Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Gina Fitri
"Minangkabau merupakan salah satu etnis di Indonesia yag masih menjunjung tinggi hukum adat dalam menyelesaikan konflik terutama konflik tanah. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha menelusuri sebuah kasus sengketa harta pusaka tinggi di Jorong Sarilamak, tepatnya Kaum Simbua yang telah mengalami konflik terkait harta pusaka tinggi sejak tahun 2003. Penelitian ini berusaha menjawab bagaimana kronologi peristiwa yang pada akhirnya memunculkan konflik dan menciptakan terbentuknya teritori. Ruang ini adalah harta pusaka tinggi yang kemudian diklaim oleh beberapa kubu sehingga membentuk teritoral. Penelitian ini menggunakan konsep penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan tinjauan pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akar permasalahan konflik adalah pergeseran nilai-nilai adat istiadat di Minangkabau. Momentum ini kemudian dimanfaatkan oleh aktor konflik untuk melakukan klaim terhadap harta pusaka tinggi sehingga tercipta teritori. Konflik ini juga merusak tatanan hukum adat dan tali persaudaraan di Kaum Simabua.

Minangkabau is one of the ethnic groups in Indonesia that still upholds customary law in resolving conflicts, especially land conflicts. Therefore, this study seeks to trace a case of high inheritance dispute in Jorong Sarilamak, precisely the Simbua who have experienced conflicts related to high heirlooms since 2003. This research seeks to answer how the chronology of events that ultimately lead to conflict and create territorial formation. This space is a high heirloom treasure that is then claimed by several camps so that it forms a monitored. This research uses qualitative research concepts with data collection methods namely in-depth interviews, observations, documentation, and library reviews. The results of this study show that the root cause of conflict is a shift in the values of customs in Minangkabau. This momentum is then utilized by conflict actors to make claims against high heirlooms so as to create territory. This conflict also damages the customary legal order and the fraternal ropes in the Simabua. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tawakal Abdi Utomo
"ABSTRAK
Konflik tata ruang di wilayah perkotaan mdash;yang bisa berujung pada konflik lahan mdash;tidak hanya melibatkan antar masyarakat saja, tetapi juga antara masyarakat dengan pemerintah. Pada praktiknya, pemerintah seringkali menggunakan penggusuran paksa sebagai strategi untuk menertibkan lahan-lahan ilegal mdash;seperti tempat berjualan informal dan pemukiman kumuh mdash;agar peruntukannya sesuai dengan rencana tata kota. Melihat hal ini, terdapat dua pola yang terlihat pada studi-studi yang membahas penggusuran paksa. Pertama, pemerintah dan rulling group yang ada melihat bahwa pemanfaatan ruang kota harus secara legal dengan mengikuti rencana tata kota. Kedua, masyarakat miskin kota melihat bahwa ruang kota merupakan tempat yang dapat dan boleh dimanfaatkan oleh seluruh elemen masyarakat. Kedua pandangan yang saling berlawanan ini tidak pernah menemui titik temu yang solutif, oleh karenanya penulis berargumen bahwa dibutuhkan suatu lembaga mediasi untuk menjembatani kepentingan di antara keduanya agar tidak timpang. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, peneliti ingin melihat lebih jauh bagaimana konflik lahan yang berujung penggusuran paksa ini terjadi antara masyarakat miskin kota dengan pemerintah daerah. Selain itu, artikel ini juga ingin melihat lebih jauh peran LSM dalam kasus penggusuran paksa. Temuan dari artikel ini menunjukan bahwa LSM memiliki peranan penting tidak hanya sebagai mediator, tetapi juga sebagai pembangun kesadaran ruang masyarakat dalam konflik ruang yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat.

ABSTRACT
Spatial conflict in urban areas which can lead to land conflicts involves not only inter community groups but also between communities and governments. In practice, governments often use forced evictions as a strategy to discipline illegal lands such as informal selling places and slums so that their designations are in accordance with urban planning. Looking at this, there are two patterns seen in studies that deal with forced evictions. First, the government and the existing rulling group see that the utilization of urban space must legally follow the city planning plan. Secondly, the urban poor see that city space is a place that can and can be utilized by all elements of society. These two opposing views have never met a solvent point of view, and therefore the authors argue that a mediating body is required to bridge the interests between the two in order not to be unbalanced. Using a qualitative approach with an in depth interview method, researchers wanted to see further how land conflicts that led to forced evictions occurred between the urban poor and local governments. In addition, this article also wants to see further the role of NGOs in cases of forced evictions. The findings of this article show that NGOs play an important role not only as mediators, but also as builders of spatial awareness in spatial conflict between government and society."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Risda Dewi Sartika
"Penelitian etnografi ini membahas kompleksitas relasi aktor human dan entitas non human yang berfokus pada peran dan kapasitas dokumen dalam melanggengkan konflik. Surat keputusan izin lokasi yang diberikan negara kepada pengembang swasta PT Sentul City mendorong terjadinya perubahan pada kepengaturan wilayah dan relasi masyarakat di Desa Bojong Koneng. Dokumen tersebut membuka peluang bagi para aktor untuk mengaktifkan perannya dalam berbagai kondisi. Terbatasnya akses yang dimiliki masyarakat untuk mengetahui areal konsesi perusahaan memunculkan wacana tentang tindakan perusahaan yang dianggap telah melakukan manipulasi data. Saya berargumen bahwa perubahan relasi antar aktor yang berkonflik didorong oleh kekuatan dokumen melalui produksi dan reproduksi wacana.

This ethnographic research discusses the complexity of the relationship between human actors and non-human entities that focuses on documents' role and capacity in perpetuating conflict. The state's location permit decision to private developer PT Sentul City encourages changes to area control and community relations in Bojong Koneng Village. The document opens up opportunities for actors to activate their roles in various conditions. The limited access that the community has to find out about the company's concession areas raises a discourse about companies' actions that are considered to have manipulated data. I argue that documents' power drives the changing relations between conflicting actors through the production and reproduction of discourse."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover