Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 240481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Nyoman Surna
"ABSTRAK
Pengajuan masalah ini bersumber dari pengamatan, ungkapan kalangan pemakai jasa pendidikan, pengamat pendidikan di mana kemampuan mengajar guru khususnya guru MIPA tamatan FPMIPA program S1 IKIP Manado yang sudah mengajar pada SLTA di Kotamadya Manado dan Kabupaten Minahasa, belum menampakkan kemampuan mengajar yang diharapkan. Mereka siap untuk ditatar dan bukan siap untuk mengajar. Isu yang dilekatkan juga adalah menurunnya prestasi belajar siswa SMTA dalam bidang studi matematika dan ilmu pengetahuan alam. Terbukti dari hasil ujian tulis sipenmaru tahun 1988/1889, di mana hasilnya menempati urutan yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa SMTA dari daerah lainnya di Indonesia.
Setelah ditelusuri lebih jauh diambil kesimpulan sementara bahwa ruang hidup (life space) guru dianggap mempunyai hubungan tertentu dengan kemampuan mengajarnya. Life space adalah inti teori Lewin. Life space adalah hasil interaksi antara pribadi dan lingkungan psikologisnya yang dihadapi sekarang ini (prinsip kekinian Lewin).
Ada dua variabel yang diamati dalam ruang hidup psikoiogis yaitu: penghayatan terhadap pekerjaan guru dan kebutuhan hidup guru dan kedua variabel tersebut dilihat kontribusinya terhadap kemampuan, mengajar guru. Tujuan penelitian ini adalah mencari keterkaitan antara ketiga variabel tersebut.
Sebagai instrumen pengumpul data digunakan angket yang telah teruji kesahihan dan keandalannya. Subjek penelitiannya adalah guru-guru lulusan FPMIFA program S1 IKIP Manado yang sudah mengajar mulai tahun 1985/1986 pada SMA Negeri di Kotamadya Manado dan Kabupaten Minahasa. Jumlah anggota populasi adalah 92 orang (teknik sensus). Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan mengajar guru yang dipandang.lebih objektif diambillah 10 orang siswa secara acak untuk menilai 1 orang guru. Analisa data yang digunakan adalah analisa regresi sederhana dan jamak dan korelasi sederhana dan jamak. Analisa tersebut digunakan setelah terlebih dahulu diuji asumsi statistiknya.
Setelah data hasil penelitian dianalisis, ternyata penghayatan terhadap pekerjaan guru dan kebutuhan hidup guru mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kemampuan, mengajar guru baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dan ternyata variabel kebutuhan hidup guru mempunyai pengaruh yang lebih menonjol terhadap kemampuan mengajar guru jika dibandingkan dengan pengaruh penghayatan terhadap pekerjaan guru terhadap kemampuan mengajar guru. Salah satu konsekuensi hasil penelitian ini yakni: jika ingin meningkatkan kemampuan mengajar guru haruslah dibarengi dengan upaya peningkatan kesejahteraan hidup guru dan upaya penumbuhan penghayatan terhadap pekerjaan guru.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Psychologists bring much benefit for the PHC program. Among which are mental health service provision, consultation, support the public health program. They are competent to improve the patients' and their families' behaviour for better health. Also is very useful to support the promotive, preventive, and curative to encourage community for independent better health."
