Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Sabrina
"Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan program pendidikan di ISCO Foundation yaitu program beasiswa pendidikan dan program sanggar kegiatan anak. Penelitian ini juga membahas program yang mendukung program pendidikan yaitu program nutrisi dan tambahan kesehatan dan program perlindungan dan advokasi hak anak. Program ini memberdayakan anak-anak dari kelompok marjinal dengan melakukan pemenuhan hak dasar anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program dan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan sebagai upaya pemenuhan hak anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi deskriptif melalui studi literatur, observasi, dan wawancara yang dilakukan secara luring. Penelitian ini melibatkan 10 orang informan yang terdiri dari staf ISCO Foundation, anak dampingan ISCO Foundation, dan alumni anak dampingan ISCO Foundation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam program pendidikan, ISCO Foundation berhasil memenuhi hak anak atas pendidikan. Dalam program nutrisi dan tambahan kesehatan, program ini melakukan pemenuhan hak anak atas gizi. Dalam program perlindungan dan advokasi hak anak, ISCO Foundation berhasil melakukan pemenuhan hak atas perlindungan dan hak atas identitas. Faktor pendukung yang mempengaruhi pelaksanaan program adalah lokasi yang strategis, kedekatan dengan anak dampingan, adanya program pendukung dari donor, kesadaran orang tua yang tinggi, dan staf lapangan yang handal. Sedangkan, faktor penghambatnya adalah pergaulan bebas, lingkungan yang berpengaruh buruk, dan penolakan dari anak dampingan.

This study discusses the implementation of educational programs at ISCO Foundation, namely educational scholarship programs and children's activity studio programs. This research also discusses programs that support educational programs, namely nutritional and supplementary health programs and programs for the protection and advocacy of children's rights. This program empowers children from marginalized groups by fulfilling children's basic rights. The purpose of this research is to describe the implementation of the program and explain what factors influence the implementation of educational programs as an effort to fulfill children's rights. This research is qualitative research with a descriptive study through literature studies, observations, and interviews conducted offline. This research involved 10 informants consisting of ISCO Foundation staff, ISCO Foundation assisted children, and ISCO Foundation assisted alumni. The results of the research show that in terms of educational programs, ISCO Foundation has succeeded in fulfilling children's right to education. In the nutritional and additional health program, this program fulfills children's right to nutrition. In the protection and advocacy program for children's rights, ISCO Foundation has succeeded in fulfilling the right to protection and the right to identity. Supporting factors that influence program implementation are strategic location, proximity to assisted children, existence of donor support programs, high parental awareness, and reliable field staff. Meanwhile, the inhibiting factors are promiscuity, an environment that has a bad influence, and rejection from assisted children."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayla Primanda Olivianti
"Evaluasi ini dilakukan untuk menilai pelaksanaan program bantuan pendidikan dan pemberdayaan anak yang dilaksanakan oleh Indonesian Street Children Organization (ISCO Foundation) untuk anak ekonomi rendah di Sanggar Gege. Model evaluasi dalam studi ini adalah Main Analytical Categories dan Analisis SWOT dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dengan penerima pemanfaat dan pelaksana program. Peneliti melakukan evaluasi pada tiga program utama ISCO Foundation yaitu Bantuan Pendidikan, Sanggar Kegiatan Anak, serta Nutrisi Tambahan dan Kesehatan. Studi ini menunjukkan bahwa ketiga program ISCO Foundation memiliki relevansi yang baik. Program yang memberikan banyak manfaat adalah Bantuan Pendidikan dan Sanggar Kegiatan Anak, kedua program ini memiliki efektivitas dan impact yang baik serta dapat dirasakan penerima progam. Implementasi program Nutrisi Tambahan dan Kesehatan perlu ditingkatkan karena penilaian dimensi impact belum dirasakan dan efektivitasnya perlu ditingkatkan lagi. Partisipasi penerima program pada tahap pelaksaan sudah baik sehingga dapat meningkatkan capacity building anak dampingan yaitu peningkatan IQ dan EQ, serta dapat meningkatkan capacity building orang tua dampingan dalam mengasuh anak. Berdasarkan analisis SWOT, secara internal ISCO memiliki kemampuan organisasional yang baik namun kurang memaksimalkan partisipasi penerima program dalam meningkatkan implementasi program. Secara eksternal ISCO terbuka dengan kerja sama pihak ketiga, namun memiliki ancaman lingkungan yang rawan banjir dan pandemi. Melalui evaluasi ini, peneliti merekomendasikan untuk memaksimalkan partisipasi penerima program dalam memberikan sumbangan ide saat evaluasi dan memanfaatkan media digital dalam berkomunikasi di masa pandemi. Sebaiknya ISCO membuat indikator keberhasilan yang rinci untuk setiap programnya untuk mengukur keberhasilan program.

