Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frasisca Anggie Kumalasari
"Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupannya. Saat terpenting waktu menyusui adalah pada beberapa hari pertama setelah melahirkan yaitu periode early postpartum. Bila seorang ibu dibantu dengan baik pada saat ia mulai menyusui, kemungkinan ibu tersebut akan berhasil untuk terus menyusui. Pencapaian Pemberian ASI Ekslusif hanya 41,7%di wilayah jakarta pusat masih jauh dari target nasional yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI periode early postpartum di Ruang Yosep Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini diikuti oleh 46 responden. Hasil penelitian ini menunjukan proporsi pemberian ASI periode early postpartum sebesar 93,48%. Analisis bivariat menunjukan bahwa Tidak ada hubungan antara faktor predisposisi (usia, paritas, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan) dengan pemberian ASI periode early postpartum , Ada hubungan faktor pemungkin yaitu Rawat gabung ( p: 0,001) dan Inisiasi Menyusui Dini (p : 0.001) dengan pemberian ASI periode early postpartum, Ada hubungan faktor penguat yaitu Dukungan Sarana dan Petugas Kesehatan ( p : 0.003) dengan pemberian ASI periode early postpartum.

Breast milk  is the best food for babies at the beginning of their life. The most important time when breastfeeding is in the first few days after giving birth, namely the early postpartum period. If a mother is properly assisted when she starts breastfeeding, it is likely that she will be successful in continuing to breastfeed. The achievement of exclusive breastfeeding is only 41.7% in the Central Jakarta area, which is still far from the national target of 80%. This study aims to determine the factors associated with breastfeeding in the early postpartum period in the Yosep Room, Sint Carolus Hospital, Jakarta in 2021. This study used a cross-sectional research design. This study was followed by 46 respondents. The results of this study showed that the proportion of breastfeeding in the early postpartum period was 93.48%. Bivariate analysis showed that there was no relationship between predisposing factors (age, parity, education, occupation and knowledge) with breastfeeding in the early postpartum period.  There is a relationship between enabling factors namely Rooming in (p : 0.001) and early initiation of breastfeeding (p: 0.001) with breastfeeding in the early postpartum period, there is a relationship between reinforcing factors, namely Facility Support and Health Officers (p : 0.003) with breastfeeding in the early postpartum period.  "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Wulandari
"Kualitas hidup ibu yang baik pada periode postpartum merupakan solusi yang penting terhadap kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidetifikasi hubungan breastfeeding self-efficacy dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup ibu postpartum. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 101 ibu postpartum 0-42 hari yang dipilih secara kuota. Kualitas hidup ibu postpartum diukur menggunakan instrument Postpartum Quality of Life Questionnaire.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara breastfeeding self-efficacy dengan kualitas hidup ibu postpartum. Namun terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup ibu postpartum p value 0,002,OR = 3,89,CI=95 . Edukasi dan konseling yang melibatkan keluarga pada ibu postpartum dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup ibu postpartum.

High maternal quality of life in the postpartum period is an important solution to maternal and child health. This study aimed to identify breastfeeding self efficacy and family support with the quality of life of postpartum mothers. The design of this study was analytic correlation with cross sectional approach, involving 101 postpartum mothers 0 42 days, selected by quota technique. The quality of life of postpartum mothers was measured using the Postpartum Quality of Life Questionnaire instrument. The results showed no correlation between breastfeeding self efficacy and quality of life of postpartum mothers. However there was a significant correlation between family support and quality of life of postpartum mother p value 0,002, OR 3,89, CI 95 . This study recommended to provide education and counselling involving families in women during postpartum period."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvy Tamara Winata
"ABSTRAK
Pemberian ASI Eksklusif di DKI Jakarta masih perlu di promosikan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi terutama selama pandemi Covid-19. Faktor yang memengaruhi ibu postpartum dalam menyusui  diantaranya adalah nyeri saat menyusui serta perasaan kurangnya produksi ASI yang dapat menyebabkan  ibu berhenti menyusui.  Tujuan dari penulisan ini adalah  untuk menganalisis asuhan keperawatan pada Ibu postpartum guna meningkatkan pemberian ASI selama pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah case study pada pasien puskesmas Kecamatan Ciracas yang mengalami nyeri payudara dan perasaan ASI kurang. Salah satu intervensi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan therapeutic breast massage (TBM). Hasil evaluasi penerapan intervensi TBM menunjukan penurunan nyeri saat menyusui dan peningkatan kepercayaan diri klien dalam melanjutkan pemberian ASI secara eksklusif. Direkomendasikan pemberian  Intervensi   TBM pada ibu menyusui untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi selama masa pandemi.

