Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Amelia
"

Pendahuluan: Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan holistik berperan penting dalam membantu pasien kanker mengatasi permasalahan seksual yang mereka hadapi. Namun, sikap dan keyakinan perawat pada aspek seksual berpotensi menghambat pelaksanaannya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang bisa memengaruhi sikap dan keyakinan perawat pada aspek seksual. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional di tiga rumah sakit yang melayani pasien kanker di Kota Palembang. Sebanyak 218 perawat diambil dengan metode acak sederhana. Karakteristik demografi, instrumen SHKS, SHCS-A dan SABS digunakan dalam penelitian ini. Hasil: Pengetahuan (p = 0,02), ketidaknyamanan (p = < 0,001) dan ketidakpastian (p = 0,04) merupakan faktor penentu sikap dan keyakinan perawat pada aspek seksual, dimana ketidaknyamanan sebagai prediktor dominan. Kesimpulan: Perawat membutuhkan dukungan dari Institusi untuk mengatasi hambatan saat memberikan asuhan keperawatan aspek seksual. Rekomendasi: Pendidikan dan pelatihan diperlukan perawat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan rasa percaya diri perawat saat memberikan asuhan keperawatan aspek seksual.


Introduction: Nurses, as providers of holistic nursing care, play a crucial role in helping cancer patients overcome the sexual problems they face. However, nurses’ attitudes and beliefs about sexual aspects have the potential to hinder its implementation. Objective: This study aims to identify factors that can influence nurses’ attitudes and beliefs regarding sexual aspects. Methods: This study uses a quantitative method with a cross sectional design at three hospitals that serve cancer patients in Palembang City. A total of 218 nurses were selected using simple random sampling. Demographic characteristics, SHKS, SHCS-A and SABS instruments were used in this study. Results: Knowledge (p = 0,02), discomfort (p < 0,001) and uncertainty (p = 0,04) are determinants of nurses’ attitudes and beliefs about sexual aspects, with discomfort being the dominant predictor. Conclusion: Nurses need institutional support to overcome barriers when providing nursing care for sexual aspects. Recomendation: Education and training are necessary for nurses to enhance their knowledge, attitudes and confidence when providing nursing care for sexual aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardi Fajrian Ihsana
"Sebagian besar pendekatan perawat dalam merawat pasiennya ditentukan oleh peran gender, sehingga masalah seperti kesetaraan dalam pemberian perawatan keperawatan spiritual menjadi sangat penting. Studi-studi yang ada belum secara menyeluruh memfokuskan perbedaan peran gender dalam asuhan keperawatan spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara kompetensi dalam pemberian asuhan keperawatan spiritual oleh setiap perawat berdasarkan peran gender bagi pasien perawatan paliatif kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain korelasional kuantitatif potong-lintang dengan 110 perawat sebagai partisipan melalui teknik quota sampling dengan Bem Sex Role Inventory-Short Form (BSRI) dan Spiritual Care Competence Scale (SCCS) sebagai instrumen penelitian untuk mengukur peran gender dan kompetensi asuhan keperawatan spiritual. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara feminitas (r = 0,530, p < 0,001) dan maskulinitas (r = 0,611, p < 0,001) dengan kompetensi asuhan keperawatan spiritual, serta adanya perbedaan dalam kompetensi asuhan keperawatan spiritual antara perawat dengan peran gender androgynous dan undifferentiated (p < 0,001). Rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memiliki perawatan paliatif bagi pasien kanker seharusnya mendorong perawat, terlepas dari jenis kelamin biologisnya, untuk mengekspresikan kedua peran gender karena berkorelasi positif dengan kompetensi asuhan keperawatan spiritual. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih lanjut karakteristik masing-masing peran gender sehingga dapat ada bukti yang lebih definitif mengenai hubungan antara peran gender dan kompetensi perawatan keperawatan spiritual.

