Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189991 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvarizky Verdhana
"Laporan magang ini membahas mengenai evaluasi proses pemecahan masalah dan perumusan strategi harga untuk produk perawatan kain yang dipasarkan oleh PT A. PT A merupakan perusahaan fast-moving consumer goods (FMCG) multinasional yang menjual produk-produk dari berbagai kategori di Indonesia. Teori yang digunakan dalam melakukan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah dan penetapan harga jual dari produk perawatan kain PT A adalah teori kerangka berpikir dari McKinsey (2005) dan teori penetapan harga jual dari Datar dan Rajan (2018). Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat kekurangan pada proses pemecahan masalah yang disebabkan oleh tidak terdapatnya indikator terukur seperti target pertumbuhan penjualan dan durasi untuk mencapai target pertumbuhan tersebut dalam problem statement yang dirumuskan. Selain itu, terdapat kekurangan pada proses penetapan harga jual produk yakni tidak dipertimbangkannya faktor biaya produksi.

This internship report discusses the evaluation of problem-solving processes and pricing strategy formulation for a fabric care product marketed by PT A. PT A is a multinational fast-moving consumer goods (FMCG) company that sells products from various categories in Indonesia. The theories used in evaluating the problem-solving processes and pricing determination for PT A's fabric care product are the McKinsey problemsolving framework (2005) and the pricing determination theory by Datar and Rajan (2018). Based on the evaluation results, there are shortcomings in the problem-solving process caused by the lack of defined measurable indicators such as sales growth target and the timeframe to achieve the target in the formulated problem statement. Additionally, there are shortcomings in the pricing strategy formulation process, as the production cost factor was not considered in the analysis processes"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Riefqi
"Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat meningkat, termasuk didalamnya adalah tingkat konsumsi barang consumer goods. Peningkatan tingkat konsumsi memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk meingkatkan margin keuntungannya. Dengan persaingan dengan kompetitor yang begitu ketat, perencanaan produksi menjadi hal yang sangat vital bagi perusahaan. Peramalan jumlah permintaan barang yang akurat dibutuhkan untuk memperoleh operasi produksi yang efektif dan efisien. Metode ARIMA merupakan metode peramalan yang cukup populer untuk peramalan data time series dan terbukti memberikan hasil peramalan yang cukup akurat pada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Sedangkan metode neural network memiliki keunggulan untuk mendeteksi pola nonlinear yang ada di dalam data sehingga memiliki performa yang baik saat digunakan untuk melakukan peramalan untuk data yang sifatnya nonlinear. Metode hybrid yang mengkombinasikan ARIMA dengan neural network juga diajukan dalam penelitian ini untuk menganalisis performa kombinasi model gabungan dalam melakukan peramalan. Dalam penelitian ini, neural network menjadi model dengan tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan metode lain.

Economic growth results in increased consumptions levels of the citizen, including the consumption level of consumer goods. An increased level of consumption provides opportunity for companies to raise the profit margin. With tight competition against the competitor, production planning is very vital for the company. Forecasting an accurate number of demands is required to obtain production operation which are efficient and effective. ARIMA is one of the forecasting method which is a fairly popular for forecasting time series data and proven to give a fairly accurate forecasting result based on some researches that has been done before. While neural network method has advantages for detecting nonlinear patterns in the data, resulting a good performance when forecasting for the nonlinear nature of data. Hybrid method which combines the ARIMA with neural network also proposed in this study to analyze the performance of combination forecasting models. In this study, the neural network model with a better accuracy than other methods.