This evaluation was carried out to assess the implementation of the educational assistance and child empowerment program by Indonesian Street Children Organization Foundation (ISCO Foundation) for low-income children in Sanggar Gege. The main model for the evaluation is Main Analytical Categories and SWOT Analysis by using qualitative method with in-depth interviews with beneficiaries and program implementers. Researcher conduct an evaluation on ISCO’s three main programs, which are Children Educational Support, Children's Activities Center, also Health and Nutrition. This study shows that the three ISCO Foundation programs have good relevance. Program that provides many benefits are Children Educational Support and Children's Activities Center, these two programs have good effectiveness and impact that can be felt by the program recipients. Implementation of Health and Nutrition program need to be further enhanced because the impact dimension assessment has not been felt and its effectiveness needs to be improved. The participation of program recipients at the implementation stage is good so that it can increase the assisted children’s capacity, i.e. IQ and EQ, and also increase the capacity of assisted parents in raising children. According to SWOT analysis, internally ISCO has good organizational capacity but doesn’t maximize the participation of program recipients in improving program implementation. Externally ISCO open with cooperation with third parties, but has environmental threats that are flood-prone and pandemic. Through this evaluation, researchers recommend to maximize the participation of the recipient program in contributing ideas during the evaluation and utilizing digital media in communicating during the pandemic. ISCO would better make key performance indicator for its program to measure the success of the program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Aquina Parsaulianna H.
"Skripsi ini mendeskripsikan dukungan sosial yang diberikan oleh ISCO Foundation, secara spesifik di ISCO Foundation Sanggar Manggarai, di masa Pandemi COVID-19 yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Latar belakang penelitian ini adalah Pandemi COVID-19 dapat memberikan dampak yang signifikan kepada anak, khususnya anak yang berada di fase remaja dan hidup dalam kemiskinan. Untuk itu, dibutuhkan dukungan sosial dalam rangka mendukung remaja tersebut. ISCO Foundation Sanggar Manggarai merupakan salah satu pemberi dukungan sosial kepada anak dampingan mereka sebagai anak yang hidup dalam kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran dukungan sosial yang diberikan oleh ISCO Foundation kepada anak dampingan di masa Pandemi COVID-19 serta hambatan yang ditemukan dalam pemberian dukungan sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan triangulasi sumber data untuk meningkatkan kualitas penelitian. Rentang waktu penelitian ini berlangsung sejak September 2021 sampai dengan Juni 2022. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yang dilakukan kepada delapan orang informan yang dipilih berdasarkan kriteria informan dengan teknik purposive sampling. Selain itu, studi kepustakaan juga digunakan untuk memperkaya analisis substansi penelitian ini. Penelitian ini mengungkapkan bahwa di masa Pandemi COVID-19, ISCO Foundation Sanggar Manggarai telah memberlakukan sistem daring dan sistem luring. Dari berbagai konteks tersebut, ISCO Foundation Sanggar Manggarai senantiasa memberikan dukungan dalam bentuk dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan afirmatif. Sementara itu, hambatan dalam memberikan dukungan sosial dapat dilihat dari faktor anak dampingan dan faktor ISCO Foundation Sanggar Manggarai. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk menambah temuan fenomena sosial terkait kesejahteraan anak serta kelompok manusia pada fase remaja (adolescence) di Mata Kuliah Kesejahteraan Anak dan Perlindungan Anak serta Mata Kuliah Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan sumbangsih pada Mata Kuliah Pengantar Psikologi bagi Kesejahteraan Sosial terkait dengan konsep dukungan sosial.

