Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marissa Grace Haque Fawzi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria utama preferensi masyarakat Bintaro, Tangerang Selatan, Banten untuk menjadi nasabah lembaga keuangan mikro syariah di BMT Beringharjo dan BMT Darut Tauhiid. Selain itu, juga untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada kriteria utama preferensi masyarakat Bintaro, Tangerang Selatan, Banten untuk menjadi nasabah lembaga keuangan mikro syariah di BMT Darut Tauhiid dan BMT Beringharjo. Untuk menjawab permasalahan pertama digunakan teknik Analisis Faktor (Factor Analysis), sedangkan untuk menjawab permasalahan kedua digunakan Analisis perbandingan hasil Analisis Faktor antara kriteria utama preferensi nasabah BMT Darut Tauhiid dan BMT Beringharjo. Penelitian ini menghasilkan jawaban-jawaban atas kedua permasalahan di atas. Pertama; Kriteria utama preferensi masyarakat Bintaro untuk menjadi nasabah pada lembaga keuangan mikro syariah adalah Faktor Pelayanan yang terdiri dari: (1) pelayanan yang ramah dan sopan dari karyawan/wati BMT; (2) pelayanan yang cepat dari karyawan/wati BMT; (3) pelayanan yang memuaskan dari karyawan/wati BMT,karyawan/wati BMT yang kompeten; (4) karyawan/wati BMT yang tanggap terhadap masalah dan responsive; (5) kecepatan dan efisiensi proses transaksi; (6) keterbukan terhadap kritik dan transparan; (7) ketepatan dalam billing; (8) kebersihan dan kerapian kantor cabang; (9) penampilan busana yang rapih dan bersih; (10) dan pihak manajemen BMT yang sudah terkenal dan terpercaya. Hasil ini pertama, tidak sesuai dengan dugaan awal atau hipotesis penelitian ini. Kedua; tidak ada perbedaan kriteria utama pemilihan antara nasabah BMT Darut Tauhiid dan BMT Beringharjo, dimana keduanya sama-sama memiliki kriteria utama nasabah pada Faktor: Pelayanan. Namun demikian, terdapat beberapa variabel atau atribut yang berbeda dan turut membentuk Kriteria Utama, Faktor Pelayanan dari masing-masing BMT tersebut, yaitu tingkat religiusitas.

ABSTRACT
This research is aimed to understand the main preference criteria from the people of Bintaro, South Tangerang, Banten to become customer syariah small and medium enterprises in BMT Darut Tauhiid and BMT Beringharjo, and also to understand if there are some differences in the main critreria of the people from Bintaro, South Tangerang, Banten to become customer of syariah small and medium enterprises in BMT Darut Tauhiid and BMT Beringharjo. Factor Analysis is used to answer the first research problem, while results of Factor Analysis between criteria of the first preference customer of BMT Darut Tauhiid dan BMT Beringharjo are used to answer the second research problem. The comparison Analysis is used to the result of Factor Analysis between main preference criteria of BMT Darut Tauhiid and BMT Beringharjo customers. This research result is to answer two reserach questions. Frist: the main preference criteria from the people of Bintaro, South Tangerang, Banten, in Service Factor which comprise of: (1) polite and friendly service from BMT employees; (2) quick response service from from BMT employees; (3) satisfactory service from competence BMT employees; (4) receptive and responsive BMT employees upon emerging problems; (5) fast and efficience transaction process; (6) transparant and openness to critics; (7) accuracy on billing; (8) branch office cleanliness and neatness; (9) tidy and clean outfit performance; and (10) well-known and trustable BMT management owner. Firstly, the result is not appropriate with the first research hypothesis. Secondly, there is no difference between first criteria customer choice on BMT Darut Tauhiid dan BMT Beringharjo, where both of BMTs have the same common first criteria customer on, Factor: Services. Furthermore, there is a difference in religiousity level which come up through some variables or attributes that contributes BMT First Criteria services, it is the religiousity level.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Muhammad Ali
"ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah menyusun solusi untuk mengatasi NPF pada BMT. Metode yang digunakan adalah Analytic Network Process (ANP). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa permasalahan prioritas NPF pada BMT adalah lemahnya kemampuan Account Officer BMT dalam analisa permohonan pembiayaan, lemahnya sistem pelunasan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah, pengetahuan dan pengalaman wirausaha nasabah yg masih minim dan kebijakan Pemerintah Daerah dalam hal penataan pasar dan PKL. Prioritas solusinya adalah meningkatkan kompetensi Account Officer, melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah berbasis rescheduling, reconditioning restructuring dan jaminan, melakukan pembinaan dan pelatihan wirausaha nasabah berbasis UMKM dan berkoordinasi dan kemitraan dengan program pengembangan UMKM Pemerintah Daerah. Sedangkan strategi yang menjadi prioritas adalah menerapkan sistem manajemen operasional BMT yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas SDM pada BMT, memberikan pelayanan yang optimal kepada nasabah BMT, dan menjalin kerjasama dengan seluruh stake holder terkait.

