Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216047 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Eka Wahyuni
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 merupakan salah satu stressor yang menyebabkan terjadinya ansietas pada Perawat. Ansietas mempengaruhi kesehatan dan kualitas pelayanan keperawatan dan berdampak terhadap produktifitas dan kinerja perawat, sehingga dibutuhkan intervensi dalam menangani ansietas pada Perawat COVID-19. Tujuan: memperoleh model dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dalam menangani ansietas perawat COVID-19. Metode: Penelitian mixed methods dengan pendekatan transformatif sekuensial. Tahap 1 merupakan tahap identifikasi dan eksplorasi gambaran ansietas, faktor risiko, faktor protektif dan upaya yang dilakukan dalam menangani ansietas melalui systematic review dan studi kualitatif. Tahap 2 adalah penyusunan model melalui analisis dan sintesis hasil tahap I dengan melibatkan tiga pakar. Tahap 3 adalah identifikasi pengaruh model dukungan kesehatan jiwa dan psikososial. Hasil: Terdapat tujuh tema berdasarkan hasil penelitian tahap 1. Keseluruhan tema masuk ke dalam penyusunan model pada Tahap 2. Perangkat Model yang dihasilkan berupa modul, buku kerja/buku evaluasi. Analisis GLM Univariat menunjukkan bahwa Cognitive Behavior Therapy dan Self Help Group merupakan pilihan terapi terbaik dalam menurunkan ansietas (p-value<0.05). Cognitive Behavior Therapy dan Self Help Group lebih tinggi efeknya dalam meningkatkan resiliensi dan koping Perawat COVID-19. Simpulan: Model Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial efektif menurunkan ansietas.

Background: The COVID-19 pandemic is one of the stressors that causes anxiety. Anxiety affects health and quality of service, and productivity and performance of nurses, so intervention is needed in dealing with anxiety in COVID-19 Nurses. Objective: to get a mental health and psychosocial support model in dealing with COVID-19 nurses' anxiety. Method: Mixed method research. Stage 1 is the stage of identification and exploration of anxiety descriptions, risk factors, protective factors, and efforts made in dealing with anxiety through a systematic review and qualitative study. Stage 2 is the preparation of a model through analysis and synthesis of the results of stage I involving three experts. Stage 3 identifies the effect of the model. Results: There are seven themes in first phase. Furthermore, all themes are included in the preparation of the model in Phase 2. The resulting model devices are in the form of modules, workbooks, and evaluation books. Univariate GLM analysis shows that Cognitive Behavior Therapy and Self Help Groups are the best therapy options for reducing anxiety (p-value< 0.05). Cognitive Behavior Therapy and Self Help Group have a higher effect on increasing resilience and coping of COVID-19 Nurses. Conclusion: Model is effective in reducing anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Jesika
"Masalah psikososial dan kesehatan jiwa bagi penyintas COVID-19 yang paling banyak ditemukan adalah ansietas. Situasi pandemi membuat peneliti mengembangkan model dukungan kesehatan jiwa dan psikososial berbasis telenursing. Penelitian bertujuan untuk menguji efektivitas model dukungan kesehatan jiwa dan psikososial terhadap ansietas, resiliensi dan self transendence. Metode penelitian ini merupakan operational research terdiri atas 3 tahap, yaitu tahap pertama desain kualitatif deskriptif fenomenologi menggali permasalahan psikososial pada penyintas COVID-19. Tahap kedua merupakan pengembangan model teori dan aplikasi android. Tahap ketiga dilakukan uji efektivitas model dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada penyintas COVID-19 dan keluarga. Penelitian dilakukan di Bogor. Penelitian tahap 1 dilakukan pada penyintas COVID-19, keluarga dan perawat. Jumlah sampel tahap 1 : 46 responden. Hasil penelitian tahap 1 diperoleh 4 tema. Penelitian tahap 3 menggunakan desain quasy experiment dengan control group pre-post test design. Total sampel pada penelitian tahap 3 adalah 360 orang. Intervensi pada penyintas al : TKN 1-3, CBT, MBSR dan SHG dan intervensi pada keluarga : TKN 1-4. Hasil penelitian ditemukan bahwa model dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dapat menurunkan ansietas, meningkatkan resiliensi dan self transendence secara bermakna (pValue<0,005). Rekomendasi penelitian ini bahwa perlunya pengembangan upaya preventif dan promotif melalui variasi cara sesuai dengan perkembangan teknologi.