This study explains the social support provided by the ISCO Foundation, particularly the ISCO Foundation Sanggar Manggarai, during the COVID-19 pandemic to their assisted children, discussed from the social welfare field of study. Children, especially children in the adolescent phase who live in poverty, can be impacted because of the COVID-19 pandemic. For this reason, social support is essential for them. ISCO Foundation Sanggar Manggarai is one of the providers of social support for their assisted children as children who live in poverty. This study aims to explore the portrait of the social support provided by the ISCO Foundation to their assisted children during the COVID-19 pandemic and the obstacles within it. This research is qualitative-descriptive research with data source triangulation to improve the quality of research. This research was carried out from September 2021 to June 2022. The data collection technique used in this research is semi-structured interviews with eight informants who were selected based on the criteria of the informants with the purposive sampling technique. Addedly, the literature review technique was also used to enrich the analysis of the substance of this research. This thesis demonstrates that during the COVID-19 Pandemic, ISCO Foundation Sanggar Manggarai implemented online and offline methods. From these various contexts, ISCO Foundation Sanggar Manggarai constantly provides support in the form of emotional support, instrumental support, informational support, and affirmative support. In parallel, the obstacle factor when providing social support encountered in assisted children and ISCO Foundation Sanggar Manggarai. The results of this thesis can contribute to the Social Welfare Study Program to add to the findings of social phenomena related to the welfare of children and human groups in the adolescence phase in the Child Welfare and Child Protection Course and the Human Behavior and Social Environment Course. In addition, this thesis can also contribute to the Introduction to Psychology for Social Welfare Course related to the social support concept."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Prameswari Sekar Pembayun
"Dimensi pendidikan krusial dalam mewujudkan kesejahteraan anak, khususnya bagi anak usia remaja, namun aksesnya masih terbatas bagi anak keluarga prasejahtera karena keterbatasan finansial. Keterbatasan sekolah formal untuk menyediakan pendidikan yang memadai untuk anak prasejahtera membuat Sekolah Master bergerak menjadi lembaga yang memfasilitasi pendidikan nonformal bagi anak dan remaja prasejahtera, menyediakan kesempatan baru untuk mereka mengenyam pendidikan. Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pendidikan nonformal oleh Sekolah Master serta kebutuhan kesejahteraan anak yang terpenuhi dari pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan studi literatur. Pengambilan data dalam penelitian ini berlangsung dari bulan Februari hingga bulan Juni 2024. Hasil menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan nonformal di Sekolah Master memenuhi kebutuhan pendidikan untuk mengembangkan pengetahuan kognitif dan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan pascasekolah, khususnya pada remaja. Program pendidikan kesetaraan, keterampilan, dan berbagai pelatihan membantu memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan emosional remaja. Interaksi dengan guru dan teman, bimbingan konseling, serta apresiasi yang diberikan guru, juga memenuhi kebutuhan kesejahteraan anak seperti kebutuhan akan pertemanan, kebutuhan emosional, kebutuhan pembentukan identitas remaja. Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan nonformal di Sekolah Master membuktikan efektivitasnya dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesejahteraan anak, termasuk kebutuhan akan pendidikan, fisik, sosial, emosional, dan pengembangan diri.

