Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roosdilan Kurdi
"ABSTRAK
Industrialisasi dari tahun ke tahun semakin meningkat proses ini menuju pertumbuhan ekonomi dan struktur industri yang kuat.
Keterlibatan manusia khususnya tenaga kerja dalam proses pembangunan semakin meningkat, agar supaya tenaga kerja menjadi sehat dan produktif, maka peranan kesehatan kerja dan keselamatan kerja semakin menjadi penting.
Dalam hal ini pula perlu diterapkan peraturan-peraturan yang telah ada sesuai dengan petunjuk dan maksud dari peraturan itu.
Pada saat ini banyak timbul masalah-masalah dalam kesehatan kerja yang datangnya dari pihak majikan, buruh tenaga kerja) itu sendiri.
Dalam penelitian ini akan dilakukan dari dekat, yaitu, sampai sejauh mana sudah dilaksanakan peraturan-peraturan atau perundang-undangan kesehatan kerja yang telah dilaksanakan dan masalah apa saja yang menghambat dalam pelaksanaannya.
Dalam penelitian itu diambil sebanyak sepuluh buah perusahaan industri yang ada di Kawasan Pulo Gadung itu, hampir 80% sudah melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan kerja, keselamatan kerja dan kecelakaan kerja.
Hasil dari pengamatan bahwa diperusahaan industri itu sudah hampir 85% sudah mempunyai tenaga dokter umum dan tenaga perawat.
Hasil pengamatan, apabila terjadi suatu kecelakaan ringan dapat ditangani oleh petugas kesehatan perusahaan itu sendiri kecuali yang agak berat baru di bawa ke Rumah Sakit Umum yang ada di wilayah itu atau Rumah Sakit tertentu yang sudah rutin sebagai langganan. Dan untuk program preventif teknis, yakni terhadap ancaman lingkungan kerja, itu dilakukan pemeriksaan oleh Kanwil Hiperkes setempat, tidak oleh pengusaha yang bersangkutan inipun dilakukan sebagian besar atas permintaan atau atas dasar keluhan pada karyawan.
Dalam pengamatan, bahwa pada umumnya ancaman lingkungan kerja berupa debu adalah paling utama, dan urutan kedua kebisingan dan ketiga panas.
Dalam pengamatan bahwa, secara komperhensif bentuk pelayanan kerja adalah meliputi bentuk kuratif preventif serta perlindungan tenaga kerja sudah dilaksanakan terpadu.
Dalam pengamatan pelayanan preventif medis meliputi pemeriksaan calon karyawan, pemeriksaan berkala, imunisasi, pendidikan kesehatan dan lain-lain baru bisa dilaksanakan oleh 6 perusahaan itupun dalam keadaan sangat sederhana sekali (mungkin karena biayanya yang agak minim).
Dalam pengamatan bahwa imunisasi pada umumnya dilakukan oleh 10 perusahaan itu, terutama jenis vaksinasi kholera, sedangkan kegiatan pencegahan lainnya melalui pendidikan kesehatan hanya dilakukan oleh 5 perusahaan, dengan menggunakan ceramah atau spanduk.
Dalam pengalaman dan kekurangan dari pihak perusahaan bahwa sudah pernah diadakan latihan penataran hygine perusahaan dan kesehatan kerja terhadap para dokter perusahaan para medis, sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan dan keselamatan kerja didasarkan pada prospek jumlah tenaga kerja yang ada pada perusahaan industri itu.

ABSTRACT
Industrialization is increasing from year to year; this process proceeds to strong economical growth and industrial structure.
The involvement of man especially labor force in the development process is increasing in order the labor force becomes healthy and productive, so the role of occupational health and occupational safety becomes more important.
Also in this matter we need apply the existing regulations according to the directive and the aim of those regulations. At this time many problems appear in the occupational health, which come from the employer's side or from the employees or the labor force themselves.
In this research we will carry out from near as how far the regulations or the legislation have been executed and what kind of problems hamper the execution.
In our approach as many as ten industrial enterprises in the Pulo Gadung Industrial Estate nearly 80% have carried out the regulation of the Legislation in the field of occupational health, occupational safety and occupational accident.
The result of the survey that in the industrial enterprise already nearly 85% have public doctors and nurses.
The result of the survey shows that when it happens a light accident the health officers in charge of the enterprise themselves can overcome it, except in case of more serious accident the patient has to be taken to Public Hospital in that region or to a certain Hospital which is already routine as customer.
And for technical preventive program, i.e. against occupational environment threat, the inspection is done by the local Kanwil Hiperkes, not by the entrepreneur concerned, mostly it is done on the request or based on the complaint of the employees.
