Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selim Ahlatli
"Many studies show that nanofluids, especially with carbon nanotubes, improve heat transfer. Other studies show that a nanofluid is a good candidate for solar systems because of its good absorptivity. We are facing an increasing number of miniaturized and more powerful systems. Especially in microelectronics, small heat sinks with high heat transfer are being developed, called micro-channel heat sinks (MCHS). In this paper, the heat transfer behavior of carbon nanotube–water nanofluid in a microchannel solar collector is studied experimentally. The exchanger is composed of 16 micro-channel hydraulic diameters of 1 mm and a glass or quartz cover with a surface area of 25 cm2. Solar radiation is simulated by a halogen lamp. The experimental set-up includes a solar meter, pressure, and temperature sensors, and it is allowed to control the flow. The nanofluid is a solution of water containing a 0.01%, 0.05%, 0.1%, and 0.5% weight fraction, respectively, of the carbon nanotubes, which are 9.2 nm in diameter and 1.5 µm in length. Viscosity and density are measured experimentally. The evolution of efficiency and the pressure drop are presented according to the Reynolds number and are compared with the results obtained with distilled water."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nandy Putra
"The enhancement of heat transfer performance in heat exchanger is achieved by reducing the size of the hydraulic diameter or by using a working fluid that has a better thermal conductivity compared to conventional working fluids. The application of a small hydraulic diameter can be found in the microchannel heat exchanger (MCHE). The design and the testing of the MCHE were done in this research. The MCHE was tested with several working fluids, such as the distilled water, the Al2O3-water nanofluids at 1%, 3% and 5% volume concentration, and the SnO2-water nanofluids at 1% volume concentration. The temperature of inlet and outlet were set at 50o C and 25o C, respectively. The variations of flow rate at the inlet were applied from 100 ml/min up to 300 ml/min. The addition of nanoparticle in the base fluid was proven to improve the heat transfer of the MCHE, the 5% Al2O3-water and 1% SnO2-water nanofluids are able to absorb the heat 9% and 12% higher than the base fluid. The overall heat transfer coefficient of MCHE with 5% Al2O3-water and 1% SnO2-water nanofluids were 13% and 14% higher than the base fluid."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2013
UI-IJTECH 4:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raissa Raihana Hamidi
"Carbon Nanotube (CNT) merupakan material yang memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah nilai konduktivitas termal yang tinggi. Oleh karena itu, CNT sangat banyak digunakan untuk aplikasi perpindahan panas, salah satunya nanofluida. CNT adalah molekul silindris yang terdiri dari lembaran-lembaran atom karbon lapisan tunggal (graphene). CNT dapat berlapisan tunggal atau single-walled CNT (SWCNT) atau multi- walled (MWCNT). Dalam penelitian ini menggunakan MWCNT as-received yang dikarakterisasi dengan menggunakan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Nanofluida berbasis CNT disintesis dengan menambahkan konsentrasi CNT sebesar 0,01%, 0,03%, dan 0,05% serta surfaktan Polyethylene Glycol (PEG) sebanyak 10%, 20%, dan 30% pada fluida dasar yaitu air distilasi. Penambahan surfaktan bertujuan untuk menjaga kestabilan dari nanofluida. Nanofluida kemudian dilakukan ultrasonikasi selama 15 menit untuk melarutkan dan meningkatkan stabilitas nanofluida. Nanofluida kemudian dilakukan pengujian konduktivitas termal dan zeta potensial yang kemudian dibandingkan dengan analisis literatur. Penambahan konsentrasi CNT pada nanofluida meningkatkan nilai konduktivitas termal nanofluida. Penambahan konsentrasi surfaktan PEG sebanyak 20% dan 30% menurunkan konduktivitas termal nanofluida. Penurunan nilai konduktivitas termal terjadi akibat penambahan surfaktan yang sudah melewati batas optimal. Stabilitas nanofluida diukur dengan nilai zeta potensial. Kestabilan nanofluida berbasis CNT meningkat setelah ditambahkannya surfaktan PEG.