The most common psychosocial and mental health problem for COVID-19 survivors is anxiety. Pandemic situation has led researchers to develop a model of mental health and psychosocial support based on telenursing. This study aims to examine the effectiveness of a telenursing on the anxiety, resilience, and self-transcendence of COVID-19 survivors. This research method is operational research. The first stage uses a descriptive phenomenological qualitative design. The second stage was the development of a theoretical model and an Android application. The third stage was to examine the effectiveness of the mental health and psychosocial support model. Phase 1 research was conducted on COVID-19 survivors, families, and nurses. Phase 3 of research was conducted using a quasy experiment design with a control group pre-post test design. The total sample was 360 people. Respondents in the intervention group were given the nursing intervenstions as follow: TKN 1-3, CBT, MBSR, and SHG, while family intervention was TKN 1-4. The results of the study found that mental health and psychosocial support model can reduce anxiety and increase resilience and self-transcendence significantly (p-value <0.005). This study recommends that it is necessary to develop preventive and promotional efforts in accordance with technological developments."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Novembrina Dewi Embun Pramana
"Remaja rentan mengalami internalizing problems. Penelitian bertujuan untuk melihat interaksi faktor lingkungan dalam memprediksi internalizing problems pada remaja di masa pandemi. Penelitian merupakan studi skala nasional yang melibatkan 9.567 siswa SMA/sederajat di berbagai provinsi di Indonesia (M­ = 16.37, SD = 1.02). Hasil analisis multiple linear regression menunjukkan jenis kelamin, faktor keluarga, faktor sosial, dan faktor ekonomi dapat memprediksi internalizing problems secara signifikan (F(8,9588) = 83,683, p < .05, R2= .065), dengan jenis kelamin dan interaksi dengan teman sebagai kontributor.

Adolescents are prone to internalizing problems. This study aims to investigate how environmental factor predicts internalizing problems among adolescents during the pandemic. This is a national scale study involving 9.567 high school/vocational students from several provinces in Indonesia (M­ = 16.37, SD = 1.02). Multiple linear regression analysis indicated that gender, family factor, social factor, and economic factor significantly predicted internalizing problems (F(8,9588) = 83,683, p < .05, R2= .065), with gender and peer interaction as the biggest contributor."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Indriyani Putri
"Pandemi COVID-19 membawa dampak pada orang – orang yang rentan tertular, salah satunya adalah tenaga kesehatan termasuk perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stresor biologis, psikologis, dan sosial, masalah kesehatan jiwa: stres, ansietas, dan depresi, serta hubungan keduanya. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara online mulai tanggal 11 hingga 30 Juni 2021, dengan 115 perawat. Penelitian ini menggunkan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan 6 instrumen, yaitu instrumen data demografi, instrumen stresor,instrumen stigma, Perceived Stress Scale (PSS-10), instrumen ansietas dan instrumen depresi. Data dianalisis menggunakan uji Korelasi Spearman (CI 95%). Terdapat hubungan yang signifikan antara stresor psikologis dengan stres, ansietas dan depresi pada perawat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perawat membutuhkan dukungan kesehatan jiwa selama pandemi COVID-19.

