Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syafaat Rahman Musyaqqat
"Sebagai lumbung beras nasional, Sulawesi Selatan sering kali dikaitkan dengan revolusi hijau dari rezim Orde Baru, terutama sejak Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada 1984. Selain itu, Sulawesi Selatan memiliki peran yang vital sebagai penyuplai beras di Indonesia yang tampak pada 1930-an. Kontrol negara adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan Sulawesi Selatan, bersamaan dengan faktor lainnya terutama kondisi lingkungan dan pengembangan irigasi. Artikel ini mendiskusikan jaringan perdagangan beras dan hubungannya dengan dinamika pelabuhan ekspor di Sulawesi Selatan pada 1930-an. Dengan menerapkan metode sejarah, studi ini memanfaatkan sumber-sumber primer, seperti arsip, jurnal, koran, dan majalah. Temuan studi menunjukkan bahwa perdagangan beras selama 1930-an telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring keterlibatan negara dalam perdagangan pada 1933. Peningkatan ini terlihat dalam sistem perdagangan dan jumlah beras yang diekspor. Peningkatan yang tampak dari sistem perdagangan dan jumlah beras yang diekspor menjelaskan signifikansi Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung beras di Hindia Belanda. Dengan menggambarkan daerah produksi, aktor-aktor yang terlibat, pelabuhan ekspor, dan jaringan perdagangan, studi ini memperlihatkan hubungan antara perdagangan intraregional dan interregional."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaat Rahman Musyaqqat
"Sebagai lumbung beras nasional, Sulawesi Selatan sering kali dikaitkan dengan revolusi hijau dari rezim Orde Baru, terutama sejak Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada 1984. Selain itu, Sulawesi Selatan memiliki peran yang vital sebagai penyuplai beras di Indonesia yang tampak pada 1930-an. Kontrol negara adalah salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan Sulawesi Selatan, bersamaan dengan faktor lainnya terutama kondisi lingkungan dan pengembangan irigasi. Artikel ini mendiskusikan jaringan perdagangan beras dan hubungannya dengan dinamika pelabuhan ekspor di Sulawesi Selatan pada 1930-an. Dengan menerapkan metode sejarah, studi ini memanfaatkan sumber-sumber primer, seperti arsip, jurnal, koran, dan majalah. Temuan studi menunjukkan bahwa perdagangan beras selama 1930-an telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring keterlibatan negara dalam perdagangan pada 1933. Peningkatan ini terlihat dalam sistem perdagangan dan jumlah beras yang diekspor. Peningkatan yang tampak dari sistem perdagangan dan jumlah beras yang diekspor menjelaskan signifikansi Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung beras di Hindia Belanda. Dengan menggambarkan daerah produksi, aktor-aktor yang terlibat, pelabuhan ekspor, dan jaringan perdagangan, studi ini memperlihatkan hubungan antara perdagangan intraregional dan interregional."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Arief Syamsuddin
Jakarta: Departemen Agama RI, 2008
297.734 1 ARI j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febra Pathurrachman
"Letak kawasan Sabang yang unik, dan kedudukannya yang tepat pada jalur kapal laut internasional, menyebabkan Kawasan Sabang dan gugusan pulau-pulau disekitarnya dapat menjadi pusat pelayanan lalu lintas kapal internasional, serta dapat dijadikan sebagai pintu gerbang bagi arus masuk investasi, barang dan jasa dari Iuar negeri.
Melihat posisinya yang strategis itu, Pemerintah Indonesia melihat bahwa Kawasan Sabang dapat difungsikan sebagai tempat pengumpulan dan penyaluran hasil produksi dari/dan ke seluruh wilayah Indonesia serta negara-negara lain; untuk pengembangan industri sarat teknologi yang dapat memberikan manfaat di masa depan, yang selanjutnya akan mendorong dan meningkatkan daya tarik serta memberikan kepastian hukum bagi penanam modal asing dan dalam negeri.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia teiah mengeluarkan Undang¬undang No. 36 tahun 2000 tentang penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi undang-undang jo. Undang-undang No. 37 tahun 2000 tentang penetapan Perpu Nomor 2 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-undang.
