Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Sintya Dewi Maharani Hadikusumo
"Salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) tersebut yakni program pertukaran pelajar bernama program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2021. Tiga perguruan tinggi negeri yang paling banyak mengirimkan mahasiswanya ke negara tujuan pada program IISMA 2021 yakni UGM, UI, dan ITB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan negara oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB pada program IISMA tahun 2021 dan untuk mengetahui pola pemilihan negara oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB ITB pada program IISMA tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara mendalam dan menggunakan analisis spasial deskriptif dan triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa UGM memilih negara Asia dikarenakan adanya persamaan budaya, aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Mahasiswa UI cenderung memilih negara Eropa dikarenakan adanya perbedaan budaya, aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Mahasiswa ITB cenderung memilih negara Asia, Eropa, dan Amerika dikarenakan adanya aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Kesimpulannya bahwa terdapat faktor penarik dan pendorong oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB serta pola pemilihan yang terbentuk yakni mahasiswa UGM cenderung memilih negara Asia, mahasiswa UI cenderung memilih Eropa, dan mahasiswa ITB cenderung memilih Asia, Eropa, dan Amerika.

One of the Free Learning-Merdeka Campus (MBKM) programs is a student exchange program called the Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) program in 2021. The three state universities that send the most students to destination countries in the 2021 IISMA program are UGM, UI, and ITB. The purpose of this research is to find out what factors influence the choice of country by UGM, UI, and ITB students in the 2021 IISMA program and to find out the pattern of country selection by UGM, UI, and ITB ITB students in the 2021 IISMA program. used is qualitative with in-depth interviews and using descriptive spatial analysis and triangulation of data sources. The results showed that UGM students chose Asian countries due to cultural similarities, different tourism aspects, educational factors, environmental factors, and cultural factors. UI students tend to choose European countries due to cultural differences, different aspects of tourism, educational factors, environmental factors, and cultural factors. ITB students tend to choose Asian, European, and American countries due to different tourism aspects, educational factors, environmental factors, and cultural factors. . The conclusion is that there are pull and push factors by UGM, UI, and ITB students as well as the election pattern that is formed, namely UGM students tend to choose Asian countries, UI students tend to choose Europe, and ITB students tend to choose Asia, Europe, and America."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felinsa Oktora Tanau
"Pada masa pandemi Covid-19, taruna di Akademi Kepolisian yang menjalani Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) menunjukan tampak kurang terlibat dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara awal, taruna kurang terlibat dalam belajar karena mengalami berbagai hambatan dan tantangan belajar yang dijalani secara tatap maya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterlibatan belajar, kebutuhan dasar psikologis peserta didik harus terpuaskan oleh dosen. Selain itu, peserta didik yang memiliki kemampuan academic buoyancy dapat mengatasi hambatan akademik sehari-hari sehingga dapat terlibat dalam belajar. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat peran academic buoyancy terhadap hubungan pemuasan kebutuhan dasar psikologis dan keterlibatan belajar. Partisipan penelitian ini berjumlah 279 taruna Akpol yang diukur dengan School Engagement Measurement, Basic Psychological Needs Satisfaction, dan Academic Buoyancy Scale. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis mediasi Macro PROCESS dari Hayes. Hasil penelitian menunjukkan academic buoyancy memediasi secara parsial hubungan antara pemuasan kebutuhan dasar psikologis dan keterlibatan belajar. Pemuasan kebutuhan dasar psikologis dapat memengaruhi keterlibatan belajar secara langsung, namun peran mediator academic buoyancy dapat meningkatkan keterlibatan belajar taruna selama menjalani PJJ. Penelitian ini juga membahas implikasi dan saran bagi institusi, dosen, taruna serta penelitian selanjutnya.

