Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Yudhistirawaty
Efek Pemberian Kinin Topikal Terhadap Pertumbuhan Rambut Mencit Model Alopesia Androgenetik yang DiinduksiTestosteron: Kajian docking in silico, enzim 5α reduktase, prostaglandin E2, malondialdehid, kaspase-3, dan histologi = The Effect of Topical Administration Qunine on Hair Growth in Testosterone-induced Alopecia Mice. in silico docking, 5α reductase, prostaglandyn E2, malondyaldehide, caspase-3, histologi study
"
Latar Belakang: Alopesia androgenetik (AAG), merupakan kelainan rambut yang mengganggu secara psikososial bagi sebagian besar lelaki. Pengobatan yang ada saat ini masih terbatas. Kinin secara empirik telah digunakan sebagai zat penumbuh rambut. Namun belum ada penelitian untuk menilai mekanisme kerja dan efektivitas kinin topikal terhadap pertumbuhan rambut.
Metode: Kajian in silico molecular docking dan molecular dynamic simulation dilakukan untuk menilai afinitas kinin terhadap enzim 5α-reduktase dengan kontrol finasterid. Uji hambatan kinin terhadap 5α-reduktase secara in vitro ...
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Aryani Rahmah Utami
"
Anak middle childhood yang memiliki kondisi Alopecia, atau kondisi medis yang membuat seseorang tidak dapat memiliki rambut di kepala dan/atau di bagian tubuh lainnya, akan sulit menerima kekurangan dirinya. Terlebih, ketika anak sering terpapar dengan reaksi lingkungan yang negatif terhadap penyakitnya, membuat anak rentan mengalami kemarahan. Ketika rasa marah belum dapat diregulasi dengan baik, maka muncul perilaku agresif sebagai bentuk dari ungkapan rasa marah tersebut. Partisipan pada penelitian merupakan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun ...
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51867
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Andira Hardjodipuro
"
Latar belakang: Alopesia androgenetik (AAG) merupakan penyebab kebotakan rambut yang paling sering ditemui dan mengganggu kualitas hidup. Meskipun AAG tidak mengancam nyawa, namun berbagai studi menunjukkan bahwa AAG tidak hanya dianggap sebagai penyakit kulit/estetik semata namun berkaitan dengan kondisi-kondisi sistemik, salah satunya adalah sindrom metabolik (SM). Beberapa studi menunjukkan juga bahwa pola kebotakan pada AAG memiliki risiko yang berbeda terhadap penyakit tertentu. Penelitian ini bertujuan hubungan antara pola kebotakan AAG tipe verteks dan tipe frontal ...
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arlha
"
Latar belakang: Alopesia androgenetik (AAG) adalah kebotakan rambut yang paling umum, ditandai dengan miniaturisasi progresif tanpa jaringan parut pada pria, akibat kerentanan terhadap hormon androgen. Penyakit ini terjadi secara multifaktorial, dari faktor genetik, lingkungan dan hormon androgen. Penyakit ini menyebabkan gangguan kosmetik yang mempengaruhi kualitas hidup dan rasa percaya diri. Hingga saat ini belum ada data mengenai kadar ferritin serum dan rambut pada pria dengan AAG yang dibandingkan dengan kelompok non-alopesia dan dikaitkan dengan densitas ...
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Azzahra Ananda Putri
"
Alopecia areata (AA) merupakan jenis kerontokan rambut pada manusia yang disebabkan oleh serangan sel-sel imun tubuh terhadap folikel rambut di fase anagen. Single nucleotide polymorphism (SNP) rs2476601 adalah salah satu varian gen yang terletak di gen protein tyrosine phosphatase non-receptor type 22 (PTPN22) dan diketahui berasosiasi dengan kemunculan AA berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai negara. Perubahan basa sitosin menjadi timin pada posisi ke-1858 diprediksi menyebabkan penurunan kemampuan protein lymphoid-specific tyrosine phosphatase (Lyp) untuk menghambat ...
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Citra Anakomi
"
Menderita kanker di usia muda merupakan salah satu peristiwa mengejutkan yang berkelanjutan bagi para penderitanya. Tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh diagnosis hingga menjalani pemulihan merupakan proses panjang yang membebani kondisi psikologis penderita. Pada tahapan tersebut, penderita mengalami berbagai perubahan dan kehilangan dalam dirinya. Salah satunya adalah kerontokan rambut akibat kemoterapi - atau yang disebut Chemotherapy-Induced Alopecia (CIA). CIA terbukti menjadi efek samping yang dihayati wanita penderita kanker sebagai kehilangan yang mendalam sehingga dapat mengakibatkan ...
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T42874
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library