ABSTRACT
The purpose of this research is to develop a solution to overcome the NPF in BMT. The method used is the Analytic Network Process (ANP). The research concludes that the priority issues on the BMT NPF is weak ability BMT Accounts Officer in the analysis of the financing application, lack of settlement and settlement system of financing problems, knowledge and entrepreneurial experience of customers who still minimal and Local Government policy in terms of structuring the market and street vendors. Priority solution is to increase the competence of Accounts Officer, perform settlement based financing problems rescheduling, reconditioning restructuring and guarantees, conduct training and entrepreneurship training-based small and medium business customers and coordination and partnership with small and medium enterprise development programs with local governments. While the strategy is a priority is to implement the operational management system BMT effective and efficient, improve the quality of human resources in the BMT, to provide optimum service to customers BMT, and cooperation with all relevant stakeholders."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah
"BMT mobile merupakan bentuk adopsi teknologi mobile banking pada Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yang bermanfaat untuk efisiensi pembiayaan usaha mikro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari kesadaran, kebutuhan perbankan, ekspektasi usaha, ekspektasi kinerja, persepsi kredibilitas, persepsi biaya, persepsi risiko, persepsi kepercayaan diri, ekspektasi kinerja, religiusitas, dan pengaruh sosial terhadap niat perilaku dalam menggunakan BMT mobile yang dimediasi oleh variabel sikap. Dalam mengembangkan framework penelitian ini, peneliti mengadopsi kerangka Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dan Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkaya dengan konsep lainnya yang relevan, yakni religiusitas dan persepsi risiko. Data sampel diperoleh sebanyak 349 responden yang disebar melalui kuesioner online, baik kepada yang sudah dan belum pernah menggunakan BMT mobile. Kemudian, data yang terkumpul diolah menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) pada software SmartPLS 4. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat enam faktor yang mempengaruhi niat perilaku dalam menggunakan layanan BMT mobile, yaitu ekspektasi usaha, persepsi kepercayaan diri, persepsi kredibilitas, persepsi biaya, kebutuhan perbankan, dan religiusitas. Sementara itu, empat faktor lainnya, yakni ekspektasi kinerja, pengaruh sosial, persepsi risiko, dan kesadaran dinilai tidak dapat secara signifikan mempengaruhi niat masyarakat dalam menggunakan BMT mobile. Berdasarkan hasil penelitian ini, BMT diharapkan dapat memperkuat sinergi bersama pemerintah dalam upaya menggencarkan digitalisasi BMT di Indonesia. Secara khusus, BMT perlu meningkatkan kemudahan penggunaan dan kredibilitas aplikasi, serta menekan biaya dari penggunaan BMT mobile.