ABSTRACT
Exclusive breastfeeding in DKI Jakarta still needs to be promoted to improve the welfare of mothers and babies during the Covid-19 pandemic. There are many factors that influence the ability of postpartum mothers in breastfeeding such as breast pain and lack of breast milk, which if not given proper intervention, will cause the mother to stop their breastfeeding and replace it with formula milk. The purpose of this paper is to analyze the nursing care of postpartum mothers in order to increase their breastfeeding practice during the Covid-19 pandemic. This research used a case study research metode and held in one of the Ciracas subdistrict health center. The participant is a patient who experienced breast pain and lack of breast milk. One of the interventions used to overcome those problems was by providing therapeutic breast massage (TBM). After doing the intervention, the application of TBM interventions could decrease breast pain and increase patient confidence. Therefore, TBM interventions could be given to breastfeeding mothers to improve the welfare of mothers and babies during this pandemic."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nurbaeti
"Fenomena depresi postpartum merupakan masalah kesehatan wanita dan cenderung terus meningkat. Di Amerika Serikat tahun 1960 prevalensi depresi postpartum tercatat hanya 3% - 6% kemudian meningkat menjadi 20% tahun 1980 dan tahun 1990 sekitar 26%. Penelitian Wratsangka (1996) di RS Hasan Sadikin Bandung mencatat 33% ibu postpartum mengalami depresi postpartum. Depresi postpartum dapat menimbulkan akibat negatif baik bagi ibu, pasangan maupun anaknya. Bila tidak segera diatasi depresi postpartum dapat mengakibatkan depresi berat, masalah perkawinan, bahkan bunuh diri. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya hubungan antara karakteristik ibu, kondisi bayi baru lahir, dukungan sosial dan kepuasan perkawinan dengan depresi postpartum.
Desain penelitian adalah deskriftif analitik bersifat cross-sectional. Pengunpulan data menggunakan kuesioner, jumlah data sampel daiam penelitian 128. Uji statistik menggunakan Chi-kuadrat dengan a 0,05. Hasil penelitian melaporkan karakteristik ibu yang berhubungan dengan depresi postpartum adalah jenis persalinan (p=0,028, OR 2,813), sedang variabel umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, metoda pemberian susu, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, dan komplikasi postpartum tidak terbukti berhubungan secara bermakna. Kondisi bayi baru lahir meliputi berat lahir, nilai Apgar menit pertama, nilai Apgar menit ketima, dan gestasi tidak berhubungan secara signifikan dengan depresi postpartum. Dukungan sosial berhubungan secara signifikan dengan depresi postpartum (p,0001), kepuasan perkawinan berhubungan secara bermakna dengan depresi postpartum (p=0,0001, OR=5,85). Faktor yang paling dominan terhadap depresi postpartum adalah kepuasan perkawinan (p= 0,001, Wald=10,543, OR=5,849).
Disarankan agar pihak rumah sakit menyelenggarakan, konseling perkawinan bagi calon pengantin dan pasangan baru, meningkatkan promosi edukasi antenatal, melakukan penyegaran edukasi antenatal, memberikan bimbingan antisipatif pada klien dan pasangan selama periode antenatal di poliklinik.
Bibliografi 65 (1982-2000)

The Relationship Analysis Between Mother Characteristics, Newborn, Social Support and Marital Satisfaction with Postpartum Depression in RSAB Harapan Kita Jakarta, August 2002Postpartum depression phenomenon was a women health problem and indicate an increased. In United State at 1960's postpartum depression prevalence about 3% to 6%, and then increased to 20% at 1980's, and 26% at 1990. Wratsangka studied in Hasan Sadikia Hospital found 33% mother experience postpartum depression. Postpartum depression was a negative effect upon mother, spouse and her child. Long time effect to postpartum depression is severe depression, marital problem or suicide if not cope immediately. The purpose of this study was to investigate relationship between mother characteristics, newborn, social support and marital satisfaction with postpartum depression.
