Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faza Fat han Fadhilah
"Unsur humor merupakan daya tarik emosional yang sering digunakan di dalam iklan. Iklan humor seringkali digunakan karena dianggap dapat meningkatkan perhatian, ingatan, dan sikap terhadap merek. Selain itu, humor pada iklan harus dapat dipahami oleh konsumen sedangkan budaya dapat mempengaruhi persepsi pada humor. Penelitian ini membahas bagaimana pandangan konsumen dalam melihat iklan humor. Metodologi yang digunakan adalah studi kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui focus group discussion. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya humor yang diminati pada para konsumen adalah jenis humor afiliasi, karena humor afiliasi adalah humor yang tidak menyinggung dan dapat diterapkan di dalam iklan humor. Keberhasilan dalam memahami humor pada Iklan humor dapat menghasilkan perhatian dari audiens yang tinggi terhadap iklan dan keberhasilan iklan humor ini perlu memperhatikan budaya humor dari target pasar, tokoh, dan intensitas unsur humor.

The element of humor is an emotional appeal that is often used in advertisements. Humorous advertising is often used because it is thought to increase attention, memory, and attitudes toward the brand. Other than that, the humor in advertisements must be understood by consumers, while culture can influence the perception of humor. This study examined how consumers view humorous advertisements. The methodology used is a descriptive qualitative study with data collection techniques through focus group discussions. The results of the study show that the culture of humor that consumers are most interested in is affiliation humor, because affiliation humor is humor that is not offensive and can be applied in humor advertisements. Therefore, success in understanding humor in humor advertisements can generate great attention from the audience to the advertisement. The success of this humor advertisement likewise needs to pay attention to the humor culture of the target audience, characters, and the intensity of the humor elements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Titik Septiani
"ABSTRAK
Iklan merupakan salah satu alat promosi dimana produsen dapat
mempromosikan mengenai produknya dengan harapan agar konsumen
berkeinginan untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Efektif tidaknya
suatu iklan tergantung keberhasilan iklan dalam menyampaikan pesan hingga
sampai pada target sasaran yang dituju. Dalam menyampaikan pesan pada iklan
televisi, salah satu daya tarik yang dapat digunakan adalah daya tarik humor.
Beragam pendapat yang dikemukakan mengenai dampak penggunaan daya
tarik humor terhadap efektivitas iklan televisi. Telah banyak ahli yang
membuktikan akan manfaat yang didapat dari iklan humor. Namun, tak sedikit
pula ahli lain yang berpendapat mengenai efek negatif yang ditimbulkan dari
iklan humor. Adanya dilema ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui
dampak penggunaan daya tarik humor terhadap efektivitas iklan dan sikap
konsumen terhadap iklan televisi. Efektivitas iklan yang akan diukur dalam
penelitian ini berhubungan dengan tahap pemrosesan informasi kognitif yaitu
tahap attention dan comprehension. Sedangkan untuk komponen non kognitif,
peneliti akan mengukur sikap konsumen terhadap iklan televisi. Dalam penelitian
ini akan dilakukan eksperimen terhadap sejumlah mahasiswa yang mana masih
termasuk dalam kelompok remaja atau kawula muda. Dipilih kelompok ini karena
mereka merupakan pasar yang potensial bagi produsen dan termasuk usia
dimana mulai terbentuk pola konsumsi seseorang. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur tingkat perhatian dan pemahaman adalah brand recall test
dimana mereka akan diminta untuk menyebutkan nama merek, jenis produk,
slogan dan menjelaskan maksud dari pesan yang disampaikan. Sebagai data
tambahan mereka juga diminta untuk menyebutkan iklan mana yang paling
menarik perhatian dan paling mudah dipahami. Untuk mengukur sikap mereka
terhadap tayangan iklan televisi tersebut maka digunakan skala Likert.
