Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjahjono Widijanto
"Artikel ini mengkaji kumpulan cerpen Godlob karya Danarto dan novel Cala Ibi karya Nukila Amal dari sudut pandang realisme magis. Realisme magis dipahami sebagai gaya estetetik yang mengandung unsur-unsur magis bercampur aduk dengan realitas. Dalam realisme magis wilayah mistis dan realitas empiris diperlakukan sejajar karena yang fantasi dan supranatural mengakar pada realitas kultural dan historis. Kajian dalam tulisan ini berdasarkan pandangan bahwa teks sastra pasti akan terpengaruh oleh kultur masyarakat dan pengarangnya. Muatan makna yang terdapat di dalam karya sastra akan dipengaruhi dan ditentukan oleh kosmologi budaya, nila-nilai, norma, konvensi sosial budaya atau bahkan ideologi pengarangnya. Metode dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat tertulis yang menunjukkan kadar realisme magis dalam cerpen-cerpen Danarto yang terkumpul dalam kumpulan cerpen Godlob dan dalam novel Cala Ibi karya Nukila Amal. Dalam kumpulan crpen Godlob karya Danarto maupun novel Cala Ibi Nukila Amal dapat ditemukan ciri-ciri realisme magis, yakni elemen yang tidak dapat direduksi, dunia fenomenal, keraguan-keraguan yang menggoyahkan, penggabuangan antara yang magis fantasi dengan realitas dan rusaknya batas, ruang, waktu dan identitas. Dalam cerpen-cerpen Danarto, realisme magis berlandaskan mistisisme Jawa berupa konsep-konsep sangkan paraning dumadi, mulihmulanira, dan manunggaling kawula-gusti, sedangkan dalam novel Cala Ibi, realisme magis berdasarkan mitos-mitos historis Ternate, dan sufisme Islam dengan konsep wahdatul wujud."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Amanat
"Penelitian ini bertujuan menemukan hubungan antara naskah drama Suto Mencari Bapak karya M. Ulil Albab dan Nasrudin Yusuf Reza dengan puisi karya W.S. Rendra “Mencari Bapak” dan bagaimana bentuk hubungannya. Masalah penelitian ini terkait dengan reaksi pembaca setelah membaca sebuah karya yang mengkonkretkan tanggapan mereka dalam bentuk sebuah karya baru. Melalui pendekatan resepsi sastra dan intertektualitas, penelitian ini berusaha menemukan hubungan dan bentuk hubungan antara kedua karya sastra dengan membandingkan elemen-elemennya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pembacaan dan pencatatan yang kemudian dianalisis dengan teknik komparatif-induktif, kategorisasi, dan inferensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah drama Suto Mencari Bapak merupakan teks konkretisasi hasil resepsi pembaca puisi “Mencari Bapak”. Dalam prosesnya, elemen-elemen yang diresepsi mengalami pengolahan sedemikian rupa berdasarkan horison harapan dan gudang pengalaman pembaca dengan memanfaatkan ruang-ruang terbuka yang terdapat dalam teks puisi. Resepsi produktif elemen-elemen puisi di dalam naskah drama meliputi aspek person, aspek peristiwa, aspek latar, dan aspek tematik. Adapun model resepsi yang ditemukan ada dua. Pertama, model afirmatif dengan varian peminjaman pada sebagian aspek person, peristiwa, dan latar. Kedua, model ekspansi dengan varian penggantian pada sebagian aspek person, peristiwa, dan latar. Varian penggeseran pada sebagian aspek person, peristiwa, latar, dan tematik. Varian penggabungan pada sebagian aspek person. Varian pemadatan pada sebagian aspek person dan peristiwa"
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Catur Prasetyohadi
"This article uses concepts of magical realism by Wendy B. Faris to analyze Shakespeare's A Midsummer Night's Dream. We analyze elements of magical realism of the work in mapping discourses between the text and the real life. The chosen material object that published earlier than the theory we chose make this work contributes to describe the trace of the civilization development; event of in-betweeness of human consciousness. However, we have found that A Midsummer Night’s Dream is only a magical realism-like mode, since realism is dominant in the text as the trace of modernity. Meanwhile, the characteristics of Magical Realism that is postulated by Faris is in-between realism and fantasy as a trace of transition era; modern to postmodern."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Hendrayana
"Puisi guguritan dalam khazanah sastra Sunda merupakan materi puisi lama yang hingga kini masih ditulis dan diminati. Tradisi menulis guguritan dalam sastra Sunda banyak dilakukan sejak awal abad XX. Puisi ini masih pula ditulis dan dibaca oleh masyarakat Sunda, terutama para peminat sastra hingga awal abad XXI. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana gaya penulisan guguritan dari tiga penyair Sunda yang pada tiga dekade terakhir dianggap tokoh penulis guguritan. Ketiga penyair guguritan tersebut yakni Dedy Windyagiri, Dyah Padmini, dan Wahyu Wibisana. Mereka merupakan tokoh penyair yang dianggap baik dalam menulis puisi guguritan seperti yang terbaca pada Jamparing Hariring (1992) karya Dedy Windyagiri, Jaladri Tingtrim (1999) karya Dyah padmini, dan Riring-riring Ciawaking (2004) karya Wahyu Wibisana. Penelitian dimaksudkan untuk memperlihatkan sejauh mana gaya kepenulisan dari ketiga penyair ini beserta pembeda yang dimilikinya masing-masing, terutama dalam pemilihan tema, pemilihan diksi, pengimajinasian, kata konkret, serta bahasa figuratif dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Dari hasil penelitian ini muncul kecenderungan-kecenderungan gaya kepenulisan sebagai pembeda dari masing-masing penyair, yakni kecenderungan nuansa feminin pada guguritan karya Dedy, kecenderungan nuansa maskulin pada guguritan Dyah Padmini, serta kecenderungan nuansa netral pada guguritan karya Wahyu Wibisana."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Wicaksono
