Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yunus
"Beras berwarna memiliki nutrisi lebih baik karena mengandung pigmen antosianin. Kandungan antosianin beras dipengaruhi oleh pemaparan iradiasi sinar gama dan masa penyimpanan. Pemaparan iradiasi sinar gama dapat menginduksi radikal bebas sehingga memicu sintesis antosianin atau memutus ikatan glikosidik antosianin. Kandungan antosianin juga dapat teroksidasi selama masa penyimpanan. Pemaparan sinar gama pada enam beras hitam dan merah dengan variasi dosis 0, 2, 5, 10, 20, dan 30 kGy serta disimpan selama 6 bulan. Antosianin dianalisis menggunakan metode perbedaan pH. Hasil pemaparan iradiasi sinar gama menyebabkan peningkatan kandungan antosianin tertinggi pada beras hitam yaitu Botanik (50,264 menjadi 82,743 mg/100g) dan Jatiluwih (15,697 menjadi 32,228 mg/100g). Beras hitam lainnya mengalami penurunan antosianin terendah yaitu Hariku (27,553 menjadi 14,110 mg/100g), Seblang Banyuwangi (33,481 menjadi 13,943 mg/100g), dan Jawa Melik (53,353 menjadi 31,060 mg/100g). Pada beras merah, kandungan antosianin tertinggi yaitu Cempo Sleman (1,252 menjadi 20,539 mg/100g), Seblang Banyuwangi (2,672 menjadi 17,867 mg/100g), Jatiluwih (2,254 menjadi 43,000 mg/100g), Bronrice (6,680 menjadi 19,287 mg/100g), PK Sundakala (1,085 menjadi 20,289 m/100g), dan Healthy Choice (2,004 menjadi 23,044 mg/100g). Selain itu, penyimpanan selama 6 bulan cenderung meningkatkan kandungan antosianin pada beras hitam dan merah.

Colored rice has better nutrition because it contains anthocyanin pigments. The anthocyanin content of rice is influenced by exposure gamma radiation and storage time. Gamma radiation exposure can induce free radicals, triggering anthocyanin synthesis or breaking anthocyanin glycosidic bonds. Anthocyanin content can also be oxidized during storage. Six varieties of black and red rice were exposed to gamma radiation at doses of 0, 2, 5, 10, 20, and 30 kGy, followed by a 6-month storage period. Anthocyanins were analyzed using the pH difference method. The results of gamma radiation exposure caused the highest increase anthocyanin content in black rice, namely Botanik (50.264 to 82.743 mg/100g) and Jatiluwih (15.697 to 32.228 mg/100g). Other black rice varieties experienced the lowest decrease in anthocyanin, namely Hariku (27.553 to 14.110 mg/100g), Seblang Banyuwangi (33.481 to 13.943 mg/100g), and Jawa Melik (53.353 to 31.060 mg/100g). The highest red rice anthocyanin content was in Cempo Sleman (1.252 to 20.539 mg/100g), Seblang Banyuwangi (2.672 to 17.867 mg/100g), Jatiluwih (2.254 to 43.000 mg/100g), Bronrice (6.680 to 19.287 mg/100g), PK Sundakala (1.085 to 20.289 mg/100g), and Healthy Choice (2.004 to 23.044 mg/100g). Anthocyanin Storage for 6 months tended to increase anthocyanin content in both black and red rice."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Bahiira
"Allopurinol merupakan obat golongan inhibitor enzim xanthine oksidase yang dijadikan sebagai agen terapi lini pertama dalam mengobati hiperurisemia dan gout. Namun, allopurinol dilaporkan memberikan efek samping berupa reaksi hipersensitivitas pada beberapa pasien yang mengonsumsi obat tersebut. Antosianin, salah satu senyawa turunan flavonoid diketahui memiliki peran penting terhadap penghambatan enzim xantin oksidase. Ubi jalar ungu yang memiliki nama latin Ipomoea batatas diketahui merupakan sumber antosianin yang tinggi. Pada penelitian sebelumnya, telah ditemukan bahwa antosianin terasilasi merupakan senyawa spesifik pada ubi jalar yang memiliki efek penghambatan terhadap enzim xantin oksidase. Pada karya tulis ini akan dijelaskan efek dan potensi antosianin terasilasi yang berasal dari Ipomoea batatas terhadap kerusakan ginjal dan inflamasi ginjal yang disebabkan akibat hiperurisemia yang diinduksi potasium oksonat yang berasal dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya, baik in vitro maupun in vivo menunjukkan hasil positif terhadap penurunan kadar asam urat dan perbaikan inflamasi ginjal oleh antosianin terasilasi yang dikombinasikan dengan allopurinol. Sehingga Ipomoea batatas disimpulkan memiliki potensi sebagai suplemen pendamping untuk terapi hiperurisemia dan gout. Kedepannya, dalam rangka merealisasikan suplemen Ipomoea batatas, masih terdapat hal yang harus diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.

