Layaknya organisme yang hidup, kota akan terus berubah. Tiap sudut kota menjadi saksi atas rekam jejak perubahan tersebut. Dalam konteks ini, ruang publik di kota berperan ganda: sebagai repositori sekaligus tempat diproduksinya memori kolektif. Tempat dimana masa lalu dan masa kini mematerialisasikan dirinya dalam satu waktu. Tulisan ini akan menelusuri jejak memori kolektif di ruang publik kota yang lebih lanjut membentuk identitas ruang tersebut di mata publik. Objek studinya ialah Taman Ismail Marzuki, ruang publik ... "