Pengolahan data menggunakan perhitungan statistik perbandingan rata-rata
(compane means) dari subyek yang sama terhadap variasi IV yang berbeda
(iklan humor dan non humor). Hasil perhitungan t-test yang dilakukan pada iklan
humor dan non humor berdasarkan kategori peneliti, ditemukan perbedaan yang
tidak signifikan. Ini berarti penggunaan daya tarik humor pada iklan televisi tidak
lebih efektif dibandingkan iklan non humor. Namun berdasarkan kategori
jawaban subyek mengenai iklan humor dan non humor ditemukan bahwa
penggunaan daya tarik humor dalam iklan televisi terbukti lebih efektif dalam menarik perhatian dan pemahaman pesan iklan dibandingkan iklan non humor.
Dari data tambahan juga diperoleh gambaran bahwa iklan yang menggunakan
daya tarik humor lebih menarik perhatian atau mudah diingat iklannya
dibandingkan iklan non humor. Hanya saja ingatan konsumen terhadap iklan
humor tidak sejalan dengan ingatan akan nama merek yang ditampilkan. Untuk
iklan yang paling mudah dipahami, mayoritas responden juga menyebutkan iklan
dengan daya tarik humor. Maka, dari hasil yang didapat pada penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan daya tarik humor dalam iklan televisi memiliki
efektivitas yang lebih baik pada perhatian dan pemahaman pesan pada
mahasiswa dibandingkan iklan non humor. Sehingga penggunaan daya tarik
humor ini dapat dijadikan alternatif bagi para pembuat iklan dengan pangsa
pasar kawula muda."
2004
S3417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Saraswati
"Iklan merupakan media promosi yang sangat tepat dalam memasarkan produk kepada konsumen secara persuasif dan dianggap sangat membantu pencapaian tujuan pemasaran. Dalam hal ini konsumen akan mengingat dan belajar tentang isi pesan iklan hingga akhirnya ia akan membelinya. Dengan iklan diharapkan informasi tentang produk atau jasa dapat menjangkau sejumlah orang dalam skala besar pada kurun waktu yang singkat. Walaupun persaingan iklan di televisi akhir-akhir ini terus meningkat, media cetak - majalah, surat kabar, tabloid- akan tetap tumbuh dan berkembang. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti bagaimana kemungkinan berfungsinya iklan cetak secara optimal walau hanya melibatkan indera penglihatan saja.
Elemen penting iklan cetak dalam pembuatan suatu iklan adalah ilustrasi dan headline. Elemen inilah yang dimanipulasi oleh para pembuat iklan, agar orang-orang yang melihalnya akan lebih memperhatikan, mengingat dan suatu saat akan membeli produk yang ditawarkan. Ilustrasi dianggap sebagai unsur yang paling penting dalam elemen iklan media cetak. llustrasi dianggap sebagai unsur yang dominan dan kehadiran headline berfungsi sebagai penjelasan tambahan dari ilustrasi. Tanpa kehadiran ilustrasi, memiliki beban yang berat untuk menarik perhatian dan menggiring pembaca untuk membaca keseluruhan tentang iklan dalam copy dan headline.
Dalam penelitian ini, peneliti melihat ilustrasi sebagai faktor utama untuk menarik perhatian pembaca dalam mengingat isi pesan iklan yang ditawarkan. Maka ilustrasi akan dimanipulasi untuk melihat pengaruhnya terhadap kemampuan mengingat kembali setelah ditayangkannya suatu produk iklan.
Agar produknya Iebih dapat diingat konsumen, maka produsen harus berusaha menciptakan daya tarik pesan yang menarik. Pendekatan humor merupakan cara yang efektif unluk mendapatkan perhatian. Diketahui bahwa iklan dengan pendekatan humor memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan iklan non humor. lklan yang menggunakan humor dapat memancing kesadaran dan perhatian khalayak. Hal ini dikarenakan rasa humor dimiliki hampir setiap orang. Oleh karena itu kini banyak iklan yang menggunakan humor dalam mempengaruhi khalayak konsumen. Dengan demikian, humor dalam iklan dapat bermanfaat untuk meningkatkan recall dan retensi dari pembaca iklan.