Dari uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa Kawasan Sabang merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan tapi dalam prakteknya masih belum dikembangkan secara optimal dimana fasilitas-fasilitas yang diberikan sebenarnya banyak menguntungkan perusahaan, antara lain fasilitas pembebasan bea masuk, pajak dalam rangka impor.
Masalah pokok yang dibahas pada tesis ini adalah faktor-faktor apakah yang menyebabkan belum berkembang kawasan Sabang dan bagaimana implementasi kawasan Sabang terhadap perkembangan investasi, impor dan ekspor di Sabang. Sasaran yang diukur adalah pelaksanaan penetapan Sabang sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas pada tahun 1970 - 1985 dan tahun 2000-sekarang, kinerja badan pengusahaan kawasan Sabang, Investasi, Infrastruktur, penyelesaian barang impor dan ekspor di kawasan Sabang.
Berdasarkan analisis kondisi kawasan Sabang pada tahun 1970 -1985 dan tahun 2000 - sekarang terdapat beberapa faktor kegiatan investasi, impor dan ekspor belum berkembang yaitu barang yang didatangkan sebagian besar adalah barang konsumsi, sedangkan barang modal dan bahan baku untuk produksi sangat sedikit, selanjutnya fungsi kawasan Sabang belum sepenuhnya dijalankan terutama fungsi untuk pengolahan, pengepakan, penyortiran barang di Kawasan Sabang dan infrastruktur yang ada belum optimal ditingkatkan.
Berdasarkan basil kuesioner yang dibagikan kepada para pengusaha di Kawasan Sabang diketahui 54% responden menyatakan realitas Penetapan Sabang sebagai Kawasan perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Kawasan Sabang) belum secara optimal menunjukkan adanya kemajuan pembangunan dan perekonomian Kota Sabang, 56 % responden menyatakan Organisasi BPKS sudah berjalan dengan baik, 56% responden menyatakan perusahaan sudah mendapatkan suasana yang nyaman, dan mengingat peraturan pelaksana Undang-undang No. 37 tahun 2000 belum ada, maka 77% responden mengharapkan BPKS diberikan kewenangan yang jelas dengan diterbitkan Peraturan Pelaksana Undang-undang tersebut serta 67 % responden mengharapkan adanya peningkatan (perombakan) dalam organisasi BPKS supaya dapat berjalan dengan lebih baik lagi, 100 % responden mengharapkan diadakan pelayanan satu atap (one roof service).
Responden juga memberikan persepsi mendukung yaitu 69 % sudah mendapatkan kemudahan dalam berinvestasi di Kawasan Sabang dan 75 % sudah mendapatkan jaminan keamanan dalam berinvestasi.
Selain itu, 60% responden mengharapkan adanya perbaikan infrastruktur penunjang investasi di Kawasan Sabang dan 63 % responden mengharapkan hambatan dalam penyelesaian barang impor dapat diselesaikan, sedangkan sebanyak 71 % responden menyatakan tidak terdapat kendala terhadap penyelesaian barang ekspor.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Penulis merekomendasikan agar kebijakan penerapan kawasan Sabang dapat terns dilanjutkan dengan fungsi kawasan Sabang sebagai tempat pengolahan, pengepakan dan penyortiran dapat direalisasikan, melakukan berbagai perbaikan Infrastruktur penunjang investasi, perbaikan peiayanan birokrasi, peningkatan sarana interaksi usaha. Penulis juga merekomendasikan agar BPKS dan Pemerintah Kota serta instansi terkait lainnya perlu menetapkan pelayanan satu atap (one roof service) sehingga semakin mempermudah dalam melakukan usaha investasi di dalam Kawasan Sabang. Dan tidak kalah pentingnya adalah peraturan pelaksana UU No. 37 tahun 2000 perlu segera diterbitkan, serta dilakukan revitalisasi (perombakan) dengan menambah personit yang profesional di luar pegawai negeri sipil yang mempunyai visi dan misi enterpreneur."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriyah
"ABSTRAK
Kopi Sulawesi merupakan produk komoditi lokal yang memiliki harga tinggi di pasar global.
