Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enest Nathalie Wanda
"[ ABSTRAK
Penggunaan gaya bahasa sering kali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yang terkadang
pula dapat menggeser makna. Pada umumnya, anak-anak belum dapat memahami maksud
tersembunyi di balik ungkapan yang implisit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kemunculan eufemisme, serta mengklasifikasi bentuk eufemisme yang muncul pada buku
anak. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif yang mendeskripsikan atau memberikan
penjelasan terhadap data penelitian. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa
eufemisme sudah ditemukan pada buku anak, baik secara eksplisit maupun implisit. Namun
tak berarti pula semakin tua usia anak semakin banyak penghalusan makna yang dimunculkan
pada buku anak.
ABSTRACT The usage of language style is often found in everyday life. Language style can shift the
meaning of a sentence. In general, children cannot understand the ulterior motives behind the
implicit expression. This study aims to identify the emergence of euphemism in children?s
books and also to classify the form of euphemisms which appear in the data. This descriptive
analytical study aimed to describe and provide an explanation from the research data. From
the data in this study it can be concluded that stylistic euphemisms, either explicitly or
implicitly stated, have been found in children?s books. Children?s books aimed to older
children did not appear to have more euphemisms according to the data;The usage of language style is often found in everyday life. Language style can shift the
meaning of a sentence. In general, children cannot understand the ulterior motives behind the
implicit expression. This study aims to identify the emergence of euphemism in children?s
books and also to classify the form of euphemisms which appear in the data. This descriptive
analytical study aimed to describe and provide an explanation from the research data. From
the data in this study it can be concluded that stylistic euphemisms, either explicitly or
implicitly stated, have been found in children?s books. Children?s books aimed to older
children did not appear to have more euphemisms according to the data, The usage of language style is often found in everyday life. Language style can shift the
meaning of a sentence. In general, children cannot understand the ulterior motives behind the
implicit expression. This study aims to identify the emergence of euphemism in children’s
books and also to classify the form of euphemisms which appear in the data. This descriptive
analytical study aimed to describe and provide an explanation from the research data. From
the data in this study it can be concluded that stylistic euphemisms, either explicitly or
implicitly stated, have been found in children’s books. Children’s books aimed to older
children did not appear to have more euphemisms according to the data]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ghozi Djayu Kumolo
"Eufemisme dan disfemisme dapat digunakan dalam berkomentar mengenai isu yang sensitif di media sosial untuk menunjukkan sentimen dari sebuah komentar, baik positif maupun negatif. Hal ini terjadi pada kasus perobekan Al-Quran yang dilakukan oleh Edwin Wagensveld. Perkembangan kasus ini menuai banyak respons di media sosial mulai dari kasus perobekan Al-Quran hingga penetapan Edwin Wagensveld sebagai tersangka penghinaan kelompok. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan eufemisme dan disfemisme yang ditemukan dalam kolom komentar twit NOS mengenai Edwin Wagensveld yang masuk dalam daftar tersangka penghinaan kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mendefinisikan, mengidentifikasi, dan menganalisis penggunaan eufemisme dan disfemisme mulai dari segi proses pembentukan, makna, dan fungsinya dalam kolom komentar twit NOS mengenai Edwin Wagensveld yang masuk dalam daftar tersangka penghinaan kelompok. Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun korpus yang digunakan ialah twit akun Twitter NOS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa eufemisme dan disfemisme dalam twit NOS ini dibentuk lewat penggabungan kata, modifikasi fonem, peminjaman kata, dan inovasi semantis. Dalam penggunaannya, eufemisme dan disfemisme memiliki pemaknaan yang memiliki hubungan makna asosiatif, yang terbagi menjadi makna konotatif, makna sosial, makna afektif, makna refleksi, dan makna kolokatif. Dari segi kuantitas, penggunaan disfemisme mendominasi penggunaan eufemisme dalam kolom komentar twit NOS tersebut.

