Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitanggang, Steven Anggito Sebastian
"Perubahan di suatu wilayah secara tidak langsung dapat disebabkan oleh kondisi alih fungsi lahan dan peningkatan jumlah penduduk. Tanah di lokasi yang diinginkan yang dibutuhkan oleh penduduk setempat memiliki harga lahan yang tinggi.Kota Tangerang Selatan mengalami perkembangan yang sangat pesat selama kurun waktu delapan tahun (2008–2016), khususnya pada sektor ekonomi yang ditopang oleh sektor pemukiman, perdagangan, jasa, dan perdagangan. Selain itu, sektor infrastruktur dan bangunan, kesehatan, pendidikan, sosial, dan ekonomi semuanya mengalami peningkatan pembangunan sebagai akibat dari perubahan ini. Tujuan Penelitian ini adalah untuk Menyelidiki perubahan penggunaan lahan dalam hal pertumbuhan penduduk dan luas wilayah, serta untuk mengetahui bagaimana perubahan penggunaan lahan perkotaan mempengaruhi kegiatan sosial dan ekonomi di Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini akan menggunakan Analisis Spatial Overlay, Cluster Random Sampling, dan Analisis Regresi Linear. Hasil penelitian menunjukkan Wilayah Kota Tangerang Selatan dikategorikan sebagai urban fringe area karena sesuai dengan salah satu kriterianya yaitu target pengembang untuk berkembang dan diserbu oleh masyarakat perkotaan yang juga menunjukkan ciri sosial perkotaan. Kota Tangerang Selatan tahun 2015 mengalami pertumbuhan pesat dalam segi Pembangunan kawasan Perkotaan, terutama dalam segi Pertumbuhan Pembangunan Kawasan Perumahan. wilayah Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, wilayah Kecamatan Pamulang merupakan wilayah yang memiliki rentang harga lahan menengah dan harga lahan yang tinggi. Kesimpulan penelitian adalah Kota Tangerang Selatan mengalami pertumbuhan pesat dalam segi pembangunan dimana rata-rata harga lahan dalam rentang menengah dan harga lahan yang tinggi. Secara umum, pendapatan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kota Tangerang Selatan semakin meningkat

Changes in an area can be indirectly caused by land conversion conditions and an increase in population. Land in desirable locations that are needed by local residents has high land prices. The city of South Tangerang experienced very rapid development over a period of eight years (2008–2016), especially in the economic sector which is supported by the residential, trade, services and trading. Additionally, the infrastructure and building, health, education, social, and economic sectors have all experienced increased development as a result of these changes. The aim of this research is to investigate changes in land use in terms of population growth and area area, as well as to find out how changes in urban land use affect social and economic activities in South Tangerang City, Banten. This research will use Spatial Overlay Analysis, Cluster Random Sampling, and Linear Regression Analysis. The research results show that the South Tangerang City area is categorized as an urban fringe area because it meets one of the criteria, namely the developer's target to develop and be invaded by urban communities who also show urban social characteristics. In 2015, the city of South Tangerang experienced rapid growth in terms of urban development, especially in terms of residential area development growth. Pondok Aren District, Ciputat District, East Ciputat District, Pamulang District are areas that have medium land prices and high land prices. The research conclusion is that South Tangerang City is experiencing rapid growth in terms of development where the average land price is in the medium range and land prices are high. In general, the income and economic welfare of the people in South Tangerang City are increasing"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harnizeta Salsabila Rochalya
