Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samosir, Firly Ruspang
"Akhir-akhir ini, berbagai kejahatan yang menggunakan bahan peledak sebagai sarananya, banyak terjadi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Karena itu, setiap negara berupaya meningkatkan kemampuan aparatnya dalam menghadapi setiap kejahatan yang menggunakan bahan peledak. Di Indonesia terdapat satuan yang memiliki kemampuan khusus tentang bahan peledak yaitu "tim gegana polri" yang di dalamnya terdapat "tim penjinak bom (tim jihandak)".
Penelitian yang dilakukan berhubungan dengan eksistensi tim jihandak gegana polri dalam menghadapi setiap ancaman bom. Penelitian dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang keberadaan tim jihandak Polri. Berbagai hal yang dibahas di sini mencakup, landasan formal dan nonformal pembentukan tim jihandak, keberadaan tim dibandingkan dengan hasil yang dicapai, serta operasionalisasi tim jihandak yang mencakup prosedur, teknik, kerja sama, sarana, dan kegiatan tim. Dengan mengetahui gambaran tersebut akan bermanfaat dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan penanganan bom yang lebih efektif di masa yang akan datang.
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengamatan, wawancara, dan kajian dokumen. Hasil penelitian lapangan menunjukkan belum efektifnya penanganan born yang disebabkan berbagai hal seperti belum tersosialisasinya prosedur penanganan baik yang mencakup teknik, kerja sama intern/ekstern dan sarana, maupun karena keterbatasan personal baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Melihat semakin maraknya ancaman yang terjadi, keberadaan tim jihandak mutlak diperlukan. Tim ini harus ada dalam setiap kesatuan Polri terutama di tingkat Polres. Hal ini perlu karena ancaman yang terjadi tidak mengenal batas waktu, tempat, maupun pelaku.
Daftar Kepustakaan: 32 (1980 -2003)"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T10829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Abimanyu
Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005
303.625 Abi t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2008
899.240 9 KAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Giovannitti, Len
New York: Coward-McCann, 1965
355.033573 GIO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 1987
362.1 WOR e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatul Choiri Fauzi
"Peristiwa bom Bali yang terjadi pada 12 Oktober 2002, yang memakan banyak korban membuat hampir seluruh media memunculkan pemberitaan peledakan Bali tidak hanya sebagai berita utama tetapi menjadi berita di halaman satu selama beberapa hari bahkan hampir tiga minggu. Ini menunjukkan bahwa media memiliki perhatian yang tinggi terhadap peristiwa peledakan bom di Bali. Namun masing-masing media memberitakan tentunya sesuai dengan visi dan misinya. Kecenderungan pemberitaan sebuah media bisa terlihat dari frame yang dibawa.
Untuk itu kemudian penulis mengambil dua harian yang terkemuka yaitu Republika dan Kompas. Selanjutnya penulis membuat dua pertanyaan besar bagaimana frame yang digunakan oleh kedua harian tersebut dan apa yang melatar belakangi perbedaan frame di kedua harian tersebut.
Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah pemberitaan tentang peledakan bom di Bali. Secara metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan menerapkan analisa tekstual yang terdiri dari analisa kuantitatif dan analisa kualitatif berupa analisa framing. Selain itu penelitian ini juga menggunakan analisa intelektual yang meliputi analisa produksi teks dan sosial budaya dengan menggunakan analisis framing Pan & Kosicki sebagai alat analisisnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya frame yang berbeda antara Harian Kompas dan Republika dalam melihat peristiwa peledakan bom di Bali. Harian Republika menggunakan wacana terorisme stigmatik ideology (bahwa teror itu dilakukan oleh kelompok yang memiliki misi suci agamanya) dan wacana terorisme hegemonik politis (bahwa teror dilihat dengan adanya sikap hegemoni negara besar atas negara kecil} dalam melihat peristiwa peledakan bom di Bali. Frame yang dibawa oleh Republika adalah bahwa Peledakan bom Bali merupakan rekayasa asing, artinya ada keterlibatan pihak asing dalam peristiwa tersebut, kalau belum bisa disebutkan sebagai pelakunya. Frame Republika ini terlihat dari berita-berita yang diturunkan. Frame Republika dalam penelitian ini terlihat bagaimana Republika dalam pemilihan sumber berita, penekanan pada kesalahan-kesalahan pihak asing atau Amnerika juga penekanan pada hal-hal yang erat kaitannya dengan Amerika seperti jenis bom yang biasa digunakan oleh militer Amerika. Selain itu Republika juga memblow up tuduhan Amerika terhadap kelompok Islam tentunya dengan maksud untuk membangkitkan semangat beragama para pembacanya yang sebagian besar adalah kelompok Islam.