BMT mobile is a form of adoption of mobile banking technology in Baitul Maal wat Tamwil (BMT) which is useful for the efficiency of micro business financing. The purpose of this study is to determine the effects of awareness, banking needs, effort expectancy, perceived credibility, perceived financial cost, perceived risk, perceived selfefficacy, performance expectancy, religiosity, and social influence towards behavioral intention which mediated by attitude. In developing this research framework, researchers adopt the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) and Technology Acceptance Model (TAM) enriched with other relevant concepts, namely religiosity and perceived risk. Sample data were obtained as many as 349 respondents distributed through online questionnaires, both to those who have and have never used BMT mobile. Then, the data collected is processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method in the SmartPLS 4 software. The results of this study found that there are six factors that influence the intention of behavior in using BMT mobile services, namely effort expectancy, perceived self-efficacy, perceived credibility, perceived financial costs, banking needs, and religiosity. Meanwhile, four other factors, namely performance expectancy, social influence, perceived risk, and awareness, are considered unable to significantly affect the behavioral intention in using BMT mobile. Based on the results of this study, BMT is expected to strengthen the synergy with the government in an effort to intensify BMT digitalization in Indonesia. In particular, BMT needs to increase the ease of use and credibility of the application, as well as reducing the service fee from BMT mobile."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya S. Ginanjar
"Penelitian ini menguji apakah Baitulmaal wattamwil (BMT) sebagai salah satu penggerak ekonomi kerakyatan, secara finansial berhasil meningkatkan pertumbuhan asetnya.
Dari 50 BMT di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mendapat penguatan modal P2KER terdapat 32 BMT yang dijadikan sampel penelitian. Dengan metode kuadrat terkecil (Original Least Square), data ini dilakukan faktor analisis yang menandakan sampel layak digunakan. Data lalu di-run dengan regresi linier berganda, agar hasil lebih baik dicoba model log -log, sehingga variabel tidak lagi linier melainkan menjadi variabel logaritma natural, tetapi tidak mengubah parameter.
Setelah diperkuat dengan data sekunder BI tentang potensi dan persepsi masyarakat DIY mengenai keberadaan Bank Syariah. BMT sebagai miniatur Lembaga Keuangan Mikro Syariah non-bank terbukti mampu memberikan pelayanan dan pemahaman serta pelaksanaan ekonomi syariah dengan pola bagi hasil, non-ribawi di tingkat masyarakat ekonomi kecil dan menengah.
Hasil penelitian ini hanya cocok untuk menilai pengaruh persentase variabel bebas terhadap persentase perubahan aset. Untuk itu diperlukan data laporan keuangan yang lebih lengkap dan penelitian lebih lanjut pada BMT-BMT lainnya untuk melihat variabel-variabel apa yang dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan aset BMT-BMT tersebut.

This Research Examines evaluates whether Baitulmaal Wattamwil (BMT) as one of the economic civil movement financially succeeded in increased growth assets.
From 50 BMT that had P2KER capital strength in DIY this study took 32 BMT as a sample research. With method of the smallest quadrat (Original Least Square), all datas have been proved by analyses factor that legitimated these samples can be applied. After that datas were being run in doubled liniear regression. When we are accepted a better result, we could try all datas to be logs model, so the variables are not liniear anymore but became natural logaritmus variables, otherwise it did not change parameter.
After being powered by BI's scunder datas about the potention and perception of DIY civilisation of Bank Syariah existannces, it has been proved that BMT as a miniatur of non-bank financial microsyariah institute could contribute service and cognition also implemented economic syariah with shares division, non-riba in middle and lowered economic level society.
This result of its study only fitted to be judged a presentage influenced free variabels to presentage of assets valued changed, Therefore we needed more complete financial report datas & further research in others BMT to -see what are the dominant variables in influencing its BMT's growth assets.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Octavia
"Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerjanya, BMT At-Taqwa sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) memerlukan kemampuan mendeteksi permasalahan yang akan dan tengah dihadapi dengan melakukan evaluasi atau penilaian tingkat kesehatan BMT, terutama pada kinerja keuangannya,. Hal itu dapat dilakukan dengan melihat indikator struktur permodalan, kualitas aktiva produktif, likuiditas, efisiensi dan rentabilitas BMT.