In the survey in general shows that occupational environment threat conspicuously consists of dust, and on the second place noise and heat.
In the survey that comprehensively the form of occupational service envelops preventive curative form and the protection of the labor force has been carried out solidly.
In the survey the medical preventive service envelops the examination of would-be employee, periodical examination, immunization, health education etcetera can be just executed by 6 enterprises that is to say in a very in a very simple way (probably its cost is rather small).
In the survey that immunization in general is done by 10 enterprises, especially cholera vaccination, while activities on other prevention through health education have been only done by 5 enterprises, using lectures or banners.
In the experience and shortcoming of the enterprise "side that training on enterprise" hygiene and occupational health have been given to enterprise doctors and nurses according to the need and development of the health staff and occupational safety based on the prospect of the number of the labor force owned by that industrial enterprise.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lianiwati
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Pabrik rokok merupakan salah satu industri yang menyerap tenaga kerja cukup banyak, dan sebagian besar tenaga kerja adalah wanita. Sebagian sikap kerjanya masih belum memenuhi syarat-syarat ergonomi. Dengan memperbaiki sikap kerja diharapkan peningkatan prestasi kerja tenaga kerja tersebut serta berkurangnya keluhan fisik yang terjadi. Secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraannya dan ini mempunyai dampak positif terhadap pembangunan negara. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi kerja tenaga kerja wanita bagian pres rokok dengan merubah sikap kerja dari duduk bersila di lantai menjadi duduk di tempat duduk menghadap meja kerja. Pada perubahan ini akan terjadi mass adaptasi dan mungkin terjadi pengurangan keluhan fisik. Penelitian dilakukan pada 38 tenaga kerja wanita dan diukur kecepatan penyelesaian 1 paket rokok sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk keperluan penelitian dibuat meja kerja dan tempat duduk yang ukurannya disesuaikan dengan ukuian antropometri tenaga kerja wanita tersebut, dan slat bantu kerja ini dicobakan pada mereka.
Hasil dan Kesimpulan: Pengukuran kecepatan penyelesaian 1 paket rokok ternyata menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p < 0,01) sebelum dan sesudah perlakuan: ada penurunan waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan 1 paket rokok oleh tenaga kerja tersebut. Masa adaptasi berlangsung selama 4 minggu sejak dimulainya perlakuan. Dengan demikian memang ada peningkatan prestasi tenaga kerja wanita di bagian pres rokok. Juga ada pengurangan keluhan fisik pada mereka, yaitu berupa keluhan di leher, punggung, kaki, dan setelah dilakukan uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01).
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus X. Supiarso
"International Atomic Energy Agency memperkenalkan konsep budaya keselamatan sebagai respon atas kecelakaan di Chernobyl pada tahun 1986. Konsep ini telah menarik banyak perhatian para ahli dan praktisi untuk mengembangkan konsep yang serupa. Begitu banyak definisi-definisi tentang budaya keselamatan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Perkembangan dan ilmu perilaku, sosial, budaya dan manajemen juga tidak dapat dipisahkan dari perkembangan konsep tersebut.
Meski demikian, konsep dan model IAEA ini tidak berubah sejak pertama kali diperkenalkan pertama kali walau telah bauyak dokumentasi yang dikembangkan untuk mendukung atau sebagai tambahan dari model awal.
Tesis ini mencoba untuk melakukan pengkajian atas konsep budaya keselamatan IAEA dan membuat model yang baru berdasarkan dokumentasi IAEA dan sumber-sumber yang lain.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik kajian isi terhadap sejumlah dokumen utama IAEA dan beberapa dokurnen tambahan Iainnya. Dari pengkajian tersebut dihasilkan lcritik dan usulan pengembangan konstruk model budaya keselamatan.

International Atomic Energy Agency introduced the concept of safety culture as a respond to Chernobyl disaster in 1986. This concept has raised attention of many experts and practices to develop the concept. Hence,there are many deiinitions of safety culture with different approaches. The development of behavioral, social, culture and management scientific also intluenced the concept.
Even tough, the model and concept of IAEA has not been changed since it was introduced at the iirst time. However, much documentation have been produced as supplement to previous model.
This research focuses to review the concept of IAEA?s safety culture and create new model based on IAEA docurnentations. By qualitative method, the author tried to interpret the meaning of text and documentation source by content analyses technique.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suma`mur P.K.
