Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christine Natalia
"Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusia, tetapi kadang-kadang takdir Ilahi menentukan lain. Sehingga berbagai usaha dilakukan untuk mempunyai anak, antara lain dengan cara mengangkat anak. Pada masa pemerintahan Belanda dahulu, penduduk Indonesia dibagi atas 3 golongan, yang diatur dalam Pasal 163 ayat (1) Indische Staatsregeling. Pemerintah Belanda memberlakukan Staatsblad 1917 Nomor 129 yang mengatur tentang anak angkat untuk WNI keturunan Tionghoa. Staatsblad tersebut sekarang ini tidak lagi diperhatikan oleh Pengadilan di Indonesia karena tujuan pengangkatan anak adalah demi kepentingan kesejahteraan anak. Penulis ingin mengetahui pengangkatan anak dan kedudukan anak angkat menurut Penetapan Pengadilan Negeri, hak mewaris anak angkat setelah tidak diterapkannya Staatsblad 1917 nomor 129 oleh pengadilan, dan sikap notaris terhadap pengangkatan anak dan hak mewaris anak angkat tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan. Dalam pengumpulan datanya ditunjang dengan wawancara dengan beberapa narasumber yang terkait. Pengangkatan anak untuk WNI keturunan Tionghoa sudah tidak menggunakan Staatsblad 1917 Nomor 129 lagi karena pada saat ini sudah tidak ada penggolongan penduduk dan ketentuan dalam staatsblad tersebut bersifat diskriminasi, hal ini terlihat dalam Penetapan Pengadilan Negeri yang lebih menitikberatkan pengangkatan anak pada kesejahteraan anak tanpa perbedaan anak laki-laki atau perempuan. Kedudukan anak angkat adalah sebagai anak kandung dari orang tua yang mengangkatnya, maka anak angkat berhak mewaris dari orang tua yang mengangkatnya. Terhadap pengangkatan anak, para notaris masih mempunyai perbedaan sikap, yaitu ada yang menggunakan staatsblad tersebut dan ada yang sudah tidak menggunakannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T14585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Natalia
"Since economics crisis that occurred ten years ago has shown positive growth, the investment climate that has been going on in Indonesia is not yet stable consistently. In order to create conducive investment climate the government made the Law of Income Tax No. 17 in 2000 with reduced income tax. Even though the tax is not always being the concerning factor in making a funding decision in a company, however the tax is inevitable.
Modigliani and Miller (1963) stated with the tax, a company which adding the debt in its capital structure will maximize its firm value. The advantage of the tax arises as a result of paying the interest. From dividend policy point, the reduced income tax increases the proportion to earnings after tax which is distributed to the shareholder.
The purpose of the research is to find the changing affect of corporate income tax rate the company dividend policy and capital structure. This research uses methodology of panel data. The sample characteristic of the research is companies which are registered in Indonesia Stock Exchange and distributed the cash dividend from 1998 to 2005. The result was 23 companies had been chosen from 388 population as research sample.
The result has indicated that reduced corporate income tax affects significantly positive to dividend policy but negative to capital structure. When the corporate income tax decreases the total dividend ratio on the earnings after tax increase but the usage level of debt based on the value of the company book equity decrease. The factors which affecting the debt usage level based on the book value equity are assets, non debt tax shield, profibility, and dividend payout ratio in two years. Moreover, the factors which affecting the dividend total ratio on the earnings after tax are non debt tax shield, dividend and dividend payout ratio in one year."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Natalia
"ABSTRAK
Pernikahan adalah satu institusi sosial yang paling penting dan mendasar dalam masyarakat dan merupakan salah satu bentuk intimale relationship yang paling vital. Orang menikah karena berbagai macam alasan dan tujuan antara lain untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan psikologis. Dalam beberapa pernikahan ada kalanya terjadi suatu fenomena yang disebut perselingkuhan sehingga apa yang diharapkan pasangan dari pernikahan tidak lagi terpenuhi. Ada beberapa perselingkuhan yang berlangsung selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sepanjang pernikahan seseorang. Dalam kondisi seperti ini pasangan yang dikhianati tentunya merasakan penderitaan yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alasan dari para istri yang tetap bertahan dalam status pernikahannya walau suami mereka terlibat perselingkuhan jangka panjang. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh atas permasalahan tersebut, maka dicari juga gejala stress yang dialami para istri tersebut, masalah yang dihadapi, serta bagaimana mereka mengatasi hal-hal tersebut sehingga mampu bertahan selama ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui tehnik penelitian studi kasus. Data yang diolah dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara dan observasi selama wawancara dilakukan. Pengambilan data dilakukan pada tiga orang wanita yang suaminya terlibat perselingkuhan jangka panjang. Ketiga subyek adalah ibu rumah tangga dan jangka waktu perselingkuhan suami berkisar antara delapan sampai sepuluh tahun. Ketiga subyek tetap berada dalam ikatan pernikahan dengan suaminya tersebut hingga wawancara dilakukan. Hasil dari penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa ketiga subyek tetap bertahan dalam pernikahannya karena mereka tidak mempunyai pilihan lain. Mereka tidak memiliki biaya untuk mengurus perceraian sendiri dan bahkan masih ada subyek yang menggantungkan hidup dari kiriman uang suaminya. Ketiga subyek juga percaya bahwa apa yang mereka alami ini adalah takdir yang digariskan Tuhan sehingga mereka harus menerimanya. Secara khusus, Ada satu subyek yang masih mengharapkan pernikahannya dapat pulih kembali suatu hari nanti dan ada satu subyek yang suaminya memang menolak untuk menceraikan dirinya. Masalah khusus yang mereka hadapi meliputi masalah ekonomi, pengasuhan anak, dan perbandingan diri dengan selingkuhan suaminya. Gejala stres yang dialami bervariasi mulai dari gejala fisik yaitu sakit, gejala kognitif, gejala emosi, dan gejala perilaku. Untuk coping terhadap masalah yang dialami, secara umum para subyek mengaku sudah mampu menerima kenyataan, tidak menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan oleh suami, dan mencoba bersikap masa bodoh terhadap perselingkuhan tersebut. Secara khusus terdapat variasi dari ketiga subyek dalam mengatasi permasalahan mereka. Hal-hal tersebut antara lain adalah dengan mendekatkan diri pada Tuhan, mendapat dukungan dari kerabat dan teman, berharap untuk menikah lagi suatu hari nanti, mempertahankan belief negatif tentang pria, mencari kesibukan, dan hanya mengingat kejelekan suami saja. Ada juga subyek yang mengurangi rasa tertekannya dengan melampiaskannya secara verbal terhadap suami lewat makian dan kata-kata penghinaan. Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan untuk menambah nara sumber yang diwawancara meliputi anak-anak, kerebat, dan sahabat subyek. Peneliti juga menyarankan untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh belief akan takdir terhadap sikap seseorang dalam pernikahannya. Pemikiran ini muncul karena ketiga subyek dalam penelitian ini memiliki 6e//e/bahwa apa yang mereka alami sekarang adalah takdir. Peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya tidak terpaku pada teori yang sebagian besar berasal dari luar negeri dalam menganalisis data karena kenyataan yang terjadi di Indonesia dapat berbeda dengan teori yang diperoleh."
2005
S3513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Natalia
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library