Namun demikian membuat iklan yang mengandung humor ternyata tidaklah mudah. Humor dalam iklan mempunyai beberapa kendala, antara lain yang disebabkan oleh media yang dipergunakan. lklan humor untuk media elektronik (radio dan tv) lebih mudah dibuat dibandingkan untuk media cetak. Hal ini disebabkan dampak humor lebih terasa akibat pengaruh mimik, gerakan, dan penekanan suara. Sedangkan untuk media cetak, kekuatan humor penekanannya lebih pada ilustrasi gambar dan headline. Sebab hal utama yang pertama kali dilihat oleh pembaca adalah melalui penampilan ilustrasi maupun kalimat iklan, sehingga harus dibuat suatu isi pesan yang benar-benar meninggalkan kesan.
Hal yang terpenting dalam penayangan iklan adalah keefektifan isi pesan iklan dalam mencapai tujuan kampanye periklanan, yaitu tahapan awareness; kesadaran produk yang meliputi kesadaran akan merek dan keterangan tentang produk yang ditawarkan. Kesadaran akan produk memiliki fungsi seleksi yang paling awal sebelum terjadinya suatu tingkah laku. Selain itu kesadaran melibatkan atensi yang memegang peranan penting dalam proses persepsi seseorang. Salah satu implikasi dari tahapan kesadaran ini adalah sadar tentang adanya suatu barang atau jasa dengan merek tertentu yang sering disebut Brand Awareness. Oleh karena itu peneliti ini ingin melihat apakah ilustrasi humor lebih efektif dalam meningkatkan brand awareness seseorang dibandingkan ilustrasi non humor?
Penelitian ini akan menggunakan remaja sebagai subyek penelitian, karena kalangan ini merupakan pemakai produk-produk yang ditawarkan dalam penelitian serta dianggap memiliki andil yang besar dalarn memutuskan pembelian suatu barang di dalam keluarga. Pengambilan sampel dilakukan secara incidental sampling. Disain penelitian yang dipergunakan adalah repeated treatments atau within-group design with one independent variable post test only. Di mana satu iv yang terdiri dari dua varitas dimanipulasikan pada subyek yang sama.
Dari penelitian ini ternyata diperoleh hasil bahwa penggunaan iklan humor Iebih efektif daripada penggunaan iklan non humor dalam mengingat isi pesan iklan pada media cetak. Hal ini dikarenakan skor brand recall test pembaca remaja pada iklan cetak yang menggunakan ilustrasi humor lebih besar secara signifikan dibandingkan skor brand recall test ilustrasi non humor. Untuk penelitian Iebih lanjut disarankan untuk menggunakan satu jenis produk dengan berbagai merek, memilih kelompok jenis produk yang lain, menambah jumlah materi yang dipelajari, menggunaakan warna kromatis, merinci variasi humor, mempertimbangkan faktor gambar dinamis dan jenis kelamin, serta melakukan penelitian tunda setelah selang waktu yang cukup lama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Andre Patio
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak proses humor arousal-safety dalam iklan terhadap intensi membeli. Penelitian ini melibatkan kebutuhan akan humor sebagai variabel moderator untuk melihat apakah terdapat efek moderasi yang ditimbulkan dalam hubungan proses humor AS dan intensi membeli. Dua ratus satu orang, berusia 18 hingga 28 tahun, berpartisipasi dalam eksperimen online. Purchase Intention Scale, manipulation check dalam manipulasi iklan dengan proses humor arousal-safety, Need for Humor Scale masing-masing digunakan untuk mengukur intensi membeli konsumen, manipulasi proses humor AS, dan kebutuhan akan humor. Hasil analisis statistik independent sample T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kelompok eksperimen dibandingkan skor kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh proses humor AS dalam iklan terhadap intensi membeli konsumen. Hasil analisis statistik uji moderator menggunakan PROCESS macro versi 3.0 menunjukkan bahwa kebutuhan akan humor tidak memoderasi hubungan antara proses humor AS dan intensi membeli. Dengan demikian, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dan para praktisi iklan dalam mempertimbangkan untuk membuat iklan dengan tujuan meningkatkan intensi membeli konsumen iklan dengan daya tarik humor dengan proses AS. Selain itu perusahaan dan para praktisi iklan dapat mengurangi pertimbangan mengenai segmentasi individu terkait dengan kebutuhan akan humor, karena kebutuhan akan humor tidak memengaruhi hubungan antara proses humor AS dan intensi membeli.