Economic growth results in increased consumptions levels of the citizen, including the consumption level of consumer goods. An increased level of consumption provides opportunity for companies to raise the profit margin. With tight competition against the competitor, production planning is very vital for the company. Forecasting an accurate number of demands is required to obtain production operation which are efficient and effective. ARIMA is one of the forecasting method which is a fairly popular for forecasting time series data and proven to give a fairly accurate forecasting result based on some researches that has been done before. While neural network method has advantages for detecting nonlinear patterns in the data, resulting a good performance when forecasting for the nonlinear nature of data. Hybrid method which combines the ARIMA with neural network also proposed in this study to analyze the performance of combination forecasting models. In this study, the neural network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aldi Rahmansyah Kurnia
"

Seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan konsumsi masyarakat di Indonesia, permintaan produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) pun mengalami peningkatan khususnya produk FMCG pada kategori Nutrisi. Hal ini tentunya menjadi potensi keuntungan bagi perusahaan jika bisa memanfaatkan kondisi dengan baik. Untuk mengoptimalkan potensi yang ada, perusahaan perlu memastikan bahwa produknya bisa menjangkau masyarakat luas dengan tepat waktu, hal ini perlu didukung oleh rencana produksi yang baik. Hal utama yang menjadi acuan perusahaan memproduksi sebuah produk adalah peramalan permintaan di waktu yang akan datang. Peramalan akan menjadi acuan perusahaan untuk menentukan seberapa banyak produk yang harus diproduksi dalam kurun waktu tertentu. Peramalan yang baik akan membantu perusahaan untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisasi kerugian yang timbul akibat kesalahan dalam perhitungan produksi. Selain peramalan, perusahaan pun perlu menentukan jumlah safety stock dan reorder point untuk membantu perusahaan dalam memastikan bahwa stok yang dimiliki bisa terus memenuhi permintaan pasar.


Along with the increasing standard of living and public consumption in Indonesia, the demand for Fast Moving Consumer Goods (FMCG) products has also increased, especially for FMCG products in the Nutrition category. This is a great potential profit for the company if it can take the advantages of the conditions properly. To optimize the potential that exists, companies need to ensure that their products can reach the wider community at the right time, this needs to be supported by a good production plan. The main thing that becomes a reference for producing a product is forecasting demand in the future. Forecasting will be a reference for the company to determine how many products must be produced within a certain time. Good forecasting will help companies to increase profits and minimize losses arising from errors in production calculations. In addition to forecasting, companies also need to determine the amount of safety stock and reorder points to help companies ensure that their stock can continue to meet market demand.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Nur Almuldita
"Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG), perusahaan FMCG perlu mengetahui jumlah permintaan yang potensial di suatu wilayah. Dengan begitu perusahaan dapat menyesuaikan supply yang optimal untuk menghindari tidak terpenuhinya permintaan pelanggan. Metode ekonometrik merupakan salah satu solusi untuk memodelkan estimasi permintaan dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pada penelitian ini digunakan data cross section sehingga perlu dilakukan uji dependensi spasial untuk melihat apakah antar wilayah memiliki dependensi spasial atau tidak. Hasilnya pada model regresi tidak terdapat dependensi spasial sehingga digunakan analisis regresi non-spasial sebagai model estimasi permintaan. Selain itu juga diperoleh hasil bahwa permintaan konsumen dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk, PDRB perkapita, rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga, dan kategori wilayah rural atau urban.

Along with the strict competitiveness of Fast Moving Consumer Goods (FMCG) industry, companies need to know the number of potential demands in an area. So, companies can adjust optimal supply to avoid consumer's demands unfulfillment. Econometric method is one of the solution to model the demand estimation considering factors affecting it.
This research use cross section data, so spatial dependence was conducted to investigate whether there is a spatial dependency between the region. The result revealed that there was no spatial dependency. Therefore, non-spatial regression analysis was used as a model of demand estimation. Beside that, the result also show that consumer?s demands are influenced by number of population, Gross Domestic Regional Product (GDRP), average of household expenditure, and the category of the area (rural or urban).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43377
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Besty Varisya
"Penelitian ini membahas pengaruh karakteristik perusahaan terhadap struktur modal. Perusahaan membutuhkan pendanaan dan modal untuk menjalankan kegiatan operasional. Pendanaan tersebut bisa berasal dari internal maupun eksternal perusahaan melalui hutang maupun ekuitas. Setiap perusahaan memiliki kebijakan perusahaan yang berbeda beda tergantung berbagai faktor, diantaranya ialah karakteristik perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan struktur aktiva terhadap debt to equity ratio. Sampel yang digunakan ialah perusahaan dibidang consumer good yang tercatatat di Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2019 dengan menggunakan teknik purposive sampling dan mendapatkan sampel 40 perusahaan. Hasil penelitian pada sampel secara keseuluruhan menunjukkan bahwa variabel dependen secara bersama sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal yang diukur dengan debt ratio. Adapun secara parsial, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan struktur aktiva memiliki pengaruh positif signifikan. Sementara, likuiditas memiliki pengaruh negatif signifikan. Variabel ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

This study discusses the effect of company characteristics on capital structure. Companies need funding and capital to carry out operational activities. Funding can come from internal and external companies through debt or equity.. Every company has different company policies depending on various factors, including company characteristics. This study aims to determine the effect of profitability, liquidity, company size, company growth and asset structure on debt to equity ratio. The sample used is companies in the consumer good sector which are listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2015 – 2019 obtained by using purposive sampling as many as 40 companies in the sample. . The results of the study on the sample as a whole show that the dependent variable together has a significant effect on capital structure as measured by the debt ratio. As for partially, profitability, company growth and asset structure have a significant positive effect. Meanwhile, liquidity has a significant negative effect. The firm size variable does not have a significant effect on capital structure."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Product differentiation are important, given consumers more critical and becomes selective Packaging is often referred to as "the five - second ads". In the beverage industry, there are many brands, varieties and taste in which consummers cannot often explain the difference between one brand from another...."