The dimension of education is crucial in realizing child wellbeing, especially for teenagers, but access is limited for children from underprivileged families due to financial constraints. Formal school’s limitation to provide adequate education for underprivileged children has led Sekolah Master to facilitate non-formal education for these children and adolescents, providing new opportunities. This thesis aims to describe and analyze the implementation of non-formal education by Sekolah Master and the child wellbeing needs met from its implementation. This research uses descriptive qualitative methods with data collection techniques of interviews, observation, and literature study. Data collection took place from February to June 2024. The results show that the implementation of non-formal education at Sekolah Master fulfills educational needs to develop cognitive knowledge and skills useful for post-school life, especially in adolescents. Equality education programs, skills, and various training help meet the physical, social, and emotional needs of adolescents. Interaction with teachers and friends, counseling guidance, and appreciation given by teachers also meet children's wellbeing needs such as friendship, emotional needs, and adolescent identity formation. Thus, the implementation of non-formal education at Sekolah Master proves its effectiveness in meeting the various wellbeing needs of children, including educational, physical, social, emotional, and self-development needs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfauzi Rauf
"Hak Pendidikan bagi anak yang berhadapan dengan hukum merupakan pengejawantahan dari asas-asas pelaksanaan Sistem Peradilan Pidana Anak, utamanya  bagi anak yang sedang dalam proses Peradilan sehingga merampas kemerdekaannya untuk mendapatkan kesempatan bersekolah dan Pendidikannya menjadi terputus. Pemenuhan Hak Pendidikan bagi anak yang berhadapan dengan hukum dalam proses Penahanan di Rumah Tahanan Negara telah dijaminkan dalam Pasal 32 ayat (4) Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak telah menegaskan bahwa selama Anak ditahan, maka kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anak harus tetap terpenuhi. Namun dalam praktiknya Pemenuhan Hak Pendidikan bagi anak yang berhadapan dengan hukum di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pinrang dilakukan penggabungan program Pendidikan bagi anak yang berhadapan dengan hukum dengan Tahanan dan Narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan. Pelaksanaan program Pendidikan diberikan tanpa dibedakan antara bentuk Pendidikan yang diberikan kepada anak yang berhadapan dengan hukum dan Tahanan dengan Narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada, padahal kondisi anak yang berhadapan dengan hukum dan Tahanan hanyalah dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih tiga bulan lamanya (masimal 110 hari). Untuk itu diperlukan program Pendidikan yang khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pinrang. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, tulisan ini akan menganalisis mengenai bagaimana pemenuhan hak pendidikan bagi anak yang berhadapan dengan hukum di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pinrang.

The Right to Education for Children in Conflict with the Law is an embodiment of the principles of the implementation of the Juvenile Criminal Justice System, especially for children who are in the process of justice so as to deprive their freedom to get the opportunity to go to school and their education is interrupted. The fulfillment of the right to education for children in detention at the State Detention Center has been guaranteed in Article 32 paragraph (4) of the Law on Juvenile Criminal Justice System which states that while the child is detained, the physical, spiritual and social needs of the child must be fulfilled. However, in practice, the fulfillment of the right to education for children in conflict with the law at the Class IIB Pinrang State Detention Center is carried out by combining the education program for children in conflict with the law with detainees and prisoners or prisoners. The implementation of the education program is provided without differentiating between the form of education provided to Children Against the Law and Prisoners and Prisoners or Prisoners, even though the conditions of Children Against the Law and Prisoners are only carried out for a period of approximately three months (maximum 110 days). For this reason, a special education program is needed for Children Against the Law at the Pinrang Class IIB State Detention Center. By using normative juridical research methods, this paper will analyze how the Fulfillment of Educational Rights for Children Against the Law at the Pinrang Class IIB State Detention Center."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirda Amalia
"Tesis ini membahas tentang Pelaksanaan Program Children Educational Support dalam mengurangi prevalensi anak jalanan oleh Yayasan ISCO. Dilatarbelakangi oleh masih banyak anak miskin rentan ke jalan akibat sulitnya akses ke layanan pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan 9 informan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program sudah berjalan dengan cukup baik ditandai dengan berkurangnya anak dampingan yang turun ke jalan disebabkan adanya pemberian bantuan dalam pendidikan formal dan non formal. Hal ini menjadikan terpenuhinya kebutuhan anak miskin untuk mendapatkan pendidikan sejak usia dini sehingga intensitas untuk bekerja di jalan terminimalisir.

The thesis discusses about the implementation of children educational support in reducing prevelance of street children by ISCO Foundation. Motivated by many poor children vulnerable to be street cause the difficulty of access to educational services. This research used a qualitative approach. Collecting data using observation and interview with 9 informant.