The aim of this study is to assess the effects of the arousal safety AS humor process on consumers rsquo purchase intention. It is argued that the need for humor will moderate the relationship between AS humor process and consumers rsquo purchase intention. Two hundred and one people, aged 18 to 28 years old, participated in the online experiment. Purchase Intention Scale, manipulation check with a measurement scale for arousal safety humor process, and Need for Humor Scale were used to measure consumers rsquo purchase intention, the manipulation of AS humor process, and the need for humor, respectively. Statistical results with independent sample T Test showed a significant scores difference between the experimental group and the control group. The results indicated that the arousal safety humor process in advertisement increased consumers rsquo purchase intention. Furthermore, moderator test results using PROCESS macro version 3.0 also found that the need for humor did not moderate the relationship between AS humor process and consumers purchasing intentions. Thus, the results of this study can be used as a reference for companies and ad practitioners to consider AS humor process as humor appeal for their advertisement to improving consumers rsquo purchase intention. In addition, companies and ad practitioners can reduce the consideration of individual segmentation related to need for humor, because need for humor does not affect the relationship between AS humor process and purchase intention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Samuel Erik
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penggunaan iklan humor yang satir terhadap sikap terhadap iklan, belief terhadap merek dan sikap terhadap merek. Ada lima variabel pengukur yang digunakan: perasaan terhadap iklan, penilaian terhadap iklan, sikap terhadap iklan, belief terhadap merek, dan sikap terhadap merek. Semua variabel diukur dengan menggunakan skala Likert.
Para peneliti telah menemukan 3 kondisi untuk membuat humor efektif. Pertama humor lebih efektif dalam penerimaan pesan ketika konsumen tidak ikut terlibat. Kedua, humor lebih efektif terhadap produk yang sudah ada. Ketiga humor akan diterima dengan baik bila konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap merek itu (Chattopadyay and Basu, 1990)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Renard
"Iklan adalah salah satu faktor penentu pemasaran yang terpenting karena iklan bertujuan untuk mempromosikan suatu produk atau jasa kepada masyarakat banyak sebagai konsumen atau calon konsumen. Dari berbagai bentuk iklan yang ada di televisi, iklan yang menggunakan unsur humor sebagai daya tariknya adalah salah satu bentuk yang paling sering dijumpai. Unsur humor banyak digunakan karena telah terbukti dapat menarik perhatian dari pemirsa iklan tersebut. Walaupun demikian, ada pandangan yang beranggapan bahwa tidak semua orang memiliki sikap yang positif terhadap iklan yang menggunakan humor sebagai daya tariknya. Mowen (1995) mengatakan bahwa wanita mungkin memiliki reaksi yang lebih negatif terhadap iklan humor dibandingkan dengan pria.
Dengan berdasarkan hipotesa tersebut maka dilakukanlah penelitian ini dengan harapan hasil yang diperoleh dapat berguna untuk menjawab permasalahan yang ada yaitu apakah memang ada perbedaan sikap antara pria dan wanita terhadap iklan humor ? Untuk meneliti permasalahan tersebut dipilih subyek yang berasal dari golongan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya.
Perbedaan sikap antara pria dan wanita diuji dengan menyebarkan sejumlah kuesioner ke berbagai perguruan tinggi yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Tujuh puluh empat subyek yang terdiri dari tiga puluh empat pria dan empat puluh orang wanita. Usia sampel tersebar antara 18 sampai 24 tahun dan memiliki pengeluaran pribadi yang berasal dari uang saku sebesar minimal Rp 200.000,00 per bulan.
Pengujian dengan menggunakan t-test menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa pria dengan wanita terhadap iklan yang menggunakan humor sebagai daya tariknya sehingga hipotesa alternatif ditolak dan hipotesa nol diterima.
