Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Wiharja
"Kuningan yang merupakan paduan tembaga yang paling utama sering digunakan untuk pengerjaan panas maupun pengerjaan dingin. Kuningan untuk pengerjaan panas biasanya terdiri dari dua fasa yaitu fasa alpha dan fasa hew. Semakin linggi fasa beta mcmmjukkan sifat pengerjaan panasnya semakin baik sedangkan semakin linggi jaxa alpha menunjukkan sifat pengerjaan dingbmya semakin baik Pada penelitian ini di!akukan anil untuk melihat pengaruh waktu anil terhadap kekerasan dan frahf valum alpha pada 2 kadar aluminum yang berbeda. Dengan dilakukan proses anil akan meningkatkan fraksi volum alpha dan memmmkan kckerasan. Perhitungan Faksi volume dilakukan dengan menggunakan standar ASTM E562-99."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Harjanto
"Kuningan merupakan salah satu material paduan tembaga yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan sifat konduktifitas listrik dan panas yang baik, katahanan yang tinggi serta formability yang bagus serta ketahanan terhadap fatik yang tinggi. Di kalangan industri manufaktur logam proses canai adalah hal yang umum dilakukan untuk mendapatkan material dengan bentuk dan ukuran tertentu. Akan tetapi hasil dari proses ini menyebabkan perubahan sifat mekanik yang sering menadi penyebab kegagalan bila diteruskan proses pengubahan bentuk selanjutnya. Oleh karena itu, dilakukan metode canai panas dimana proses deformasi dan perlakuan panas terjadi secara bersama. Hal ini dilakukan agar diperoleh nilai kekerasan dan besar butir yang optimal untuk untuk memberikan pengaruh yang baik pada proses pengerjaan dingin selanjutnya. Dalam penelitian ini menggunakan batang kuningan yang kemudian dicanai panas pada 800ºC dengan reduksi 20% lalu dilanjutkan dengan reduksi 40%. Setelah dicanai panas, kekerasan batang kunngan dari 54 BHN menjadi 72 BHN. Pada batang kuningan tersebut terjadi partial recrystallization dengan besar butir yang tidak seragam. Dimana butir besar berukuan 71-89 μm dan butir kecil 23-37 μm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Widjaja Saputra
"RINGKASAN
Dari pengkajian yang telah saya lakukan mengenai kehidupan komuniti pedagang sektor informal penghuni rumah kontrakan di RT O14/RW 01, Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, terungkap adanya suatu corak keteraturan sosial di dalam kehidupan komuniti tersebut. Corak keteraturan sosial yang yang ada di lingkungan komuniti pedagang sektor informal penghuni rumah kontrakan ini, merupakan hasil dari proses adaptasi dan interaksi yang mereka lakukan dalam hubungan sosial yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari - hari.
Meskipun komuniti pedagang sektor informal penghuni rumah kontrakan di RT 0141RW 01, Kelurahan Kuningan Timur, teriibat dalam berbagai pola hubungan sosial, namun yang paling memerlukan bagi terciptanya corak keteraturan sosial di lingkungan komuniti yang bersangkutan ialah adanya ketergantungan para komuniti pedagang sektor informal tersebut dengan para patron setempat, yaitu pemilik rumah kontrakan itu sendiri.
Implikasi dari corak keteraturan sosial yang bertumpu pada kemampuan para patron yang memainkan peranan panting dan bermanfaat bagi para komuniti pedagang sektor informal yang bersangkutan serta bermanfaat bagi para patron itu sendiri, sesungguhnya jika dipahami dan dimanfaatkan oleh Polri, dapat mempermudah upaya pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Binkamtibmas) oleh aparat kepolisian setempat.
