Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199435 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vediana Aulia Rahman
"Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan dalam kehidupan setiap orang tidak terkecuali mahasiswa. Pandemi menyebabkan mahasiswa perlu menyesuaikan diri dengan kebijakan yang berlaku dan melakukan pembelajaran jarak jauh di tengah beban akademik yang tinggi. Perubahan dalam kehidupan seseorang menyebabkan stres yang dapat menyebabkan respon positif yaitu meningkatkan resiliensi dan respon negatif yaitu menyebabkan kelelahan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran tingkat kelelahan dan resiliensi pada mahasiswa program sarjana resguler keperawatan ketika menjalani pembelajaran selama pandemi. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner resiliensi CD-RISC 25 dan kelelahan SOFI kepada 132 mahasiswa dari angkatan 2017, 2018, 2019, 2020 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, data kemudian di analisis mean, SD, dan CI 95% menggunakan aplikasi SPSS versi 26.0. Hasil yang ditemukan mayoritas mahasiswa memiliki tingkat kelelahan sedang (70,45%) dan resiliensi sedang (71,21%). Tingkat kelelahan memiliki skor tertinggi pada domain kekurangan energi dan rasa kantuk. Mahasiswa yang memiliki tingkat kelelahan sedang hingga tinggi perlu memerhatikan manajemen aktivitas serta mengatur screen time selama pandemi guna menurunkan tingkat kelelahan. Tingkat resiliensi yang sudah baik perlu ditingkatkan dan dikembangkan agar tingkat resiliensi dapat meningkat dan mahasiswa dapat lebih baik menghadapi stressor selama pandemi.

The COVID-19 pandemic has caused changes in everyone's life, including students. The pandemic forced students adapt to applicable policies and conduct distance learning amidst a high academic burden. Changes in a person's life cause stress which can cause a positive response, namely increasing resilience and a negative response, causing fatigue. This study was conducted to describe the level of fatigue and resilience in undergraduate students of the regular nursing program while studying during the pandemic. This research was conducted by distributing questionnaires consist of CD-RISC 25 resilience and SOFI fatigue to 132 students from class 2017, 2018, 2019, 2020 Faculty of Nursing, Universitas of Indonesia, the data then analyzed for mean, SD, and 95% CI using the SPSS version 26.0 application. The results found that most students had moderate levels of fatigue (70.45%) and moderate resilience (71.21%). Fatigue had the highest score in the energy deprivation and drowsiness domains. Students who have moderate to high levels of fatigue need to pay attention to activity management and regulate screen time during the pandemic to reduce fatigue levels. The level of resilience that is already good needs to be improved and developed so that the level of resilience can increase, and students can better deal with stressors during the pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi Abimanyu
"Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kedekatan dengan alam berperan memiliki hubungan yang signifikan dalam peningkatan kesehatan mental dan pengurangan efek kecemasan maupun stres pada individu. Namun, masih terdapat inkonsistensi terkait hubungan tersebut dalam konteks pandemi. Di sisi lain, terdapat penelitian yang membuktikan bahwa resiliensi juga memiliki peran yang penting dalam menurunkan kecemasan individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi resiliensi pada hubungan antara kedekatan dengan alam dan kecemasan pada mahasiswa yang sedang menjalani pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Sejumlah 218 partisipan yang terdiri dari 173 orang perempuan dan 45 orang laki-laki Indonesia telah mengikuti penelitian ini dengan rentang usia 18 hingga 24 tahun (M = 20,72; SD = 1,22). Alat ukur dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Skala Kedekatan Alam untuk mengukur kedekatan dengan alam, STAI untuk mengukur kecemasan, dan Resilience Scale untuk mengukur resiliensi. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kedekatan dengan alam dan kecemasan (r = -0,205; p < 0,01, two-tailed), dan tidak terdapat peran moderasi resiliensi pada hubungan antara kedekatan dengan alam dan kecemasan mahasiswa.