During the COVID-19 pandemic, cadets at the Police Academy who attend school from home or distance learning, showed that they were less engaged in learning. Based on the initial interviews, cadets are less engaged in learning because they experience various obstacles and challenges in virtual learning. Previous research showed that to increase student engagement, the basic psychological needs of students must be fulfilled by the lecturer. In addition, students who have academic buoyancy skills can overcome daily academic obstacles to be engaged in learning. This research was conducted to see the role of academic buoyancy in the relationship between basic psychological needs satisfaction and student engagement. Participants in this study were 279 cadets of Police Academy measured by the ‘School Engagement Measurement’, ‘Basic Psychological Needs Satisfaction’, and ‘Academic Buoyancy Scale’. The results showed that academic buoyancy partially mediates the relationship between basic psychological needs satisfaction and student engagement. The basic psychological needs satisfaction can directly affect student engagement, but the role of an academic buoyancy as mediator can increase the student engagement of cadets during distance learning . This research also discusses implications and suggestions for institutions, lecturers, cadets, and further research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toby Tri Putra
"Persentase aktivitas fisik yang rendah pada kelompok penduduk usia >10 tahun di Indonesia mencapai 33,5%. Mahasiswa, salah satu kelompok penduduk yang termasuk dalam kelompok usia tersebut, dinyatakan oleh beberapa penelitian terdahulu memiliki persentase tingkat aktivitas fisik rendah yang cukup tinggi. Kondisi pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas di luar turut memengaruhi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik mahasiswa FKM UI. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional ini dilakukan melalui pengisian kuesioner online yang dibagikan melalui surat elektronik mahasiswa. Variabel dependen yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pengetahuan, tempat tinggal, fasilitas olahraga, screen-time, dukungan keluarga dan teman, serta motivasi. Aktivitas fisik mahasiswa diukur melalui Global Physical Activity Questionnaire yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO). Hasil penelitian ini menunjukkan 40% mahasiswa FKM UI memiliki tingkat aktivitas fisik yang kurang atau tidak mencapai rekomendasi WHO, yaitu ≥600 MET setiap minggu. Analisis statistik yang telah dilakukan menunjukkan faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik mahasiswa adalah ketersediaan fasilitas olahraga, dukungan keluarga dan teman, serta motivasi. Intervensi berupa edukasi aktivitas fisik, saling memberi dukungan untuk beraktivitas fisik pada keluarga dan teman, penyediaan dan pemanfaatan fasilitas olahraga, dan upaya meningkatkan motivasi berolahraga diperlukan untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik.

The percentage of low physical activity in the population group aged > 10 years in Indonesia reaches 33.5%. Students, one of the population groups included in this age group, have been stated by several previous studies to have a fairly high percentage of low physical activity. The COVID-19 pandemic, which limits outdoor activities, has also affected individual’s physical activity. This study aims to determine the factors associated with the level of physical activity of Faculty of Public Health students at University of Indonesia. This quantitative study with a cross-sectional study design was carried out through filling out online questionnaires distributed via student e-mails. The dependent variable measured in this study was physical activity and independent variables are gender, knowledge, residence situation, sports facilities, screen time, family and friends support, and motivation. Student physical activity is measured through the Global Physical Activity Questionnaire developed by the World Health Organization (WHO). The results of this study indicate that 40% of students have a level of physical activity that does not reach the WHO recommendation, which is 600 MET per week. Statistical analysis that has been carried out shows that factors related to student physical activity are the availability of sports facilities, support from family and friends, and motivation. Interventions are in the form of physical activity education, mutual support for activities with family and friends, provision and utilization of sports facilities, and efforts to increase exercise needed to increase physical activity levels."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Dunia Saputra
"ABSTRAK
Keputusan mahasiswa UI dalam memilih program student exchange dari
lembaga international office UI mencerminkan murni rangkaian proses sikap yang
dipersepsikan secara ruang. Perilaku spasial mahasiswa UI dalam memilih program
pertukaran pelajar (student exchange) dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku spasial mahasiswa UI
dalam memilih program student exchange dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
berdasarkan variabel intangible. Metode analisa yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis spasial berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
informan kunci dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis
memberikan kesimpulan bahwa komponen sikap sangat berperan penuh dalam proses
pengambilan keputusan program student exchange. Faktor intrinsik meliputi aspek
kognitif yaitu jaringan kerabat, informasi media website/milis IO UI, dan sosialisasi
program student exchange. Aspek afektif meliputi motivasi intrinsik yaitu faktor
akademis, mencari pengalaman/teman baru, dan budaya/jalan-jalan. Motivasi
ektrinsik yaitu dorongan dari pihak keluarga, senior, dan dosen. Aspek konatif sangat
dipengaruhi oleh kebiasaan informan mengikuti program yang serupa yaitu:
conference, traveling, dan program student exchange. Faktor ekstrinsik sangat
dipengaruhi oleh penilaian dalam memilih negara, jenis, universitas, dan jenis
program. Sementara pada place, tiap informan menurut rumpun ilmu memiliki
cognitive space yang berbeda-beda terhadap pengambilan keputusannya.
Kecenderungan informan yaitu memilih negara dan universitas yang dipersepsikan
atas ruang sebagai sesuatu yang homely, out of the box, layaknya rumah, rapih/bersih,
dan pengalaman/kehidupan yang berbeda.