Every nurse regardless of their sociodemographic background must be competent in providing quality spiritual nursing care. As gender roles dictate much of nurses’ approach in caring for their patients, matters such as equality in the provision of spiritual nursing care becomes urgent. Existing studies have not focused thoroughly on the gender roles difference in spiritual nursing care. The aim of this study was to investigate the correlation between the competence of spiritual nursing care provision by each nurse by gender roles for cancer palliative care patients at Dharmais Cancer Hospital, Jakarta. This study used quantitative correlational cross-sectional design with 110 nurses as participants through quota sampling with Bem Sex Role Inventory-Short Form (BSRI) and Spiritual Care Competence Scale (SCCS) as the research instruments to measure gender roles and spiritual nursing care competence. Univariate analysis results showed that as much as 42,7% nurses had undifferentiated gender role followed by 39,1% nurses having androgynous gender role; while the median score of SCCS was 107, indicating high competence in spiritual nursing care. Bivariate analysis results showed that there were statistically significant correlations between femininity (r = 0,530, p < 0,001) and masculinity (r = 0,611, p < 0,001) with spiritual nursing care competence and that there was a difference in spiritual nursing care competence between nurses with androgynous and undifferentiated gender roles (p < 0,001). Existing hospitals or health facilities with palliative care for cancer patients should encourage nurses regardless of biological sex to express both gender roles as they correlate positively with spiritual nursing care competence. The next research can explore more regarding each characteristic in each gender role so that there can be more definitive evidence regarding the relationship between gender roles and spiritual nursing care competence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Dokumentasi rnerupakan segala sesuatu yang tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakdisiplinan perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di Runmah Sakit Asri Jakarta. Penelitian rnenggunakan desain deskriptif dengan tehnik pengambilan sampel total sampling dan simple random sampling untuk observasi rekam medis. Jumlah sampel 30 orang dan 48 rekam medis.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan. Faktor pendukung adalah fasilitas yang memadai, motivasi, dan tingkat pengetahuan. Faktor penghambat yang ditemui adalah bentuk format pendokumentasian yang dirasakan kurang efektif dan kurangnya ketersediaan waktu. Hasil observasi pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Asri diperoleh sebanyak 28,97%.

Documentation refers to everything written that can be count on as a note about the evidence for person who in charge. This study aimed to find out the description of factors that affect nurses indiscipline nursing care documentation at Asri Hospital Jakarta. This study uses a descriptive design with sampling techniques performed by the total sampling and simple random sampling for the observation of medical records. The sanioie are 30 persons and 40 medical record
This study showed there are several factors that affect the supporting and documenting nursing care. Some factors involved so that the documentation can be appropriate, there are: proper facilities in documentation, motivation and level of knowledge. Fine factors which are forbid including: the documentation's form pattern which is an affective for the nurse, and lack of time. Fire observations of nursing care documentations at Asri Hospitai about 28, 97%.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5863
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Lasmery R. M.
"Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat melalui tingkat kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI} dalam dua dekade terakhir ini tidak menunjukkan tandatanda penurunan, bahkan nyaris terburuk di Asia Tenggara Indonesia hampir yang mengalami angka kematian sebesar 650 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan fakta tersebut di atas, pemerintah bekerja sama dengan UNFPA dan Johns Hopkins University, meluncurkan program `Suami SIAGA' (SIAGA Siap, Antar, Jaga). Program tersebut bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang seharusnya dari suami mengenai peran mereka yang dapat berdampak pada pengurangan AKI. Dalam hal ini, kampanye iklan merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang dilakukan selain aktivitas lainnya.
Dalam penelitian ini, penulis hendak mengkaji apakah terdapat pengaruh antara eksposur kampanye iklan pada sikap dan perilaku. Hasil eksposur kampanye iklan menunjukkan bahwa dari 1507 responden, yang tereksposur sebesar 760 orang sementara 747 orang tidak tereksposur.
Adapun sikap yang ditargetkan terdiri dari 17 sikap atas isu-isu kehamilan. Setelah dilakukan uji t-test terhadap sikap tersebut, terbukti bahwa ada perbedaan pada 14 sikap yang signifikan antara rata rata responden yang tereksposur kampanye iklan dan yang tidak tereksposur. Ke-14 sikap tersebut yakni:
1) mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan;
2) perhatian khusus selama masa kehamilan;
3) proses kelahiran ditolong bidan/dokter;
4) petugas kesehatan dapat dipercaya;
5) perlakuan hormat petugas kesehatan terhadap suami;
6) mempersiapkan kendaraan mengantarkan istri ke RS;
7) menemani istri dalam proses persalinan;
8) meyakinkan istri mendapat perawatan memadai;
9) mendampingi istri memeriksakan kehamilan;
10) meyakinkan kehadiran petugas kesehatan terlatih;
11) memastikan keselamatan istri selama kehamilan;
12) meyakinkan istri mendapatkan perawatan setelah persalinan;
13) bertindak ketika terjadi komplikasi saat persalinan; serta
14) mendorong masyarakat berpartisipasi dalam program `Suami SIAGA'.
Hal ini berdasarkan pada level signifikansi sebesar 1.000. Sedangkan tiga sikap lainnya, terbukti secara signifikan tidak berbeda antara mereka yang tereksposur iklan dengan yang tidak tereksposur iklan. Ke-3 sikap tersebut ialah:
1) mempersiapkan donor darah pada saat darurat;
2) minta tolong tetangga memperhatikan istri jika tidak di rumah; dan
3) meyakinkan istri berolah raga demi kelancaran persalinan (signifikansi 0,5).
Dari perilaku yang ditargetkan, terbukti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata responden yang tereksposur kampanye iklan dan yang tidak tereksposur untuk menjadi `Suami SIAGA'. Hal berdasarkan pada level signifikansi 50,05; a = 0,003."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Afiyanti
Jakarta: Rajawali Pers, 2020
610.73 YAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan
"Populasi gay meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut berdampak pada resiko peningkatan angka kejadian HIV dan AIDS, akibat perilaku seksual beresiko yang mereka jalani. Ketika mereka sakit dan membutuhkan perawatan, perawat sebagai tenaga kesehatan akan memberikan layanan kesehatan dalam bentuk asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti persepsi, pengetahuan dan sikap yang mereka tunjukan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi persepsi perawat tentang asuhan keperawatan pada klien gay dengan HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling, dan jumlah partisipan sebanyak lima belas orang partisipan. Data dianalisa menggunakan analisa tematik. Hasil penelitian menghasilkan enam tema yaitu persepsi perawat yang tidak sejalan dengan sikap dan pengetahuannya di fase awal asuhan keperawatan, pengkajian komprehensif pada klien gay dengan HIV/AIDS, penegakkan diagnosa keperawatan pada klien gay dengan HIV/AIDS yang hanya berfokus pada masalah fisik, intervensi keperawatan yang terintegrasi pada klien gay dengan HIV/AIDS, hambatan klien dan perawat dalam proses asuhan keperawatan, dan kebutuhan perawat untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien gay dengan HIV/AIDS.
Kesimpulannya yaitu asuhan keperawatan yang optimal pada klien gay dengan HIV/AIDS dapat diberikan jika proses keperawatan yang dilakukan sesuai dengan respons, kebutuhan dan kondisi klien oleh karena itu perawat perlu meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya.