TEMEN 4:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marghaini Maria Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakterisitk eksekutif perusahaan yang dilihat dari keberadaan direksi perempuan dan masa jabatan CEO serta karakteristik keuangan perusahaan melalui net working capital terhadap tingkat cash holdings perusahaan consumer goods di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari 168 perusahaan consumer goods yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2018-2020. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi panel dengan metode estimasi Random Effect Model. Hasil studi ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan dari keberadaan direksi perempuan terhadap tingkat cadangan kas perusahaan consumer goods di Indonesia. Hal ini mendukung penjelasan motif kepemilikan kas berdasarkan precautionary motive. Selain itu penelitian ini juga menemukan adanya pengaruh negatif net working capital sebagai cash substitutes terhadap tingkat cadangan kas perusahaan consumer goods di Indonesia. Penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari masa jabatan CEO terhadap tingkat cadangan kas di Indonesia. 

This study aims to analyze the impact of the company's executive characteristics as seen from the presence of female directors and the CEO tenure, as well as the company's financial characteristics through net working capital on corporate cash holdings of consumer goods firms in Indonesia. This study uses samples from 168 consumer goods companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2018 - 2020. The research method being used is panel regression with the Random Effect Model as the estimation method. The results of this study indicate that there are significant positive effect of female directors on the cash holdings of consumer goods firms in Indonesia due to the precautionary motive of cash holdings. Furthermore, this study finds a significant negative effect of net working capital as cash substitutes on the cash holdings of consumer goods firms in Indonesia. Lastly, this study do not find any significant impact of CEO tenure on the cash holdings of consumer goods firms in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Permana
"Investasi selalu dihadapkan pada dua masalah yang kontradiktif yaitu maksimalisasi tingkat imbal hash (return) dan minimalisasi resiko (risk). Tingkat resiko yang dihadapi investor akan semakin tin ggi sebanding dengan tingkat pendapatan yang diperoiehnya, dimana fenomena ini mempakan suatu kewajaran dalam berinvestasi. Resiko yang dihadapi sebisa mungkin diantisipasi sehingga potensi kerugian yang diaiami dapat diminimumkan.
Tujuan dari penelitian karya akhir ¡ni adalab tujuan pertama adalah menyusun dinamika efficient frontier saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta dan saham yang terletak pada daerah efisien yang akan membentuk portfolio selama periode penelitian 1996-2001, dimana efficient frontier adalah kumpulan portfolio efisien yang dihubungkan sehingga membentuk suatu garis. Tujuan kedua adalah merumuskan variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia di Bm-sa Efek Jakarta selama periode 1996-2001, dimana pada penelitian ini diduga indeks harga sahani gabungan (IHSG), indeks harga saham sektoral (IHSS), dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar (DR) merupakan variabel independen yang signifikan.
Tujuan ketiga yang merupakan tujuan terakhír dad penelitian ini adalah mengevaluasi tingkat resiko indeks portfolio portfolio saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta selama periode 1996-200 dengan menggunakan model volatilitas Model ARCH (Autoregresive Conditional Heteroscedasticity)IModel GARCH (Generalized Autoregresive Conditional Heteroscedasticity) (Engle: 1982), dimana ARCHIGARCH merupakan teknik ekonometrik yang digunakan untuk mengestimasikan variance dan data masa lalu untuk estimasi varians masa depan yang bersifat tidak konstan (volatile) yang berguna untuk meningkatkan efisiensi pemodelan.