Carbon Nanotube (CNT) is a material that’s known to have a high thermal conductivity value. Therefore, CNT is very widely used for heat transfer applications, one of which is to make nanofluids. CNT is a cylindrical molecule consisting layers of single layer carbon atom sheets (graphene). CNTs can be single walled (SWCNT) or multi- walled (MWCNT). In this study, MWCNT as-received was characterized by using Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) and Scanning Electron Microscope (SEM). CNT-based nanofluids were synthesized by adding 0.01%, 0.03%, and 0.05% of CNT particles and 10%, 20%, and 30% Polyethylene Glycol (PEG) surfactants to the base fluid, distilled water. The addition of surfactants is to maintain the stability of nanofluids. The nanofluid was ultrasonicated for 15 minutes to increase its stability. The nanofluid was tested for thermal conductivity and zeta potential which were then compared with literature analysis. The addition of CNT to nanofluids increases the value of the nanofluids’ thermal conductivity. The addition of PEG surfactant concentrations by 20% and 30% decreases the thermal conductivity of nanofluids. The decrease in the value of thermal conductivity occurs due to the addition of surfactants that have passed the optimal limit. The stability of nanofluid was measured by the potential zeta value. The stability of CNT-based nanofluids increases after the addition of PEG surfactants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Alamsyah
"ABSTRAK
Naskah ini mendeskripsikan bagaimana: pengaruh massa muatan refrigeran ODP tinggi dan ODP GWP nol terhadap kinerja termal dalam bentuk COP; dan jatuh tekanan pada alat penukar kalor kanal mikro sebagai aplikai pada bidang tata udara secara eksperimental. Kanal yang digunakan memiliki diameter hidrolik 1.46 mm, sebanyak 96 kanal. Didapatkan nilai COP tertinggi sebesar 1.88 dengan pengisian refrigeran R22 300 gr, dan nilai COP tertinggi sebesar 1.92 dengan pengisian refrigeran R290 300 gr. Sementara, jatuh tekanan yang dihasilkan berkisar pada 5 bar dengan R22 dan R290.

ABSTRACT
This document describes the effect of high ODP and zero ODP GWP refrigerants on thermal performance in term of COP and pressure drop of the microchannel heat exchanger in air conditioning applications, experimentally. It is found that the maximum COP is 1.77 when charged with 250 gr of HCFC refrigerant, and 0.12 when charged with 100 gr of R290. The pressure drop ranges from 5.0 bars to 5.6 bars when charged with 300 gr and 250 gr of R22 respectively."
2017
S68547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Alamsyah
"ABSTRAK
Naskah ini mendeskripsikan bagaimana: pengaruh massa muatan refrigeran ODP tinggi dan ODP GWP nol terhadap kinerja termal dalam bentuk COP; dan jatuh tekanan pada alat penukar kalor kanal mikro sebagai aplikai pada bidang tata udara secara eksperimental. Kanal yang digunakan memiliki diameter hidrolik 1.46 mm, sebanyak 96 kanal. Didapatkan nilai COP tertinggi sebesar 1.88 dengan pengisian refrigeran R22 300 gr, dan nilai COP tertinggi sebesar 1.92 dengan pengisian refrigeran R290 300 gr. Sementara, jatuh tekanan yang dihasilkan berkisar pada 5 bar dengan R22 dan R290.