ABSTRACT
Spatial behavior of Universitas Indonesia?s students in choosing student
exchange programs is influenced by intrinsic and extrinsic factors. Each informant
based on major clumps has different cognitive space to the decision-making process.
This study aims to observe how the spatial behavior of Universitas Indonesia?s
students in selecting student exchange programs and the factors that influence the
behavior. In order to achieve the research objectives, the descriptive analysis and
spatial analysis method are used based on the interviews results that is conducted
conducted with key informants using purposive sampling technique. The analysis
results provide a conclusion that based on the attitude components, intrinsic:
cognitive, affective and conative aspects and extrinsic factors have a great role in the
decision-making process. Related with the cognitive aspects (resources search)
student exchange programs are obtained through relatives, IO UI media website /
mailing and the student exchange programs socializations. Furthermore, affective
aspects include intrinsic and extrinsic motivations. The intrinsic motivation factors
include academic, looking for experiences / new friends and cultural / sightseeing.
Whereas the extrinsic motivations include the encouragement from families, seniors
and lecturers. The conative aspect is strongly influenced by the informants? habit
joining similar programs, such as: conferences, travelings and student exchange
programs. The extrinsic factors are greatly influenced by the sense in selecting
countries, types of programs and universities."
2016
S64499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Shabrina Larasati
"ABSTRAK
Kesadaran masyarakat mengenai keberadaan sebuah perusahaan maupun brand merupakan hal yang penting. Sejauh mana masyarakat menyadari adanya suatu produk atau jasa tentu berpengaruh terhadap eksistensi dan kelangsungan perusahaan tersebut. PT Central Proteinaprima (CP Prima) memiliki keinginan untuk dapat dikenal oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Indonesia. Universitas Indonesia sebagai universitas penyandang nama negara diyakini memiliki mahasiswa yang kompeten dan terbaik untuk dapat memperkuat kinerja perusahaan di masa depan. Oleh karena itu dilakukan penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui posisi CP Prima di mata mahasiswa UI.
Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa UI sebagian besar masih belum mengetahui tentang CP Prima. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dirancangnya program Marketing Public Relations yang terdiri dari exhibition sekaligus perekrutan karyawan bekerja sama dengan CDC UI, presentasi perusahaan, KOL engagement, seminar, kompetisi esai, dan publikasi media. Seluruh program tersebut bertujuan untuk membangun awareness mahasiswa Universitas Indonesia terhadap CP Prima sekaligus menciptakan citra positif CP Prima sebagai perusahaan yang potensial di masa depan. Program CP Prima Goes to Campus berfungsi untuk menghubungkan CP Prima dengan mahasiswa UI agar mahasiswa UI menjadi mengenal dan tertarik untuk bergabung dengan CP Prima.

ABSTRACT
Public awareness about the existence of a company or brand is important. The extent to which the public aware of the existence of a product or service would affect the existence and survival of the company. PT Central Proteinaprima (CP Prima) has a desire to be known by the students, especially students of Universitas Indonesia. Universitas Indonesia as the university with the name of the country is believed to have a competent and best students to be able to strengthen the company's performance in the future. Therefore quantitative and qualitative research were conducted to determine the position of CP Prima in the mind of UI students.