The gay population has been increased significantly from year to year. This can lead to the risk of increasing HIV and AIDS incidence. When they are getting sick and need health service, nurse as a health provider will provide health care in the form of nursing care. The nursing care provided by the nurses is influenced by several aspects such as their perceptions, knowledge and attitudes. This study aims to explore nurse perception about nursing care for gay clients with HIV / AIDS.
This research used descriptive qualitative design with purposive sampling technique, and the number of participants are fifteen participants. Data were analyzed using thematic analysis. This study resulted six themes consist of: nurses perceptions which were inconsistent with their attitudes and knowledge in the early phase of nursing care, comprehensive assessment of gay clients with HIV / AIDS, nursing diagnosis of gay clients with HIV / AIDS focused on physical problems, integrated nursing intervention with gay clients with HIV / AIDS, client and nurse barriers in nursing care processes, and nurses needs to improve quality of nursing care in gay clients with HIV / AIDS.
In conclusion that optimal nursing care on gay clients with HIV / AIDS can be given if the nursing process in accordance with the clients response, needs and conditions therefore nurses need to improve their knowledge and skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwati
"Perawatan di ruang rawat isolasi bagi sebagian besar pasien merupakan hal yang cukup mengganggu terkait dengan ketersendirian dan keterasingan dari dunia luar. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang hadir terdekat dengan pasien selama perawatan, memiliki banyak kesempatan untuk memberikan asuhan secara holistik. Asuhan keperawatan spiritual yang sering kali terabaikan harus menjadi bagian penting yang dapat membantu pasien melewati masa perawatan dengan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan sikap perawat terhadap asuhan keperawatan spiritual yang diterapkan dalam perawatan di ruang rawat isolasi. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode observasional dengan teknik survey. Sampel yang diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan convenience sampling sebanyak 110 orang perawat. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,6888, serta kuesioner SSCRS (Spirituality and Spiritual Care Rating Scale) untuk mengetahui sikap perawat terhadap asuhan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan 79,1% perawat memiliki pengetahuan baik dan 21,9% memiliki pengetahuan sedang. Sementara itu sikap perawat terhadap asuhan spiritual menunjukkan 48,2% memiliki sikap positif dan 51,8% memiliki sikap yang negatif. Penelitian ini merekomendasikan adanya pelatihan untuk meningkatkan pemahaman terkait dampak spiritual pada pasien rawat  dan pentingnya asuhan spiritual serta menambahkan data spiritualitas pasien dalam format pengkajian pasien masuk rawat. Selain itu penelitian ini juga merekomendasikan peneliti lainnya yang tertarik terkait penerapan asuhan spiritual di ruang rawat isolasi.