"Post-suburban merupakan suatu wilayah yang memiliki beberapa pusat kegiatan yang eksklusif dan terpisah secara fungsional dan spatial antara permukiman, pusat perbelanjaan, atau kawasan industry, serta memiliki gaya tarik masing-masing. Setiap pusat ini memiliki fungsi khusus dan dipisahkan dengan jarak tempuh 15-30 menit menggunakan mobil, dengan frekuensi perjalanan dalam dan antar kota yang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pemenuhan kebutuhan rekreasi penduduk wilayah post-suburban, khususnya Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner di media sosial internet serta dilengkapi dengan observasi lapang. Analisis data dilakukan dengan analisis spasial dan deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada wilayah Bintaro Jaya dan BSD City didominasi oleh responden dengan kelas sosial menengah dan tinggi. Dominasi kegiatan rekreasi di Bintaro Jaya dilakukan di Bintaro Xchange Mall, sementara di BSD dilakukan di Aeon Mall BSD City. Kondisi fisik kedua ruang rekreasi ini adalah ruang rekreasi dengan jenis tenant yang lengkap sehingga menjadi one stop solution bagi penduduk wilayah post-suburban, dimana mereka hanya perlu mengunjungi satu ruang rekreasi untuk memenuhi kebutuhannya. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa Bintaro Jaya dan Bumi Serpong Damai merupakan kota post-suburban yang mandiri dalam pemenuhan kebutuhan rekreasi. Ruang rekreasi yang dipilih penduduk di wilayah post-suburban adalah ruang rekreasi yang modern dan serba ada untuk menunjang gaya hidup yang mudah, efisien, dan modern.

Post-suburbanization results in an area with several exclusive, functionally and spatially separated activity zones, between residential zones, shopping centers, industrial zones, and each with its own appeal. Each zone serves a specific function and is separated by a travel distance of 15-30 minutes by car, with a balanced frequency of travel within and between cities. This research aims to examine the fulfillment of recreational needs for residents in post-suburban cities, particularly Bintaro Jaya and Bintaro Serpong Damai. Data collection was conducted using online questionnaires spread through social media, supported by field observations. Data analysis was through spatial and descriptive analysis. The results of the analysis indicate that in Bintaro Jaya and BSD City, respondents are predominantly from middle and high social classes. Recreational activities in Bintaro Jaya are concentrated at Bintaro Xchange Mall, while in BSD City are concentrated at Aeon Mall BSD City. The physical conditions of these recreational spaces are characterized by comprehensive tenant offerings, making them a one-stop solution for the post-suburban residents, where they only need to visit one recreational space to meet their needs. The conclusion of this research indicates that Bintaro Jaya and Bumi Serpong Damai are self-sufficient post-suburban cities in meeting recreational needs. Consumers' choice for recreational spaces in post-suburban cities lean towards modern, one stop solutions that support an easy, efficient, and modern lifestyle."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Syamsurya Ismail
"ABSTRAK
Permasalahan wilayah perkotaan muncul ketika penduduk perkotaan semakin
bertambah, berkurangnya kesempatan kerja, dan terciptanya kantung-kantung
baru wilayah kemiskinan. Perekonomian wilayah tidak berpengaruh banyak,
ketika distorsi budaya mulai meluas, dan pendidikan mulai terabaikan.
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat memunculkan tindak kriminalitas,
yang dapat mengganggu kehidupan perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis hubungan faktor-faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi
jumlah tindak kriminalitas yang terjadi di Kota Jakarta, antara lain kepadatan
penduduk, tingkat pengangguran, kemiskinan, pdrb per kapita, dan jumlah siswa
putus sekolah pada tingkat menengah atas. Penelitian ini menganalisis data panel dari 6 wilayah Kabupaten/Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2010-2015, melalui pendekatan kuantitatif dengan analisis data secara deskriptif dan inferensial. Hasil dari penelitian ini, menempatkan 2 faktor yaitu PDRB per Kapita dan faktor Pendidikan yang mewakili siswa putus sekolah tingkat menengah atas, adalah yang paling berpengaruh secara signifikan dalam mempengaruhi tigkat kriminalitas di Provinsi DKI Jakarta.