Allopurinol is a drug group of enzyme inhibitors of xanthine oxidase which is used as the first-line therapy agent in treating hyperuricemia and gout. However, Allopurinol is reported to provide side effects of hypersensitivity reactions in some patients who consume the drug. Antosianin, one of the known flavonoids derivative compounds has an important role in inhibition of xanthine oxidase enzyme. Purple sweet potato (Ipomoea batatas) is known to be a high source of anthocyanins. In previous studies, it has been found that acylated anthocyanin is a specific compound in sweet potato which has an inhibitory effect on the xanthine oxidase enzyme. In this paper will be described the effect and potential of acylated anthocyanin derived from Ipomoea batatas toward kidney injury and kidney inflammation caused by the potassium oxonate-induced hyperuricemia that originated from previous research. The results of previous studies, both in vitro and in vivo showed positive results against decreased uric acid levels and improved renal inflammation by the acylated anthocyanin combined with allopurinol. Ipomoea batatas deduced has the potential as an companion supplement to hyperuricemia and gout therapy. In the future, in order to realize the supplement of Ipomoea batatas, there are still things to be researched and developed further."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Anis Saati
Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2016
664.062 ELF p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Aminy Vatin
"DSSC (dye-sensitized solar cell) adalah sebuah sel photovoltaic yang mampu mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Pada awal pengembangan DSSC, digunakan semikonduktor TiO2 dengan zat warna dari senyawa komplek rutenium. Walaupun DSSC tersebut sudah menghasilkan efisiensi yang baik, tetapi mulai banyak dilakukan pengembangan DSSC dengan zat warna alami karena lebih ramah lingkungan, murah, dan mudah didapatkan. Pada penelitian ini, digunakan fotoanoda TiO2 yang tersensitasi kombinasi ekstrak daun Manihot esculenta dan Ipomoea batatas sebagai ko-sensitasi, kemudian diuji kinerja fotoanoda tersensitasi zat warna alami tersebut dengan metode spektroelektrokima. TiO2 sudah berhasil disintesis dengan metode anodisasi menggunakan elektrolit etilen glikol (NH4F 0,3%, H2O 2%) pada potensial 40 V selama 45 menit, kemudian dikalsinasi pada temperatur 450°C selama 2 jam dengan laju kenaikan temperatur sebesar 2°C/menit. TiO2 hasil sintesis tersebut kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM-EDS, XRD, FTIR, dan UV-Vis DRS. Dari hasil SEM didapatkan bahwa TiO2 yang disintesis memiliki morfologi nanotube dengan diameter rata-rata pori sebesar 53 nm. Sedangkan itu, pada hasil uji EDS didapatkan bahwa perbandingan atomik Ti:O adalah sebesar 1:2 dan pada hasil FTIR terdapat gugus Ti-O-Ti pada 821 cm-1 yang mana menandakan TiO2 sudah terbentuk. Dari hasil XRD, didapatkan bahwa TiO2 nanotube yang disintesis memiliki fasa anatase. Dengan menggunakan persamaan Tauc dan Kubelka-Munk pada hasil pengujian UV-Vis DRS, didapatkan band gap TiO2 hasil sintesis sebesar 3,21 eV. Akan tetapi, dari hasil pengujian aktivitas fotokatalitik TiO2 hasil sintesis dengan metode LSV dan MPA, TiO2 hasil sintesis belum menunjukkan respon arus terhadap cahaya UV yang baik dikarenakan terjadinya kebocoran cahaya visible pada saat dilakukan pengujian.