Research design used analytic descriptive with cross-sectional. Data were collected through questionnaire, and sample size study was 128. Statistics test with Kai-kuadrat in level a 0,05_ The result of this study found type of childbirth associated with postpartum depression (p=0,028, ORr 2,813), and the other variable not associated, include age, education level, economic status, job, breast method, pregnant complication, labor complication. and postpartum complication. No relationship between newborn and postpartum depression, include weigh, first minute Apgar, fifth minute Apgar and gestation, there were relationship between social support and postpartum depression (p},0001), marital satisfaction and postpartum depression (p=0,4401, OR=5,85). Dominant factor to postpartum depression was marital satisfaction (p=0,401, OR=5,849).
Recommendation for Hospital to prepared marital counseling, induce antenatal education promoted, nursing staff skills in quality nursing care, mother-spouse anticipated guidance prenatal period. Educational institution than more give information that result studied to students, paper, module or publish postpartum depression nursing care book, and for future study use case control or cohort design.
Bibliography 65 (1982-2000)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 5182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iroma Maulida
"Masa nifas adalah masa sesudah persalinan. Selama periode ini, terjadi proses yang memungkinkan tubuh memulihkan kembali organ-organ reproduksinya. Pada masa nifas ini kadang-kadang diikuti dengan terjadinya komplikasi, seperti infeksi, pendarahan, dan preeklamsia/eklamsia. Komplikasi ini merupakan penyebab terbesar yang dapat menimbulkan kematian. Demam nifas (morbiditas puerperalis) merupakan gejala terjadinya infeksi nifas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya demam nifas. Disain yang digunakan adalah kasus kontrol. Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1995. Data diolah dan dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan menggunakan analisa logistik regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara faktor jenis penolong persalinan (p=4,049) dengan terjadinya demam nifas setelah dikendalikan faktor frekwensi pemeriksaan kehamilan (p=9,447). Ibu hamil yang persalinannya ditolong oleh dukun memiliki risiko untuk mengalami demam nifas 2 kali dibandingkan ibu hamil yang persalinannya ditolong oleh dokter/perawat/bidan. Oleh karena itu perlu disarankan kepada masyarakat agar melakukan pemeriksaan dengan tenaga kesehatan seperti dokter/bidan/perawat.

The Factors Related to Morbidity PuerperialPuerperium is a period that comes after a woman gives a birth. During this period, there is a kind of process which leads the body itself tries to recover woman's reproduction organs. This period is sometimes followed by a complication, such as infection, bleeding, and preeclamsia/eclamsia. Such complication is the biggest of factor that cause early maternal death. Morbidity Puerperial is symptom of puerperium infection.
The research purpose is finding out the factors that related with Morbidity Puerperial. To overcome the aim, this research based on a control case as its research design. The data is acquired from Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Depkes RI 1995 and would be analyzed by bivariat and multivariat procedures from logistic regression analysis.
The research result shows that there is a significant relationship between the factor of giving birth safety (p=0.049) with Morbidity Puerperial which has been controlled by pregnancy examination factor (p=0.047). A pregnant woman who gives her birth with the help from a traditional medical practitioner will have twice risk greater than the one who gets help from doctor or midwife. Therefore, the public should know that really important to be examined by doctor or midwife for their own good."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 4646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Wanita yang akan menghadapi persalinan mengalami kecemasan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan antara lain pengalaman melahirkan, lingkungan, dukungan suami atau keluarga, dan lain-lain. Beberapa penelitian terdahulu menunjukan bahwa ibu bersalin yang mendapat dukungan suami mengalami penurunan tingkat kecemasan dan memperlancar proses persalinan. Pada umumnya rumah sakit atau rumah bersalin di Indonesia tetap mempertahankan pola lama dengan melarang para suami untuk menunggui istrinya pada saat bersalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecemasan antara ibu bersalin yang ditunggui suami dan yang tidak ditunggui suami di ruang kebidanan RS Islam Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan convenience sampel, yang diambil sebagai responden adalah ibu postpartum sebesar 40 orang (20 orang yang ditunggui suami dan 20 orang yang tidak ditunggui suami). Analisa data menggunakan uji T beda 2 mean untuk menggambarkan kecemasan ibu bersalin yang ditunggui suami dengan yang tidak ditunggui suami, dan hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan kecemasan yang bermakna antara ibu bersalin yang ditunggui suami dengan yang tidak ditunggui suami (T = 3,087; p < 0,05). Sebagai tindak lanjut penelitian ini direkomendasikan untuk melakukan penelitian tentang prilaku suami saat menunggui istri yang akan melahirkan, apakah hal ini dapat mempengaruhi penurunan kecemasan dan memperlancar proses persalinan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5141
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Peneliti mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Senam Nifas Terhadap
Involusi Uterus Pada Ibu Pasca Salin Hari ke I-VII di Rumah Sakit Moh. Husni
Thamrin Salemba Jakarta”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah senam nifas
berpengaruh terhadap penurunan tinggi fundus uteri, konlraksi uterus dan
pngeluaran lochea.