Dengan kata lain upaya pembinaan Kamtibmas oleh Polri berlangsung dalam suatu konteks Iingkungan masyarakat tertentu. Oleh karenanya, upaya pembinaan Kamtibmas tersebut suka atau tidak suka, dipahami atau tidak oleh Polri, akan berkaxan erat dengan corak keteraturan sosial yang berlaku pada lingkungan suatu masyarakat. Tanpa memperhatikan corak keteraturan sosial yang spesifik pada setiap kelompok masyarakat, maka besar kemungkinan upaya Binkamtibmas yang dilakukan oleh aparat Polri di lapangan, akan menjadi kurang efektif dan tidak efisien."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Waluyo Sejati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardomuan, Ranto
"Lembaran lagam kuningan seri ASM C26000 merupakan suatu material kuningan yang unsur paduan utamanya adalah tembaga (Cu) sebesar 70% dan seng ( Zn ) 3O%. Karena sifat mampu yang baik, sehingga logam kuningan ini banyak digunakan dalam aplikasi pembuatan produk logam seperti tanks. lamp spring. kawat dan lain-lain, untuk mengetahui sifat mampu bentuk logam kuningan ini terutama dalam proses canai, maka dalam penelitian ini dilakukan dua jenis proses canai yaitu proses canai panas dan canai dingin. Untuk proses canal panas temperatur proses yang digunakan adalah 700'C dan 800'C dengan reduksi ketebalan akhir 3 mm , yang kemudian dilanjutkan dengan proses canal dingin hingga ketebalan akhir 1.48 mm dan 1.02 mm. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur canal panas 700'C 800'C terhadap sifat mekanis lembaran kuningan seri ASM C26000 setelah mengalami proses canai dingin untuk mengetahui pengaruh reduksi ketebalan lembaran logam terhadap peningkatan nilai kekuatan tarik, kekerasan, dan terhadap penurunan regangan. Adanya peningkatan reduksi ketebalan akhir, maka kekuatan tarik, dan kekerasan akan meningkat sementara regangan akan turun hal ini dipengaruhi oleh adanya efek pengerasan regang yang semakin besar dan perubahan ukuran butir yang semakin halus akibat proses canai dingin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Ikhwan
"Salah satu produk oleokimia yang cukup menarik untuk dikaji adalah pelumas deep drawing. Deep drawing adalah proses pengerjaan logam yang digunakan untuk membentuk lembaran datar menjadi bentuk mangkuk (cup) tanpa kerut ataupun robek.
Pelumas deep drawing berperan penting dalam mendinginkan dies dan blank, memberikan pelumasan batas, mencegah adhesi (welding), dan memberikan efek bantalan kepada dies selama proses drawing, menghasilkan cup dengan kedalaman yang memadai serta sisa pelumas mudah untuk dibersihkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, minyak jarak (castor oil) beserta senyawa turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku pelurnas mengingat kemampuan pelumasan minyak jarak yang baik dalam suhu tinggi serta komposisi asam iemak ya.ng dikandungnya.
Minyak jarak yang digunakan pihak industri sebagai pelumas memiliki kelemahan antara lain kurang tahan terhadap oksidasi serta sisa pelumas yang sukar menguap cenderung mengotori cup. Untuk mengurangi beberapa kelemahan dari jarak digunakanlah senyawa turunannya pelumas.
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kemampuan beberapa senyawa tumnan minyak jarak pada proses deep drawing lembaran kuningan, dan membandingkannya dengan BIMOLI yang digunakan di industri.
Penelitian dilakukan dengan melakukan percobaan analisa sifat iisikokirnia yang meliputi viskositas kinematik, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, kandungan abu dan berat jenis serta uji deep drawing, yang mcliputi beban drawing, earjng dan kedalaman cup.