Many previous studies have proven that nature relatedness plays a significant role in improving mental health and reducing the effects of anxiety and stress on individuals. However, there are still inconsistencies between one study and another regarding this relationship. There are also studies that prove that resilience also has an important role in reducing individual anxiety. This study aims to examine the moderating role of resilience in the relationship between nature relatedness and anxiety among students undergoing distance learning during the pandemic. A total of 218 participants consisting of 173 women and 45 men participated in this study with an age range of 18 to 24 years (M = 20,72; SD = 1,22). The measuring instruments in the questionnaire used in this study include the Nature Relatedness Scale to measure nature relatedness, the State Anxiety Inventory to measure anxiety, and the Resilience Scale to measure resilience. The results of the analysis of this study indicate that there is a significant negative relationship between nature relatedness and anxiety (r = -0.205; p<0.01, two-tailed), but there is no moderating role of resilience in the relationship between nature relatedness and student anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Reyhan Pendrian
"Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia telah membuat perubahan besar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, termasuk pendidikan di Indonesia. Penyelesaian skripsi bagi mahasiswa sarjana keperawatan tingkat akhir, menjadi sumber stres tersendiri, ditambah dengan kondisi pandemi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat stres dan mekanisme koping yang digunakan oleh mahasiswa keperawatan tingkat akhir dalam menyusun skripsi pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 123 mahasiswa program studi sarjana keperawatan reguler dari dua perguruan tinggi negeri di Jakarta yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Perceived Stress Scale - 10 yang dikembangkan oleh Cohen et al., (1983) dan untuk mengetahui mekanisme koping digunakan kuesioner Ways of Coping Questionnaire yang dikembangkan oleh Lazarus & Folkman (1984) kemudian direvisi oleh Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, dan Becker. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas mahasiswa mengalami stres sedang (75,6 %), serta 1,6 % mahasiswa mengalami stres berat. Kemudian mayoritas mahasiswa menggunakan mekanisme koping berfokus pada masalah (70,7%) dengan domain problem focused (mean 59,59 dan sd ± 9.105, dengan mean of mean score 3,9537). Hasil ini perlu mendapatkan perhatian mengingat dampak stres yang ditimbulkan pada mahasiswa dapat menurunkan indeks prestasi, lebih jauh dapat menyebabkan depresi dan tindak bunuh diri. Namun apabila dilihat dari tingkat stresnya, mahasiswa keperawatan dapat memanajemen stres nya dengan baik, meskipun mayoritas mengalami stres sedang namun mahasiswa masih dapat fokus mengerjakan skripsi yang ditunjukkan dengan banyak nya penggunaan mekanisme berfokus pada masalah dibanding berfokus pada emosi.

The COVID-19 pandemic that has occurred throughout the world has made major changes in the order of social life, including education in Indonesia. Completion of theses for undergraduate nursing students has become a source of stress in itself, coupled with pandemic conditions. This study aims to identify the description of stress levels and coping mechanisms used by final year nursing students in writing thesis during the COVID-19 pandemic. This study used a descriptive research design with a cross- sectional approach. The sample used in this study was 123 regular undergraduate nursing students from two state universities in Jakarta who were selected by purposive sampling technique. The instrument used to measure stress levels is the Perceived Stress Scale - 10 developed by Cohen et al., (1983) and to determine the coping mechanism used the Ways of Coping Questionnaire developed by Lazarus & Folkman (1984) and then revised by Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, and Becker. The results showed that the majority of students experienced moderate stress (75.6 %), and 1.6% of students experienced severe stress. Then the majority of students used problem-focused coping mechanisms (70.7%) with a problem focused domain (mean 59.59 and sd ± 9.105, with a mean of mean score of 3.9537). These results need attention considering the impact of stress on students can reduce the achievement index, further can cause depression and suicide. However, when viewed from the level of stress, nursing students can manage their stress well, even though the majority experience moderate stress, but students can still focus on working on their thesis which is indicated by the many use of problem- focused mechanisms rather than focusing on emotions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozy Nur Rohmani
"Pandemi COVID-19 merupakan salah satu stressor pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stress pada lansia di masa pandemi COVID-19. Sampel pada penelitian ini adalah lansia di Kecamatan Bendosari yang berjumlah 136 orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perceived Stress Scale (PSS 10). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mengalami stress ringan sebanyak 107 responden (78.7%), sedangkan sebanyak 29 responden mengalami stress sedang (21.3%). Hasil penelitian ini merekomendasikan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi stress serta meningkatkan promosi kesehatan mengenai kesehatan jiwa pada lansia khususnya di Kecamatan Bendosari.