Treatment in isolation wards for most patients is a rather disturbing thing associated with loneliness and alienation from the outside world. Nurses as nursing caregivers who are present closest to the patient during care, have plenty of opportunities to provide holistic care. Spiritual nursing care, which is often overlooked, should be an important part that can help patients get through the time of care better. The study aims to see to what extent the knowledge and attitude of nurses toward spiritual nursing foster care is applied in care in isolation wards. This descriptive research uses observational methods with survey techniques. The samples were taken using non probability sampling techniques with convenience samplings of 110 nurses. The measurement used is a knowledge questionnaire that has passed the validity and reliability test with Cronbach's Alpha score of 0.6888, as well as the SSCRS (Spirituality and Spiritual Care Rating Scale) questionary to determine the attitude of nurses towards spiritual care. The results of the study showed that 79.1% of nurses had good knowledge and 21.9% had moderate knowledge. Meanwhile, the nursing attitude towards spiritual foster care showed 48.2% had a positive attitude and 51.8% had a negative attitude. This study recommends training to improve understanding of the spiritual impact on hospitalized patients and the importance of spiritual care and adding patient spirituality data in the admission assessment format. In addition, this study also recommends other researchers who are interested in the implementation of spiritual care in the isolation ward."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rakhmawati
"Tesis ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Sekolah Masjid Terminal Depok. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dan sampel adalah seluruh anak jalanan yang terdaftar sebagai siswa di Sekolah Masjid Terminal Depok, dengan cara snow balling sampling didapat jumlah sampel minimal sebanyak 87 anal.
Hasil penelitian didapat 33% anak jalanan berperilaku seksual berisiko, faktor-faktor yang berhubungan bermakna adalah umur, pendidikan, riwayat pacaran, hubungan dengan orang tua, riwayat perlakuan salah seksual, pemakaian zat psikoaktif dan perilaku berkelahi. Pemakaian zat psikoaktif merupakan faktor paling dominan, dengan nilai p 0,001 dan OR 6. Meskipun secara kuantitatif jumlah anak jalanan yang berperilaku seksual berisiko kecil, namun perilaku seksual belum saatnya dilakukan oleh anak-anak, sehingga secara kualitatif hal tersebut merupakan hal yang serius.

This thesis is about the factors related to a risky sexual behavior on the street children in Sekolah Masjid Terminal Depok. This is a quantitative study with cross-sectional design. The population and the sample were all street children enrolled as students in Sekolah Masjid Terminal Depok, by way of snow balling sampling obtained 87 midwives in minimum as the sample.
The results showed that 33% of street children have a risky sexual behavior, those related factors are age, education, history of courtship, relationships with parents, history of misconducted-sexual, psychoactive substances usage and fighting behavior. Psychoactive substances usage becomes the most dominant factor, with p values of 0.001 and OR 6. Quantitatively, the number of street children having a risky sexual behavior is a little. Nevertheless, sexual behavior should not be done by the children, so that qualitatively it becomes a serious thing to be concerned of.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarwati
"Penelitian ini membahas tentang perilaku seksual pranikah pada anak jalanan usia remaja serta faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 110 orang, dilakukan di wilayah binaan Yayasan Himmata periode Desember 2013. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik model prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 33.6% anak jalanan yang berperilaku seksual pranikah berisiko. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna pada variabel jenis kelamin, umur, pendidikan, tempat tinggal, status pekerjaan, pubertas, dan keterpaparan media pornografi.
Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa pubertas dan pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada anak jalanan.
Hasil analisis didapatkan OR yang paling besar adalah pubertas, OR = 8.6 yang artinya pubertas berpengaruh sebesar 8.6 kali terhadap perilaku seksual pranikah pada anak jalanan.
Dari hasil penelitian ini diketahui adanya keterkaitan antara sepuluh variabel dengan perilaku seksual pranikah pada anak jalanan usia remaja.

This study investigated pre-marital sexual behavior and its associated factors among adolescent street children in Himmata Foundation with period of December 2013. A quantitative research using cross-sectional design was employed in this study. The participants were 110 adolescent street children living in Himmata Foundation. The chi square test and logistic regression prediction model was used for analyzing the data.
Data analysis revealed that there were 33.6 % of street children suffered from pre-marital sexual behavior. Factors associated with pre-marital sexual debut were assessed using bivariate and multivariate statistical test.
The results of bivariate statistical test showed significant correlation between gender, age, educational background, place of residence, employment status, puberty, and media exposure to pornography exposure among children.
The results of multivariate statistical tests described that the onset of puberty and reproductive health knowledge were the most dominant variable associated with pre-marital sexual behavior among the children. The largest OR of data analysis was puberty 8.6 which means the puberty was affected by 8.6 times against pre-marital sexual behavior among the respondents.
From this research we know the relation between the ten variables with premarital sexual behavior of adolescence street children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>