Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Utami
"Case fatality rate penyakit stroke di RS PMI mempunyai angka tertinggi dibandingkan dengan penyakit lain pada periode tahun 1986 sampai 1988. Umur harapan hidup bangsa Indonesia masih relatif rendah yaitu 56.5 tahun (pada laki-laki) dan akan ditingkatkan menjadi 65 - 68 tahun pada tahun 2000. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi stroke pada laki-laki di RS PMI Bogor. Pencapaian obyek ini dimaksudkan untuk memberikan, bahan masukan Pemerintah guna merumuskan langkah-langkah intervensi pencegahan penyakit stroke, khususnya di Bogor.
Pengumpulan data sekunder dilakukan pada bulan April - Juli 1989 pada 72 kasus stroke dan 72 kontrol (penderita the paru) mencakup periode tahun 1986 - 1988. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisa pasangan, stratifikasi, dan multiple logistic reoresion by conditional method.
Hasil penting yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa faktor hipertensi dan hiperglikemi dibuktikan mempunyai hubungan positif dengan stroke. Faktor hiperkolesterolemi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan stroke. Faktor hipertensi merupakan faktor yang paling dominan mampu menimbulkan stroke. Faktor hipertensi dan hiperglikemi ini mempunyai pengaruh dose respone terhadap stroke. Makin tinggi tensi dan kadar glukosa darah makin tinggi pula risiko stroke.
Diusulkan beberapa alternatif intervensi pencegahan penyakit stroke, di Bogor. Misalnya dengar mengadakan skrining, pengontrolan dan pelayanan penderita hipertensi dan hiperglikemi, memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat luas tentang bahaya hipertensi dan Cara mendapatkan pelayanan yang baik dan murah, meningkatkan ketrampilan aparat kesehatan dalam menangani kasus penyakit hipertensi dan hiperglikemi. Sasaran intervensi dalam penelitian ini terbatas pada laki-laki dengan umur 40 tahun atau lebih."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Rasyid
"Unit Stroke (US) telah terbukti sangat baik dalam peawatan pasien stroke.Penelitian US pada tahitn 1990 menunjukkan hasil dengan peningkatan rata-rata kehidupan dan perbaikan status fungsionai pendetita dun menurunkan hari perawatan pasien, Di Indonesia US masih bum sehingga penelitian tentang tatalaksana perawatan dl US sangat diperlukan.
Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi manfaat US sebagai perawatan pasien stroke khususnya perbaikan status fungsional pasien dibandingkan perawatan pasien di Sudut Stroke Bangsal Umum Neurologi. Hasil penelitian menunjukan perbaikan status fungsionai stroke (Skor NIHSS) baik di US maupiin di Sudut Stroke Bangsal Neurologi Umum.Data memperlihatkan penumnan nilai NIHSS yaitu 17,35 tnenjadi 5,31 sedangkan di Sudut stroke 13,83 menjadi 8,87. Dengan menggunakan Independent t-test,penurunan NIHSS di US signifikan dibandingkan sudut stroke di bangsal neurologi umum. (MedJ Indones 2006; 15:30-3).

Stroke unit has been believed us the best institutional care for stroke patients. Recent researches in 1990s indicated thai stroke units can produce increasing survival rate and improving the functional state of the patients which can reduce the need for institutional care after stroke. In Indonesia, stroke unit is still new. Because stroke unit has educational role beside its clinical importance, the research about stroke unit especially in its value in managing stroke patients in Indonesia is needed.
This study was evaluated the effectiveness of stroke unit care in managing stroke patients especially in improving the functional state of the patients in compared with conventional care of stroke corner in general neurology ward. This study indicated that both stroke unit (SU) and stroke corner in general neurology ward (SC) shows reduction in NIHSS score. In Stoke Unit, the reduction of NIHSS was 17.35 to 5.31 while in Neurology ward from 13.83 to 8.87. Using independent t-test, the reduction of NIHSS in stroke unit is more significance compared with stroke corner in general neurology ward (p=0,000). (Med J Indones 2006; 15:30-3).
"
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 15 (1) Januari-March 2006: 30-33, 2006
MJIN-15-1-JanMarch2006-30
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
616.81 Str
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Rachmi
"Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan treadmill dan program overground walking terhadap kecepatan dan kapasitas berjalan pasien strok.