Penelitian karya akhir ini akan membahas mengenai proses pembentukan portfolio saham di suatu sektor industri yaitu industri dasar dan kimia, serta pengaruh dan dampak dan indeks barga saham gabungan (IHSG), indeks barga saham sektoral (IHSS), dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar (IDR) kepada pergerakan indeks portfolio yang dibentuk dan saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta selama peniode 1996-2001. Penelitian ini pun akan mencoba untuk membuat model persamaan dari lHSG, EHSS, dan IDR sebagai variabel independen dan indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia sebagai variabel dependen dengan memperhatikan nilai error/residu persamaan, karena residu tidak selamanya bersifat konstan sepanjang waktu (homoscedastic). Pergerakan volatilitas residu dapat menjelaskan pergerakan tingkat resiko masa yang lalu yang relevan untuk memperkirakan resiko pada masa yang akan datang.
Hasil penelitian menunjukican bahwa patta masa menjelang krisis ekonomi tahun 1996-1997 terdapat Íebih banyak saham di sektor ¡ni yang terletak path wilayah yang efisien. Puncak ¡crisis pada tahun 1998 mengakibatkan hanya dua sahani yang berada pada wilayah efisien, dimana terjadi penurunan dalam nilai indikator ekonomi, namun ketika terjadi peningkatan pada tahun 1999-2001. Pengukuran variabel independen secan signifikan dengan level 0,05 yang mempenganuhi pergerakan indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia dipengaruhi oLeh FUSS dan pergeralcan indeks tersebut di masa lalu (lag saham dan portfoho).
Penelitian pada tahun 1997 menunjukkan bahwa IHSG, IHSS, dan IDR tidak berpengaruh pada indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia, IHSG dan IHSS berpengaruh pada indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia pada tahun 1998, sedangkan pada tahun 1999 indeks portfolio sektor industri dasar dan kimia dipengaruhi oleh IHSG dan pergerakan indeks tersebut di masa lalu (lag saham dan portfolio). Tahun 2000 indeks portfolio saham sektor industri dasar dan kimia hanya dipengaruhi oleh 1HSS sedangkan pada penelitian tahun 2001 saham indeks portfolio saliam sektor industri dasar dan kimia hanya dipengaruhi oleh dan pergerakan indeks tersebut di masa lalu (lag saham dan portfolio).
Pengukuran tingkat resiko dengan portfolio saham sektor industri dasar dan kimia dengan model GARCH (1,1) hanya dapat dilakukan pada tahun 1999. Nilai conditional variance yang didapat dapat digunakan dalam berinvestasi karena lebih teliti dalam tingkat pengukuran resiko dibandingkan dengan menggunakan nilai unconditional variance.
Kesimpulan yang dapat diambil dan penelitian ini adalah selama periode penelitian dan tahun 1996- 2001 kecenderungan saham yang masuk ke dalam daerah efisien menurun. Faktor lag selama periode penelitian dan tahun 1996-2001, sering menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi secara signifikan dengan level 0,05 indeks portfolio saham sektor industri dasar dibandingkan dengan variabel independen LHSG, LHSS, dan DR. Model GARCH (1,1) dapat digunakan pada portfolio tahun 1999.
Saran dari penelitian ini adalah saran pertama, dengan model GARCH (1,1) investor dapat menggunakan nilai conditional variance sebagai salah sam alat bantu bagi dalam memperkirakan pergerakan resiko investasi saham dan portfolio dan waktu ke waktu bila dibandingkan dengan menggunakan nilai uncondlional variance. Saran kedua adalah kepada peneliti lain yang ingin meneliti evaluasi portfolio saham sektor industri lainnya selain sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta dapat memperbandingkan hasil penelitiannya dengan hash penelitian evaluasi portfolio saham sektor industni dasar dan kimia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nellia Putri
"Pada pertengahan tahun 1997 perekonomian indonesia mengalami krisis yang terparah sepanjang sejarah Orde Baru. Hal ini diawali dengan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga 80 persen dan peningkatan suku bunga deposito dan sekitar 15 persen menjadi 30 persen, serta inflasi yang melonjak hingga dua digit. Hampir seluruh perusahaan Indonesia tidak mampu membayar kewajibannya. Secara teknis perusahaan-perusahaan tersebut dapat dinyatakan bangkrut. Kondisi ini menimbulkan efek penurunan harga-harga saham perusahaan yang terdaftar- di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Indeks pasar yang ditunjukkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan ([HSG) merosot tajam dan nilai 726 (akhir Juil 1997) menjadi hanya 260 pada bulan September 1998. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi perubahan harga saham pada waktu berubahnya indikator-indikator ekonomi tersebut.