DSSC (dye-sensitized solar cell) is a photovoltaic cell that converts light energy into electrical energy. At the early development of DSSC, a TiO2 semiconductor is used with ruthenium dye compounds. Although the DSSC has produced a good efficiency, development continues to utilize natural dyes because it is more eco friendly, cheaper, and common. In this study, a TiO2 photoanode sensitized by combination of Manihot esculenta leaves and Ipomoea batatas as a co-sensitizer is utilized, then the dye sensitized photoanode's performance is examined with spectroelectrochemical method. The TiO2 has been synthesized by anodization method using etylen glicol (NH4F 0,3%, H2O 2%) in the potential of 40 V for 45 minutes, then calcinated at the temperature of 450°C for 2 hours with the temperature increase rate of 2°C/minutes. The synthesized TiO2 then characterized with SEM-EDS, XRD, FTIR, and UV-Vis DRS. From SEM characterization, it is known that the synthesized TiO2 has a nanotube morphology with the average pore diameter of 53 nm. While from EDS characterization, it is known that the atomic ratio of Ti:O is 1:2 and from FTIR characterization, there is a Ti-O-Ti peak at 821 cm-1, that indicates TiO2 has formed. From XRD characterization, it is known that the synthesized TiO2 nanotube has an anatase phase. Using Tauc and Kubelka-Munk equation to analyze the UV-Vis DRS characterization, the band gap of the synthesized TiO2 is known to be 3,21 eV. However, from the photocatalytic activity examination using LSV and MPA methods, the synthesized TiO2 has not shown a good current reponse to UV light due to the visible light leak during the examination.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Dawamuz Zikri
"Dye Sensitized Solar Cell DSSC adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik. Pada penelitian ini digunakan TiO2-NT yang disensitasi dengan antosianin dari ekstrak kulit manggis Garcinia mangostana L sebagai elektroda kerja dan kaca FTO-Pt sebagai elektroda counter. TiO2-NT ditumbuhkan pada plat titanium dengan metode two step anodization dengan potensial 30V pada tahap pertama dan 15V pada tahap kedua menggunakan elektrolit yang mengandung etilen glikol, NH4F dan H2O, kemudian dikalsinasi pada suhu 500oC selama 2 jam untuk mendapatkan TiO2-NT dengan fasa anatase. FTO dipreparasi dengan metode spray pyrolysis kemudian Pt dari H2PtCl6 dideposisikan pada permukaan FTO. Dilakukan kopigmentasi terhadap antosianin hasil ekstraksi dengan penambahan asam benzoat untuk meningkatkan serapan sinar tampak dan meningkatkan stabilitas antosianin. Karakterisasi yang digunakan adalah SEM untuk mengetahui morfologi permukaan, XRD untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk, FTIR untuk mengetahui vibrasi ikatan dari molekul, UV-Vis DRS untuk mengetahui energi celah TiO2. Uji photocurrent menggunakan teknik LSV dan MPA, menunjukkan bahwa TiO2-NT aktif pada daerah UV dan setelah disensitasi dengan antosianin, TiO2-NT menjadi aktif pada daerah sinar tampak. Karakterisasi antosianin yang diekstrak dari kulit manggis menggunakan UV-Vis menunjukkan terdapat serapan pada daerah visible pada daerah panjang gelombang 400-600nm dan setelah antosianin dikopigmentasi dengan asam benzoat, terjadi peningkatan absorbansi. Efisiensi sel surya yang dihasilkan menggunakan sensitizer antosianin adalah sebesar 0.2273 , dan menggunakan antosianin yang dikopigmentasi dengan asam benzoat adalah sebesar 0.2297 1:0,5 , 0.2884 1:0,8 , and 0.3709 1:1 .Dari hasil yang didapatkan, dapat diketahui bahwa penggunaan antosianin yang dikopigmentasi dengan asam benzoat sebagai sensitizer dapat meningkatkan effisiensi sel surya.

