Latar Belakang: Supervisi klinis merupakan salah satu kegiatan vital yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi seorang psikolog. Pada kegiatan supervisi
klinis, relasi antara supervisor dan supervisee atau supervisory working alliance menjadi
kunci efektivitas kegiatan ini untuk mencapai tujuannya. Secara khusus, supervisor harus
memiliki kompetensi dalam membangun relasi dengan supervisee yang dibimbingnya.
Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk meninjau teknik-teknik komunikasi yang
dilakukan supervisor serta dampaknya dalam supervisi klinis. Supervisor self-disclosure
dan metacommunication menjadi dua teknik yang diuji dalam penelitian ini terhadap
kualitas relasi supervisi. Metode: Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner daring
lalu dianalisis menggunakan analisis multiple regression. Terdapat tiga alat ukur yang
digunakan, yaitu supervisory working alliance inventory – trainee form (SWAI-T),
supervisor self-disclosure index (SSDI) dan metacommunication in supervision
questionnaire (MSQ). Hasil: Terdapat 108 mahasiswa profesi psikologi klinis di
Indonesia yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa frekuensi
supervisor melakukan metacommunication dalam supervisi klinis dapat memprediksi
peningkatan kualitas supervisory working alliance. Pembahasan mengenai hasil
penelitian akan dibahas dalam diskusi beserta limitasi penelitian
Background: Clinical supervision is one of the vital activities for enhancing psychologistcompetency. In clinical supervision, the relation between the dyads, supervisorsupervisee,or supervisory working alliance is the key to the effectiveness in reaching theobjectives. In particular, supervisors need to be competent in building relations with theirsupervisors. Therefore, this study aims to see particular communication techniques inpredicting the supervisory alliance, which are the supervisor self-disclosure andmetacommunication. Method: The data gathered by using online measurement andanalyzed with multiple regression analysis. This research utilized three questionnaires,which are supervisory working alliance inventory – trainee form (SWAI-T), supervisorself-disclosure index (SSDI) and metacommunication in supervision questionnaire(MSQ). Result: A total of 108 psychologist trainees in Indonesia participated in thisstudy. The study illustrates that the supervisor’s frequency in using metacommunicationpredicts the supervisory working alliance. The results were discussed with the studylimitation.