ABSTRACT
This document describes the effect of high ODP and zero ODP GWP refrigerants on thermal performance in term of COP and pressure drop of the microchannel heat exchanger in air conditioning applications, experimentally. It is found that the maximum COP is 1.77 when charged with 250 gr of HCFC refrigerant, and 0.12 when charged with 100 gr of R290. The pressure drop ranges from 5.0 bars to 5.6 bars when charged with 300 gr and 250 gr of R22 respectively."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddie Susanto
"Peningkatan kekerasan pada material baja karbon dapat dilakukan dengan perlakuan panas quenching, pada baja karbon menengah hanya sedikit waktu yang diizinkan untuk mencapai fasa martensit sehingga medium quench dengan konduktivitas termal tinggi dibutuhkan. Multi wall carbon nanotube (MWCNT) memiliki konduktivitas termal yang sangat tinggi dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDAX), lalu disintesis menjadi nanofluida dengan penambahan surfaktan Polyethylene Glycol (PEG) dan dilarutkan dalam air distilasi. Nanofluida di ultrasonikasi selama 15 menit untuk mencegah aglomerasi dan dilakukan pengujian konduktivitas termal serta zeta potensial yang bertujuan untuk mengukur kestabilan nanofluida. Variasi konsentrasi nanopartikel sebesar 0.1%, 0.3%, dan 0.5% dan untuk surfaktan sebesar 0%, 3%, 5%, dan 7%. Setelahnya, nanofluida digunakan sebagai medium quench dengan waktu pencelupan 4 menit dan sampel pada baja S45C dilakukan pengujian mikrostruktur dan kekerasan. Pada hasil didapatkan data bahwa penambahan nanopartikel tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konduktivitas termal dan surfaktan PEG cenderung menurunkan nilai konduktivitas termal. Pada semua sampel yang telah dilakukan perlakuan panas diikuti dengan quench terbentuk martensite, tetapi nilai konduktivitas termal juga tidak berbanding lurus dengan kemampuan medium quench untuk meningkatkan kekerasan. Konsentrasi MWCNT 0,3% dengan surfaktan 0% menunjukan nilai konduktivitas tertinggi, sedangkan untuk hasil kekerasan tertinggi dicapai oleh media quench air.

Hardening on carbon steel material can be achieved with heat treatment quenching, for medium carbon steel only a little time is allowed to attain martensite phase therefore high thermal conductivity quench medium is needed. Multi wall carbon nanotube (MWCNT) has very high thermal conductivity was characterized with Scanning Electron Microscope (SEM) and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDAX), then it synthesized as nanofluids by adding some polyethylene glycol (PEG) surfactant and dissolved in distilled water. Nanofluids were ultrasonicated for 15 minutes to prevent agglomeration and tested for thermal conductivity also for zeta potential to measure nanofluids stability. Nanoparticle concentration varies from 0.1%, 0.3%, and 0.5% and for surfactants varies from 0.0%, 3%, 5%, and 7%. Afterward, nanofluids were used as a quench medium with immersion time of 4 minutes and for S45C steel samples were tested for its microstructure and hardness. The results show nanoparticle addition not significantly affecting the thermal conductivity and PEG as surfactant tends to decrease thermal conductivity. On all heat-treated samples followed by quench martensite phase are obtained, however thermal conductivity values are also not directly proportional to quench medium ability to increase the hardness. 0,3% MWCNT along with 0% PEG concentration give the highest thermal conductivity result, while for hardness achieved by using water quench medium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasruddin
"Electric car is one technology that is designed to reduce the risk of pollution that causes global warming but an air conditioning system is required to create thermal comfort for its users. Therefore national electric car (MOLINA) made by the University of Indonesia will use BLDC compressor for the air conditioning system. Cooling load calculation is required to design the air conditioning system. This research will calculate the cooling load of MOLINA UI and also select the compressor that will be used in the air conditioning system. Then, the air conditioning system that has been designed and built will be tested for its performance. In the performance test, temperature and flow velocity of MOLINA air conditioning duct will be measured. Then proceed with simulation of temperature distribution and air flow in MOLINA cabin. Moreover, the energy consumption of MOLINA air conditioning systems that is using a BLDC compressor will also be measured. Based on this research it is known that the value of the cooling load on MOLINA UI is 2894.12 Watt (9875.15 BTU/h), average energy consumption of air conditioning systems MOLINA UI without inverter is ranged about 540 to 857.3 Watts and efficiency of inverter is ranged about 84.7% to 89.4%."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:6 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizqi Agung Pangestu