Melalui teknik analisis faktor dan analisis regresi berganda menggunakan program SPSS 11.05 terhadap pertumbuhan rasio finansial BMT At-Taqwa tersebut, informasi mengenai faktor yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan tingkat kesehatan BMT dapat diperoleh. Dalam hal ini, data yang digunakan adalah pertumbuhan rasio-rasio keuangan BMT At-Taqwa yang diolah dari laporan bulanannya selama 30 bulan (Januari 2002 - Juni 2004). Hasil pengujian secara statistik membuktikan bahwa pertumbuhan MODAL adalah variabel determinan utama pada pertumbuhan tingkat kesehatan BMT At-Taqwa.

For its quality improvement, BMT At-Taqwa as a Micro Financial Institution based on Sharia requires the ability to detect its financial problems by means of evaluation as well as valuation on its safety and soundness, by observing the indicators of capital structure, asset quality, liquidity, efficiency and profitability of BMT.
By means of factor analysis and multiple regression analysis by SPSS 11.05 on the growth of those financial ratios, information about the most dominant factor in the growth of BMT's safety and soundness will be acquired. In this case, the used data is the growth of BMT's financial ratios derived from its monthly financial statement during 30 months (January 2002 - June 2004). Statistical test proved that the growth of capital structure is the prime determinant in the growth of BMT's safety and soundness.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Saifuddin
"Terdapat dua pilar operasional Baitul Maal wat Tamwil (BMT), yaitu fungsi sosial dan fungsi bisnis. Keduanya mencakup prinsip muamalah dalam Islam yang tidak memisahkan antara kepentingan materi dan immateri. Masalah dalam operasionaln BMT di Lampung adalah perlakuan yang timpang antara fungsi sosial dan fungsi bisnis, di mana fungsi bisnis berorientasi laba terlalu mendominasi, dan cenderung meninggalkan fungsi sosialnya. Fungsi sosial dicerminkan dalam pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS), sedangkan fungsi bisnis dicerminkan dalam perkembangan ukuran finansial baik pertumbuhan aset maupun laba BMT. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder laporan keuangan BMT periode Desember 2003 s.d. Desember 2007, serta data primer yang diperoleh melalui pengungkapan pendapat dan kuesioner kepada 36 responden pengelola BMT di Lampung.
Metode analisis menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram) untuk mengindetifikasi akar penyebab lemahnya fungsi sosial BMT di Lampung. Hasil penelitian menunjukkan pengelola BMT di Lampung cenderung melalaikan fungsi sosialnya, sehingga BMT lebih merefleksikan lembaga bisnis murni. Penyebab lemahnya fungsi sosial BMT adalah faktor management, manpower, methods, money, dan environment. Analisis laporan keuangan BMT juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang jelas antara peningkatan kinerja bisnis yang ditunjukkan dengan perkembangan aktiva dan laba, dengan kinerja fungsi sosial BMT. Laporan keuangan BMT juga belum sepenuhnya mengacu pada Pedoman Standar Akuntansi Keuangan.

The baitul maal wat tamwil (BMT) has two major functions, such as social and business. Both of them are suitable with the principles if muamalah in Islam. The baitul maal wat tamwil in Lampung, actuallu, faces problems that must be solved. They are not able to run those functions equally. They only do business more than social. Social function is reflected by the management of donation of zakah, infak and sadaqah (the ZIS) while the other function, business, is reflected by the growth of the the BMT finance. This research uses two sources in gathering data. First, secondary data are obtained from financial report of the BMT from December 2003 to December 2007. Second, primary data are obtained from questionnaire which spread to 36 respondents of the BMT staffs.