Euphemisms and dysphemisms can be used in commenting on sensitive issues on social media to show the sentiment of a comment, whether positive or negative. This happened in the case of Edwin Wagensveld's tearing of the Quran. The development of this case drew many responses on social media, from the case of tearing the Quran to the determination of Edwin Wagensveld as a suspect in group insult. This study is motivated by the use of euphemisms and dysphemisms found in the comments column of NOS tweets regarding Edwin Wagensveld who is included in the list of suspects for group insults. This study aims to define, identify, and analyze the use of euphemisms and dysphemisms in terms of the formation process, meaning, and function in the NOS tweet commentary column regarding Edwin Wagensveld who is included in the list of suspected group insults. The method used in this journal is descriptive qualitative. The corpus used is the NOS Twitter account tweets. The results of this study show that euphemisms and dysphemisms in NOS tweets are formed through word combinations, phoneme modification, word borrowing, and semantic innovation. In their use, euphemisms and dysphemisms have meanings that have associative meaning relationships, which are divided into connotative meaning, social meaning, affective meaning, reflection meaning, and collocative meaning. In terms of quantity, the use of dysphemisms dominates the use of euphemisms in the comments column of the NOS tweets."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reinsma, Riemer
Utrecht: Het Spectrum, 1992
R BLD 499.23 REI p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Irsam
"Setelah membatja dan memperhatikan bab perlambang jang telah diuraikan, maka dalam bab terachir ini dapat diberikan kesimpulan2 sebagai berikut: 1. Semua tjara melambangkan atau menjindirkan maksud dalam prinsipnja dapat dikembalikan kepada anasir2 perbuatan magis, jaitu magi imitative, dengan menggunakan sugesti bunji, segesti sifat dan sugesti bentuk sebagai alatnja. 2. Menurut bentuknja tjara melambangkan itu, dalam pantun, teka-teki, wangsalan, parikan, paribasan, umpama, upatjara dan kebiasaan se-har-2 adalah menuruti kerangka tituan dan sasaran, jaitu dengan adanja baris2 jang tidak mengandung arti dan jang mengandung arti..."
Panuti Sudjiman: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S10996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Riski
"Secara tersirat, penjual dan pembeli telah memenuhi prinsip-prinsip kerja sama. Tidak semua ujaran yang diujarkan baik penjual maupun pembeli mematuhi prinsip kerja sama. Aturan ini dilanggar supaya dapat menghasilkan percakapan yang lebih komunikatif. Pelanggaran yang dilakukan bertujuan untuk membuat jarak antara penjual dan pembeli lebih dekat sehingga menghantarkan pada pelaksanaan strategi kesantunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pelaksanaan prinsip kerja sama dan strategi kesantunan dalam interaksi jual-beli dan mendeskripsikan hubungan strategi kesantunan dan prinsip kerja sama sesuai dengan kesepakatan yang dicapai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah seorang wanita penjual dan delapan orang pembeli. Untuk memperoleh data, telah dilakukan perekaman pada saat transaksi berlangsung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di dalam interaksi jual-beli terdapat pemenuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Dalam data percakapan jual-beli, ditemukan pemenuhan bidal kualitas dan bidal relevansi. Bidal kualitas dipenuhi karena informasi yang diberikan benar, tidak mengandung kebohongan atau tidak logis. Bidal relevansi juga dipenuhi karena ujaran penjual selalu dalam topik pembicaraan yang sama. Pemenuhan ini terjadi karena penjual selalu berbicara dalam ruang lingkup yang sama dengan arah pembicaraan pembeli. Pemenuhan ini dilakukan sebagai wujud perhatian terhadap pembeli. Pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara sering terjadi akibat penjelasan panjang yang diujarkan penjual. Bidal kuantitas dilanggar karena penjual memberikan informasi yang berlebihan dalam berkomunikasi. Pelanggaran bidal cara karena penjual berbicara tidak jelas. Penjual sering memberikan penjelasan yang berlebihan sehingga terkadang tidak jelas. Penjelasan yang diujarkan ini sebagai akibat dari keinginan penjual untuk melayani pembeli. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama menghasilkan strategi kesantunan. Kesantunan yang sering dipenuhi adalah strategi kesantunan positif. Kepentingan pembicaraan berfokus pada keinginan penjual untuk dapat diterima masuk dalam lingkungan si pembeli. Dari data yang ada, pemenuhan yang sering terjadi pemenuhan bidal kualitas dan bidal relevansi. Jika sebuah ujaran memenuhi bidal kualitas maka ujaran tersebut juga berpotensi untuk memenuhi bidal relevansi. Sama halnya dengan pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara. Jika ujaran penjual melanggar bidal kuantitas maka ujaran tersebut juga berpotensi untuk melanggar bidal cara. Pelanggaran bidal kuantitas dan bidal cara berpotensi memunculkan strategi kesantunan positif. Strategi kesantunan positif yang muncul adalah dengan cara penjual mengikuti keinginan pendengar sesuai dengan ketertarikan, keinginan, dan kebutuhannya, membesar-besarkan keinginan dan simpati pendengar, dengan penggunaan dialek, dengan persetujuan, dengan mempraanggapkan kesamaan pengetahuan dengan keinginan pembeli, dan dengan lelucon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Nurliasari