Jakarta: Haji Masagung, 1988
331.25 SUM h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sumamur P. K.
Jakarta: Gunung Agung, 1976
613.62 SUM h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Iadha Nuraini
"Manual Material Handling (MMH) merupakan kegiatan yang paling beresiko menimbulkan cidera tulang belakang dan telah menjadi fenomena di seluruh dunia, tidak hanya berkembang di negara maju, tetapi juga terjadi di negara berkembang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi cidera akibat MMH yaitu dengan persamaan Reccomended Weight Limit (RWL) yang dipublikasikan oleh NIOSH. Namun, persamaan NIOSH ini lebih banyak diujicobakan dan diteliti di negara-negara Eropa dan Amerika. Oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian terhadap orang Indonesia. Pada paper ini, penulis menganalisis faktor pengali vertikal dalam persamaan NIOSH untuk pekerja laki-laki di Indonesia. Faktor pengali ini dikaji dengan menggunakan tiga kriteria, yaitu kriteria biomekanik, fisiologi, dan psikofisik. Hasil dari penelitian ini berupa persamaan faktor pengali vertikal, yaitu VM = 1-0.0310083 (68-V) dan VM = 1-0.00708215 (68-V) untuk ketinggian di bawah knuckle.

Manual Material Handling (MMH) is a risky activity that causes low back pain and has become a worldwide phenomenon, not only in developed countries, but also occur in developing countries. One effort to reduce the injury caused by MMH is the Reccomended Weight Limit (RWL) equation, published by NIOSH. However, NIOSH equation is more tested and researched in European and America. Therefore, it is necessary adjustment for Indonesia people. In this paper, the author analyze the vertical multiplier factor in NIOSH equation for male workers in Indonesia. Multiplier factor is assessed using three criterias. There are biomechanics, physiology, and psychophysical. The result of this study is form of vertical multiplier equation, i.e VM = 1 - 0.0310083 (68-V) and VM = 1 - 0.00708215 (68-V) for an elevation below the knuckle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43433
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Destry Rizkawati
"Skripsi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara indeks massa tubuh, lama bekerja, kebiasaan makan, gaya hidup, dan kejadian hipertensi pada pramudi Bus Transjakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pengambilan data bulan April hingga bulan Mei 2012 di Blok M. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian hipertensi pada pramudi Bus Transjakarta adalah 54,9%. Pada penelitian ini, terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian hipertensi dengan riwayat hipertensi keluarga (p=0,022, OR 5,118), indeks massa tubuh (p=0,019, OR 3,248), lama bekerja sebagai sopir (p=0,029, OR 2,978), kebiasaan makan buah dan sayur (p=0,002, OR 4,727). Untuk itu, pramudi disarankan menjaga berat badan normal, pola makan yang sehat, serta melakukan pengecekan tekanan darah secara berkala untuk mencegah hipertensi.

The purpose of this study was to analyze correlation between body mass Index, length of work, foods pattern, life style, and incidence of hypertension among Transjakarta Busway?s driver. The research design was cross sectional method and was conducted on April until May 2012 in Blok M. The Results showed the prevalence of hypertension in pramudi Bus Transjakarta was 54,9%. In this study, the incidence of hypertension associated with a family history of hypertension (p=0,022, OR 5,118), body mass index (p=0,019, OR 3,248), length of working as a driver (p=0,029, OR 2,978), consumption fruits and vegetables (p=0,002, OR 4,727). Therefore, pramudi should keep their body weight normaly, healthy diet, and check blood pressure regularly to prevent hypertension risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Armatul Marhamah
"Skripsi ini membahas aplikasi kesehatan kerja yang sudah dilakukan oleh PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi pada tahun 2012 yang dibandingkan dengan Kemenkes nomor 1758 tahun 2003 dan Kep Dirjen P2K nomor 22 tahun 2008. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan disain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi harus melakukan pengukuran lingkungan kerja selama 8 jam terutama pada pengukuran kebisingan dan kuallitas udara; melakukan test Spirometri pada pekerja area Banbury, Final Inspection dan Tube; harus menambah pelatihan P3K sebanyak 6 orang; harus melakukan pemeriksaan kesehatan pra mutasi dan pra mutasi intern; harus melakukan recruitment 1 orang dokter S2K3, 1 orang Perawat hiperkes, 1 orang laborat, 1 orang industrial hygien; harus melengkapi peralatan seperti alat P3K, Komputer, buku panduan, personal dust sampler; juga harus membuat insident rate penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaaan kerja (KK), prevalensi rate PAK dan KK, serta angka absensi sakit akibat penyakit umum, PAK dan kecelakaan kerja.

This minithesis discusses the application of occupational health that have been conducted by PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi in 2012 compared with Decision of the Health Ministers No. 1758 of 2003 and Decision of the Director General of Labour Inspection Guidance No. 22 of 2008. This research is a qualitative descriptive design. The results suggest that PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi have to take measurements for 8 hours of work environments, especially in the measurement of noise and air quality, perform spirometry test in Banbury area workers, Final Inspection and Tube, should add as many as 6 people First Aid training, need a medical examination pre-mutation and pre-mutation internal, should do recruitment 1 Physician with Magister Of Occupational Health and Safety, 1 Nurse with training of Hiperkes, 1 lab, 1 industrial hygienist, must complete tools such as First Aid equipment, computers, manual of occupational health services, personal dust sample, should also make insident rate of occupational diseases and occupational accidents, the prevalence rate of occupational diseases and occupational accidents, as well as the number of sickness absence due to common diseases, occupational diseases and occupational accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Meily Kurniawidjaja
Jakarta: UI-Press, 2010
331.255 4 MEL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Arie Sandi Putra
"Latar Belakang: Insiden yang menimpa pasien juga menimbulkan risiko pada pekerja RS, sehingga akar penyebab dan solusi pemecahan masalah untuk mengurangi risiko insiden terjadi kembali seringkali sama. Dari near-miss sampai terjadinya insiden serius merupakan suatu rangkaian kejadian yang mempunyai pola penyebab yang mirip. sehingga fokus pada laporan near-miss lebih bernilai pada perbaikan kualitas. Diperkirakan 50%-96% kejadian tidak diinginkan termasuk near-miss, yang terjadi di fasilitas kesehatan tidak dilaporkan sehingga organisasi kehilangan kesempatan belajar dari laporan near-miss untuk memperbaiki sistem serta mengurangi risiko terjadinya bahaya pada pekerja dan pasien.
Tujuan: Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung terhadap pelaporan kejadian near-miss oleh staf RS, baik yang menimpa staf dan pasien sehingga dapat dihunakan untuk perbaikan program K3 dan Patient Safety RS.
Metode: Penelitian rancangan kualitatif, yang menggunakan kerangka fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pimpinan RS dan diskusi kelompok berfokus kepada kelompok staf RS. Melibatkan unit ER, rawat inap, OR, rawat jalan, dental, fisioterapi, radiologi, laboratorium, farmasi, rekam medis. Jumlah informan keseluruhan 37 orang.
Hasil dan Kesimpulan: Faktor-faktor organisasi dan individu yang menghambat atau mendukung pelaporan kejadian near-miss oleh staf RS: Faktor organisasi penghambat yaitu kejadian near-miss yang sama terjadi berulang, kerahasiaan terhadap pelapor; Faktor organisasi pendukung yaitu adanya edukasi dan sosialisasi dalam program K3 dan program Patient safety RS, alternatif alur pelaporan kejadian near-miss, serta adanya nilai dari pelaporan kejadian near-miss; Faktor individu penghambat yaitu kurangnya kemampuan untuk mengenali kejadian near-miss, kurangnya pengetahuan mengenai alur pelaporan, pemahaman terbatas mengenai manfaat pelaporan; Faktor individu pendukung yaitu adanya pengetahuan dasar tentang kejadian near-miss.

Background: Incidents that affect patients also pose a risk to hospital workers, so that often the root causes and the solution to decrease the likelihood of recurrence are similar. The chain of events from a near-miss to a serious incident are similar, so that focusing on near-miss reports, may add value and increase the quality of improvements. It is estimated that 50%-96% of adverse events including near-miss in healthcare industry are not reported, which leads to missed opportunities for the organization to learn from the event and improve the system in order to further reduce the risk for workers as well as for patients.
Objectives: to identify barriers and supporting factor for near-miss reporting that afflicted patient or worker by hospital workers, so that it can be used to improve Occupational Health and Safety program, and also patient safety program.
Method: A qualitative design study was conducted with phenomenology framework, using in-depth interview for hospital management and focus group discussion for hospital workers. Including representatives from ER, Inpatient wards, Outpatient clinics, Operating Room, Dental, Physiotheraphy, Radiology, Laboratory, Pharmacy and Medical Record Unit. Total informants covered were 37 persons.
Result and Conclusion: Organizational and individual factors as barriers or supporting near-miss reporting according to hospital workers: Organizational barrier factors are reoccurence of already reported type of near-miss events and reporter anonymity; Organizational supporting factors are education and socialization companent in Hospital Occupational Health & Safety program also Patient Safety program, near-miss reporting alternative route, also value of near-miss reporting; Individual barrier factors are lack of near-miss event recognition, lack of knowledge on near-miss event reporting process, limited understanding of near-miss reporting benefit; Individual supporting factor is basic knowledge of near-miss.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2015
T58724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>