This research also used fishbone diagram to analyze the data. Findings show that the BMT staffs still have not been able to do social function as well as business function. They tend to do business only. Of course, it is caused by many factors such as lack of human resources, methods, money and environment. The findings also show that there is no significant correlation between the growth of business performance and special performance of the BMT. Moreover, the report shows that it is still not based on the Pedomanb Standar Akuntansi Keuangan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25499
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Harijanto
"ABSTRAK
Tesis ini mempelajari dan membahas bagaimana penerapan prinsip kehati-hatian memiliki peran yang penting dalam manajemen pembiayaan mudarabah oleh lembaga keuangan mikro syariah dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan membandingkan antara dua lembaga keuangan mikro syariah yaitu BMT Baitul Karim di Bekasi dan BT Tamzis Bina Utama cabang Ahmad Dahlan Yogyakarta. Hasil penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh langkah-langkah antisipatif yang harus dilakukan oleh manajemen lembaga keuangan mikro syariah dalam mengantisipasi timbulnya kerugian usaha lembaga keuangan mikro syariah khususnya yang bersumber dari pembiayaan berbasis mudarabah.

ABSTRACT
This thesis examines and discusses how important the application of prudential principles in mudaraba financing management by Islamic microfinance institutions in accordance with anticipating the possibility of moral hazard. This research using qualitative method by comparing between two micro finance institutions of sharia namely BMT Baitul Karim in Bekasi and BT Tamzis Bina Utama Ahmad Dahlan Branch Yogyakarta. The results of this study is to obtain a comprehensive view of anticipatory steps that must be done by the management of sharia micro finance institutions in anticipation of the occurrence of losses on Islamic microfinance institutions particularly those originating from mudaraba based financing."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ufi Hani
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas Baitul Maal wat Tamwi BMT sebagai upaya ICMI dalam pemberdayaan ekonomi umat Islam di Indonesia pada periode 1995-1997. BMT merupakan lembaga keuangan syariah tingkat mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka menaikkan derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Dalam perkembangannya, BMT pertama kali dikenalkan pada akhir tahun 1980-an dan populer pada tahun 1990-an. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI sebagai sebuah wadah atau organisasi yang menghimpun kalangan intelektual Islam Indonesia berusaha mengembangkan dan mempopulerkan BMT di berbagai wilayah di Indonesia, yang bagian dari program Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Potensi Sumber Daya Umat Islam. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpretasi terhadap buku, hasil muktamar, koran sezaman, dan wawancara dengan pengurus ICMI periode 1990-an. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan fakta bahwa berkembangnya BMT di Indonesia pada tahun1990-an disebabkan oleh upaya ICMI dalam mendirikan dan mengembangkan BMT di Indonesia melalui Program Gerakan BMT.

ABSTRACT
This research discusses Baitul Maal wat Tamwil in short BMT as ICMI 39s efforts in empowering muslim rsquo s people 39 s economy in Jakarta in the period 1995 1997. Baitul Maal wat Tamwil is a micro syariah financial institution operated on the basis of profit sharing to foster micro and small business enterprises, in order for such institution to raise the degree and dignity and defend the interests of fakir miskin the poor . In its development, BMT was initially introduced in the late 1980s and became popular in the 1990s. Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia ICMI, The Association of Indonesian Muslim Intellectuals as a forum or organization that brings together Indonesian Islamic intellectuals to develop and popularize BMTs in various regions of Indonesia, which are parts of Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Potensi Sumber Daya Umat Islam the program of Community Economic Development and the Development of the Potential of Islamic Resources . This study uses the historical method with heuristic stages, criticism, interpretation of the books, the results of conference, contemporary newspapers, and interviews with ICMI board of the 1990s. Based on research that has alreay been done, the fact that the development of BMT in Indonesia in the 1990s by ICMI efforts in establishing and developing BMTs in Indonesia through Program Gerakan BMT Movement Programme was found."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Candra Nugraha