Results show that most of UI students still do not know about CP Prima. The solution to these problems is Marketing Public Relations program that consists of simultaneously recruitment exhibition in collaboration with the CDC UI, corporate presentations, KOL engagement, seminars, essay competitions, and media publications. The entire program aims to build awareness of Universitas Indonesia students to CP Prima while creating a positive image of CP Prima and its potential in the future. CP Prima Goes to Campus program is used to connect the CP Prima with UI students so that students become familiar and interested in joining CP Prima.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Agus M
"Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh sertifikasi kompetensi terhadap kualitas lulusan Prodi Administrasi Bisnis dan upaya peningkatan kualitas alumni Prodi Administrasi Bisnis Polmed berbasis sertifikasi kompetensi. Penelitian deskriptif eksploratif ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah lulusan Prodi Administrasi Bisnis Polmed tahun 2017 dan 2018 yang memiliki sertifikasi kompetensi. Sampel penelitian diperoleh secara acak dan proporsional. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, survei (kuesioner) yang dilakukan terhadap alumni Prodi Administrasi Bisnis Polmed. Wawancara dilakukan ke pejabat Prodi Administrasi Bisnis dan LSP Polmed. Teknik analisis data adalah deskriptif frekuensi, regresi linier dan deskriptif intepretatif. Hasil analisis regresi menemukan variabel manfaat dan kelebihan sertifikasi uji kompetensi mempengaruhi kualitas lulusan Prodi Administrasi. Upaya Prodi Administrasi Bisnis dan LSP untuk meningkatkan kualitas lulusan Prodi Administrasi Bisnis berbasis sertifikasi adalah menyelenggarakan uji kompetensi bagi calon lulusan Prodi Administrasi Bisnis secara terbuka dan transparan, mengupayakan sumber pembiayaan uji kompetensi bagi mahasiswa dari berbagai sumber yaitu hibah bersaing di Kemenristekdikti atau BNSP, memberikan pelatihan pra sertifikasi uji kompetensi kepada mahasiswa secara gratis yang diselenggarakan oleh Prodi Administrasi Bisnis, menambah skema yang dapat diikuti mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis dan menambah asesor kompetensi dan pelatih di bidang Administrasi Bisnis."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2020
338 PLMD 23:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marlya Fatira AK
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran praktik berotasi untuk matakuliah praktik perbankan syariah dapat membantu mahasiswa dengan karakter intropert dan ekstropert untuk mampu mencapai prestasi maksimal sesuai kompetensi matakuliah praktik bank syariah. Target khusus penelitian ini adalah diketahuinya besaran potensi meningkatnya prestasi belajar mahasiswa antara mahasiswa yang berkaharakter intropret dengan ekstropert. Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah menggunakan uji beda paired sampel t-test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan karakter intropert dan ekstropert mampu meningkat prestasi belajarnya dengan metode praktik berotasi. Metode praktik berotasi pada mata kuliah praktik perbankan syariah efektif memberikan pemahaman kepada mahasiswa dengan karakter introvert maupun ekstrovert serta mampu membentuk nilai mahasiswa pada matakuliah prakik bank syariah dengan sangat baik sehingga meningkatkan prestasi belajar. "
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2020
338 PLMD 23:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiah Firdausiah
"Sekarang ini perusahaan membutuhkan karyawan dengan perilaku kerja inovatif, oleh karenanya sangat penting untuk mempersiapkan karyawan memiliki perilaku ini sejak mereka masih mahasiswa. Penelitian korelasional ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa. Efikasi diri kreatif diukur dengan alat ukur yang dibuat oleh Tierney dan Farmer (2002). Perilaku kerja inovatif diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh Janssen (2000) yang kemudian item-itemnya dimodifikasi agar sesuai dengan keadaan responden yaitu mahasiswa. Responden penelitian yang datanya dapat dianalisa berjumlah 539 mahasiswa jenjang sarjana S1 di Universitas Indonesia dan merupakan mahasiswa yang minimal sedang menempuh semester empat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan teknik statistik Pearson Correlation. Ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri kreatif dan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa, r(538) = 0,67, p= 0,00 (p < 0,01, one-tailed). Effect size untuk analisis ini dapat dikatakan termasuk large effect karena r> 0,5. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi efikasi diri kreatif mahasiswa, maka semakin tinggi pula perilaku kerja inovatif mereka. Hasil ini dari penelitian ini bisa memberikan manfaat yaitu, menambah literatur tentang perilaku kerja inovatif pada mahasiswa dan memberikan masukan kepada pihak kampus untuk meningkatkan efikasi diri kreatif mahasiwanya agar perilaku kerja inovatifnya bisa meningkat pula, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan program pelatihan.

Nowadays, companies need employees with innovative work behavior. Therefore, it is very important to prepare employees to have this behavior since they are still in college. This correlational research was then conducted to look at the relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students. Creative self-efficacy is measured by a measurement by Tierney and Farmer (2002). Innovative work behavior is measured by a measurement by Janssen (2000), the items were modified to correspond with the condition of college students. The data that can be analyzed were from 539 undergraduate students at Universitas Indonesia and were at least taking their fourth semester. This research is a quantitative study, using the Pearson Correlation statistical technique the researcher found that there is a positive and significant relationship between creative self-efficacy and innovative work behavior among college students, r(538) = 0.67, p= 0.00 (p<0.01, one-tailed). The effect size for this analysis can be included as a large effect, because r> 0.5. Thus, it can be said that the higher the students' creative self-efficacy, the higher their innovative work behavior. These results can provide benefits such as adding literature on innovative work behavior among college students and providing input for the universities to improve the students' creative self-efficacy so that their innovative work behavior can also improve, by joining extracurricular activities and training programs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Anelia
"Pendidikan profesi merupakan proses yang harus dilalui mahasiswa keperawatan untuk menjadi seorang perawat profesional. Selama menjalani masa ini mahasiswa dapat mengalami berbagai kesulitan yang dapat memicu munculnya stres. Respon terhadap stres dikenal dengan mekanisme koping. Setiap individu memiliki mekanisme koping yang bervariasi tergantung pada tingkat stres dan kondisi yang dialami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping pada mahasiswa reguler program profesi ners FIK UI tahun akademik 2011/2012. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping. Penelitian ini memberikan gambaran kepada institusi pendidikan keperawatan, FIK UI, untuk dapat memperhatikan pelaksanaan pendidikan profesi ners serta memperkenalkan dan mengakrabkan mahasiswa dengan lingkungan klinik sebelum melakukan praktik klinik.