Desain yang digunakan adalah koralasi deskrifitif. Sampel diambil dari ibu-ibu
pasca salin yang dirawat di Rumah Sakit Moh. Husni Thamrin Salemba Jakarta.
Besar sampel 13 orang. Dalam perhitungan menggunakan rumus Pearson Product
Moment dengan nilai r = 0,39. Nilai ini berada pada rentang 0,70 - 0,90, berarti
terdapat huhungan yang kuat antara ibu pasca salin yang menggadakan senam
nifas dengan involusio uterus.
Untuk mengetahui hubungan kuat bila diterapkan pada populasi maka
menggunakan uji “t” test dengan hasil 5,59 berarti dalam populasi terdapat
hubungan yang bermakna antara ibu pasca salin yang mengadakan senam nifas
dengan involusio uterus."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5093
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5329
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sholihat
"Periode post partum merupakan saat kritis bagi seorang ibu untuk beradaptasi setelah melahirkan dan juga merupakan masa-masa yang membahagiakan sekaligus penuh stress yang berkaitan dengan masalah penyesuian diri baik secara fisik maupun psikologis terhadap kelahiran bayi mereka. Wanita yang mengalami gangguan adaptasi psikososial selama post partum akan berdampak pada kehidupannya baik perkawinannya dan hubungan antara ibu dan anak, sehingga akan mengganggu perkembangan emosional dan tingkah laku anak dikemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran adaptasi psikososial ibu post partum dan hubungannya dengan beberapa variabel antara lain umur, pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, kondisi bayi barn lahir, paritas, jenis persalinan, status kesehatan ibu, keinginan punya anak, self consept dan dukungan sosial.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian non experimental dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dengan wawancara terhadap 109 responden ibu post partum setelah satu bulan - satu tahun yang berada di Kecamatan Cimanggis dan sebelumnya responden melakukan persalinan di 4 pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit Tugu Ibu, Rumah Sakit Thu dan Anak Tumbuh Kembang, Klinik Anugrah dan Puskesmas Cimanggis. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi Squere dan analisa multivariat dengan regresi logistik ganda.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adaptasi psikososial ibu post partum mencapai 56 %, presentasi ini masih dalam rentang rata-rata penelitan yang dilakukan dibeberapa daerah di Indonesia. Hasil uji bivariat terhadap 11 variabel independen menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan adaptasi psikososial ibu post partum adalah pekerjaan, self consept dan dukungan sosial. Hasil analisis multivariat didapatkan dua variabel yang berhubungan erat dengan adaptasi psikososial ibu post partum yaitu pekerjaan (OR = 3,730) dan self consept (OR 2,703) dan dari kedua variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pekerjaan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi adaptasi psikososial ibu post partum.
Mengingat pentingnya pencapaian adaptasi psikososial ibu pada masa post partum untuk itu disarankan agar setiap tatanan pelayanan kesehatan memperhatikan aspek psikologis dari ibu dan keluarga dalam masa reproduksi seperti diadakannya kelas prenatal untuk ibu hamil dan suami, pelayanan kesehatan ditujukan tidak hanya kepada ibu tetapi juga keluarganya, dengan demikian keluarga dapat memberikan support selama proses persalinan dan menyediakan tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan secara komprehensif yang meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual. Perlu dukungan dan tindakan yang nyata dari dinas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dart kerjasama lintas sektoral dengan instansi terkait dalam pelayanan kesehatan reproduksi seperti dinas pendidikan dan instansi swasta. Pentingnya peranan divas tenaga kerja dan transmigrasi serta dinas perindustrian dan perdagangan dalam menciptakan lahan pekerjaan yang aman sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan wanita dan dapat meningkatkan aktualisasi diri.
Daftar Bacaan : 41 (1988-2004)

Analysis on Psychosocial Adaptation of Post Partum Mothers in Cimanggis Sub-district, Depok City Year 2004Post partum period is a critical time for a mother to adapt after giving birth, a happy but stressful time as it is related to self adjustment problems both physically and psychologically because of the birth of the baby. Women who experience psychosocial adaptation disorder during post partum period would be disturbed in their marital life and in their relationship with the newborn which will, in turn, disturb the emotional and behavioral developments of the child in the future.