"Penelitian ini menyelidiki pengaruh penggunaan jasa koperasi dan keberadaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terhadap kesejahteraan rumah tangga di Indonesia. Dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey Wave 5 (2014) penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara penggunaan layanan koperasi, keberadaan BMT, dan efek gabungan mereka terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi. Hasil penelitian menunjukan bahwa baik koperasi maupun BMT secara signifikan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan rumah tangga yang di ukur melalui tingkat pengeluaran perkapita. Studi ini menyimpulkan bahwa kedua institusi ini sangatlah penting untuk pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

This study investigates the impact of using cooperative services and the presence  of Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) on household welfare in Indonesia. Using data from the Indonesian Family Life Survey Wave 5 (2014), the research explores the relationship between the use of cooperative services, the presence of BMT, and their combined effect on improving economic well-being. The results of the study show that both cooperatives and BMT significantly contribute to increasing household welfare, measured by per capita expenditure levels. The study concludes that these two institutions are crucial for economic development and poverty alleviation in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Agustiawan Fuad
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh aktiva dan modal terhadap penerima lingkage program BMT. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan pendamping program, yakni mengolah data yang didapatkan dari Baitulmaal Muamalat, lembaga yang diberikan kewenangan oleh Bank Muamalat untuk melakukan pendampingan progam. Mengelompokan data keuangan pada BMT atas data Aktiva, Total Modal.
Dengan jumlah BMT yang cukup besar dan tersebar di seluruh wilayah, sesungguhnya BMT memiliki potensi pembiayaan dan pengelolaan Jana yang cukup besar, khususnya dalam melakukan pembiayaan kepada UKM. BMI pada tahun 2004 memiliki kebijakan untuk menyalurkan dana lingkage sebesar 200 milyar dengan pola executing dan akad mudharabah. Dalam penyaluran dana lingkage program, jumlah dana yang diterima oleh BMT tidak merata. Secara teoritis besamya lingkage program dapat dikaitkan dengan besarnya modal dan aktiva yang dimiliki BMT. Artinya BMT yang memiliki modal dan aktiva yang besar tidak selalu mendapatkan dana lingkage yang besar, demikian pula sebaliknya bahwa BMT yang memiliki modal dan aktiva kecil mendapatkan dana lingkage yang kecil pula.
Penelitian yang dilakukan adalah melakukan analisa pengaruh aktiva dan modal BMT terhadap penerimaan dana lingkage program BMT (Studi kasus penyaluran dana lingkage di BMI). Dari penelitian diperoleh bahwa jika nilai variabel aktiva dan modal sama dengan nol, maka Dana Lingkage adalah 7.060.844.5 rupiah. maka setiap kenaikan 1 rupiah Aktiva akan mengakibatkan kenaikan Dana Lingkage sebesar 0,184 % dan setiap kenaikan 1 rupiah Modal akan mengakibatkan naiknya Dana Lingkage sebesar 0,011%. Dengan demikian apabila kedua variabel diregresi secara bersamaan, maka variabel Aktiva paling kuat pengaruhnya terhadap perubahan dana lingkage.

ABSTRACT
The purpose of the research is to analyze the potential of the linkage program for BMI in the assets side and liabilities directly as well as indirectly to make the fund 100% effective. The goals are (a) to know the influence of fund to the assets and liabilities (as moderating variable) in the linkage program; (b) to find out how the fund can influence the liabilities (intervening variable); (c) to find out how far the fund can influence the linkage program.
We use the data that we got from Baitulmaal Muamalat, an institution given by Muamalat Bank to assist and guide the program. Then, we group the financial data in BMT on liabilities and total assets. With the big number of BMT in all over Indonesia, BMT has good potential to finance and manage the fund especially to subsidize micro and small enterprises. Having seen the investment possibilities. Bank Muamalat Indonesia (BMI) in 2004 has policy to give the linkage fund with the amount of 200 billions with executing fund and `akad mudharabah'. But the program linkage is only effective 3 billions. To make it more effective, we do further research towards BMT financial structure abilities to to run linkage fund in Bank Muamalat Indonesia.
"
2007
T20672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>