Meskipun hasil tersebut tidak mendukung hipotesa yang diajukan, penelitian ini memiliki kendala keterbatasan generalisasi. Jumlah sampel yang relatif kecil menyebabkan adanya kemungkinan bahwa sampel yang diperoleh kurang representatif terhadap populasi seluruh mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James Danandjaja
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999
808.87 JAM h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Khairunnisa
"ABSTRACT
Humor merupakan daya tarik yang seringkali digunakan dalam perancangan iklan. Lepas dari kepopulerannya, belum ada kepastian mengenai pengaruh penggunaan humor dalam iklan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dua proses pembentuk humor, yaitu incongruity-resolution dan arousal-safety, pada sikap penerima iklan terhadap iklan. Penelitian akan mempertimbangkan pula pengaruh kebutuhan akan kognisi penerima iklan pada hubungan kedua proses humor dengan sikap terhadap iklan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitan eksperimen daring dengan desain between-subject dengan total 202 partisipan berusia 18-29 tahun dan merupakan pengguna produk operator telekomunikasi seluler. Penelitian menemukan skor sikap terhadap iklan signifikan lebih tinggi pada kondisi proses humor arousal-safety dibandingkan skor sikap terhadap iklan pada kondisi proses humor incongruity-resolution. Kebutuhan akan kognisi ditemukan tidak mempengaruhi hubungan antara proses humor incongruity-resolution dan arousal-safety dengan sikap terhadap iklan. Temuan penelitian dapat menjadi acuan bagi pembuat iklan dalam perancangan iklan humor agar menggunakan proses humor yang dapat menghasilkan sikap terhadap iklan yang lebih positif.

ABSTRACT
Although humor is a frequently used appeal in advertising, there are no evidence that show the real impact of humor usage in advertising. This study aimed to attest the influence of two humor process, namely incongruity resolution and arousal safety, on attitude towards the ad. This study also examined the effect of ad receiver rsquo s need for cognition on the relationship between the two humor processes with attitude towards the ad. 202 participants, aged 18 29 years old, and user of telecommunication operator product, participated in an online experiment with between subject design. This study found that the arousal safety humor process had a significantly higher attitudinal score on advertising than incongruity resolution humor process. It was also found that the need for cognition did not influence the relationship between incongruity resolution and arousal safety humor processes with attitude towards the ad. Research findings could serve as a reference for ad designer in designing humor ad to use the humor process that can generate more positive attitudes toward the ad."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Medika Ariyanti
"ABSTRAK
Penelitian terdahulu oleh Puccinelli & Moon (2001) menemukan bahwa
konsumen dengan mood negatif tidak suka berhadapan dengan salesman
dengan wajah positif, mereka lebih memilih untuk berhadapan dengan salesman
berwajah negatif. Skripsi ini bertujuan untuk memperluas temuan ini ke bidang
humor. Dibandingkan dengan jenis humor yang lain, humor satire sosial adalah
humor yang bersifat relatif negatif karena berhubungan dengan masalahmasalah
di masyarakat. Peneliti mengasumsikan bahwa pemirsa dengan mood
negatif akan lebih menyukai humor satire sosial daripada jenis humor lain, seperti
slapstick.
185 orang partisipan yang telah diinduksi mood negatif atau positif kemudian
menyaksikan film humor satire sosial atau slapstick. Respon humor diukur
melalui penilaian humor, penilaian humor dengan satuan uang dan gambaran
perubahan mood. Uji signifikansi dilakukan pada ios.05.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemirsa dengan mood positif mempunyai
respon humor lebih tinggi dibandingkan dengan pemirsa dengan mood negatif.
Cukup mengejutkan, walaupun pada pemirsa dengan mood negatif terjadi
penurunan mood sesaat ketika menyaksikan humor slapstick, namun baik
pemirsa mood negatif maupun positif ternyata me-rafi'ng humor slapstick lebih
tinggi daripada humor satire sosial. Hasil pada pemirsa mood negatif berlawanan
dengan hipotesa yang diajukan. Peneliti menduga hal ini disebabkan adanya
efek elaborasi pada partisipan mood negatif yang menyaksikan humor satire
sosial (Wyer dan Collins, 1992). Kemudian, tidak ditemukan adanya pengaruh
jenis mood dan jenis humor pada penilaian humor dalam satuan uang. Interaksi
antara jenis mood dengan jenis humor tidak mempengaruhi respon humor. Saran
yang diberikan adalah untuk penelitian selanjutnya, dan implikasi praktis untuk kritik sosial, pelawak dan pmduction house yang ingin menggunakan humor satire sosial."
2004
S3472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harlis Kurniawan
Jakarta Rihlah Press 2006
I 899.27 K 438 d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>