BULHSR 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Jayasaputra
"Dewasa ini terdapat berbagai macam alat tes diagnostik. Alat-alat tes diagnostik tersebut sangat membantu para psikolog untuk melakukan pemeriksaan psikologis bagi individu yang membutuhkan jasa profesi psikologi. Dari berbagai macam alat tes diagnostik yang telah ada, penulis tertarik untuk mendalami dan mengembangkan salah satu diantata alat tes diagnostik tersebut, adalah Hand Test. Salah satu fenomena yang menarik bagi penulis adalah keberadaan individu berbakat intelektual. Selama ini keberadaannya masih jarang menjadi kajian bagi profesi psikologi klinis Sebagaimana individu pada kelompok lain, mereka juga memiliki masalah, hambatan dan konflik-konf1ik yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari Karena kemampuan intelektualnya yang unggul tersebut maka permasalahan yang munculpun bisa saja berbeda. Tapi mungkin juga walaupun masalah yang harus dihadapi sama, namun penanganan dan pendekatan yang dilakukan terhadap masalah oleh individu berbakat intelektual dan kreatif sangat boleh jadi berheda dengan individu lainnya. Jadi remaja berbakat intelektual dapat memiliki konsep diri yang baik dan hidup bahagia atau sebaliknya mereka juga tidak lepas dari masalah sosial, cemas dan depresi. Remaja berbakat intelektual memiliki suatu kondisi yang berbeda dengan kelompok remaja lainnya baik secara kognitif, afektif maupun psikomotoriknya Perbedaan ini dapat melahirkan suatu kepribadian yang khas dan unik Karena remaja berbakat dan kreatif tidak hanya hidup sendiri dan tentunya mereka menempati posisi dalam lingkungan kehidupannya, maka dengan menggunakan Hand Test penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pola interaksi yang dikembangkan oleh remaja berbakat intelektual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk dapat menganalisis dan mengolah data. Peneliti membandingkan jumlah respon Hand Test pada kelompok remaja berbakat intelektual dan mereka yang tidak diidentifikasi sebagai remaja berbakat intelektual. Subyek penelitian yang digunakan adalah 60 siswa SMUN 8 dan Labschool Jakarta. Hasil pengolahan dan analisis data secara statistik, didapat bahwa jumlah total respon, respon affection, communication, direction, acquisition, active, tension, dan fear pada remaja berbakat intelektual lebih banyak dari mereka yang selama ini tidak diidentifikasi sebagai remaja berbakat inteiektual Selain itu karena remaja berbakat intelektual telah mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya maka respon crippled tidak cukup menonjol jika dibandingkan dengan mereka yang selama ini tidak diidentifikasikan sebagai remaja berbakat intelektual. Begitu pula dengan kecenderungan remaja berbakat intelektual yang memilili gagasan-gagasan yang berbeda dengan lingkungannya masih berada dalam batas-balas realita yang ada sehingga tidak memunculkan respon bizarre. Dari hasil penelitian ini, penulis memberikan saran-saran kepada penelitian selanjutnya agar ada penelitian lain tentang Hand Test pada remaja berbakat intelektual yang dikaitkan dengan variabel Iainnya dan juga diharapkan ada penelitian lain tentang Hana test pada kelompok individu normal lainnya yang memiliki ciri khusus."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Surna
"Pengajuan masalah ini bersumber dari pengamatan, ungkapan kalangan pemakai jasa pendidikan, pengamat pendidikan di mana kinerja mengajar guru khususnya guru tamatan IKIP Manado program strata satu (S1) yang sudah mengajar pada Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan di Kotamadya Manado, Kabupaten Minahasa dan Bolaang Mongondow belum.menampakkan kinerja mengajar yang diharapkan. Mereka siap untuk ditatar dan bukan siap untuk mengajar. Isu yang dilekatkan juga adalah menurunnya prestasi belajar subjek didik Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan terutama dapat dilihat dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) dan hasil ujian tulis Sipenmaru dari tahun ke tahun, di mana hasilnya menempati urutan yang kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan basil yang dicapai oleh subjek didik dari daerah lainnya di Indonesia.
Setelah ditelusuri bahwa ruang hidup psikologis guru diasumsi iaempunyai hubungan tertentu dengan kinerja menaaiarnya. Ruang hidup psikologis adalah inti teori Lewin. Ruang hidup psikologis adalah hasil interaksi antara pribadi, dengan lingkungan psikologisnya yang dihadapi sekarang ini (prinsip kekinian Lewin). Ada sebelas variabel yang diamati dalam ruang hidup psikologis guru. Lima variabel yaitu (1) sistem budaya birokrasi daerah, (2) gaya hidup masyarakat, (3) kepemimpinan kepala sekolah, (4) pelaksanaan tugas administrasi, dan (5) penghargaan masyarakat terhadap profesi guru ditetapkan sebagai variabel lingkungan psikologis. Enam variabel yaitu (1) keterpanggilan untuk menjadi guru, (2) kebutuhan hidup guru, (3) penghayatan terhadap pekerjaan guru, (4) komitmen terhadap etika profesi, (5) konsep diri guru, dan (6) sikap terhadap profesi guru ditetapkan sebagai variabel pribadi. Hasil interaksi antara variabel-variabel lingkungan psikologis dengan variabel-variabel pribadi diamati kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
D364
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rooijakkers, Ad.