"Eufemisme adalah penggunaan kata atau beberapa kata yang diperlembut, disamarkan dan terselubung untuk menggantikan kata atau kata-kata yang tidak pada tempatnya, kasar dan menyinggung (Van Dale, 2005: 970); contohnya: penggantian penggunaan kata bejaarden manula, jompo_ dengan kata ouderen _orang-orang tua_ atau senioren orang-orang senior. Skripsi ini akan membahas tentang penggunaan eufemisme dalam konteks politik dengan menggunakan korpus berupa 20 ujaran-ujaran langsung politikus Belanda yang dimuat dalam artikel politik majalah Vrij Nederland. Eufemisme akan dianalisis dari tujuan penggunaannya, proses pembentukannya, dan makna eufemisme tersebut dalam konteks politik. Untuk menganalisis data, antara lain digunakan teori dari De Coster (2001: 14-16) serta Reinsma (1992: 32-35) mengenai tujuan penggunaan eufemisme dan proses pembentukannya. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa bentuk eufemisme yang paling banyak digunakan adalah eufemisme dalam bentuk kata. Proses pembentukan yang paling banyak digunakan adalah proses yang menggunakan bentuk yang samar dengan pendeskripsian minimal. Tujuan penggunaan eufemisme terbanyak yang ditemukan dalam korpus adalah untuk menjaga perasaan orang yang dimaksud agar tidak tersinggung. Selain itu, eufemisme dapat mengalami perubahan makna dari waktu ke waktu. Kata yang dahulu dianggap sebagai eufemisme, kini atau di masa yang akan datang, dapat bermakna biasa apabila terdapat istilah-istilah baru yang dianggap lebih baik untuk menggantikan kata tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S15969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Aryana Wigraha
"Topik dari penelitian ini adalah penggunaan strategi kesantunan dalam sebuah kartun. Kartun mempunyai fungsi untuk menyindir dan memperingatkan. Menyindir, memperingatkan, dan mengkritik memiliki kesamaan makna, yaitu sebuah tindakan yang tidak menghargai hal yang dimiliki oleh pihak yang menjadi objek. Sindiran dan peringatan yang terdapat pada kartun dapat diartikan sebagai sebuah kritik. Dengan melakukan sebuah kritik, seseorang telah melakukan tindakan yang kurang santun. Kesantunan yang dimaksud adalah tindak menunjukkan kepedulian terhadap citra orang lain. Dalam menyampaikan kritik di dalam kartunnya, seorang kartunis harus dapat membuat agar kritik yang disampaikannya dapat diterima dan tidak membuat pembacanya marah. Kartunis harus menggunakan strategi yang tepat di dalam kartun yang diciptakannya. Masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat strategi kesantunan apa yang cenderung digunakan kartunis di dalam kartun yang diciptakannya dan kaitan penggunaan strategi kesantunan tersebut dengan tindakan komunikasi yang berlangsung. Pemilihan kartun Jangan Tanya Mengapa: Perusahaan Rokok Untung Besar sebagai objek penelitian didasarkan pada objek kritik yang dituju. Kartun ini merupakan kartun sosial yang mengkritik kebiasaan merokok yang terdapat di dalam sebuah masyarakat. Tema yang diangkat merupakan tema yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Pihak yang menjadi objek kritik merupakan masyarakat, yang mungkin juga pembaca kartun ini. Karena itu, menarik dilihat bagaimana kartunis mensiasati agar ancaman yang dilakukannya tidak membuat pembaca marah atau tersinggung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori strategi kesantunan yang diungkapkan oleh Brown dan Levinson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kesantunan yang digunakan pada data merupakan strategi-strategi kesantunan yang dapat menyebabkan kerusakan citra yang cukup besar. Jenis-jenis strategi kesantunan yang digunakan pada data adalah strategi menyatakan tindak mengancam citra tanpa ditutup-tutupi, strategi menyatakan tindak mengancam citra dengan ditutup-tutupi, dan strategi tidak menyatakan tindak mengancam citra. Keadaan tersebut tentunya dapat membuat objek kritik merasa tersinggung atau marah. Namun, berdasarkan data-data yang ditemukan, kritik yang terdapat pada sebuah kartun merupakan sebuah hal yang santun. Hal ini disebabkan fungsi yang terdapat pada kartun, yaitu memperingatkan dan menyindir. Berdasarkan kedua fungsi tersebut, kritik yang terdapat pada kartun dapat diterima sebagai sesuatu yang santun"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10721
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Allan, Keith, 1943-
New York : Cambridge University Press, 2006
417.2 ALL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library