The COVID-19 pandemic has an impact on people who are vulnerable to infection, one of them is health workers, including nurses. The purpose of this study is to determine biological, psychological, and social stressors, mental healthiness: stress, anxiety, and depression, and the relationship between them. The research design used a descriptive correlation with a cross-sectional approach. Data collection was carried out online from 11 to 30 June 2021, with 115 nurses. This study uses a total sampling technique. This study uses 6 instruments, such as demographic data instruments, stressor instruments, stigma instruments, Perceived Stress Scale (PSS-10), anxiety instruments and depression instruments. Data was analyzed using the Spearman Correlation test (95% CI). There is a significant relationship between psychological stressors with stress, anxiety and depression in nurses. This study concludes that nurses need mental health support during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Akbar
"Pada masa pandemi COVID-19, banyak perusahaan yang kesulitan dalam mempertahankan kinerja perusahaannya—tidak terkecuali pada perusahaan rintisan. Adanya Pemutusan Hubungan Kerja, perubahan cara bekerja, dan tekanan lebih besar untuk meningkatkan kinerja perusahaan, mempengaruhi kesejahteraan psikologis karyawan. Sedangkan, kesejahteraan karyawan juga memiliki dampak terhadap kinerja karyawan yang akhirnya berdampak juga pada kinerja perusahaan. Salah satu solusi adalah melalui implementasi praktik manajemen sumber daya manusia (SDM) berdasarkan teori AMO (ability-motivation-opportunity) yang mampu menjadi prediktor kesejahteraan psikologis karyawan. Teori Determinasi Diri digunakan untuk menyediakan penjelasan lebih lanjut atas dinamika internal karyawan pada praktik manajemen SDM serta korelasinya dengan kesejahteraan psikologis karyawan. Dalam mengukur persepsi praktik manajemen SDM, penelitian ini menggunakan adaptasi dari alat ukur Gardner (2011). Sedangkan, adaptasi alat ukur Ryff (1989) untuk mengukur kesejahteraan psikologis karyawan. Responden berupa 200 karyawan perusahaan rintisan di wilayah Jakarta. Desain penelitian ini yaitu kuantitatif dan korelasional yang dianalisis menggunakan Pearson Correlation. Hasil menunjukkan adanya hubungan antara praktik manajemen SDM dan kesejahteraan psikologis karyawan perusahaan rintisan Jakarta. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan melibatkan variabel mediasi atau moderasi serta melakukan penelitian longitudinal untuk menjelaskan lebih lanjut dinamika dalam jangka panjang.

During the COVID-19 pandemic, many companies struggled to maintain good performance in their business—including startup companies. The sudden employment termination and change in working arrangement caused bigger pressure to boost the company’s performance that affected employees’ psychological well-being (PWB). Whereas, employees’ PWB affected employees’ performance (and in the long run, the company’s performance). One of the solutions is through the implementation of human resource management practices (HRMP) based on the ability-motivation-opportunity theory which can be a predictor of psychological well-being. The Self-Determination theory used to provide further explanation of employees’ internal correlation between HRMP with employees’ PWB. This study used instruments from Gardner (2011) to measure the perception of HRMP. Meanwhile, Ryff's (1989) instrument was used to measure the employees' PWB. Respondents were 200 Jakarta-based startup companies’ employees. The research design that is used was quantitative and correlational methods analyzed with Pearson Correlation. Results showed there was a correlation between HRMP and startup companies’ employees’ PWB. Further research needs to be done by mediation or moderation variables. Longitudinal research can be considered to describe the dynamics in the long term further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risak Tiimron Iswara
"COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan menjadi masalah kesehatan dunia. Virus COVID-19 berdampak pada kesehatan fisik, mental hingga mempengaruhi kualitas tidur perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada perawat yang merawat pasien COVID-19. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif retrospektif dengan simple random sampling. Sebanyak 123 responden diikutsertakan dari salah satu rs x daerah Depok. Data diambil pada bulan februari hingga maret 2023. Kuesioner penelitian menggunakan Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitan menunjukkan 78.9% perawat yang merawat pasien COVID-19 memiliki kualitas tidur buruk dan 87% mengalami tingkat kecemasa ringan. Selain itu diperoleh hasil p value 0.017 sehingga terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur perawat yang merawat pasien COVID-19 (p=0,017). Perawat bagian managerial diharapkan lebih memperhatikan kualitas tidur perawat melalui staffing yang baik, Perawat diharapkan dapat menjaga kualitas tidur sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan optimal

COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus and has become a global health problem. The COVID-19 virus can have an impact on physical and mental health and also can affect the quality of sleep for nurses. This study aims to find the relationship between anxiety level and sleep quality in nurses who caring for COVID-19 patients. Design used retrospective descriptive with simple random sampling. Total respondent was 123 respondents at one of the hospital in Depok. The questionnaire used the Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of the study showed that 78.9% of nurses caring for COVID-19 patients had poor sleep quality and 87% experienced mild levels of anxiety. In addition, there was a significant relationship between anxiety levels and sleep quality for nurses caring for COVID-19 patients (p = 0.017). Managerial nurses are expected to pay more attention to the quality of nurse sleep through good staffing. Nurses are expected to be able to maintain sleep quality so that they can provide optimal nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deviana Putri Sadikin
"Latar belakang: Petugas kesehatan terdampak kesejahteraannya akibat pandemi COVID-19, padahal tuntutan pekerjaan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) petugas kesehatan pada gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia.
Metode: Penelitian deskriptif menggunakan data sekunder dari Survei Kebutuhan DKJPS Petugas Kesehatan di Indonesia pada Gelombang Kedua Pandemi COVID-19. Survei dilakukan tahun 2021, menargetkan petugas kesehatan di berbagai tingkatan pelayanan kesehatan untuk berpartisipasi secara sukarela. Data yang lengkap dianalisis untuk melihat proporsi karakteristik responden serta kebutuhan DKJPS-nya.
Hasil: Terdapat 577 responden yang dianalisis. Median usia responden 36 tahun (18-78 tahun), lama kerja 10 tahun (0-40 tahun), mayoritas perempuan, perawat, pendidikan terakhir D3/setara, bekerja di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut di Pulau Jawa, berdomisili di non ibu kota propinsi. Kebutuhan tertinggi adalah kejelasan etik dalam manajemen wabah yaitu perlindungan untuk petugas di fasilitas kesehatan (89,1%); informasi dan edukasi terkait standar manajemen kasus dan terduga COVID-19 serta transparansi dan penyediaan informasi yang spesifik (87,3%); pemeriksaan kesehatan bagi keluarga petugas (83,4%); menyampaikan keluhan pada profesional kesehatan (81,1%); dan layanan kesehatan jiwa berupa konseling (52,5%).
Kesimpulan: Kebutuhan petugas berupa kejelasan etik, informasi standar baru dalam bertugas, pemeriksaan dan akses ke layanan kesehatan. Konseling juga dibutuhkan oleh petugas selama masa pandemi.