Berbeda dengan Republika, Kompas memunculkan frame humanisme atau kemanusiaan. Kompas dalam melihat peristiwa peledakan bom di Bali ini dari sisi kemanusiaannya, sesuai dengan visi dan misinya. Kompas tidak mengarahkan pemberitaan kepada pihak atau kelompok tertentu tapi lebih memusatkan pemberitaan pada aspek investigatif yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Siapapun pelaku dari pengeboman ini harus diproses secara hukum tanpa melihat latar belakang suku, agama dan latar belakang lainnya. Siapapun pelakunya adalah teroris yang sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan. Wacana teroris yang dibawa Kompas adalah menekankan sisi humanisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T1767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shefa Myria Khairunnisa
"Realita bekerja dari rumah dan physical distancing akibat pandemi COVID-19 telah menyebabkan pergeseran preferensi konsumen dari kosmetik ke produk personal care. Namun, sebagian besar produk personal care khususnya bath bomb masih menggunakan pewarna sintetis yang dapat menimbulkan berbagai efek samping bagi kulit. Sebagai respons terhadap permasalahan tersebut, penelitian ini akan memformulasi bath bomb dengan menggunakan pewarna alami yang diekstrak dari tanaman saffron (Crocus sativus) melalui metode maserasi, serta dengan penambahan gliserin dan air mawar sebagai bahan baru. Percobaan ini akan mempelajari dan mengevaluasi pengaruh pewarna alami dan sintetis, air mawar, substitusi air dengan minyak, serta perbedaan jumlah gliserin dalam formulasi yang divariasikan pada 0,5% (v/w), 1% (v/w), dan 2% (v/w). Hasil akhir menunjukkan bahwa adanya air dalam formulasi menyebabkan reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat yang didorong oleh panas yang dapat menyebabkan bath bomb kehilangan bentuknya pada suhu kamar. Sampel bath bomb juga terbukti memiliki beragam senyawa terpenoid yang mudah menguap, mampu menghambat aktivitas Escherichia coli, tidak kehilangan berat yang signifikan selama penyimpanan, dan memiliki pH yang berkisar antara 5,40 hingga 6,80.

The realities of working from home and physical distancing due to the COVID-19 pandemic have caused a shift in consumer preference from cosmetics to personal care products. However, the majority of personal care products, specifically bath bombs, are produced using synthetic colorants which can have various adverse effects. This research aims to formulate a bath bomb, using a natural dye extracted from saffron (Crocus sativus) through maceration, with glycerin and rose water as a novelty ingredient, as well as to evaluate the effects of natural and synthetic colorant, rose water, the substitution of water with oil, as well as variations in the glycerin content of 0.5% (v/w), 1% (v/w), and 2% (v/w). Based on the results, the presence of water in the formulation causes a reaction between citric acid and sodium bicarbonate that is facilitated by heat, causing the bath bomb to lose shape at room temperature. Also, the bath bomb samples have pH values ranging from 5.40 to 6.80, lost no significant weight during storage, and retain an abundance of volatile terpenoids which inhibit the activity of Escherichia coli."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ham, Paul
"Summary:
"In this harrowing history of the Hiroshima and Nagasaki bombings, Paul Ham argues against the use of nuclear weapons, drawing on extensive research and hundreds of interviews to prove that the bombings had little impact on the eventual outcome of the Pacific War""
New York: Thomas Dunne Books, 2014
940.54 HAM h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Harianto
"Tesis ini menguraikan tentang kinerja Unit Jihandak pada Kompi Bantuan Batalyon A Satuan Brimob Polda Jawa Barat, dituangkan dalam bentuk suatu studi kasus. Permasalahan difokuskan pada tindakan-tindakan serta perilaku yang ditampilkan Unit Jihandak selama proses penanganan bahan peledak di lapangan. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode etnografi, dengan pendekatan kualitatif, sedangkan untuk teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman.
Hasil studi ini menunjukkan, bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan serta perilaku yang ditampilkan oleh Unit Jihandak selama proses penanganan bahan peledak, mempengaruhi kinerja unit. Tindakan-tindakan yang ditampilkan menunjukkan tingkat profesionalisme. Karena masing-masing anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas. Adanya hubungan tata cara kerja yang berlanjut dan proporsional. Kepuasan dalam bekerja, penerapan sistim penghargaan, sikap rekan sekerja mendorong terwujudnya totalitas kinerja yang baik.
Perilaku anggota yang menampilkan sikap agresif, karena adanya beban tugas yang tidak proporsional, sehingga iklim dalam organisasi menjadi tidak sehat. Keadaan ini menjadi sangat tidak menyenangkan untuk bekerja. Kurangnya perhatian atasan terhadap kesulitan bawahan, pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja yang ditampilkan secara keseluruhan.
