, pendidikan bapak, meningkatkan penghasilan keluarga, meningkatkan penggunaan sumber air minum. Upaya-upaya tersebut hams dilakukan secara lintas sektor.

Diarrhea morbidity and mortality causes in Indonesia still high, most aged group is under five years (young children). In long period, the effort to decrease such morbidity by disease prevention. The effort are more effective if the factors that influenced of diarrhea have been found and paid attention to.
The research is intended to study the relation social economic of family factor which includes household expenditure, having goods, mother's education, father's education, mother's job, mother 's clarification against communication media and child age of under five years old. Also to study the relation environmental which includes using drinking water resources and using latrine with diarrhea disease.
This research shall mean a cross-sectional study by utilizing the secondary data of 1994 Demographics and Health Survey. The sample of this research are married women aged 15-49 years (mother of children under five years), the unit analysis are children under five years old. The data of child under five years old used mothers data. The analysis of 16.218 child under five years old data used by personal computer with SUDAAN software. The relationship trial with statistics using Chi Square and Multivariate Logistic Regression.
Data processing result shows that that from 11 variables use to study, 6 variables are predictors of diarrhea of child under five years old. The 6 variables are having vehicle, mother's education, mother's job status, father's job, using drinking water resources, and age of child under five years old, with variables interaction between fathers job and fathers education.
There is any relation between social economic of family factor and environmental factor against diarrhea of child under five years old, particularly for 6 variables above. In order to prevent diarrhea of child underfive years old in long period, it should pay attention to social economic of family and environmental factor. The effort means by increasing mother's education, father's education, family income and increasing using drinking water resource. This effort must be done by many sectors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Rinciani Putri
"Diare akut adalah proses defekasi yang lebih sering dari biasanya (>3x sehari) dengan durasi < 14 hari. Salah satu penyebab diare akut adalah infeksi bakteri. Adanya infeksi bakteri ini harus ditangani dengan penggunaan antibiotik spesifik terhadap bakteri penyebab secara rasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016. Evaluasi penggunaan antibiotik dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien dengan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien anak (usia >1 bulan-12 tahun) yang menderita diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016 dengan terapi antibiotik. Penelitian dilakukan terhadap 88 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Kuantitas penggunaan antibiotik terbesar yang dinyatakan dalam satuan PDD adalah seftriakson (152,75) dan DDD/100 pasien/hari terbesar adalah seftriakson (34,56). Antibiotik yang menyusun segmen DU90% adalah seftriakson, sefotaksim, seftizoksim, dan ampisilin sulbaktam. Penggunaan antibiotik untuk terapi diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016 90,87% sesuai dengan Formularium Nasional.

Acute diarrhea is a defecation process which happens more often than usual (3x daily) with duration < 14 days. One of its cause is bacterial infections. This bacterial infection needs to be treated by specific antibiotic against the bacteria and used rationally. This research is done to evaluate the uses of the antibiotic for acute diarrhea patient in child inpatiens room Mother and Child Harapan Kita Hospital of year 2016. The uses of antibiotic evaluation are done quantitatively and qualitatively. This research is a descriptive research with cross-sectional study design. Data collection is done retrospectively using patients medical records and total sampling technique. Sample of this research is all children patients in age interval of >1 month until 12 years old in child inpatiens room in Mother and Child Harapan Kita Hospital of year 2016 which suffer from acute diarrhea and need antibiotic therapy. The research is done for all 88 medical records which fulfill the inclusion criteria. The largest quantity of used antibiotics is expressed in PDD unit is ceftriaxone (152.75) and the largest of DDD/100 patient/day is ceftriaxone (34.56). Antibiotics that composed in DU90% segment are ceftriaxone, cefotaxime, ceftizoxime, and ampicillin sulbactam. The uses of antibiotic against diarrhea in child inpatiens room in Mother and Child Harapan Kita Hospital of Year 2016 is 90.87% corresponds with Formularium Nasional.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Karyana
"Diseluruh dunia, setiap tahun ada 12 (dua belas) juta anak meninggal sebelum berusia 5 (lima) tahun, terbanyak pada usia satu tahun pertama. Paling tidak 4-5 juta kematian tersebut disebabkan oleh diare. Di Indonesia diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena 40 % kematian di kelompok usia < 2 tahun disebabkan oleh diare. Angka kejadian diare pada tahun 2000 sebanyak 300 kasus per 1.000 orang. Tingginya kejadian penyakit diare ini dapat menyebabkan kerugian yang besar baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah. Namun selama ini informasi tentang jumlah biaya akibat penyakit diare masih kurang, khususnya untuk biaya yang ditanggung keluarga akibat balita menderita diare akut. Informasi ini dapat digunakan dalam advokasi ke penentu kebijakan dalam usaha menururkan angka insiden diare.