Background: The COVID-19 pandemic has an impact on the mental health and psychosocial of health workers. These problems can cause the performance of health services to decline if not handled properly. Therefore, an assessment of the need for mental health and psychosocial support (MHPS) is needed, especially for health workers in the second wave of the pandemic in Indonesia.
Methods: A cross-sectional design study from a survey conducted from July 2021 to May 2022. 577 selected subjects were discussed for their demographic description and MHPS needs.
Results: The demographic characteristics were the median age of 36 years and 10 years of work, women, nurses, D3/equivalent, working on the island Java, non-provincial capital, Third Level Health Service Facility. The highest needs for ethical clarity in outbreak management are protection (89.1%); information and education related to standard management of cases and suspected COVID-19 as well as transparency and provision of specific information (87.3%); health checks for family (83.4%); submit complaints to health professionals (81.1%); mental health services of counseling (52.5%).
Conclusion: Health workers in the second wave of the pandemic still have a high need for MHPS. However, the need for mental health services is much lower than other aspects of needs.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Farizka Nadhirani
"Pandemi COVID-19 yang berlangsung dari awal tahun 2020 ini telah menyebabkan banyak terbitnya kebijakan-kebijakan baru seperti mewajibkan pekerja yang awalnya work from office menjadi bekerja di rumah. Selain itu, adanya pola hidup yang berubah sehingga menyebabkan meningkatnya pekerjaan tidak dibayar bagi wanita yang bekerja. Perubahan pada situasi pekerjaan ini menambah beban ganda wanita sehari-harinya, sehingga kemungkinan wanita untuk mangkir dari kerja dan mengalami gejala depresi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan situasi pekerjaan wanita terhadap produktivitas wanita berdasarkan hari mangkirnya dan kesehatan mental berdasarkan adanya potensi gejala depresi. Temuan dari penelitian ini menjelaskan bahwa perubahan situasi pekerjaan berupa penurunan gaji membuat wanita berpeluang untuk tidak mangkir dari kerjanya. Selain itu, pergantian pekerjaan berpotensi menaikkan gejala depresi wanita. Wanita yang belum kawin dan belum memiliki anak juga lebih rentan untuk mengalami gejala depresi.

The COVID-19 pandemic that has been going on since the beginning of 2020 has led to the issuance of many new policies, such as requiring workers who initially work from office to work at home. In addition, there is a changing lifestyle that causes an increase in unpaid work for working women. These changes in work situations add to the double burden of women on a daily basis, so that women are more likely to be absent from work and experience symptoms of depression. This study aims to examine the effect of changes in women's work situations on women's productivity based on days absent and mental health based on the potential for symptoms of depression. The findings of this study explain that changes in the work situation in the form of a decrease in salary make women have the opportunity not to be absent from work. In addition, job change has the potential to increase women's depressive symptoms. Women who are not married and have not had children are also more prone to experiencing symptoms of depression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venny Hikmarizkika
"Spiritualitas pada perawat dan penerapan spiritual care yang dapat dilakukan perawat merupakan bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan spiritual dan proses penyembuhan bagi pasien. Namun pada kenyataannya, asuhan keperawatan yang dilakukan perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual belum diberikan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spiritualitas dengan penerapan spiritual care perawat di rumah sakit Jakarta pada masa pandemi Covid 19. Sampel pada penelitian ini berjumlah 117 perawat di Jakarta. Penelitian ini menggunakan design cross sectional dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Daily Spiritual Experience Scale (DSES) dan Nursing Spiritual care Therapeutics Scale (NSCTS). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik responden dengan penerapan spiritual care serta spiritualitas dengan penerapan spiritual care dengan p  0,05. Studi lanjutan perlu dilakukan untuk menguji hubungan faktor lain terhadap kemampuan penerapan spiritual care pada perawat. Kemampuan perawat dalam menerapkan spiritual care perlu diperhatikan ketika memberikan asuhan keperawatan agar proses penyembuhan pasien dapat tercapai secara optimal.

Spirituality in nurses and the application of spiritual care that nurses can do is an important part in improving spiritual well-being and the healing process for patients. But in reality, nursing care carried out by nurses in meeting spiritual needs has not been given optimally. This study aims to determine the relationship between spirituality and the application of spiritual care for nurses in Jakarta hospitals during the Covid 19 pandemic. The sample in this study amounted to 117 nurses in Jakarta. This study used a cross sectional design with purposive sampling technique. The instruments used in this study used the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and the Nursing Spiritual Care Therapeutics Scale (NSCTS). The results showed that there was no significant relationship between the characteristics of the respondents with the application of spiritual care and spirituality with the application of spiritual care with p 0.05. Further studies need to be conducted to examine the relationship of other factors to the ability to apply spiritual care to nurses. The ability of nurses to apply spiritual care needs to be considered when providing nursing care so that the patient's healing process can be achieved optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wahyuni
"

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>