ABSTRACT
The problems of urban areas arose as urban populations grew, reduced
employment opportunities, and new slum areas. The regional economy did not
have much affect, when cultural distortions began to spread, and education began to be neglected. Theses problems can lead to crime. The purpose of this study is to analyze between social and economic factors that influence the numbers of criminal acts occurring in the city of Jakarta, with the use of independent variables such as population density, unemployment rate, poverty rate, GDRP per capita, rate of senior high school drop out students. This study analyzed panel data collected from 6 districts/municipalities in DKI Jakarta Province during the period 2010-2015, through a quantitive approach with descriptive and inferensial data analysis. The results of this study, placing two factors, namely GDRP per Capita and Education representing higschool dropout students, are the most influential significantly factors in affecting the level of crime in DKI Jakarta Province"
2018
T50830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Az-Zahroh
"Ekspansi perkotaan dan dinamika demografi diperkirakan akan berdampak signifikan pada negara berkembang, dengan Indonesia mengalami peningkatan populasi perkotaan yang cepat dari 14,5% pada tahun 1960 menjadi 57% pada tahun 2021. Urbanisasi yang tidak direncanakan dengan baik menimbulkan tantangan seperti keterjangkauan perumahan yang tidak memadai, infrastruktur yang tidak memadai, dan ruang terbuka hijau spasi. Untuk mengatasi masalah ini, kota-kota baru sedang dikembangkan dengan standar hidup berkelanjutan dan kepedulian lingkungan. Indikator perumahan berkelanjutan dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan. Namun ketersediaan indikator perumahan terbatas, terutama untuk pedoman perencanaan dan pembangunan di kota-kota baru. Studi ini bertujuan untuk memberikan daftar indikator perencanaan perumahan perkotaan yang berkelanjutan di kota-kota baru dengan menggunakan pendekatan kualitatif, menggabungkan studi literatur, penilaian ahli, dan studi lapangan. Hasilnya memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya dan menjadi referensi untuk perencanaan perumahan berkelanjutan di kawasan perkotaan baru.

Urban expansion and demographic dynamics are expected to significantly impact developing countries, with Indonesia experiencing a rapid urban population increase from 14.5% in 1960 to 57% in 2021. Poorly planned urbanization leads to challenges such as inadequate housing affordability, inadequate infrastructure, and green open spaces. To address these issues, new cities are being developed with sustainable living standards and environmental concerns. Sustainable housing indicators can help improve urban life quality. However, the availability of housing indicators is limited, especially for planning and building guidelines in new cities. This study aims to provide a list of sustainable indicators for urban housing planning in new cities using a qualitative approach, combining literature studies, expert judgment, and field studies. The results provide a reference for future research and serve as a reference for planning sustainable housing in new urban areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In addition to offering insights into how middle classness was and is constituted and negotiated, this collection illuminates the cultural and social conditions of two distinctive periods in Vietnamese history. Still a sensitive topic politically, the contemporary middle class, nascent but increasingly powerful, is exerting a strong impact on the shape of contemporary society and culture, as well as on urban and rural landscapes. This volume offers a series of studies which critically interrogate the practices of those who engage in or aspire to urban middle-class lifestyles in Vietnam both in the past and in the present."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20401127
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ramadityo
"ABSTRAK
Kemunculan system kereta api Commuter Line mendorong masyarakat untuk mengakses stasiun dan naik kereta, alih-alih menggunakan kendaraan pribadi. Ini membuat stasiun menjadi titik di mana orang-orang dating dan pergi dan mendorong berkembangnya elemen-element perkotaan di kawasan sekitar stasiun seperti bangunan, halte bus, flyover, pagar stasiun, dan bahkan tiang listrik sebagai respon terhadap kehadiran stasiun. Orang-orang mulai membangun berbagai macam fasilitas yang mendukung para pengguna kereta, seperti toko, restoran, area parkir, titik transportasi lain, dan kawasan perumahan. Ketika orang-orang mengokupasi kawaan sekitar stasiun, mereka mulai mencari dan memakai titik-titik yang terbentuk dari elemen perkotaan untuk menunjang aktivitas mereka. Olehkarenaitu, skripsi ini berdasarkan pada fenomena perkembangan tempat-tempat di kawasan sekitar stasiun yang telah menjadi simpul baru di dalam kota. Selanjutnya, berangkat dari fenomena tersebut, observasi pada kawasan sekitar stasiun Commuter Line dilakukan untuk mengetahui bagaimana orang-orang memanfaatkan elemen perkotaan di kawasan tersebut.