Pemilihan lokasi penelitian di Puskesmas Kelurahan Tugu Selatan yang berada di Kecamatan Koja Kotamadya Jakarta Utara, disebabkan karena wilayah ini mempunyai tingkat kepadatan tinggi di DKI Jakarta, rata-rata tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, sosial ekonomi yang kurang, dan banyak pemukiman kumuh yang sangat berpengaruh terhadap kejadian diare.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran tentang biaya yang ditanggung oleh keluarga akibat dan penyakit diare akut pada balita. Penelitian ini difokuskan untuk mendapat gambaran keadaan kerugian biaya bagi penderita yang datang berobat ke puskesmas, karena puskesmas merupakan ujung tombak fasilitas pelayanan kesehatan. Perhitungan biaya dilakukan terhadap biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya peluang dalam penanganan balita diare. Penelitian ini dilakukan terhadap 42 balita yang terkena diare akut dan datang berobat ke Puskesmas Tugu Selatan pada bulan Pebruari 2003. Data primer dikumpulkan langsung dari keluarga balita yang menderita diare akut dengan cara wawancara yang dilakukan pada saat kunjungan kerumah 14 hari setelah balita berobat ke puskesmas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh keluarga apabila ada balita menderita diare sebesar Rp. 28.040 per episodnya. Jika dihitung rata-rata per hari biaya yang dikeluarkan oleh keluarga apabila ada balita menderita diare, yaitu sebesar Rp. 4.210. Komponen biaya tersebut terdiri atas biaya konsultasi sebesar 4,7 %, biaya obat 14,7 %, biaya administrasi 8,4 %, biaya transportasi 6,3 %, biaya konsumsi 5,4 %, biaya peluang 60,6 %. Sehingga tampak komponen biaya yang menyebabkan kerugian biaya terbesar akibat penyakit diare pada balita adalah biaya peluang yaitu sebesar 60,6 %.
Dengan hasil yang diperoleh, apabila dilakukan perhitungan kerugian ekonomi yang menjadi beban masyarakat akibat sakit diare di Jakarta Utara didapatkan angka biaya sebesar Rp. 12.072.986.520 setiap tahunnya. Tampak penyakit diare akan memberikan efek memperburuk status sosial ekonomi masyarakat. Sehingga perlu perhatian lebih terhadap pelaksanaan program pemberantasan diare, agar kerugian akibat sakit diare dapat diturunkan.
Saran yang disampaikan adalah perlu penelitian perhitungan kerugian biaya akibat diare yang lebih lengkap, meliputi perhitungan kerugian biaya dan pihak pemerintah dan pihak masyarakat, mengingat diare merupakan salah situ penyakit dengan angka kejadian dan kematian yang tinggi. Bagi divas kesehatan perlu melakukan analisis biaya satuan pelayanan kesehatan di puskesmas dan bagi pemerintah daerah Kotamadya Jakarta Utara perlu memberikan perhatian khusus terutama perbaikan sanitasi lingkungan di pemukiman penduduk, karena sangat berpengaruh terhadap penurunan kejadian diare.

In the whole world, there are 12 (twelve) million children die before five years old in every year; the most is on the beginning of the first year of age. At least 4-5 million of deaths were caused by diarrhea. In Indonesia, diarrhea is still being public health problem because 40% of the death in age group under 2 years old was caused by diarrhea. Diarrhea prevalence in year 2000 was 300 cases per 1000 persons. This high prevalence of diarrhea can cause a big loss to the public and also to the government.
But all this time, information about the cost of diarrhea still less, especially for the cost that the family has to bear because of children under five suffering acute diarrhea. This information can be used in advocacy to the policy makers in the way of decreasing diarrhea prevalence.
Tugu Selatan Sub district Health Center which located in Koja District North Jakarta being selected as the study location because this area has high population density in DKI Jakarta, low education level rate, low social economic rate, and a lot of slum area that affecting to the diarrhea prevalence.
This study is aims at to get the description of financial loss that being a burden of the family as a consequence of diarrhea at children under five. This study being focus to get the description about financial lost of the patient who came to the Health Center, because Health Center is the most important thing in health service facility. Cost calculation was performed to Direct cost, Indirect cost and Opportunity cost in treating diarrhea at children under five. This Study was performed to 42 children under five who have diarrhea and came to Tugu Selatan Health Canter on February 2003. The primary data were collected direct from the family of the children under five who suffering acute diarrhea by interview in their home 14 days after visiting the Health Center.