"Terdapat berbagai aspek yang memengaruhi dan membentuk perilaku seorang individu, baik secara positif maupun negatif. Aspek-aspek tersebut berupa ruang lingkup individu seperti keluarga dan lingkungan sosial. Rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana peran keluarga dan lingkungan sosial dalam pembentukan perilaku tokoh utama menggunakan Teori Behavioristik oleh B. F. Skinner (1938) didasari nilai-nilai budaya dan keluarga Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menambah sudut pandang baru dalam khazanah pola asuh tradisional dan memberi wawasan khusus dalam kategori karya sastra Jawa berbentuk cerita pendek. Data yang dijadikan bahan analisis pada penelitian ini adalah teks dialog serta narasi Cerkak Tekane Kabagyan yang menggambarkan nilai-nilai yang hendak diangkat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan psikologi sastra. Teori yang dijadikan landasan adalah Teori Behavioristik oleh B. F. Skinner (1938), pola asuh dalam keluarga Jawa menurut Hildred Geertz (1985), konsep Psikologi Jawa oleh Endraswara (2016), serta etika dalam budaya Jawa menurut Franz Magnis Suseno (1984). Setelah dilakukan analisis, ditemukan signifikansi antara pola asuh keluarga serta lingkungan sosial terhadap pembentukan dan perubahan perilaku seorang individu. Pola asuh keluarga yang seharusnya mengajarkan kaidah bermasyarakat yang berlaku dapat terganggu, ketika pola asuh yang digunakan selalu mengutamakan keinginan anak agar menghindari konflik. Kemudian menurut sudut pandang psikologi Jawa, intensitas dan frekuensi pertemuan seseorang dengan lingkungan sosialnya juga dapat memengaruhi perilaku individu.Terdapat berbagai aspek yang memengaruhi dan membentuk perilaku seorang individu, baik secara positif maupun negatif. Aspek-aspek tersebut berupa ruang lingkup individu seperti keluarga dan lingkungan sosial. Rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana peran keluarga dan lingkungan sosial dalam pembentukan perilaku tokoh utama menggunakan Teori Behavioristik oleh B. F. Skinner (1938) didasari nilai-nilai budaya dan keluarga Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menambah sudut pandang baru dalam khazanah pola asuh tradisional dan memberi wawasan khusus dalam kategori karya sastra Jawa berbentuk cerita pendek. Data yang dijadikan bahan analisis pada penelitian ini adalah teks dialog serta narasi Cerkak Tekane Kabagyan yang menggambarkan nilai-nilai yang hendak diangkat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan psikologi sastra. Teori yang dijadikan landasan adalah Teori Behavioristik oleh B. F. Skinner (1938), pola asuh dalam keluarga Jawa menurut Hildred Geertz (1985), konsep Psikologi Jawa oleh Endraswara (2016), serta etika dalam budaya Jawa menurut Franz Magnis Suseno (1984). Setelah dilakukan analisis, ditemukan signifikansi antara pola asuh keluarga serta lingkungan sosial terhadap pembentukan dan perubahan perilaku seorang individu. Pola asuh keluarga yang seharusnya mengajarkan kaidah bermasyarakat yang berlaku dapat terganggu, ketika pola asuh yang digunakan selalu mengutamakan keinginan anak agar menghindari konflik. Kemudian menurut sudut pandang psikologi Jawa, intensitas dan frekuensi pertemuan seseorang dengan lingkungan sosialnya juga dapat memengaruhi perilaku individu.Terdapat berbagai aspek yang memengaruhi dan membentuk perilaku seorang individu, baik secara positif maupun negatif. Aspek-aspek tersebut berupa ruang lingkup individu seperti keluarga dan lingkungan sosial. Rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana peran keluarga dan lingkungan sosial dalam pembentukan perilaku tokoh utama menggunakan Teori Behavioristik oleh B. F. Skinner (1938) didasari nilai-nilai budaya dan keluarga Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menambah sudut pandang baru dalam khazanah pola asuh tradisional dan memberi wawasan khusus dalam kategori karya sastra Jawa berbentuk cerita pendek. Data yang dijadikan bahan analisis pada penelitian ini adalah teks dialog serta narasi Cerkak Tekane Kabagyan yang menggambarkan nilai-nilai yang hendak diangkat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan psikologi sastra. Teori yang dijadikan landasan adalah Teori Behavioristik oleh B. F. Skinner (1938), pola asuh dalam keluarga Jawa menurut Hildred Geertz (1985), konsep Psikologi Jawa oleh Endraswara (2016), serta etika dalam budaya Jawa menurut Franz Magnis Suseno (1984). Setelah dilakukan analisis, ditemukan signifikansi antara pola asuh keluarga serta lingkungan sosial terhadap pembentukan dan perubahan perilaku seorang individu. Pola asuh keluarga yang seharusnya mengajarkan kaidah bermasyarakat yang berlaku dapat terganggu, ketika pola asuh yang digunakan selalu mengutamakan keinginan anak agar menghindari konflik. Kemudian menurut sudut pandang psikologi Jawa, intensitas dan frekuensi pertemuan seseorang dengan lingkungan sosialnya juga dapat memengaruhi perilaku individu.