Disain : Pra dan pasta perlakuan dengan kelompok kontrol.
Subjek : 23 orang dibagi secara random permutasi blok menjadi dua kelompok, 11 orang kelompok perlakuan dan 12 orang kelompok kontrol.
Tempat : Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung
Intervensi : Kelompok perlakuan diberi latihan treadmill dan program overground walking selama 30 menit, 3 kali seminggu selama 4 minggu, kelompok kontrol diberi latihan jalan secepat mereka mampu selama 30 menit, 3 kali seminggu selama 4 minggu.
Parameter : Kecepatan jalan (jarak 10 m) dalam meterldetik, kapasitas jalan (waktu tempuh 6 menit) dalam meter
Hasil : Latihan treadmill dan program overground walking selama 4 minggu secara berrnakna meningkatkan kecepatan berjalan (p = 0,0227) dan kapasitas berjalan (p = 0,0148) dibandingkan kelompok kontrol pads pasien strok di RSHS, Bandung
Kesimpulan : Latihan treadmill dan program overground walking meningkatkan kecepatan dan kapasitas berjalan pasien strok di RSHS, Bandung

Objective : To know the effect of treadmill exercise and overground walking program on velocity and capacity of walking in stroke patients in dr. Hasan Sadikin hospital, Bandung
Design : Pre- and post treatment with a control group.
Subject : A sample of 23 ambulatory individuals after a stroke more than 3 months previously.
Setting : Physical Medicine and Rehabilitation Department, dr. Hasan Sadikin Bandung.
Intervention : The experimental group participated in a 30-minute treadmill and overground walking program, 3 times a week for 4 weeks. The control group was asked to walk at home for at least 30 minutes as fast as they can, 3 times a week for 4 weeks.
Parameters : Speed velocity (over distance of 10 m), speed capacity (walking time 6 minutes)
Results : The 4-week treadmill and overground walking program significantly increased walking speed (p = 0,0227) and walking capacity compared with the control group.
Conclusions : The treadmill and overground walking program is effective in increasing walking speed and walking capacity in stroke patients in RSHS, Bandung.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumawas, Ashwin Marcel
"LATAR EELAKANG
Kejadian stroke menimbulkan kerusakan sel otak. Berbagai faktor risiko telah dikenal meliputi faktor risiko mayor dan minor. Kadar magnesium endogen sebagai salah satu faktor risiko kerusakan set otak masih belum banyak dianalisa dengan berbagai hasil penelitian yang masih kontroversial.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif longitudinal (retreated measurement design) dengan data printer diperoleh dari penderita stroke iskemik yang berobat ke RSCM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Diagnosis stroke iskemik dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan CT Scan atau MRI kepala. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah, analisa urin, EKG, dan foto thoraks pada saat masuk. Dilakukan pemeriksaan magnesium serum, plasma, eritrosit pada hari ke-2, ke-4 dan ke-7 dan skor NIHSS pada hari dan saat yang sama.
HASIL
Jumlah objek penelitian 53 orang. Sebagian besar rerata magnesium serum dan plasma dalam batas normal (1,4-2,0 mmEq/l) pada tiap hari pengambilan (Mg serum 67,9% - 90,6%, Mg plasma 75-5% - 88,7%) sedangkan ditemukan hipoMg eritrosit pada hari ke-4 dan ke-7 onset stroke (81,1 % dan 73,6%). Ditemukan hubungan sangat bermakna antara Mg serum dengan Mg plasma pada tiap hari pengambilan (p=0,000) dan hubungan bermakna antara Mg serum dengan Mg eritrosit (p=0,02) dan Mg plasma dan Mg eritrosit (p=0,033) pada hari ke-4. Ditemukan hubungan bermakna independen antara Mg plasma hari ke-4 dengan NIHSS hari ke-4 (p=0,005) di samping faktor risiko riwayat stroke /TIA, aritmia jantung dan hiperkoleslerolemia dengan NIHSS.