The results of research shows that the average cost that the family spent when children under five suffering diarrhea is Rp. 28.040 in each episode. If we calculate average cost per day, the cost that being spent when children under five suffering diarrhea is Rp. 4.210. Component of the cost consists of 4,7 % Consultation Cost, 14,7 % Medicine Cost, 8,4 % Administration Cost, 6,3 % Transportation Cost, 5,4 % Consumption Cost, 60,6 % Opportunity Cost. So that seen the cost component that cause the biggest financial lost because of diarrhea at children under five is opportunity cost which is 60,6
The extrapolation to prevalence of diarrhea in North Jakarta use prevalence based study, shows that in North Jakarta is Rp. 12.072.986.520 in every year. Obviously diarrhea will make the social economic status in the community worst. It need to pay more attention to the implementation of diarrhea eliminating program, in order to eliminate the financial lost because of diarrhea.
Suggestion for farther action is that it needs more complete study about calculation of financial lost caused by diarrhea, including calculation of financial lost in the government and in the community, considering diarrhea is one of disease with high prevalence and mortality rate. For the Health Service it necessary to perform cost analysis health service unit cost in Health Center and for the North Jakarta Municipality territory government need to give special attention especially in environment sanitary improvement in habitant residential, because it affecting a lot to the diarrhea prevalence reduction.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosifia Abigail
"Diare merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada anak usia di bawah lima tahun, dimana 1 dari 9 balita di dunia meninggal diakibatkan oleh diare. WHO menyebutkan bahwa sekitar 80% kematian diare disebabkan oleh air yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan yang tidak memadai, terutama di negara berkembang. Diare tetap menjadi masalah utama tetapi sebagian besar dapat dicegah. Air, sanitasi, dan kebersihan yang lebih baik dapat mencegah kematian 297.000 anak di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan faktor WASH (sumber air bersih, air minum, fasilitas sanitasi, pembuangan tinja anak, dan fasilitas cuci tangan) dan faktor host (ASI eksklusif dan imunisasi campak) terhadap kejadian diare pada balita di wilayah pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data SDKI 2017. Hubungan antara variabel independen dengan dependen akan dilihat menggunakan uji statistik kai kuadrat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor WASH dan host yang memiliki hubungan signifikan dengan diare balita di Indonesia, yaitu sumber air bersih (OR = 1,41), air minum (OR = 1,37), fasilitas sanitasi (OR = 1,39), pembuangan tinja anak (OR = 1,26), ASI eksklusif (OR = 1,68) dan imunisasi campak (OR = 1,19). Pada wilayah pedesaan, yaitu air minum (OR = 1,39), fasilitas sanitasi (OR = 1,19), dan ASI eksklusif (OR = 1,72) serta di wilayah perkotaan, yaitu sumber air bersih (OR = 1,69), fasilitas sanitasi (OR = 1,65), pembuangan tinja anak (OR = 1,30), dan ASI eksklusif (OR = 1,64). Diharapkan pemerintah untuk memperluas pedoman terkait diare balita yang disebabkan karena faktor WASH dan faktor host balita, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years old, account for 1 in 9 child deaths worlwide. WHO states around 80% deaths from diarrhea are caused by unsafe water, inadequate sanitation, and inadequate hygiene, especially in developing countries. Diarrhea remains a major problem but is largely preventable. Better water, sanitation, and hygiene could prevent the deaths of 297,000 children under five each year. This research aims to analyze the association between WASH risk factors (clean water sources, drinking water, sanitation facilities, disposal of children's feces, and hand washing facilities) and host factors (exclusive breastfeeding and measles immunization) on the prevalence of diarrhea among children under five in rural and urban areas in Indonesia. This research is a quantitative study using a cross-sectional research design. The data used is secondary data, SDKI 2017. The association between independent and dependent variables will be test using the chi-square statistical test. The research results show, clean water sources (OR = 1.41), drinking water (OR = 1.37), sanitation facilities (OR = 1.39), disposal of children’s feces (OR = 1.26), exclusive breastfeeding (OR = 1.68) and measles immunization (OR = 1.19), were significantly associated with children under five diarrhea. In rural areas, drinking water (OR = 1.39), sanitation facilities (OR = 1.19), and exclusive breastfeeding (OR = 1.72), were significantly associated with children under five diarrhea, and in urban areas, clean water sources (OR = 1.69 ), sanitation facilities (OR = 1.65), disposal of children's feces (OR = 1.30), and exclusive breastfeeding (OR = 1.64), were significantly associated with children under five diarrhea. The knowledge findings from this study suggest government to expands guidelines regarding children under five diarrhea caused by WASH factor and host factors, to increase public awareness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library