The study results show that implementation of program has already ran fairly well characterized by reduced child beneficieris who took the streets due to provision of assistance in formal and non-formal education. This made the fulfillment of poor children needs to get an education from early age so the intensity of street work has minimized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Desya Maharani
"Skripsi ini membahas implementasi dari pelayanan sosial yang diberikan oleh Yayasan Peduli Anak dalam rangka berpartisipasi mengupayakan pemenuhan hak anak terlantar. Penelitian ini didasari karena tingginya jumlah anak terlantar, khususnya di Nusa Tenggara Barat. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana informan yang dipilih didasarkan pada kriteria tertentu, dalam hal ini informan pada penelitian ini adalah pengurus dan pelaksana layanan serta penerima manfaat yang merupakaan binaan dari lembaga. Adapun jumlah informan yang diteliti adalah 13 orang. Kemudian, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi dokumen, wawancara mendalam, dan observasi. Setelah pengumpulan data, proses kategorisasi dilakukan dalam rangka melakukan analisis pada data, proses tersebut diantaranya berupa open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil dari penelitian ini menggambarkan layanan yang diberikan oleh lembaga, yaitu layanan pengasuhan seperti keluarga yang diberikan di dalam lembaga, layanan pendidikan akademik dan non-akademik, serta layanan kesehatan. Target sasaran dari pemberian layanan adalah anak terlantar, anak jalanan, dan anak korban kekerasan, namun saat ini target sasaran didominasi oleh anak terlantar. Lembaga menyelenggarakan layanan dengan tujuan untuk memperjuangkan hak anak dan mencegah kasus pernikahan dini yang kerap terjadi di Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, melalui upaya pemberian layanan tersebut, lembaga telah mengupayakan pemenuhan 10 hak anak terlantar yang merupakan penerima manfaat pada lembaga. Hak tersebut diantaranya adalah hak atas nama dan status kebangsaan, hak atas persamaan dan non-diskriminasi, hak atas perlindungan, hak pendidikan, hak bermain dan berekreasi, hak makanan, hak kesehatan, dan hak berpartisipasi dalam pembangunan. Namun dalam pengimplementasian layanan sosial yang diselenggarakan oleh lembaga, terdapat beberapa hak anak yang belum dapat terpenuhi secara maksimal, diantaranya adalah hak persamaan dan non-diskriminasi khususnya dalam hal pemberian layanan pada ABK, hak kesehatan khususnya kesehatan mental, dan hak berpartisipasi dalam pembangunan khususnya kesempatan bagi penerima manfaat dalam berpartisipasi pada kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh pihak desa dimana lembaga berada. Lembaga dalam meneyelenggarakan layanan yang juga ditujukan sebagai pemenuhan hak anak terlantar telah mengedepankan prinsip yang terkandung dalam Konvensi Hak Anak, prinsip tersebut diantaranya prinsip non-diskriminasi, prinsip yang terbaik bagi anak, prinsip atas hak (hidup, kelangsungan, dan perkembangan), serta prinsip penghargaan terhadap pendapat anak.

The focus of this study is implementation of social services provided by Peduli Anak Foundation in order to participate in seeking the fulfillment of the rights of neglected children. This study was conducted due to high number of neglected children, especially in West Nusa Tenggara. Afterward, this study used a qualitative approach with a descriptive type of research. The selection of informants was carried out by using a purposive sampling technique, selected informants were based on certain criteria, the informants in this study were management and service implementers, also beneficiaries who were assisted by the institution. The number of researched informants were 13 people. The data collected by using document study, in-depth interview, and observation. After the data collected, several categorization processes were carried out in order to analyze the data, the processes include open coding, axial coding, and selective coding. The results of this study describe the services provided by the institution, namely Family-like Care services that given in the institution, academic and non-academic education services, and health services. Target of these services are neglected children, street children, and children who are victims of violence, but currently the target are dominated by neglected children. Services that provided by the institution aim to promote children’s rights and prevent cases of early marriage that often occur in West Nusa Tenggara. Through these efforts, the institution had sought to fulfill the 10 rights of neglected children. The rights that are fulfilled include the right of name and national status, the right ef equality and non-discrimination, the right of protection, the right of education, the right of play and recreation, the right of food, the right of health, and the right of participate in development. However, in the implementation of social services that provided by institution, there are several rights that have not been fully fulfilled, including the right of equality and non-discrimination especially in terms of provide services to children with special needs, the right of health especially for mental health, and the right of participate in development especially opportuinities for beneficiaries to participate in social activities that organized by the village where the institution’s located. Institutions in providing services that are also intended to fulfill the rights of neglected children have put forward the principle contained in the Convention on the Rights of the Child, these principles include the principle of non-discrimination, principle of the best interest of child, principle of the rights to life, survival, and development, also principle respect for the views of the child."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Argatta