The COVID-19 pandemic is one of the stressors for the elderly. This study uses a quantitative research design to identify stress levels in the elderly during the COVID-19 pandemic. The sample in this study was the elderly in Bendosari District, amounting to 136 people and the sampling technique used was random sampling technique. The instrument used is the Perceived Stress Scale (PSS 10). The data obtained were analyzed by univariate analysis. The results showed that most of the elderly experienced mild stress as many as 107 respondents (78.7%), while as many as 29 respondents experienced moderate stress (21.3%). The results of this study recommend further research on the factors that influence stress and improve health promotion regarding mental health in the elderly, especially in Bendosari District."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Christian
"Latar belakang: Dari beberapa penelitian sebelumnya, terdapat hubungan yang antara resiliensi dengan menurunnya frekuensi gejala depresi. Namun demikian, belum ada penelitian yang menguji hubungan antara resiliensi dan depresi pada mahasiswa fakultas kedokteran, khususnya di Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara resiliensi dengan gejala depresi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tingkat tiga (3) di masa pandemi COVID-19.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang pada mahasiswa FKUI tingkat tiga dengan menggunakan kuesioner CD-RISC25 untuk mengukur resiliensi dan CESD-R untuk mengetahui gejala depresi. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan Uji Spearman.
Hasil: Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data resiliensi menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (p>0,05) dengan rerata nilai resiliensi sebesar 69,39 ± 14,11. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data gejala depresi menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal (p<0,05) dengan nilai median 9 (0-68). Hubungan korelasi antara resiliensi dan gejala depresi didapatkan melalui Uji Spearman yang menunjukkan hasil signifikan (p<0,05) dan hasil korelasi negatif (r=-0,525).
Diskusi: Resiliensi mahasiswa FKUI tingkat tiga tergolong lebih tinggi dibandingkan mahasiswa pada umumnya, sementara gejala depresi mahasiswa FKUI tingkat tiga tergolong rendah. Hal ini disebabkan korelasi negatif antara resiliensi dan gejala depresi dimana resiliensi dikaitkan dengan tipe kepribadian yang memiliki persepsi diri yang positif, optimisme yang tinggi, dan ketenangan diri sehingga menjadi faktor protektif dari gejala depresi.
Kesimpulan: Resiliensi memiliki korelasi negatif signifikan dengan gejala depresi pada mahasiswa fakultas kedokteran tingkat tiga."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Natia
"Penyintas COVID-19 menghadapi long COVID-19 dan stigma sosial, merupakan kelompok yang menghadapi tantangan besar secara fisik maupun psikologis. Resiliensi atau kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan atau trauma merupakan faktor penting yang diperlukan penyintas COVID-19 untuk bangkit kembali akibat Pandemi COVID-19. DKI Jakarta sebagai titik episentrum pandemi COVID-19, dianggap sebagai Provinsi yang terkena dampak paling besar dari COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan resiliensi pada penyintas COVID-19 di DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan berupa cross-sectional, dengan jumlah sampel 150 penyintas COVID-19 di DKI Jakarta, yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Daily Spiritual Experience Scale (DSES), General Self-Efficacy Scale (GSE), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSSS), dan Brief Resilience Scale (BRS). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor tingkat pendidikan, spiritualitas, self-efficacy, dan dukungan sosial terhadap resiliensi Penyintas COVID-19. Penelitian lebih lanjut terkait resiliensi pada penyintas COVID-19 tanpa gejala disarankan.

COVID-19 survivors face the long COVID-19 and social stigma, are a group that faces great challenges physically and psychologically. Resilience or the ability to bounce back from adversity or trauma is an important factor needed by COVID19 survivors to bounce back from the COVID-19 Pandemic. DKI Jakarta, as the epicenter point of the COVID-19 pandemic, is considered the province most affected by COVID-19. This study aims to determine the factors associated with resilience to COVID-19 survivors in DKI Jakarta. The research design used was cross-sectional, with a total sample of 150 COVID-19 survivors in DKI Jakarta, which were taken using the purposive sampling technique. The instrumens used are the Daily Spiritual Experience Scale (DSES), General Self-Efficacy Scale (GSE), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Brief Resilience Scale (BRS). The results showed that there was a relationship between education level, spirituality, self-efficacy, and social support factors on the resilience of COVID-19 survivors. Further research on resilience in asymptomatic COVID-19 survivors is recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seffani Tri Ikhfatun Nurhasanah
"Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh pada mahasiswa merupakan salah satu dampak pandemi Covid-19 pada aspek pendidikan sehingga dapat mempengaruhi aktivitas dan kebutuhan tidur. Mahasiswa termasuk dalam usia dewasa muda yang lebih rentan mengalami kekurangan jam tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kuantitas pola tidur sebelum dan saat pandemi Covid-19 pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dan deskriptif kategorik pada 211 responden mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sleep Timing Questionnaire (STQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pandemi Covid-19, sebanyak 64,5% mahasiswa FIK UI memiliki kuantitas pola tidur tidak baik, sedangkan saat pandemi Covid-19sebanyak 76,3% mahasiswa FIK UI memiliki kuantitas pola tidur yang tidak baik. Rekomendasi penelitian ini adalah untuk memperbaiki pola tidur yakni konsisten dengan jadwal tidur serta memenuhi rekomendasi durasi tidur yakni 7 hingga 9 jam.