Dari semua percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yang menggambarkan bahwa semua campuran CASTOR OIL dan turunannya sccara umum mcnunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan BIMOLI dan turunannya yang merupakan pembanding. Sementara minyak mineral HVI 60 dengan viscositas 25,26 cSl selalu mengghasilkan performa yang buruk pada semua kondisi deep drawing dibawah BIMOLI, CASTOR OIL dan senyawa turunannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Horizon
"[Salah satu komponen terpenting pada peluru adalah selongsong yang memuat bubuk mesiu, primer, dan proyektil. Material yang umum digunakan untuk memfabrikasi selongsong peluru adalah cartridge brass (kuningan) yang mengandung 26-32 wt.% Zn. Selongsong peluru diproduksi dengan proses metalurgi yang kontinu, yang terdiri atas pengecoran, pencanaian, dan deep drawing. Dalam proses deep drawing biasanya ditemukan beberapa masalah mayor, seperti keretakan dan perobekan. Untuk meminimalisir masalah tersebut, pengembangan material dengan keuletan yang lebih baik menjadi penting untuk digunakan sebagai selongsong peluru. Mangan digunakan sebagai unsur paduan pada kuningan untuk meningkatkan keuletannya. Pada penelitian ini, paduan Cu-28Zn dengan penambahan 3,2 wt.% Mn difabrikasi dengan pengecoran gravitasi. Untuk menghomogenisasi komposisi kimia, paduan diberi perlakuan panas pada 800 oC selama 2 jam. Kemudian spesimen dicanai dingin dengan deformasi 20, 40, dan 70 % reduksi. Proses anil selanjutnya dilakukan setelah pencanaian dingin sebesar 70 % dengan temperatur 350, 400, dan 450 oC selama 15 menit. Karakteriasi material yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), serta pengujian kekerasan mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan derajat deformasi sebesar 20, 40, dan 70 % menyebabkan butir menjadi semakin pipih dengan L/D ratio masing-masing bernilai sekitar 0,7, 2,2, 7,7, dan 14,1. Selain itu juga terjadi peningkatan nilai kekerasan spesimen, yakni sebesar 56, 127, 145, dan 207 HV secara berurutan. Sementara proses anil setelah canai dingin sebesar 70 % pada temperatur 350, 400, dan 450 oC menyebabkan terjadinya peristiwa stress relieve yang ditandai dengan fenomena recovery, diikuti dengan rekristalisasi (dgrain ~ 7 μm), hingga grain growth (dgrain ~ 14 μm). Selain itu juga terjadi penurunan nilai kekerasan spesimen, yakni sebesar 204, 131, dan 100 HV secara berurutan. Pengaruh penambahan unsur Mn di dalam paduan cartridge brass adalah meningkatkan nilai kekerasan dan memperlambat laju rekristalisasi, dibutuhkan temperatur anil yang lebih tinggi untuk mencapai rekristalisasi sempurna pada paduan cartridge brass dengan penambahan Mn.
One of the most important part of bullet is its cartridge shell which contains gun powder, primer, and projectile altogether. Common material used to fabricate bullet shell is cartridge brass which contains 26-32 wt.% Zn. Cartridge shell is produced by a continuous metallurgical processes, which are casting, rolling, and deep drawing. In deep drawing process, some major problems are typically found, such as cracking and tearing. In order to minimize these problems, it is essential to develop materials with enhanced ductility to be used as cartridge shell. Manganese is used as an alloying element of cartridge brass to increase its ductility. In this research, Cu-28Zn alloy with addition of 3,2 wt.% Mn were fabricated by gravity die casting. To homogenize the chemical composition, the alloy was heated at 800 °C for 2 hours. Afterwards, the specimens were cold-rolled with deformation of 20, 40, and 70 %. Subsequent annealing process after 70 % cold-rolled with temperature of 350, 400, and 450 oC for 15 minutes was carried out. Material characterizations consisted of microstructure analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), and microvickers hardness testing. The result showed that higher degree of deformation of 20, 40, and 70 % led to more elongated grains with L/D ratio of 0.7, 2.2, 7.7, and 14.1, respectively. Moreover, the hardness of material increased with the increase in the level of deformation, with the values of 56.1, 126.6, 144.6, and 206.7 HV, respectively. Meanwhile, annealing at the temperatures of 350, 400, and 450 oC to specimens with prior deformation of 70 %, resulted in recovery and stress relieve, followed by recrystallization (dgrain ~ 7 μm), and finally grain growth (dgrain ~ 14 μm). Furthermore, the hardness of material decreased with the increase in level of annealing temperature, with the values of 204, 131, and 100 HV, respectively. The roles of Mn in the cartridge brass is to increase the hardness and to slower the recrystallization rate. In general, addition of Mn in cartridge brass increased the annealing temperatures needed to achieve full recrystallization.;One of the most important part of bullet is its cartridge shell which contains gun powder, primer, and projectile altogether. Common material used to fabricate bullet shell is cartridge brass which contains 26-32 wt.