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran fasilitator pendidikan dalam program pendidikan alternatif di Yayasan Kampus Diakoneia Modern (KDM). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan informan penelitian menggunakan purposive sampling pada fasilitator pendidikan alternatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan 5 orang informan. Untuk memperkuat data dilakukan triangulasi melalui penerima manfaat yakni 4 orang anak binaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam berbagai tahapan intervensi program pendidikan alternatif, terdapat berbagai peran pekerja sosial pada berbagai tahap. Pada assessment, terdapat peran enabler dan empowerer berupa assessment minat dan bakat untuk mengetahui kemampuan belajar anak. Pada perencanaan, peran yang dilakukan sebagai enabler, empowerer, dan koordinator berupa merancang dan mengembangkan pendidikan alternatif yang dapat menghasilkan strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Pada implementasi, fasilitator pendidikan alternatif berperan sebagai educator dan group facilitator dalam memberikan pembelajaran dan memfasilitasi belajar anak. Pada evaluasi, fasilitator pendidikan dapat berperan sebagai enabler untuk menggunakan evaluasi belajar anak untuk merancang strategi di semester selanjutnya. Pada terminasi, fasilitator pendidikan alternatif dapat berperan sebagai enabler untuk mempersiapkan pembelajaran anak.

This study aims to describe the role of educational facilitators in alternative education programs at the Modern Diakoneia Campus Foundation (KDM). The research approach used is qualitative with descriptive research type. Selection of research informants using purposive sampling on alternative education facilitators. Data collection was carried out through interviews with informants, namely 1 alternative education program manager, and 4 alternative education facilitators. To strengthen data triangulation, it is carried out through beneficiaries, namely fostered children. the making of the thinking used is in the form of concepts and definitions of street children, interventions that can be carried out, as well as the role of alternative education facilitators which will be analyzed through the role of social workers.
The results of the study show that in various stages of alternative education program intervention, there are various roles of social workers at various stages. In the assessment, there is an activating and empowering role in the form of an assessment of interests and talents to determine children's learning abilities. In planning, the role played as enabler, empowerment, and coordinator is in the form of designing and developing educational alternatives that can produce learning strategies that will be carried out. In its implementation, alternative education facilitators act as educators and group facilitators in providing learning and facilitating children's learning. In evaluation, educational facilitators can act as enablers to use children's learning evaluations to develop strategies for the next semester. In the end, alternative education facilitators can act as enablers to prepare children's learning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhahana Putra
"Pengungsi Internal di Propinsi Kalimantan Barat merupakan akibat konflik sosial antara komunitas Dayak dengan Madura yang mempunyai budaya atau karakter hidup yang berbeda. Perbedaan ini seringkali menjadi dasar penyebab timbulnya suatu konflik. Konflik antara komunitas Madura dan Dayak terjadi pada tahun 1999 yang merupakan konflik yang berakhir terusirnya komunitas Madura dari wilayah Kabupaten Sambas sehingga tidak terlaksananya proses belajar mengajar. Tidak terlaksananya proses belajar mengajar hal ini dapat berimplikasi pada masa depan bagi anak. Tanggung jawab pemerintah dalam pemenuhan hak pendidikan telah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1999 Pasal 28 ayat 1 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Dasar di relokasi dapat diklasifikasikan dalam tiga hal yaitu Bagaimana pemenuhan hak pendidikan bagi Anak Pengungsi, peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Pontianak dan faktor-faktor kendala dalam pelaksanaan proses belajar mengajar?
Metode Penelitian yang digunakan melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan metode ini didasarkan pada pertimbangan, karakteristik data yang Iebih bersifat informasi kualitatif sebab untuk memahami pemenuhan kebutuhan akan pendidikan bagi Anak Pengungsi diperlukan proses penelitian yang memungkinkan pengungkapan yang realita bagi pihak-pihak tertentu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adatah teori konflik dari Thorsten Sellin dan teori Pendidikan dari M. J. Langeveld. Pelaksanaan pendidikan dasar di sebelas relokasi pengungsi di wilayah Kabupaten Pontianak memiliki beberapa kendala yang hampir sama yaitu Tempat Sekolah, Buku Pelajaran Alat Peraga dan Tenaga Pengajar. Pelaksanaan program wajib belajar di relokasi pengungsi Kabupaten Pontianak tidak dapat terlaksana dengan baik hal ini disebabkan belum adanya sarana sekolah untuk tingkat SLTP di lingkungan relokasi mengakibatkan banyak anak pengungsi yang putus sekolah.