There are various aspects that influence and shape the behavior of an individual, both positively and negatively. These aspects are in the form of individual scope such as family and social environment. This study’s research question concerns the role of an individual’s family and social environment regarding the main character's behavior using the Behaviorism Theory by B. F. Skinner (1938) based on Javanese cultural and family values. This study aims to add a new perspective on the treasures of traditional parenting and provide specific insights into the category of Javanese literary works in the form of short stories. The primary data in this study are the dialogue texts and narratives in Cerkak Tekane Kabagyan which describes the values that will be discussed. This research uses the analytical descriptive method alongside literary psychology. The theory used as the basis is the Behavioristic Theory by B. F. Skinner (1938), the parenting style in Javanese families according to Hildred Geertz (1985), the concept of Javanese Psychology by Endraswara (2016), and ethics in Javanese culture according to Franz Magnis Suseno (1984). The study found that there is a significant role between family upbringing and the social environment regarding the formation and behavior change of an individual. A family’s upbringing which is supposed to teach societal rules that are applied can be disrupted, this is due to the prioritization of a child’s desire in order to avoid conflict. In addition, according to Javanese psychology’s point of view, the intensity and frequency of one’s encounters with their social environment can also influence an individual’s behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wafdane Dyah Prima Jati
"Tesis ini berusaha untuk membahas fenomena penggunaan akun alter di media sosial Twitter dalam aktivitas berbagi konten seksual oleh kalangan dewasa awal. Terdapat dua hal yang menjadi fokus utama penelitian ini, yaitu motif individu dalam menggunakan akun alter untuk berbagi konten serta kaitan antara interaksi dan komunikasi dengan orang-orang sekitar terhadap keputusan berbagi konten. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan pendekatan fenomenologi yang hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif. Konsep atau teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Psikoanalisis. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan wawancara dan observasi, sedangkan subjek penelitian berjumlah empat orang pengguna akun alter perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan dalam menggunakan akun alter dan berbagi konten dipengaruhi oleh struktur kepribadian manusia yang terdiri dari id, ego, dan superego. Faktor id yang mendorong keputusan tersebut adalah hasrat agresivitas, ingin mendapatkan perhatian, hasrat seksual (libido), serta materi, yang dapat muncul tidak hanya dari dalam diri namun juga sebagai hasil interaksi dengan orang-orang di sekitar individu. Sedangkan superego individu berasal dari nilai dan norma masyarakat, aturan agama, serta kebiasaan yang telah dianut sejak kecil. Dinamika id dan superego memunculkan dua tipologi pengguna media dalam berbagi konten, yakni inhibition bagi individu dengan kepribadian introvert dan compulsion bagi extrovert.

This thesis attempted to discuss the use of alter accounts on Twitter as a medium for content sharing by young adults. There were two focuses of this research, namely the individual’s motives for using alter accounts and for sharing sexual content as well as the relationship between interaction and communication with the decision to share. This research was qualitative research with constructivism paradigm and phenomenological approach whose results would be presented descriptively. The theory that was used in this research is psychoanalytic theory. The data was collected by interviews and observations, while the research subjects consisted of four females alter account users. The results showed that the decision for using alter accounts and sharing sexual content were influenced by the structure of the human personality which consists of the id, ego, and superego. The id factors that drive these decisions were the desire for aggressiveness, wanting to get attention, sexual desire (libido), and money, which can arise not only from individual’s natural urge but also because of interactions with others. While the individual’s superego came from the values and norms of society, religious rules, and habits that have been adhered to since childhood. The dynamics of the id and superego showed that there are two typologies of media users in the context of content sharing, namely inhibition that could be seen on the introverted person and compulsion on the extroverted ones."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>