Namun terdapat fenomena menarik yang terjadi selama periode krisis tersebut, dimana ada saham-saham yang mampu bertahan dan hampir tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi politik, yang oleh para analis dan investor di pasar modal dikategorikan sebagai defensive stocks. Saham-saham ini biasanya berasal dari emiten yang bergerak di bidang komoditi utama atau yang setiap saat dibutuhkan oleh konsumen dan memiliki pasar yang luas. Beberapa saham yang termasuk dalam kategori tersebut adalah saham perusahaan sektor industri consumer goods, terutama dari sektor indutri makanan-minuman dan rokok.
Fenomena ini menarik untuk dilakukan penelitian guna mengetahui adanya pengaruh faktor-faktor ekonomi makro terhadap kinerja saham saham perusahaan sektor industri consumer goods. Dan bila terdapat pengaruh faktor-faktor ekonomi terhadap kinerja saham saham perusahaan seictor industri consumer goods, seberapa signifikan pengaruhnya terhadap harga saham tersebut.
Untuk menganalisis permasalahan tersebut digunakan pemodelan multifaktor, dimana seluruh data variabel penelitian yang diguriakan berupa data runtun waktu (urne series) dengan skala data bulanan (monthly) dan metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda (OLS). Indeks Harga Saham Gabungan (ll-ISG), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, perubahan suku bunga SBI I buían dan tingkat itifiasi merupakan faktor-faktor yang mewakili faktor ekonomi makro yang sangat bergejolak selama krisis berlangsung dan menjadi variabel bebas (independent variable) dalam persamaan regresi. Sedangkan indeks harga saham perusahaan kategori industri Consumer goods sebagai vanabel terikatnya (dependent varíabk). Indeks saham perusahaan Consumer goods yang digunakan dalam penelitian adalah INDF, MYOR, SUBA, ¡JLTJ (kategori food & beverages); BATI, GGRM dan HMSP (kategori tobacco manufactures); DNKS, KLBF dan TSPC (kategon pharmaceuticals); UNVR (kategori cosmetics & household) dan KDSI (kategori houseware), sefla IHSCG (indeks harga saham sektor consumer goods).
Hasil penelitian menunjukJn bahwa secara umum IHSG berpengaruh sangat signifikan dan positif terhadap seluruh indeks harga saham kecuali pada indeks ?larga saham IJLTJ, BATI dan DNKS. Pengaruh negatif nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (kurs) cukup signifikan terhadap indeks harga saham INDF, MYOR, HMSP, DNKS, KLBF, dan TSPC. Sedangkan perubahan suku bunga SBI memberi pengaruh negatif hanya pada indeks harga saham HMSP dan inflasi juga memberi pengaruh negatif hanya pada indeks harga saham MYOR dan BATI.
Langkah berikutnya dalam penelitian adalah dengan mengembangkan model yaig mengikutsertakan faktor autoregressive function (AR) sebagai fi.ingsi residual atau penyimpangan (Ut) dan moving average function (MA) sebagai fiingsi inovasi yang membenkan informasi tentang residual (et) atau kombinasi keduanya yang dikenal sebagai model ARMA yang dapat digunakan untuk meramalkan indeks saham ke depan dengan lebih baik, karena faktor AR dan MA ternyata mampu memberikan informasi tambahan yang menjelaskan terjadinya variabilitas indeks saham consumer goods seperti INDF, SUBA, IJLTJ, DNKS, KLBF, TSPC, UNVR dan KDSI. Kriteria pemodelan yang digunakan adalah sesuai degan kriteria Box-Jenkins, yaitu parsimony, gccdncss offi dan information "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T5540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Ratnamurty
"Variabel penting di dalam melakukan analisis sekuritas adalah keuntungan yang diharapkan (expected return) dan identifikasi risiko atau sering disebut sebagal risk -return analisis. Beta dapat digunakan sebagai ukuran risiko yang sangat membantu investor dalam memprediksi return dan suatu saham yang dimilikinya. Bela menunjukkan sensitivitas tingcat pengembalian sural berharga saham terhadap tingkat pengembalìan berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti tingkat pengembalian pasar. Tingkat pengembalian pasar chtunjukkan oleh besamya pengembalian indeks barga saham gabungan ataupun indeks beberapa saham lertentu yang dianggap representatif Untuk indeks barga saham ini di Buma Efek Jakarta dikenal adanya IHSG dan LQ45.