This study objective was to describe the psychosocial adaptation of post partum mothers and its relationship to age, education, economic status, working status, condition of the newborn, parity, type of birth, maternal health status, desire to have the child, self concept, and social support factors.
The study design was cross-sectional with data collected through interview to 109 respondents (post partum mothers 1 month - 1 year) who previously gave birth in one of four health care services: Tugu Maternal Hospital, Tumbuh Kembang Maternal and Child Hospital, Anugrah Maternity Clinic, and Cimanggis PublIic Health Center. Data was analyzed in univariate (frequency distribution), bivariate (chi-square test), and multivariate (multiple logistic regressions) methods.
The study reveals that the psychosocial adaptation reached 56%, it is within the range of results of other studies in Indonesia. Bivariate analysis showed that factors with significant relationship were working status, self-concept, and social support. Multivariate analysis showed that working status (OR=3.730) and self concept (OR=2.703) were closely related to psychosocial adaptation after controlled with other factors. The most dominant factor was working status variable.
It is recommended to health care providers to pay more attention on psychological aspect of mother and family during reproductive period for example by conducting prenatal classes for pregnant mother and husband, to provide support to family to support the mother, to provide health worker who could manage comprehensive care including biological, psychological, social, and spiritual care. There is a need to improve knowledge and skill of health worker and to strengthen inter-sector cooperation such as Ministry of Education and private sector. The importance of Department of Workforce, Department of Transmigration, Industry and Trade Office in creating jobs as to improve women welfare should be appreciated and be considered.
References: 41 (1988-2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asa Akmelia
"Kasus COVID-19 di dunia masih bertambah, tidak terkecuali di dalamnya kasus COVID-19 pada ibu postpartum yang perlu menyusui bayinya. Sampai saat ini virus SARS-CoV-2 diketahui ditularkan melalui cairan atau droplet pernapasan yang mengandung virus tersebut. ASI dari ibu yang positif COVID-19 tidak terbukti mengandung virus SARS-CoV-2 sehingga pemberian ASI bagi bayi sebagai sumber nutrisi disarankan untuk tetap dilanjutkan. ASI ibu yang dirawat di ruang isolasi dapat diberikan pada bayi dengan cara memerah ASI dengan diikuti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan alat pompa dan wadah ASI. Akan tetapi banyak ibu postpartum tidak mengetahu hal ini karena belum terinformasi sehingga diperlukan intervensi oleh tenaga kesehatan seperti perawat untuk mengedukasi ibu. Studi ini menggambarkan penerapan edukasi kesehatan tentang cara pemberian ASI yang aman bagi bayi pada ibu berusia 28 tahun terkonfirmasi COVID-19 derajat sedang, riwayat P1 post SC yang berada di ruang isolasi COVID-19. Edukasi dilakukan dalam 1 hari dan ibu dievaluasi selama seminggu. Hasil
edukasi disertai dukungan bagi ibu untuk memompa ASInya menunjukkan peningkatan pengetahuan ibu serta aktivitas memerah ASI dengan diiringi tindakan pencegahan penularan infeksi. Studi merekomendasikan edukasi ini diberikan sebagai intervensi pada ibu postpartum di ruang isolasi COVID19.

The number of COVID-19 cases in the world is still increasing, including the case of COVID-19 in postpartum mothers who need to breastfeed their babies. Until now, the SARS-CoV-2 virus is known to be transmitted through respiratory fluids or droplets containing the virus. Breast milk from mothers who are positive for COVID-19 is not proven to contain the SARS-CoV-2 virus, thus breastfeeding for babies as a source of nutrition is recommended to continue. Breast milk of mothers who are treated in isolation rooms can be given to babies by expressing breast milk followed by washing hands, using masks, and maintaining the cleanliness of pumps and breast milk containers. However, many postpartum mothers do not know this because they have not been informed. Therefore, intervention by health workers such as nurses is needed to educate mothers. This study describes the application of health education on how to safely breastfeed babies for 28-year-old mothers with moderate COVID-19 confirmed cases, history of P1 post SC who are in the COVID-19 isolation room. Education was carried out in 1 day and mothers were evaluated for a week. The results of education accompanied by support for mothers to pump their breast milk showed an increase in mother's knowledge and activities to express breast milk accompanied by measures to prevent infection transmission. The study recommends that this education be given as an intervention to postpartum mothers in the COVID-19 isolation room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>