Saat ini permintaan terhadap kopi Sulawesi semakin meningkat. Adanya isu lingkungan
membuat LSM dunia menekankan pentingnya sertifikasi terhadap tanaman pertanian dimana
kopi Sulawesi salah satu yang harus disertifikasi. Sertifikasi dan tuntutan global akan kualitas
dan jumlah kopi membuat adanya dinamika yang terjadi di pasar global. Rantai kopi lokal
yang diawali oleh petani sebagai produsen, pedagang dan eksportir sebagai pendistribusi
mendapatkan pengaruh atas dinamika global yang terjadi. Atas tuntutan global dan adanya
sertifikasi kopi mengharuskan pengolahan kopi pasca panen disesuaikan dengan keinginan
pembeli dan kaidah pemrosesan kopi. Dua lokasi penelitian telah mendapatkan sertifikasi
sementara satu lokasi penelitian belum, tetapi memiliki terterampilan budidaya kopi sangat
baik. Ketiga lokasi penelitian ini mendapatkan bantuan dari buyers yang berbeda serta
disesuaikan dengan kondisi keruangan lokasi-lokasi tersebut. Dinamika global yang terjadi
memberikan pengaruh yang baik bagi masyarakat. Pengaruh yang baik tidak hanya bantuan
berupa kompensasi ? kompensasi yang diterima petani tetapi lebih menitik beratkan pada
kebermanfaatan jangka panjang bagi masyarakat.

ABSTRACT
Sulawesi coffees are the local commodities which have a high price in the global market.
Recently, demand of Sulawesi coffees are getting higher. There is an environment issue
makes the world NGOs decided that the agricultural commodity has to get the certification
which is Sulawesi coffee one of the product that has to be certified. Certification and the
global demand to the quality and quantity of Sulawesi coffees affect to the global dynamic in
global market. The local chains started from the small holder farmers as the producers, the
collectors and exporters as the distributors as well as get the impacts of global dynamic.
Based on the global demand and the certification, Sulawesi coffees must be on the good
coffee processing after the harvest and the good processing as well as followed the buyers?
procedures. Two of the fieldwork locations have been certified but the other one has not been
certified but this location actually has a good cultivation skill of coffee. Three of the
fieldwork locations have got the compensation from buyers differently and it is appropriated
with the spatial and geographic location itself. Global dynamic showed the good impacts to
the community. The good impacts are not only as the aids of compensations which received
by the small holder farmers but the highest tendency is on the long beneficial of sustainability
to the local community."
Universitas Indonesia, 2012
S42143
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priscillia Purnama Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S8195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebijakan pemerintah di bidang produksi dan perdagangan beras terus menjadi kontroversi karena sifat komoditas beras yang sangat terkait dengan stabilitas makroekonomi terutama infkasi, ketahanan pangan, pengangguran dan kemiskinan. Tulisan ini membahas kondisi perberasan dan kebijakan perdagangan beras di Indonesia di tengah iklim liberalisasi saat ini. Data menunjukkan Indonesia mengalami surplus beras dari tahun ke tahun, terutama pada lima tahun terakhir. Pada kenyataannya Indonesia terus melakukan impor beras. Angka resmi yang dikeluarkan sejumlah sumber mengenai jumlah beras yang masuk ke pasar domestik bahkan jauh lebih besar dari angka yang dilaporkan BPS. Pemerintah dinilai tidak konsisten dengan sejumlah kebijakan yang dikeluarkan berkaitan larangan import dan penetapan tarif bea masuk import beras. Kelemahan data tampaknya telah menumbulkan kekhawatiran akan jaminan keamanan pangan sehingga impor beras tetap dilakukan di tengah kebijakan yang melarang import. Tingginya marjin ekonomi yang terbentuk dari selisih antara harga beras import dan harga beras domestik kemungkinan besar menjadi alasan dari kuatnya keinginan melakukan import beras, baik oleh Bulog maupun pihak swasta yang menjadi mitra kerja Bulog."
Jurnal Kebijakan Ekonomi, 2 (2) Desember 2006: 183-196, 2006
JUKE-2-2-Des2006-183
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>