% Zn. Cartridge shell is produced by a continuous metallurgical processes, which are casting, rolling, and deep drawing. In deep drawing process, some major problems are typically found, such as cracking and tearing. In order to minimize these problems, it is essential to develop materials with enhanced ductility to be used as cartridge shell. Manganese is used as an alloying element of cartridge brass to increase its ductility. In this research, Cu-28Zn alloy with addition of 3,2 wt.% Mn were fabricated by gravity die casting. To homogenize the chemical composition, the alloy was heated at 800 °C for 2 hours. Afterwards, the specimens were cold-rolled with deformation of 20, 40, and 70 %. Subsequent annealing process after 70 % cold-rolled with temperature of 350, 400, and 450 oC for 15 minutes was carried out. Material characterizations consisted of microstructure analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), and microvickers hardness testing. The result showed that higher degree of deformation of 20, 40, and 70 % led to more elongated grains with L/D ratio of 0.7, 2.2, 7.7, and 14.1, respectively. Moreover, the hardness of material increased with the increase in the level of deformation, with the values of 56.1, 126.6, 144.6, and 206.7 HV, respectively. Meanwhile, annealing at the temperatures of 350, 400, and 450 oC to specimens with prior deformation of 70 %, resulted in recovery and stress relieve, followed by recrystallization (dgrain ~ 7 μm), and finally grain growth (dgrain ~ 14 μm). Furthermore, the hardness of material decreased with the increase in level of annealing temperature, with the values of 204, 131, and 100 HV, respectively. The roles of Mn in the cartridge brass is to increase the hardness and to slower the recrystallization rate. In general, addition of Mn in cartridge brass increased the annealing temperatures needed to achieve full recrystallization., One of the most important part of bullet is its cartridge shell which contains gun powder, primer, and projectile altogether. Common material used to fabricate bullet shell is cartridge brass which contains 26-32 wt.% Zn. Cartridge shell is produced by a continuous metallurgical processes, which are casting, rolling, and deep drawing. In deep drawing process, some major problems are typically found, such as cracking and tearing. In order to minimize these problems, it is essential to develop materials with enhanced ductility to be used as cartridge shell. Manganese is used as an alloying element of cartridge brass to increase its ductility.
In this research, Cu-28Zn alloy with addition of 3,2 wt.% Mn were fabricated by gravity die casting. To homogenize the chemical composition, the alloy was heated at 800 °C for 2 hours. Afterwards, the specimens were cold-rolled with deformation of 20, 40, and 70 %. Subsequent annealing process after 70 % cold-rolled with temperature of 350, 400, and 450 oC for 15 minutes was carried out. Material characterizations consisted of microstructure analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), and microvickers hardness testing.
The result showed that higher degree of deformation of 20, 40, and 70 % led to more elongated grains with L/D ratio of 0.7, 2.2, 7.7, and 14.1, respectively. Moreover, the hardness of material increased with the increase in the level of deformation, with the values of 56.1, 126.6, 144.6, and 206.7 HV, respectively. Meanwhile, annealing at the temperatures of 350, 400, and 450 oC to specimens with prior deformation of 70 %, resulted in recovery and stress relieve, followed by recrystallization (dgrain ~ 7 μm), and finally grain growth (dgrain ~ 14 μm). Furthermore, the hardness of material decreased with the increase in level of annealing temperature, with the values of 204, 131, and 100 HV, respectively.