Variance juga dapal digunakan sehagai alat ukur risiko suatu saham. Variance dibedakan menjadi unconditional variance dan conditional variance. Conditional variance sangat penting bagi para investor untuk melakukan analisis fmansial, misalkan untuk inengukur risiko yang akan terjadi dan memperhitungkan return dan investasinya sehingga risiko investasi dapat dikurangi dan return yang diharapkan dapat diperoleh. Conditional variance dapat diformulasikan dengan menggunakan model ARCH / GARCH Engle (1982) memperkenalkan model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Model ini adalab model time-series untuk kondisi heteroscedasticity yang didasarkan pada conditional variance dimana variance adalah fungsi dan variance sebelumnya. Tim Bollerslev (1986) memperkenalkan model Generalized Autoregressive 2onditional Heteroscedasticity (G ARCH) yang merupakan pengernbangan dan model ARCH Model GARCH merupakan teknik pemodelan time-series yang menggunakan peramalan variance masa lalu untuk meramalkan variance masa depan.
Karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beta dan conditional variance sepuluh perusahaan sektor consumer goods yang memiliki total kapitalisasi pasar terbesar selama 1996-2001 dengan menggunakan model ARCH / GARCH. Adapun untuk pengolaban data digunakan alat bantu software EViews version 3.0, sedangkan untuk pembuatan grafik digunakan bantuan Microsoft Excel 2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saham-saham consumer goods yang dipengaruhi oleb return 1148G dan return 1148S path vmumnya mempunyai pergerakan yang searah dengan pasar maupun sektoralnya karena sebagian besar basil estimasi menunjukkan nilai beta 1H50 dan beta mss yang positif, serta termasuk saham yang agresif terhadap pasar namun defensif terhadap ektoraJnya, berdasarkan hasil estimasi yang sebagian besar menunjukkan nilai beta IHSG> 1 dan beta IHSS < 1. Secara umum dari tahun 1996 hingga tahun 2001, return saham consumer goods juga dipengaruhi oleh return saham pada han-han sebelumnya namun tidak dipengaruhi oleb return IDR.
Berdasarkan model ARCH / cIARCH, dari hasil penelitian didapat bahwa pada Umurnnya volatilitas return saham consumer goods sebelum krisis ekonomi mel anda Indonesia fluktuasinya rendah. Volatìlitas meningkat tajam ketika luisis mulal terasa imbasnya path bulan Juli 1997. Fenomena ini mendukung teoni Steward (1989) bahwa krisis ekonomi akan menyebabkan meningkatnya volatilitas dan volatilitas akan turun ketika terjadi ekspansi ekonomi. Agar investor BEJ bisa mendapatkan keuntungan dan investasinya pada saham-saham consumer goods, maka apabila kondisi penerimaan pasar modal sedang membaik, hampir semua saham consumer goods dapat dijadikan pilihan investasi karena memiliki beta yang positif apalagi jika investor memilih saham consumer goods yang juga memiliki miai beta lebih besar dan satu, seperti misalnya saham INDF, KLBF, dan MYOR. Namun demikian, para investor juga harus mengantisipasi keadaan yang sebaliknya, yaitu jika kondisi pasar modal menjadi memburuk. investor justru bisa mengalami kerugian.
Berdasarkan data con!iiionuI variance, untuk investasi jangka panjang, investor BEJ sebaiknya memilib saham consumer goods yang tidak mengalami volatilitas dalam periode yang cukup panjang, seperti misalnya saham MYOR. Selain itu, investor juga disaraTikan agar tidak berinvestasi pada saham consumer goods pada periode yang memiliki volatilitas tinggi. Hal ini dimaksudkan agar investor dapat memperkecil risiko yang terjadi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T6153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>