Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hudaya Kandahjaya
"Pada zamannya dulu, umat Buddha percaya bahwa memanjatkan doa di candi Borobudur memberi berkah dan sukses. Alasannya, karena candi ini didirikan di tempat terbaik yang memenuhi persyaratan prosedur pemilihan situs maṇḍala atau stūpa.
Umat Buddha melaksanakan ritual berjalan keliling (pradakṣiṇā) mengelilingi Borobudur laksana berziarah ke delapan lokasi peristiwa yang terjadi dulu dalam kawasan jelajah dan kehidupan Śākyamuni di Madhyadeśa, India. Pengertian ini disokong oleh keyakinan orang Jawa sejak zaman sebelumnya bahwa kawasan Jawa Tengah dipercaya merupakan replika dari Madhyadeśa."
Jakarta: Karaniya, 2021
294.343 5 HUD b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hudaya Kandahjaya
Jakarta: Karaniya, 2024
294.343 5 HUD b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yazir Marzuki
Jakarta: Djambatan, 1993
726.143 YAZ b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
India: The Publishing Division, 1951
294.1 IND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gaya Mentari
"Skripsi ini membahas mengenai keadaan bentuk dan tata letak stupa yang terdapat di Candi Borobudur. Penelitian ini menggunakan analisis khusus dan analisis konteks yang digunakan di dalam bidang studi arkeologi. Hasil penelitian menemukan bahwa berdasarkan hubungan antara bentuk dan keletakan stupa di Candi Borobudur, terdapat empat macam stupa pada candi, yakni stupa puncak, stupa teras lingkar bercelah bujur sangkar, stupa teras lingkar bercelah belah ketupat, dan stupa pagar langkan.

The focus of this study is the form and space of stupa in Borobudur Temple. The purpose of this study is to understand how the form can connected with the space of stupa in Borobudur Temple. This research is use form analysis and context analysis which used on archaeology. The data were collected by observation. The researcher suggests that from the connection between stupa's form and space, there are four stupa's variation, there are center stupa, stupa round terrace with rectangle slot, and stupa langkan fence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gaya Favorit Press, 2016
726.1 LAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dumarcay, Jacques
Kuala Lumpur : Oxford University Press, 1983
726.1 DUM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hariani Santiko
"Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari dan merekonstruksi kebudayaan masa lalu berdasarkan sisa-sisa kebudayaan materi yang mereka tinggalkan. Mengingat kelembaban iklim Indonesia yang sangat tinggi serta akibat proses kimiawi yang terjadi dalam tanah dimana benda-benda tersebut terkubur beratus bahkan beribu tahun, maka benda-benda tinggalan manusia tersebut sudah tidak utuh lagi. Dari sisa-sisa materi yang terbatas inilah ahli arkeologi berusaha untuk merekonstruksi kebudayaan manusia masa lalu, apabila mungkin seutuhnya, Mengingat jangkauan arkeologi sangat luas, maka untuk merekonstruksi kebudayaan masa lalu, selain mempergunakan metode arkeologi secara seksama, apabila diperlukan, dapat diterapkan pula metode-metode yang dipinjam dari ilmu-ilmu lain (Magetsari 1990: 1-2).
Dalam rangka penelitian arkeologi, untuk kali ini, perkenankanlah saya membahas salah satu jenis peninggalan arkeologi yaitu candi, sisa-sisa sarana ritual agama Hindu dan Buddha di Indonesia, khususnya di Jawa dengan menitik beratkan pembicaraan pada ciri-ciri arsitektur candi serta membandingkannya dengan patokan-patokan yang digariskan oleh kitab Vastusatra (Silpasastra) di India, selanjutnya mencoba merekonstruksi makna simboliknya.
Agama Hindu dan Buddha berkembang di Indonesia antara abad VII--XV Masehi, dan kebudayaan materi yang mereka tinggalkan kebanyakan adalah tempat-tempat suci yaitu candi, stupa, gua penapaan dan kolam suci (patirthan).