Pemahaman anggota terhadap budaya organisasi, sistim nilai organisasi berupa doktrin, norma serta aturan yang berlaku, mewujudkan suatu sikap disiplin, loyalitas, moral tinggi, kebanggaan pada korps, serta senantiasa menjunjung tinggi kode etik organisasi. Sikap mental positif dari anggota yang ditandai dengan rasa kebanggaan pada korps, rasa kesetia kawanan, solidaritas tinggi terhadap sesama anggota korps, rasa ikut memiliki, ikut bertanggung jawab dan rela berkorban demi nama korpsnya. Kesemuanya itu akan mengarah pada terciptanya integritas kesatuan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Esthi Widiatmika
"Peristiwa peledakan bom yang terjadi di Kuta Bali pada tanggal 12 oktober 2002 yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Bom Bali I dapat dikatakan sebagai sebuah bencana besar bagi Indonesia, sehingga diperlukan adanya suatu tindakan-tindakan "istimewa" oleh pemerintah, khususnya Polri. Dalam peledakan yang menelan korban terbesar kedua setelah tragedi 11 September 2001 tersebut, Indonesia (khususnya Polri) dibantu oleh banyak negara-negara lain yang peduli akan peristiwa tersebut. Bantuan tersebut datang antara lain dari negara Inggris, Jerman, Jepang, Australia, New Zealand, Amerika, Perancis, Belanda, Swedia dan Singapura. Sementara untuk memfasilitasi koordinasi antar negara tersebut, Australia dipilih sebagai koordinatornya.
Bantuan dari negara-negara tersebut selain berupa bantuan kemanusiaan, juga dengan mengirimkan tenaga-tenaga ahli untuk mereka untuk dapat membantu proses identifikasi, investigasi dan bantuan forensik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada tahun 2002 (khususnya setelah peristiwa 12 Oktober) banyak kerjasama dalam bidang keamanan khususnya mengenai terorisme yang dilakukan oleh Pemerintah dengan negara-negara lain. Salah satunya yang akan dibahas disini adalah kerjasama keamanan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Australia melalui Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Australian Federal Police (AFP).
Terkait dengan penulisan ini, berdasarkan uraian singkat tersebut yang akan menjadi pokok permasalahan adalah Bagaimana ruang lingkup serta proses kerjasama Kepolisian Republik Indonesia dengan Australian Federal Police dalam penanganan terorisme di Indonesia (studi tentang pengungkapan kasus Bom Bali I)? Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menggambarkan tentang ruang lingkup serta proses kerjasama yang dilakukan oleh Polri dengan AFP dalam penanganan terorisme di Indonesia.
Dalam menganalisa permasalahan tersebut, penulis menggunakan konsep kerjasama keamanan yang diungkapkan oleh Albert Zaccor, sementara untuk kerjasama kepolisian digunakan konsep yang dikemukakan oleh Mathieu Deflem. Mengenai terorisme digunakan konsep yang kemukakan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah James Andrew Lewis. Adapun metode penelitian yang digunakan untuk membahas permasalahan tersebut adalah deskriptif analitis melalui penelitian kepustakaan atas dokumen-dokumen yang relevan.
Kerjasama yang dilakukan antara Polri dan AFP adalah ditujukan untuk peningkatan kapasitas atau capacity building Polri. Kerjasama tersebut sangat menekankan pada tingkat individu dan kelembagaan, dalam artian disini adalah kerjasama yang dilakukan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas personil Polri dan lembaga Polri. Kerjasama yang dilakukan tidak menyentuh pada level sistem. Oleh karena itu kerjasama yang telah dilakukan selama ini walaupun telah memberikan kemajuan yang sangat berarti bagi Polri dalam penanganan masalah terorisme namun dirasakan masih belum maksimal.

The bombing that happens in Bali on October 2002, which latter known as 1st Bali Bombing can be categorized as a major incident for Indonesia, were taken as a special case to Indonesian National Police (Polri). That bomb incident costs a lot as they put it the worst incident that cost people?s life next to the 11 September 2001 incident in New York. Indonesian National Police were helped by various countries including England, Germany, Japan, US, France, Sweden and Singapore. In order to facilitate the coordination between countries, Australia were chosen as the coordinator. Various aids were sent to help Indonesia. The aids were related to humanitarian action. They also sent their experts to help the process of identification, investigation and forensic. Related to the aids that given after 12 October 2002, Indonesia has held a lot of cooperation with another countries. This thesis will describe the security cooperation that held by the Indonesian?s government that represented by the Indonesian National Police (Polri) and Australia that represented by the Australian Federal Police (AFP).
The subject of the study is the process of cooperation between Polri and AFP in handling terrorism in Indonesia (a case study of enlightening the first Bali bombing). The objectives of the study is to describe the scope and process of the cooperation between Polri and the AFP in handling the terrorism in Indonesia.
To analyze the subject, writer use the Albert Zaccor?s concept about Security Cooperation. For further explanations, writer use the Mathieu Deflem?s concept that explains Police Cooperation. To asserts the the definition of terrorism into the analysis, writer use various concepts, including the Concept of terrorism from James Andrew Lewis. The research methods that used in this study is an analytic descriptive thorough library study from the relevant documents.
The cooperation between POLRI and AFP were meant to enhanced the capacities of Polri. The cooperation also emphasize in individual and institutional level, which are means that the cooperation that been done is to enhance the capacity of Polri?s personnel and the Polri?s institution. The cooperation does not touch the level system. Never less, although the cooperation already give a lot to Polri development, but it is still not enough."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>