The Covid-19 pandemic has affected the education aspect through the distance learning implementation which also impacted the student’s activities and sleep needs. Students who are young adults are more vulnerable to sleep deprivation. Therefore, this study aims to describe the quantity of sleep patterns before and during the Covid-19 pandemic in nursing students. This study is cross-sectional and descriptive categorical to 211 respondents from the Faculty of Nursing Universitas Indonesia (FIK UI). The instrument used in this research is the Sleep Timing Questionnaire (STQ). The results illustrate before the COVID-19 pandemic 64.5% of FIK UI students had a poor quantity of sleep patterns, while during the Covid-19 pandemic 76.3% of FIK UI students had a poor quantity of sleep patterns. The recommendation of this study is to improve sleep patterns that are consistent with the sleep schedule and sleep within 7 to 9 hours duration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofie Annisa Damayanti
"Latar belakang: Keluhan-keluhan fisik atau somatik yang mengganggu, yang tidak dapat dijelaskan secara medis, sering terjadi di masyarakat, termasuk juga kelompok mahasiswa. Mahasiswa kedokteran memiliki prevalensi gangguan psikosomatis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan populasi umum atau kelompok mahasiswa pada bidang akademis lainnya. Masalah kesehatan jiwa yang bermanifestasi dalam keluhan fisik dapat mengganggu kualitas hidup seorang mahasiswa. Penelitian ini menilai korelasi antara resiliensi dan gejala somatisasi pada mahasiswa kedokteran.
Metode: Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah potong lintang. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat 3. Resiliensi dan gejala somatisasi pada subjek penelitian didapatkan melalui pengisian kuesioner secara daring. Penilaian resiliensi dilakukan dengan kuesioner CD-RISC. Sedangkan, penilaian gejala somatisasi dilakukan dengan kuesioner SCL-90. Data resiliensi dan gejala somatisasi dianalisis korelasinya menggunakan Uji Spearman.
Hasil: 116 responden dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat 3 telah mengisi kuesioner secara daring. Dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa sebaran data resiliensi normal (p>0,05). Skor rata-rata dari resiliensi responden adalah 69,39 ± 14,11. Sedangkan, skor median dari gejala somatisasi adalah 3,5 (0 – 48). Didapatkan sebaran data gejala somatisasi tidak normal (p<0,05) dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya korelasi signifikan negatif secara lemah antara resiliensi dan gejala somatisasi (p<0,05 dan r= -0,371).
Kesimpulan: Terdapat korelasi signifikan negatif secara lemah antara resiliensi dan gejala somatisasi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat 3. Semakin tinggi resiliensi, maka semakin rendah gejala somatisasi yang dialami.

Introduction: Disturbing physical or somatic complaints, which cannot be explained medically, often occur in the community, including college students. Medical students have a higher prevalence of psychosomatic disorders when compared to the general population or college students in other academic fields. Mental health problems that manifest in physical complaints can interfere with the quality of life of a student. This study assesses the correlation between resilience and somatic symptoms in medical students.
Methods: The design used in this study is cross-sectional. The research subjects are third level students of the Faculty of Medicine University of Indonesia. Resilience and somatic symptoms in the research subjects were obtained through filling out online questionnaires. Resilience assessment was carried out using the CD-RISC questionnaire. Meanwhile, the assessment of somatic symptoms was carried out using the SCL-90 questionnaire. Data on resilience and somatization symptoms were analyzed for correlation using Spearman's test.
Results: 116 respondents from third level of students of the Faculty of Medicine University of Indonesia have filled out online questionnaires. With the Kolmogorov-Smirnov test, it is known that the distribution of resilience data is normal (p>0.05). The average score of the respondents' resilience is 69.39 ± 14.11. Meanwhile, the median score of somatic symptoms is 3.5 (0 – 48). The data distribution of somatic symptoms is not normal (p<0.05) using the Kolmogorov-Smirnov test. The Spearman correlation test showed a weakly significant negative correlation between resilience and somatization symptoms (p<0.05 and r= -0.371).
Conclusion: There is a weakly significant negative correlation between resilience and somatic symptoms in third level students of the Faculty of Medicine University of Indonesia. The higher the resilience, the lower the somatic symptoms experienced.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Septia Dwi Syahfitri
"Fokus skripsi ini membahas isu kerentanan dan resiliensi akibat adanya penggabungan ruang domestik dan publik selama bencana pandemi Covid-19. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap guru perempuan dalam rumah tangga di SMP Islam Alif Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggabungan ruang domestik dan publik selama bencana pandemi Covid-19 membentuk kerentanan pada guru perempuan dilatarbelakangi oleh stereotipe gender yang terbentuk akibat paham patriarki yang demikian kuat membuat guru perempuan menghadapi beban ganda yang semakin berat dengan adanya penggabungan ruang publik dan domestik selama bencana pandemi Covid-19. Alhasil, peran produktif dan reproduktif yang berkelindan membentuk kerentanan dalam keseharian guru perempuan. Adapun terdapat tiga hal yang saling berkaitan dalam membangun upaya resiliensi yaitu, atribut disposisional pada individu, dukungan sosial dari keluarga dan kerabat dekat bekerja secara kompleks dalam membangun resiliensi pada perempuan.