Jakarta: Gramedia, 1986
371.102 ROO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Slamet Iman Santoso
Jakarta: UI-Press, 1992
921.719 2 SLA w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ammar Malik Fajar
"Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa sepatu dapat menjadi media untuk menilai dan menyimpulkan kepribadian sang pemilik, serta melihat akurasi dan perbedaan hasil penilaian pengamat pada sepatu yang digunakan di situasi longgar (pergi ke mal) dan situasi ketat (kantor magang). Penelitian menggunakan pendekatan thin slices dengan menyajikan foto sepatu sebagai media penilaian kepribadian sang pemilik, teori kepribadian yang digunakan adalah BigFive. Responden merupakan psikolog klinis (N=144) yang diberikan 5-6 foto sepatu dan responden diminta menilai kepribadian pemilik sepatu menggunakan alat ukur BFI10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik sepatu yang digunakan pada situasi longgar dan situasi ketat, pengamat mampu menyimpulkan trait kepribadian conscientiousness dan neuroticism dengan baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana sepatu dapat menjadi media penilaian kepribadian dari individu dan penulis berharap dapat menjadi alternatif bagi psikolog klinis dalam memberikan penilaian first impression pada saat melakukan pekerjaan.

This study aims to prove that shoes can be a medium for assessing and inferring the owner's personality, as well as seeing the accuracy and differences in the results of observers' assessments on shoes used in weak situations (going to the mall) and strong situations (offices). The study uses a thin slices approach by presenting photos of shoes as a medium for assessing the owner's personality, the personality theory used is BigFive. Respondents are clinical psychologists (N=144) who are given 5-6 photos of shoes and respondents are asked to assess the personality of the shoe owner using the BFI10 measuring instrument. The results of this study indicate that both shoes are used in weak situations and strong situations, observers can conclude the personality traits of conscientiousness and neuroticism well. The results of this study are expected to provide an overview of how shoes can be a medium for assessing the personality of individuals and the author hopes to be an alternative for clinical psychologists in providing first impression assessments when doing work."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Devany
"Latar Belakang: Supervisi klinis merupakan salah satu kegiatan vital yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi seorang psikolog. Pada kegiatan supervisi
klinis, relasi antara supervisor dan supervisee atau supervisory working alliance menjadi
kunci efektivitas kegiatan ini untuk mencapai tujuannya. Secara khusus, supervisor harus
memiliki kompetensi dalam membangun relasi dengan supervisee yang dibimbingnya.
Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk meninjau teknik-teknik komunikasi yang
dilakukan supervisor serta dampaknya dalam supervisi klinis. Supervisor self-disclosure
dan metacommunication menjadi dua teknik yang diuji dalam penelitian ini terhadap
kualitas relasi supervisi. Metode: Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner daring
lalu dianalisis menggunakan analisis multiple regression. Terdapat tiga alat ukur yang
digunakan, yaitu supervisory working alliance inventory – trainee form (SWAI-T),
supervisor self-disclosure index (SSDI) dan metacommunication in supervision
questionnaire (MSQ). Hasil: Terdapat 108 mahasiswa profesi psikologi klinis di
Indonesia yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa frekuensi
supervisor melakukan metacommunication dalam supervisi klinis dapat memprediksi
peningkatan kualitas supervisory working alliance. Pembahasan mengenai hasil
penelitian akan dibahas dalam diskusi beserta limitasi penelitian

Background: Clinical supervision is one of the vital activities for enhancing psychologist
competency. In clinical supervision, the relation between the dyads, supervisorsupervisee,
or supervisory working alliance is the key to the effectiveness in reaching the
objectives. In particular, supervisors need to be competent in building relations with their
supervisors. Therefore, this study aims to see particular communication techniques in
predicting the supervisory alliance, which are the supervisor self-disclosure and
metacommunication. Method: The data gathered by using online measurement and
analyzed with multiple regression analysis. This research utilized three questionnaires,
which are supervisory working alliance inventory – trainee form (SWAI-T), supervisor
self-disclosure index (SSDI) and metacommunication in supervision questionnaire
(MSQ). Result: A total of 108 psychologist trainees in Indonesia participated in this
study. The study illustrates that the supervisor’s frequency in using metacommunication
predicts the supervisory working alliance. The results were discussed with the study
limitation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Andini
"Masalah kesehatan mental pada anak dapat menyebabkan dampak negatif pada kehidupan mereka jika tidak ditangani sedini mungkin oleh tenaga profesional Psikolog. Orang tua memiliki peran penting dalam mencari bantuan Psikolog untuk membantu menangani masalah pada anak, akan tetapi tidak semua orang tua memiliki intensi untuk mencari bantuan ke Psikolog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sikap terhadap pencarian bantuan sebagai mediator hubungan antara efikasi orang tua dan intensi mencari bantuan Psikolog untuk masalah pada anak. Partisipan dalam penelitian ini adalah 217 orang tua yang memiliki anak berusia 4 – 11 tahun. Berdasarkan analisis mediasi, ditemukan sikap orang tua terhadap pencarian bantuan memediasi secara penuh hubungan efikasi orang tua dan intensi mencari bantuan. Orang tua yang memiliki efikasi yang tinggi cenderung menunjukan sikap yang positif terhadap pencarian bantuan, sehingga meningkatkan intensi untuk mencari bantuan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membuat intervensi peningkatan efikasi orang tua sehingga orang tua memiliki sikap yang positif terhadap pencarian bantuan yang meningkatkan keinginan untuk mendapatkan penanganan yang efektif oleh Psikolog untuk masalah kesehatan mental pada anak.