Professional education is a process that nursing students have to pass in order to become a professional nurse. During this time nursing students may find out many difficulties which trigger stress. Response to stress is known as coping mechanism. Each individual has a various coping mechanism that depends on the level of stress and conditions experienced.
The aim of this study was to determine the relationship between the level of stress with the coping mechanism on regular students of nurses profession program at FIK UI academic year 2011/2012. The design in this research was descriptive correlative. Sample was taken with total sampling. Number of sample in this study is 86 people.
The results showed that there is a relationship between the level of stress with coping mechanism. This study gave overview to the nursing education institutions, FIK UI, to give more attention to the implementation of professional education nurses, introduce and familiarize students with the clinical environment before they do clinical practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Noviana Nasriyanto
"ABSTRAK
Literasi kesehatan (health literacy) didefinisikan sebagai keterampilan kognitif dan sosial yang menentukan motivasi dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses untuk memahami dan menggunakan informasi dengan cara mempromosikan dan memelihara kesehatan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan beserta determinan sosialnya pada mahasiswa tingkat pertama program sarjana reguler Universitas Indonesia tahun angkatan 2017/2018. Penelitian dengan desain potong lintang (cross-sectional) ini menggunakan instrumen Health Literacy Scale versi 16 item (HLS-EU- Q16) dan mendapatkan data dari 373 mahasiswa yang tersebar pada tiga rumpun keilmuan di Universitas Indonesia (Rumpun Sains dan Teknologi, Rumpun Sosial dan Humaniora, dan Rumpun Ilmu Kesehatan). Data dianalisis secara univariat, bivariat (dengan menggunakan uji T independen dan uji Anova), dan multivariat (dengan menggunakan regresi linier multivariabel). Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi kesehatan secara keseluruhan cukup baik (M=2,91, SD=0,78) dengan nilai tertinggi pada domain fungsional (M=3,21, SD=0,69), disusul oleh domain interaktif (M=2,90, SD=0,76), lalu domain kritikal (M=2,67, SD=0,87). Hasil analisis bivariat menunjukkan hanya rumpun keilmuan yang yang memiliki perbedaan signifikan dengan mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan yang memiliki tingkat literasi kesehatan lebih tinggi daripada kedua rumpun lainnya. Sementara hasil analisis regresi menunjukkan hanya variabel rumpun keilmuan dan penguasaan bahasa asing yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat literasi kesehatan mahasiswa tingkat pertama program sarjana reguler Universitas Indonesia tahun angkatan 2017/2018. Penelitian tentang literasi kesehatan pada populasi lain, baik pada mahasiswa di universitas lain, maupun pada kelompok demografi lainnya (orang dewasa, ibu hamil, dan lain-lain) akan menambah masukan bagi pengembangan program-program edukasi kesehatan di Indonesia dan memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan.

ABSTRACT
Health literacy is defined as the cognitive and social skills that determine the individual's motivation and ability to gain access to understanding and using information by promoting and maintaining good health. This study aimed to determine the level of health literacy and its social determinants among first-year undergraduate students at the Universitas Indonesia (class of 2017/2018). Using cross-sectional design, this study adapted the short version of Health Literacy Scale instrument (HLS-EU-Q16). Data were collected from 373 college students from three clusters of disciplines (i.e., Science and Technology, Social and Humanity, and Health Sciences). Univariate analyzes showed that in general, the mean of health literacy was rather good (M=2,91, SD=0,78) with the functional domain led as the highest (M=3,21, SD=0,69), followed by the interactive domain (M=2,90, SD=0,76), and then the critial domain (M=2,67, SD=0,87). Bivariate analyzes using independent T test and one-way Anova showed that only the cluster variable has significant differences. While multiple regression showed only the cluster and the number of languages variables that have significant effects toward health literacy. Future studies assessing health literacy among college students in different universities or among other population groups may provide more contribution to the development of health education programs."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>