KESIMPULAN
Penderita iskemik serebral menunjukkan perubahan kadar Mg serum, plasma, eritrosit yang dipengaruhi berbagai faktor risiko lain dan hubungan bermakna antara kadar Mg plasma dan skor NIHSS hari ke-4.
KATA KUNCI: Stroke iskemik, hipertensi, magnesium serum, plasma, eritrosit, NIHSS.

PREFACE
Stroke causes damage to brain cells. Many risk factors of stroke are known like mayor and minor risk factors. Endogen magnesium level as one of risk factor of brain cell damage is analyzed rarely with the controversially results of its studies.
METHOD
The design of this study was repeated measurement with its primary data were collected from ischemic stroke patients in Cipto Mangunkusumo hospital who fulfilled inclusion and exclusion criteria. Diagnosis of stroke was made by physical exam, CT scan or head MRI and completed by blood and urine analysis, echocardiography and chest photo. Serum, plasma and erythrocyte Mg were collected on the 2nd, 4th, aid 7th days after onset and compared with NIHSS scores at the same times.
RESULT
There are 53 persons of subjects studied. Almost all means of the serum Mg and plasma Mg were in normal limits (1,4-2,0 mEq/l) on every days of data collection (serum Mg : 67,6%-90,6%, plasma Mg : 75,5%-88,7%), but there were erythrocyte hipoMg on the 4th and 7th days of stroke onset (81,1% and 73,6%). There were very significant relationship between serum Mg with plasma Mg (p=0,000) on every days of data collection and significant relationship between serum Mg with erythrocyte Mg (p=0,02) and plasma Mg with erythrocyte Mg (p 1,033) on the 4th day onset. There were significant independent relationship between plasma Mg on the 4th day onset with NIHSS in the same day (p=0,005), besides between the history of stroke/TIA, aritmia and hypercholesterolemia with NIHSS.
CONCLUSION
Cerebral ischemic patients showed changes of serum, plasma and erythrocyte Mg levels which were influenced by other risk factors and there was significant relationship between plasma Mg and NIHSS score in the 4th day.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruhaya Fitrina
"Latar Belakang: Ankle Brachial Index (ABI) merupakan pemeriksaan noninvasif sederhana dan akurat untuk penyaring dan diagnostik Penyakit Arteri Perifer (PAP). Nilai ABI abnormal merupakan prediktor penting terjadi aterosklerosis sistemik yang menjadi penyebab stroke dan penyakit kardiovaskuler. Nilai ABI rendah berhubungan dengan telah tezjadi aterosklerosis sistemik atau PAP. Setelah lima tahun kemudian 25-35% penderita PAP akan mendenita stroke atau infark miokard. Faktor risiko stroke iskemik yang berhubungan dengan proses aterosklerosis adalah hipertensi, dislipidemia, homosisteinemia, merokok, infeksi dan hiperglikemia.
Tujuan: Mengetahui gambaran nilai ankle brachial index pada penderita stroke iskemik di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan disain potong lintang deskriptif analitik pada 73 penderita stroke iskemik. Kemudian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan neurologi rutin, pemeriksaan kadar total kolesterol darah, trigliserida, LDL, HDL, GDS, dan dilakukan pemeriksaan ABI. Pasien yang tidak memiliki CT scan / MRI kepala tidak masuk dalam penelitian.
Hasil: Dari 73 subyek penelitian didapatkan sebaran umur terbanyak pada kelompok umur 55-64 tahun (42,5%) dan sebagian besar subyek (78.1%) memiliki hipertensi. Proporsi nilai ABI abnormal pada penderita stroke iskemik adalah 26,0 %. Faktor risiko yang bermakna Secara Statistik dengan analisis bivariat adalah kadar total kolesterol darah p=0,039 dan umur p=0,034. Seclangkan hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa kelompok umur merupakan faktor risiko independen yang bermakna terhadap nilai ABI abnormal dengan p-value 0,023 (OR 2,556; IK 95% 1,136-5,752).
Kesimpulan: Penderita stroke iskemik berumur lebih dari 55 tahun merupakan faktor risiko yang berhubungan terhadap kejadian nilai ABI abnormal. Sedangkan hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan nilai ABI abnormal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T21316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.81 LUM s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.81 UNI u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyatsih
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
616.81 ENN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006
616.81 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>