Mental health problems in children can have a negative impact on their lives if not treated as early as possible by psychologists. Parents have an important role in seeking help from psychologist to manage problems in children, but not all parents have an intention to seek help from psychologist. This study aims to determine the role of parents’ attitudes as a mediator between parenting self-efficacy and parents’ help seeking intention from psychologist's for children’s problems. Participants in this study were 217 parents who have children aged 4-11 years. Based on mediation analysis, it was found that parents' attitudes towards seeking help had a fully mediating role in the relationship between parenting self-efficacy and parents’ help seeking intention. Parents who have high efficacy tend to show a positive attitude towards seeking help, thus increasing the intensity of seeking help. The results of this study can be used to make interventions to increase parenting self-efficacy so that parents have a positive attitude towards seeking help which increases the intention to get effective treatment by psychologists for mental health problems in children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Auliaur Rohmaani
"Orang tua memiliki peran penting dalam pencarian bantuan Psikolog untuk menyelesaikan masalah psikologis pada anak. Namun, tidak semua orang tua memiliki intensi dalam mencari bantuan Psikolog. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti pencarian informasi daring dapat meningkatkan atau menurunkan intensi dalam mencari bantuan. Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi pencarian bantuan Psikolog masih belum banyak diteliti, terutama pada populasi orang tua di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran sikap orang tua dalam memediasi hubungan antara pencarian informasi daring dan intensi orang tua dalam mencari bantuan Psikolog. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 217 orang tua yang memiliki anak berusia 4-11 tahun. Hasil penelitian menggunakan analisis mediasi menunjukkan bahwa sikap orang tua memediasi sepenuhnya hubungan antara pencarian informasi daring orang tua dan intensi orang tua dalam mencari bantuan Psikolog untuk masalah pada anak. Pencarian informasi daring dapat mengubah sikap orang tua menjadi lebih positif terhadap bantuan dari Psikolog sehingga meningkatkan intensi orang tua dalam mencari bantuan Psikolog untuk masalah pada anak. Hasil penelitian ini dapat digunakan Psikolog untuk membuat psikoedukasi untuk meningkatkan intensi orang tua mencari bantuan Psikolog untuk masalah pada anak melalui peningkatan informasi yang mampu mengubah sikap orang tua menjadi lebih positif dalam pencarian bantuan Psikolog.

Parents have an important role in seeking help from psychologists to solve children’s psychological problems. However, not all parents have the intention to seek the help of a psychologist. This is due to various factors, such as online information-seeking can increase or decrease the intention to seek help. Research on the factors that influence the search for psychological help has not been widely studied, especially in the elderly population in Indonesia. The purpose of this study was to determine the role of parental attitudes in mediating the relationship between online information seeking and parents' intention to seek a psychologist's assistance. Participants in this study consisted of 217 parents who had children aged 4-11 years. The results of the study using regression analysis showed that parents’ attitudes toward help-seeking fully mediate the relationship between parents' online behavior and parents' help-seeking intentions from psychologists for children’s problems. Parents' online behavior can change parents' attitudes to be more positive towards psychologists’ help-seeking, thereby increasing parents' help-seeking intention from psychologists for children’s problems. The results of this study can be used by psychologists to create online psychoeducation so that it becomes more common for parents to seek help from psychologists for children’s problems."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>