Dye Sensitized Solar Cell DSSC is a device that convert solar energy to electric energy. In this research, the TiO2 nanotube TiO2 NT which was sensitized by anthocyanin, extracted from mangosteen pericarp, was used as working electrode and FTO Pt Fluor Doped Tin Oxide Platinum as counter electrode. TiO2 NT were growth on titanium plate by two step anodization method with 30V potential on the first step and 15V potential on the second step using etilen glycol NH4F H2O electrolyte, then heated at 500oC for 2 hours. FTO prepared by spray pyrolysis method then Pt from H2PtCl6 solution deposited on FTO surface. Anthocyanin extract was copigmented with benzoic acid to increase absorbance on visible light and its stabilization. Prepared TiO2 was characterized using SEM to determined surface morphology, XRD to know crystal phase formed, FTIR to know vibration bonding molecule and UV DRS to determine band gap. Photocurrent evaluation using LSV and MPA method showed that TiO2 NT active at UV light, and after being sensitized with anthocyanin benzoic acid did active toward visible light. Anthocyanin extract which was characterized by UV Vis showed absorbance at visible wavelength region 400nm 600nm and after being copigmented using benzoic acid, the absorbance was increased. Evaluation of DSSC efficiency showed that those using anthocyanin and anthocyanin copigmented benzoic acid with ratio 1 0,5 1 0,8 and 1 1 v w as sensitizer were 0.2273 , 0.2297 , 0.2884 , and 0.3709 respectively. The results shows that the addition of benzoic acid to anthocyanin can improve the DSSC performance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Hijratul Hasanah
"ABSTRACT
Kesegaran merupakan faktor penting penentu kualitas daging ayam. Peningkatan jumlah TVB-N Total Volatile Base-Nitrogen pada daging ayam selama penyimpanan menunjukkan penurunan mutu. Senyawa volatil seperti trimethylamine TMA , amonia NH3, dan dimethylamine DMA bertanggung jawab atas bau busuk dan perubahan warna daging. TVB-N bersifat mudah menguap dan sebagian besar terdiri atas amonia. Pada penelitian ini indikator gas amonia dikembangkan menggunakan PVA polyvinyl alcohol, kertas, dan zat warna alami dari ekstrak beras ketan hitam. PVA dan kertas digunakan sebagai matriks/substrat untuk meimobilisasi zat warna alami yang mengandung antosianin. Indikator ini menggunakan metode gasochromic yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi di dalamnya. Spektrum larutan ekstrak antosianin menunjukkan variasi warna untuk nilai pH yang berbeda pH 2-13 . Warna larutan ekstrak berubah dari warna merah pada pH asam menjadi kuning pada pH basa. Spektrum UV-vis larutan ekstrak terukur pada panjang gelombang 449-662 nm. Preparasi label dilakukan menggunakan metode simultan casting dan imersi. Label PVA, label kertas Whatman dan kertas Kalkir digunakan sebagai indikator gas amonia. Label diuji terhadap gas amonia dengan variasi konsentrasi 0,005 ; 0,025 ; 0,05 ; 0,1 ; dan 0,5. Perubahan warna label akibat interaksi dengan gas amonia dianalisis menggunakan Scanner dengan bantuan software imageJ. Stabilitas warna label diuji terhadap temperatur, kelembapan relatif RH , dan cahaya. Uji aplikasi dilakukan untuk melihat potensi label sebagai indikator untuk memonitor kesegaran daging ayam. Indikator gas amonia menunjukkan perubahan warna dari merah menuju ungu untuk pH 2 akibat pembusukan daging ayam. Sedangkan label pH 7 tidak menunjukkan perubahan warna yang dapat dilihat secara visual. Oleh karena itu label indikator ini dapat dikembangkan sebagai label gasochromic untuk memonitor kesegaran daging ayam.