The focus of this thesis discusses the issue of vulnerability and resilience due to the merging of domestic and public spaces during the Covid-19 pandemic disaster. The research data were obtained through in-depth interviews with female teachers in households at SMP Islam Alif Bekasi. The results showed that the merging of domestic and public spaces during the COVID-19 pandemic created vulnerability to female teachers against the background of gender stereotypes that were formed due to such a strong patriarchal understanding that female teachers faced a double burden that was getting heavier with the merging of public and domestic spaces during the disaster. Covid-19 pandemic. As a result, the intertwined productive and reproductive roles form vulnerability in the daily life of female teachers. There are three things that are interrelated in building resilience efforts, namely, dispositional attributes in individuals, social support from family and close relatives work in a complex manner in building resilience in women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Nurul Imani
"Sumberdaya psikologis memiliki peranan yang cukup esensial untuk mempertahankan kesejahteraan fisik dan emosional individu dalam situasi sulit yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih lanjut terkait hubungan antara efikasi diri dan resiliensi pada pengangguran terdidik selama pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah riset kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif-korelasi, serta pendekatan potong lintang. Sebanyak 109 lulusan baru Ners yang belum bekerja dan berasal dari perguruan tinggi dengan tingkat akreditasi A dan B di Indonesia terlibat dalam penelitian ini, serta dikumpulkan dengan menggunakan teknik stratified random sampling serta purposive sampling. Analisis univariat menggunakan uji proporsi menunjukkan bahwa sebanyak 59.6% responden memiliki tingkat efikasi diri tinggi dan menggunakan strategi koping berfokus pada masalah; serta sebanyak 52.9% responden memiliki tingkat resiliensi tinggi. Sedangkan analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel efikasi diri dan strategi koping (p=0,022), akan tetapi variabel resiliensi dan strategi koping ditemukan tidak memiliki hubungan yang signifikan (p=0.555). Temuan penelitian ini dapat membantu pengembangan pelayanan, pendidikan, maupun penelitian keperawatan terkait upaya peningkatan efikasi diri; resiliensi; dan penggunaan strategi koping, serta minimalisasi fenomena pengangguran di kalangan lulusan baru Ners.

Psychological resources have an essential role in maintaining the physical and emotional well-being of individuals in their difficult situations. This study aims to further identify the relationship between self-efficacy and resilience with coping strategies in unemployed new graduates during COVID-19 pandemic. The method that used in this quantitative research is descriptive correlative with cross-sectional approach. Total of 109 unemployed new graduates in Indonesia from the nursing profession program based on their accreditation level were involved on this study and selected by stratified random sampling and purposive sampling. Univariate analysis using the proportion test showed that as many as 59.6% of respondents have a high level of self-efficacy and use problem-focused coping strategies; and as many as 52.9% of respondents have a high level of resilience. The results of bivariate analysis using the chi-square test obtained the value of p=0,022 which shows a significant relationship between self-efficacy and coping strategies. However, resilience and coping strategies variables were found to have no significant relationship. The findings of this study can assist the development of nursing services, education, and research according to efforts to increase self-efficacy, resilience, and the use of coping strategies; and also the minimization of unemployment among new graduates from the nursing profession program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>