Internal Displace Person who live in Province of West Kalimantan has different culture with the original citizen. It's occurs conflict between Dayak community and Madura. The difference is becoming social conflict between them which had happened at 1999. The conflict ended the dissipating of Madura community in sub province of Sambas. This matter appears profound impact. Government should in undertaking children right to get proper education. Based on decree number 36 year 1999 article 28 part 1, the article mentions that state has responsibility to manage children's right to get prepare education and to watch the maintained of it. Beside that another article mention about children protection as it stated article 9 number 23 year 2002.
There are three matters to classify the implementation of relocation primary school. They are the accomplishment of internal displace persons school age children rights to education, the role of local government of sub province of Pontianak in supporting internal displace children learning process and last not least about factors that become constrain in study execution. While other research methods using qualitative rapprochement, this method is based of same consideration. The consideration are first having qualitative data, the reason is more to the need of accurate information given by the source, second researcher collect information by using bibliography, field research, direct perception and interview, for the research of intertribal case that happened in province of West Kalimantan, researcher used Culture Conflict theory by Thorsten Sellin and Education Theory by M.J. Langeveld. The implementation of possessing basic education in all of relocation sub province of Pontianak having significant problems which are school place, guidance book and teacher. The program for internal displace children cant not be executed better. Government don't had adequate facilities to fulfill the things needed for basic education. The worst thing that internal displace children cannot continue his study to higher level.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Louis Faldy Al Ghiffary
"Penyandang disabilitas di Indonesia pada waktu ini masih terdapat cukup banyak berbagai permasalahan. dalam pemenuhan hak juga kewajiban penyandang disabilitas sampai saat ini masih tidak cukup memadai. Masih cukup banyak stigma negative dimata masyarakat yang berkaitan terhadap penyandang disabilitas terbentuk dari berbagai aspek. Dengan berlandaskan hal tersebut penulis mencoba menganailis bagaimana peran serta upaya pemerintah dalam memenuhi prinsip hak asasi manusia penyandang disabilitas di Indonesia serta bagaimana perspektif, tantangan, dan hambatan yang dihadapi oleh peemrintah ataupun stakeholder lainnya dalam pemenuhan hak Pendidikan anak penyandang disabilitas khususnya di Kota Depok. Pemilihan Kota Depok sebagai fokus wilayah penelitian juga disebabkan karena Kota Depok mendapatkan penghargaan pada tahun 2023 sebagai Kota Ramah AnakSalah satu kategori Kota Ramah Anak diantaranya: 1. Kelembagaan; 2. kategori hak sipil dan kebebasan; 3. Kategori lingkungan dan pengasuhan alternatif; 4. Kategori Kesehatan dasar dan kesejahteraan; Kategori Pendidikan, pendayagunaan waktu luang dan kegiatan budaya;dan 6. Kategori perlindungan.

Currently, people with disabilities in Indonesia still have quite a lot of various problems. in fulfilling the rights and obligations of persons with disabilities is still inadequate. There is still quite a lot of negative stigma in the eyes of society related to people with disabilities, which is formed from various aspects. Based on this, the author tries to analyze the role and efforts of the government in fulfilling the principles of human rights of persons with disabilities in Indonesia as well as the perspectives, challenges and obstacles faced by the government and other stakeholders in fulfilling the educational rights of children with disabilities, especially in Depok City. The choice of Depok City as the focus of the research area was also due to the fact that Depok City received an award in 2023 as a Child Friendly City. One of the Child Friendly City categories includes: 1. Institutional; 2. categories of civil rights and freedoms; 3. Category of alternative environment and care; 4. Basic health and welfare category; Education category, utilization of free time and cultural activities; and 6. Protection category."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>