ABSTRACT
Freshness is an important factor determining the quality of chicken meat. TVB N Total Volatile Base Nitrogen in chicken meat during storage showed a quality degradation. Volatiles amines, such as trimethylamine TMA, ammonia NH3, and dimethylamine DMA responsible for the chicken meat odour and discoloration. TVB N is volatile and mainly consist of ammonia. In this research, an ammonia gas indicator was developed using PVA polyvinyl alcohol, papers, and natural dyes from black glutinous rice extract. Both PVA and paper are solid matrices used to immobilize natural dyes, anthocyanin. This indicator uses a gasochromic method involving redox reaction. Spectrum of anthocyanin extract solutions showed color variations to different pH values pH 2 13 . Color change from red at acidic pH to yellow at basic pH. The UV vis spectrum of anthocyanin extract solutions measured at the maximum absorption peak 449 662 nm. Label preparations was conducted using simultaneous casting and immersion methods. PVA labels, Whatman, and Kalkir paper labels are used as ammonia gas indicator. Labels were tested to different ammonia exposure levels 0,005 0,025 0,05 0,1 dan 0,5. Color change of labels due to interaction with ammonia gas were analyzed using Scanner with imageJ software. Color stability were tested to temperature, relative humidity RH, and light. A test was conducted for potential use of ammonia gas indicator to monitor chicken meat freshness. The label indicator showed color change from red to violet at pH 2 due to chicken meat spoilage. While labels at pH 7 has no visible color changes. This indicator used a gasochromic label for chicken meat freshness monitoring."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Maharani Rosa Wibowo
"Tanaman hias syngonium podophyllum menunjukkan variasi warna daun yang terbagi menjadi tiga, yaitu merah muda, kombinasi merah muda-hijau, dan hijau. Berdasarkan ketiga variasi tersebut, merah muda adalah warna daun yang paling diminati masyarakat. Intensitas cahaya matahari diduga berpengaruh terhadap variasi warna daun S. podophyllum. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap variasi warna daun S. podophyllum. Syngonium podophylllum ditanam di dalam naungan paranet berbentuk kubus dengan kerapatan berbeda sebagai representasi intensitas cahaya yang diterima tanaman. Terdapat tiga perlakuan kerapatan paranet, yaitu 45%, 65%, dan 85%. Ketiga tanaman perlakuan dibandingkan terhadap tanaman kontrol yang ditumbuhkan tanpa naungan paranet. Pengambilan data berupa data kualitatif dan data kuantitatif dilakukan terhadap setiap tanaman. Data kualitatif berupa variasi bentuk dan warna daun, sedangkan data kuantitatif berupa pertumbuhan tanaman, kadar pigmen daun, dan parameter lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh naungan paranet terhadap kemunculan warna daun S. podophyllum. Naungan paranet 85% memiliki tanaman dengan jumlah daun berwarna merah muda yang paling banyak dan laju pertumbuhan yang paling tinggi. Sementara itu, naungan paranet 65% menunjukkan peluang paling besar pada kemunculan daun berwarna kombinasi merah muda-hijau. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui faktor internal yang paling berpengaruh terhadap perubahan warna daun S. podophyllum

The ornamental plant Syngonium podophyllum displays leaf color variations that are divided into three categories: pink, pink-green combination, and green. Among these variations, the pink color is the most preferred by the community. It is believed that the intensity of sunlight affects the leaf color variations of S. podophyllum. A study was conducted to determine the effect of light intensity on the leaf color variations of S. podophyllum. Syngonium podophyllum plants were grown under cube-shaped shade nets with different densities to represent the received light intensity. Three shade net densities were used as treatments: 45%, 65%, and 85%. These three treatment plants were compared to a control plant grown without shade net. Data were collected for each plant, including qualitative data such as leaf shape and color variations, and quantitative data such as plant growth, leaf pigment content, and environmental parameters. The research results indicate that shade nets have an influence on the appearance of leaf colors in S. podophyllum. The 85% shade net density resulted in the highest number of pink-colored leaves and the fastest growth rate. Meanwhile, the 65% shade net showed the highest probability of the pink-green combination leaf color. Further research is needed to determine the internal factors that have the most significant impact on the leaf color changes in S. podophyllum"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Aprilia Safitri
"Pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia saat ini telah beralih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar menjadi pola konsumsi makanan sehat yang disebut sebagai pangan fungsional. Beras berpigmen masuk kedalam jenis makanan fungsional karena mengandung banyak antioksidan yang berasal dari antosianin. Namun beras berpigmen dinilai mudah apek jika disimpan terlalu lama. Teknologi iradiasi dapat digunakan untuk mengawetkan makanan secara aman dan efektif sehingga dapat memperpanjang umur simpannya. Penyinaran radiasi gamma dengan dosis tertentu dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi nutrisi yang terkandung dalam beras. Sehingga perlu dilakukan pengukuran kandungan nutrisi beras berpigmen pasca iradiasi untuk menjamin kesesuaian gizi pada beras tersebut.  Penelitian ini dilakukan untuk membangun sistem multi-output yang mampu memprediksi kadar total antosianin dan kadar air pada beras berpigmen teriradiasi berbasis pencitraan hiperspektral. Evaluasi model dilakukan dengan menghitung nilai root mean square error (RMSE) dan koefisien determinasi R2 dari model multi-output dan membandingkan performanya dengan model single-output. Hasilnya didapatkan bahwa model multi-output Spectral Xception mampu melakukan prediksi yang sangat baik dengan performa pengujian kadar total antosianin menghasilkan nilai RMSE sebesar 0,9105 dan R2 sebesar 0,9963, serta pengujian kadar air bernilai RMSE sebesar 0,2529 dan R2 sebesar 0,9784. Selain itu, model multi-output secara umum lebih efisien dibandingkan single-output karena proses pelatihannya 48% lebih cepat. Pada penelitian ini juga dilakukan evaluasi performa model multi-output Spectral Xception saat menggunakan dataset yang berbeda.

