ABSTRAKPenelitian terdahulu oleh Puccinelli & Moon (2001) menemukan bahwa
konsumen dengan mood negatif tidak suka berhadapan dengan salesman
dengan wajah positif, mereka lebih memilih untuk berhadapan dengan salesman
berwajah negatif. Skripsi ini bertujuan untuk memperluas temuan ini ke bidang
humor. Dibandingkan dengan jenis humor yang lain, humor satire sosial adalah
humor yang bersifat relatif negatif karena berhubungan dengan masalahmasalah
di masyarakat. Peneliti mengasumsikan bahwa pemirsa dengan mood
negatif akan lebih menyukai humor satire sosial daripada jenis humor lain, seperti
slapstick.
185 orang partisipan yang telah diinduksi mood negatif atau positif kemudian
menyaksikan film humor satire sosial atau slapstick. Respon humor diukur
melalui penilaian humor, penilaian humor dengan satuan uang dan gambaran
perubahan mood. Uji signifikansi dilakukan pada ios.05.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemirsa dengan mood positif mempunyai
respon humor lebih tinggi dibandingkan dengan pemirsa dengan mood negatif.
Cukup mengejutkan, walaupun pada pemirsa dengan mood negatif terjadi
penurunan mood sesaat ketika menyaksikan humor slapstick, namun baik
pemirsa mood negatif maupun positif ternyata me-rafi'ng humor slapstick lebih
tinggi daripada humor satire sosial. Hasil pada pemirsa mood negatif berlawanan
dengan hipotesa yang diajukan. Peneliti menduga hal ini disebabkan adanya
efek elaborasi pada partisipan mood negatif yang menyaksikan humor satire
sosial (Wyer dan Collins, 1992). Kemudian, tidak ditemukan adanya pengaruh
jenis mood dan jenis humor pada penilaian humor dalam satuan uang. Interaksi
antara jenis mood dengan jenis humor tidak mempengaruhi respon humor. Saran
yang diberikan adalah untuk penelitian selanjutnya, dan implikasi praktis untuk kritik sosial, pelawak dan pmduction house yang ingin menggunakan humor satire sosial.