Kehadiran bangunan suci candi mula-mula dilaporkan oleh orang-orang Belanda yang melakukan perjalanan di Jawa Tengah pada sekitar abad XVIII, Misalnya C.A. Lons, seorang pegawai VOC di Semarang mengunjungi Kartasura dan Yogyakarta, menyempatkan diri mengunjungi peninggalan-pcninggalan purbakala sekitar Yogyakarta termasuk kompleks candi Prambanan (Rara Jonggrang). Laporan-laporan tersebut rupanya menarik hati pejabat-pejabat Belanda, sehingga tahun 1746 Gubernur Jendral Van Imhoff mengunjungi kompleks Prambanan, kemudian berdatanganlah orang-orang, baik atas perintah atasannya maupun atas kehendak sendiri. Kemudian Sir Stamford Raffles yang menjadi Gubemur Jendral di Indonesia pada tahun 1814 sangat tertarik dengar kebudayaan Jawa. Dengan bantuan teman-teman dan bawahannya (orang Jawa) ia meneliti kebudayaan Jawa termasuk candi-candi yang kemudian diterbitkan daiam bukunya yang terkenal yaitu The History of Java (1817) . Pada waktu itu rupanya orang-orang Belanda dan Inggris telah mempunyai pandangan berbeda terhadap "barang-barang aneh" tersebut. Mereka mulai mengagumi candi dan berpikir betapa tingginya nilai seni yang ditampilkan, serta timbul kesadaran betapa tinggi peradaban bangsa Indonesia di masa lalu (Soekmono 1991:3).
Pada tahun 1885 Y.W. Yzerman mendirikan Archaeologische Vereenigins van Jogya, yaitu semacam Badan Purbakala. Sejak itu penelitian terhadap benda benda purbakala dilakukan lebih sistematis, demikian pula mulai dilakukan pemugaran candi-candi besar maupun candi kecil.
Penelitian candi-candi di Jawa maupun di luar Jawa telah banyak dilakukan Karangan-karangan tentang deskripsi candi paling banyak ditemukan, kemudian menyusul karangan mengenai relief candi, fungsi candi, Tatar belakang keagamaan seni arcanya, peranan candi dalam industri pariwisata dan sebagainya."
Jakarta: UI-Press, 1995
PGB 0462
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Wanchope, R.S.
Calcutta: Calcutta General Print, 1933
913.54 WAN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Yohann Marshel Firstman
"Penelitian dilakukan terhadap penataan halaman percandian Buddha di Jawa Tengah bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk penataan halaman percandian Buddha di Jawa Tengah serta alasan dan pengaruh penataan halaman pada percandian Buddha di Jawa Tengah. Pendirian percandian Buddha di Jawa Tengah diketahui berkaitan dengan Dinasti Śailendra yang bercorak Buddhis dan berkuasa pada abad VIII-X Masehi. Percandian ini berfungsi sebagai tempat dilakukannya aktivitas keagamaan bagi umat pemeluk agama ataupun didirikan bagi kaum agamawan sebagai vihara. Fungsi yang demikian berkenaan dengan ragam bentuk penataan halaman pada masing-masing percandian Buddha di Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian arkeologi yakni pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, halaman percandian Buddha di Jawa Tengah memiliki karakteristik dan sifatnya masing-masing yang bertalian erat dengan aktivitas keagamaan pada percandian tersebut.

Research on understanding to see how the arrangement of the courtyard in Buddhist temples in Central Java aims to determine the forms of courtyard layout by looking at the characteristics found in Buddhist temples in Central Java. The establishment of Buddhist temples in Central Java is known to be closely related to the Śailendra Dynasty, which is known to have a Buddhist style, which ruled around the VIII-X centuries AD. This temple serves as a place for ritual rites for religious adherents to perform or is established for religious people as a monastery. This function is closely related to the arrangement of the courtyard which has various forms in each Buddhist temple in Central Java. The method used in this research is archaeological research methods, namely data collection, data processing, and data interpretation. Based on the research conducted, the Buddhist temple courtyard in Central Java has its own characteristics that are closely related to the religious activities of the temple."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>