Food consumption pattern of the Indonesian people has shifted from merely fulfilling basic needs to becoming a healthy food consumption which is referred to functional food. Pigmented rice can be categorized as a type of functional food because it contains antioxidants derived from anthocyanins. However, pigmented rice is considered to be easily stale when stored for too long. Irradiation technology can be used to safely and effectively preserve food to extend its shelf life. Utilization of gamma radiation irradiation with certain doses can cause changes in the composition of the nutrients contained therein. So it is necessary to measure the nutritional content of post-irradiation pigmented rice to ensure the nutritional suitability of the rice. This research was conducted to develop a multi-output system to predict total anthocyanin content and water content in irradiated pigmented rice based on hyperspectral imaging. Model evaluation has been carried out by calculating the root mean square error (RMSE) value and the coefficient of determination R2 of the multi-output model and comparing its performance with the single-output model. The results showed that the multi-output spectral xception model was able to make very good predictions with test performance at total anthocyanin content RMSE values of 0.9105 and R2 0.9963, as well as testing for water content RMSE values of 0.2529 and R2 0.9784. In addition, the multi-output model is generally more efficient than the single-output model because the training process is 48% faster. This research also evaluates the performance of the multi-output spectral exception model when using different datasets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracio Plorentino
"Ubi ungu mempunyai senyawa antosianin yang merupakan suatu antioksidan. Sifat ubi ungu yang ramah lingkungan, murah, dan mudah didapat menjadikan ubi ungu berpotensial untuk menjadi salah satu inhibitor untuk menggantikan inhibitor lain yang bersifat tidak ramah lingkungan dalam lingkungan NaCl 3,5% pada lembaran baja karbon rendah. Metode kehilangan berat digunakan dalam penelitian kali ini, dengan menggunakan variasi lama waktu pengujian (3,6,9, dan 12 hari) dan penggunaan inhibitor X sebanyak 2 ml. Hasil yang didapat cukup baik dimana efisiensi tertinggi didapat pada waktu pengujian 9 hari dengan efisiensi 37,16%.

Anthocyanin from sweet potatoes acts as an antioxidant, the caracteristics of antosianin which is environmental friendly, inexpensive, and easy to get makes sweet potatoes very potential to become one of an organic inhibitor to replace other inhibitor that are not environmental friendly in 3.5% NaCl environment at low carbon steel plate. Weight loss method used in this study, using a variety of testing time (3,6,9, and 12 days) and the use of inhibitors X is 2 ml. The result is good enough where the highest efficiency obtained at the time of testing 9 days with 37.16% efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S163
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andhi Gunaatmaja
"Ekstrak ubi ungu dikembangkan sebagai inhibitor organik untuk mengurangi laju korosi pada baja karbon rendah di lingkungan NaCl 3,5%. Penelitian telah dilakukan dengan perbedaan waktu perendaman (3,6,9,dan 12 hari) menggunakan metode kehilangan berat. Konsentrasi inhibitor ekstrak ubi ungu yang digunakan pada semua waktu perendaman sebesar 6 ml. Ekstrak ubi ungu memiliki zat antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menghambat laju korosi. Ekstrak ubi ungu kurang efektif sebagai inhibitor organik pada lingkungan NaCl 3,5% dengan efisiensi 37,63%-43,42% selama waktu uji 3-12 hari dengan efisiensi maksimum pada waktu perendaman 9 hari.

Purple sweet potato extract was developed as an organic inhibitor to reduce the rate of corrosion in low carbon steel in NaCl 3.5% environment. Research has been conducted with different immersion time (3,6,9, and 12 days) using weight loss methode. Concentration of inhibitor purple sweet potato as much as 6 ml for all immersion time. Purple sweet potato extract is a substance that anthocyanins act as antioxidants to inhibit the rate of corrosion. Purple sweet potato extract is less effective as an organic inhibitor in NaCl 3.5% environment with efficiency of 37.63%-43.42% during the test period 3-12 days with maximum efficiency in 9 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library