The roles of Mn in the cartridge brass is to increase the hardness and to slower the recrystallization rate. In general, addition of Mn in cartridge brass increased the annealing temperatures needed to achieve full recrystallization.]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humam Abdurrasyid Afif
"Longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama di daerah yang memiliki lereng yang terjal. Tanah longsor seringkali dapat merugikan manusia dalam bentuk harta benda, kerusakan lingkungan hingga korban jiwa. Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat dengan tingkat kejadian longsor yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memprediksi potensi dan daerah rawan longsor di Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan untuk memperoleh daerah potensial longsor adalah metode Slope Morphology (SMORPH). Daerah rawan longsor diperoleh dengan metode overlay dengan menggabungkan wilayah potensi longsor dan pemukiman dengan memperhatikan arah kemiringan lereng (Aspect). Analisis spasial digunakan untuk menjelaskan sebaran daerah rawan longsor di Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa lebih dari 24% luas wilayah memiliki potensi longsor tinggi yang tersebar di bagian Selatan dan Barat Laut Kabupaten Kuningan. Potensi longsor yang terjadi di permukiman dapat membuat kawasan tersebut rawan longsor. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa daerah rawan longsor yang terdapat di permukiman tersebar di bagian selatan Kabupaten Kuningan dengan luas wilayah 2.381 km2.

Landslides are one of the natural disasters that often occur in Indonesia, especially in areas that have steep slopes. Landslides can often harm humans in the form of property, environmental damage and casualties. Kuningan Regency is one of the districts in West Java with a high rate of landslides. This study aims to analyze and predict the potential and landslide prone areas in Kuningan Regency. The method used to obtain landslide potential areas is the Slope Morphology (SMORPH) method. Landslide prone areas are obtained by an overlay method by combining potential landslide areas and settlements by taking into account the direction of the slope (Aspect). Spatial analysis is used to explain the distribution of landslide-prone areas in Kuningan Regency. Based on the results of the analysis, it shows that more than 24% of the area has a high potential for landslides which are scattered in the South and Northwest parts of Kuningan Regency. The potential for landslides that occur in settlements can make the area prone to landslides. The results of the analysis also show that landslide-prone areas in settlements are scattered in the southern part of Kuningan Regency with an area of ​​2,381 km2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Priadi
"ABSTRAK
Pengaruh Pelumasan terhadap mampu penarikan rentang lembaran kuningan yang dipakai untuk komponen radiator telah dipelajari.
Distribusi regangan dan kedalaman mangkuk maksimum hasil penarikan rentang dipengaruhi oleh kondisi pelumasan, yang meliputi jenis viskositas dan volume pelumas yang disertai selang waktu antara pemberian pelumas dan proses tersebut.
Pemberian pelumas cair dengan viskositas lebih tinggi dapat menghasilkan regangan yang lebih tinggi dan distribusi yang lebih merata, sehingga diperoleh kedalaman mangkuk yang lebih besar dibandingkan dengan pelumas yang mempunyai viskositas lebih rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Priadi
"Sifat mampu bentuk lembaran kuningan alpha (fasa tunggal) dipengaruhi oleh ukuran butir, bentuk butir, dan teksture (preferred orientation). Dari ketiga hal di atas, ukuran butir adalah parameter yang paling mudah diatur dan dikendalikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ukuran butir terhadap sifat mampu bentuk (formability) lembaran kuningan alpha Pengaturan ukuran butir kuningan dilakukan dengan cara merusak butir awal menggunakan proses canal dingin dengan jumlah reduksi 53,3%. Selanjutnya dilakukan proses anil pada temperatur berbeda, yaitu: 325°C, 425°C, 475°C, 525°C, 575°C, dan 700°C. Pengujian yang dilakukan meliputi: pengujian non simuiatif (pengujian tarik dan kekerasan) dan pengujian simulatif lembaran (pengujian deep drawing, stretching, dan forming limit diagram).
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kenaikan ukuran butir akan meningkatkan sifat mampu bentuk lembaran kuningan alpha hingga diameter tertentu. Sifat mampu bentuk terbaik pada penelitian ini ditunjukkan oleh lembaran kuningan dengan diameter butir 0,062 mm. Rentang ukuran butir terbaik untuk proses pembentukan lembaran kuningan alpha tanpa cacat adalah: 0,045-0,062 mm. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>