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan realitas sejarah sosial-politik Indonesia dalam novel Larasati karya Pramoedya Ananta Toer dengan perspektif New Historicism. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretif dengan paralel pembacaan antara karya sastra dengan teks sejarah dan desain analisis isi. Gambaran realitas sejarah sosial dan politik Indonesia (periode 1945 hingga 1966) dalam novel Larasati dengan perspektif New Historicism Greenblatt dianggap efektif untuk mengeksplorasi fenomena teks sastra. Novel ini secara langsung berkaitan dengan manifestasi politik Indonesia yang meliputi (1) struktur ideologi yang digunakan untuk memperkuat kekuatan berbasis negara, dan (2) praktik diskursif, bahasa politik yang mengacu pada konstruksi pengetahuan melalui bahasa yang memberi makna pada segi material dan praktik sosial-politik yang melingkupinya."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Delmarrich Bilga Ayu Permatasari
"Artikel ini bertujuan untuk mengungkap pemaknaan atas gerakan perlawanan atau resistensi tokoh-tokoh perempuan dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Tokoh Ranting, Gendhing, Tawangsri, dan Zhang Mey merupakan perempuan dewasa yang hidup di tengah arus modernitas namun memiliki akar budaya yang tidak dapat dilepaskan dari hukum patriarki yang kental. Dibesarkan dengan latar budaya yang berbeda-beda, keempat tokoh tersebut memiliki cara-cara tersendiri dalam meraih kesejahteraan, kebebasan pribadi, dan keadilan sosial yang secara keseluruhan diwujudkan dalam upaya pemaknaan terhadap virginitas. Dengan menggunakan konsep kritik sastra feminis dapat disimpulkan bahwa virginitas adalah sesuatu yang bersifat cair yang digunakan oleh perempuan sebagai bentuk penghargaan atas tubuhnya. Dengan mengapresiasi virginitasnya seorang perempuan telah berkuasa terhadap kepemilikan tubuhnya yang dalam budaya dan hukum patriarki kuasa perempuan atas kepemilikan tubuhnya seringkali tidak diindahkan."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Rosida
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan struktur dua buah puisi: Night oleh Blake dan She Walks in Beauty oleh Byron. Ada tiga fokus penelitian, yakni tema, majas, dan pencitraan. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dan juga teori pendekatan struktural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyair tersebut menggunakan tema, majas, dan pencitraan. Ada banyak jenis majas dan pencitraan dalam puisi tersebut. Pada puisi Night, hanya ada empat majas, yaitu (a) simile, (b) personifikasi, (c) metafora, dan (d) hiperbola dan menggunakan (1) visual, (2) auditory, (3) taktil, dan (4) kinestetik sebagai pencitraan. Pada puisi She Walks in Beauty, Byron menggunakan (a) simile, (b) personifikasi, dan (c) litotes sebagai majas dan pencitraannya adalah (1) visual dan (2) kinestetik. Puisi Night dan She Walks in Beauty menunjukkan perbedaan dan persamaan yang berkaitan dengan gaya penulisan penyairnya. Blake adalah penyair yang subjektif sedangkan Byron adalah penyair yang objektif dalam menulis. Kedua penyair tersebut menggunakan alam dengan cara yang berbeda untuk membangun tema, majas, dan pencitraan. Blake menggunakan alam untuk menggambarkan dua tempat yang berbeda dan Byron menggunakan alam untuk menggambarkan karakter wanita."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indiyanto
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
306 AGU v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Munanjar Widyatmika
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
306 MUN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Wijanarko
"Pada umumnya, perempuan Jawa bercitra baik sehingga kerap dimunculkan sebagai bentuk ajaran dalam sastra. Akan tetapi, dalam teks Swara Sěstra justru dimetaforakan sebagai daun senthe, yaitu alegori perempuan muda yang dimadu dengan perempuan yang lebih tua. Persoalan ini menjadi rumit ketika keadaan tersebut terjadi di lingkungan aristokrat Jawa. Berbekal disiplin filologi dengan metode penyuntingan teks dan penerjemahan, fenomena perempuan dalam teks Swara Sěstra akan diungkapkan. Telaah teks secara semiotik melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik kemudian menjadi upaya dalam menafsirkan teks. Pada akhir pembahasan, diketahui bahwa alegori perempuan sebagai senthe merujuk pada citra perempuan Jawa yang tidak baik. Di balik pemaknaan teks tersebut kemudian ditemukan pula bukti bahwa pengalegorian perempuan ini menyeret fakta sejarah tentang maraknya perkawinan endogami di lingkungan bangsawan. Bahkan perilaku tersebut merupakan hal yang subur, terutama di lingkungan dalam tembok istana."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>