ABSTRAK
The presence of the Commuter Line train system encourages people to access the station and catch the train, instead of drive their private vehicles. This makes the train stations become the nodes for people to come in and encourages a development of the urban elements around the station such as buildings, bus shelter, flyover, station rsquo s fence and even electrical poles as the response of the station. People start to build facilities which can support the users of the Commuter Line, such as shops, restaurants, parking area, another transportation nodes, and residential area. When the commuters occupy the station rsquo s surrounding area, they begin to look and utilize the spots that formed from the urban elements to support their activities. Thus, this undergraduate thesis is based on the phenomena of the place development around the station that already become a new nodes within the city. Then, based on the phenomena, an observation of the Commuter Line surrounding area is conducted to understand how people utilize the urban elements in the mentioned area. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grimaldi Adya Aseanda
"ABSTRACT
Peningkatan pembangunan kota dan peningkatan populasi memunculkan kebutuhan untuk bergerak yang membutuhkan sejumlah ruang kemudian berdampak pada kebutuhan akan fasilitas transportasi
dalam mobilitasnya antara ruang-ruang regional. Pertumbuhan populasi yang tinggi menciptakan ketidakseimbangan antara infrastruktur publik yang tersedia dan jumlah orang yang membutuhkannya, yang mana
menyebabkan kurangnya layanan kota, termasuk di sektor transportasi. Situasi ini menjadikan masalah transportasi di perkotaan menjadi perhatian penting karena di perkotaan area pergerakan orang dan barang terjadi dengan cepat dan kompleks. Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana pola spasial layanan angkutan umum dan untuk mengetahui pola kesenjangan antara kebutuhan pergerakan dan ketersediaan moda transportasi umum. Verifikasi data terkait dengan pengembangan a sistem layanan transportasi antara kondisi nyata di daerah penelitian dan master plan dilakukan dengan membandingkan area yang dilayani dengan baik, area yang dilayani dengan sedang, dan area yang kurang terlayani. Analisis spasial deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan layanan pola dan celah dalam sistem transportasi. Dalam penelitian ini hasilnya menunjukkan kesenjangan masih terjadi meskipun pola
ayanannya cukup baik. Kesenjangan terjadi di Bogor Wilayah kota yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor karena operasi angkutan umum yang berfokus pada Pusat kota.

ABSTRACT
Increased urban development and increased population raises the need to move that requires a number of spaces and then have an impact on the need for transportation facilities in its mobility between regional spaces. High population growth creates an imbalance between available public infrastructure and the number of people who need it, whichever causing a lack of city services, including in the transportation sector. This situation makes transportation problems in urban areas an important concern because in urban areas the movement of people and goods occurs quickly and complexly. Observations were made in this study to see how the spatial patterns of public transport services and to determine the pattern of gaps between the movement needs and the availability of public transportation modes. Data verification related to the development of a transportation service system between real conditions in the study area and the master plan is carried out by comparing areas that are well served, areas that are served medium, and areas that are not served. Descriptive spatial analysis is used in this study to explain service patterns and gaps in the transportation system. In this study the results show that the gap still occurs despite the pattern the service is good enough. Gaps occur in Bogor City areas bordering Bogor Regency due to public transport operations that focus on the city center."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sunarti Purwaningsih
Jakarta: LIPI Press, [date of publication not identified]
361 SRI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Patricia K.
London, New York: Routledge, Taylor & Francis Group, 2017
307.760 9 WOO c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library