Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. A. Kundewi Yudiati
"ABSTRAK
Peningkatan keunggulan kualitas pendidikan tinggi, sangat tergantung dari pada pengajarnya. Salah satu strategi pokok pembangunan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam GBHN 1993 adalah peningkatan keunggulan kualitas pendidikan tinggi, sesuai dengan UU Perguruan Tinggi Nomor 22 Tahun 1961, yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dari 12 sampel PTS yang diambil secara purporsive dan 74 staf pengajar sampel diambil dari stratifikasi random sampling. Dan temuan hasil penelitian dihitung dengan Cara statistik model regresi linier berganda.
Kesimpulan dari hasil pengujian secara statistik adalah sebagai berikut :
1. Bahwa komponen-komponen : Kemampuan staf pengajar Upaya professional Kesesuaian waktu dengan tugas Kesesuaian keahlian dengan tugas Masa kerja dan kepangkatan Upah dan insentif serta Kebijaksanaan pemerintah Berpengaruh terhadap produktivitas Tenaga Pengajar PNS pada PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah III Jakarta.
2. Bahwa sebesar 30,68 % produktivitas tenaga pengajar PNS pada PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah III DKI Jakarta dipengaruhi oleh kemampuan staf pengajar (kinerja), upaya profesional (motivasi), kesesuaian waktu dengan tugas, kesesuaian keahlian dengan beban tugas, masa kerja dan kepangkatan, upah dan insentif serta kebijaksanaan pemerintah.
Perlunya mengadakan langkah-langkah penyesuaian kebijaksanaan pemerintah tentang kewenangan menguji Ujian Negara bagi PNS pada PTS di Lingkungan Wilayah III DKI Jakarta."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Kahar Yoes
"ABSTRAK
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan prioritas utama pembangunan nasional di sektor pendidikan, karenanya sangat dibutuhkan tenaga guru yang secara profesional ditugaskan secara penuh untuk melaksanakan pendidikan di sekolah. Dan untuk menjamin pembinaan karir guru yang berstatus PNS, sejak 2 Mei 1989 melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dikeluarkan dan diberlakukan Keputusan MENPAN nomor 26 1989 tentang Angka Kredit
Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dan disempumakan menjadi Keputusan MENPAN nomor 84/1993), sebagai suatu sistem penilaian prestasi kerja guru PNS, guna menentukan kenaikan pangkatl jabatan setingkat diatas pangkat/jabatan sebelumnya.
Sejak diberlakukan secara efektif pada periode kenaikan pangkat per-Oktober 1990 s.d. Juli 1992 (4 semester), terdapat 22,47 % dari 44.313 orang guru PNS di DKI Jakarta yang telah memanfaatkan angka kredit jabatan guru (AKJG) untuk kenaikan pangkatljabatan-nya. Keadaan ini menggelitik keingin-tahuan penulis untuk mengungkap dan meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut diatas, yang secara khusus ingin memperoleh gambaran mengenai sikap guru PNS terhadap butir butir kegiatan profesional berdasarkan AKJG, dan sekaligus ingin melihat hubungannya dengan penilaian dirinya tentang prestasi kuantitatifnya.
Dengan mempelajari sikap guru PNS terhadap butir-butr kegiatan profesional bedasarkan AKJG, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan prediksi derajat penilaian diri tentang prestasi kuantitatifnya, yang selanjutnya diharapkan akan diperoleh Iangkah-langkah positif yang dapat disumbangkan sebagai sumbangan pemikiran, guna mencapai tujuan yang lebih besar lagi, yakni peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Untuk mempermudah pelaksanaan analisis terhadap hasil penelitan, dipergunakan teknik multiple regression dengan bantuan program SPSS, yang dilakukan juga terhadap uji reliabilitas dan validitas konstruk alat ukur penelitian, setelah dianalisis dengan program SPS (serf program statistik ), modul analisis butir (item analysis).
Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa hipotesa yang mengatakan adanya hubungan yang signifikan antara sikap terhadap butir-butir kegiatan profesional berdasarkan AKJG dengan penilaian dirinya tentang prestasi kantitatifnya, belum terbukti kebenarannya.
Namun secara khusus penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa sikap guru terhadap butir-butir kegiatan profesional guru sebagaimana dimaksud sistem AKJG cukup positif , namun sikap yang positif tersebut tidak bisa dijadikan sebagai prediktor bagi penilaian dirinya tentang prestasi kuantitatifnya. Mengingat penelitian yang berkaitan dengan sistem AKJG ini praktis belum ada, karenanya penulis menganggap perlu ada penelitian lanjutan, yang mampu mengungkap pola nilai dan persepsi yang berkembang di lingkungan guru PNS terhadap sistem AKJG secara keseluruhan ini, karena nilai merupakan faktor dominan dalam pembentukan sikap dan motivasi individu. Disamping itu juga disarankan kepada instansi yang bertanggung jawab terhadap pembinaan karir guru dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru agar dapat mengembangkan model-model yang efektif dan efisien dalam mensosialisasikan sistem AKJG, misalnya dengan melibatkan secara aktif guru sebagai subyek penilaian didalam menentukan ukuran dan kriteria yang tepat.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawarna
"ABSTRAK
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah, hubungan antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja pada guru SMPN di Kotamadya Jambi. Landasan yang digunakan untuk menjelaskan variabel penelitian mengacu kepada teori Hackman & Oldha (1974). Menurutnya karakteristik pekerjaan adalah sifat-stfat khusus yang selalu ada dalam suatu pekerjaan, yang terdiri dart lima dimensi inti yaitu variasi ketrampilan, identitas tugas, keberartian tugas, otonomi dan umpan batik.
Sedangkan kepuasan kerja adalah perasaan umum (sebagai pernyataan sikap) dari individu apakah memuaskan dan membahagiakan dengan pekerjaannya itu sendiri. Berdasarkan unsurnya kepuasan kerja melingkupi kepuasan kerja dan kepuasan kerja khusus seperti kepuasan tarbadap kesabaran kerja, kepuasan terhadap penghasilan, kepuasan terhadap hubungan sosial, kepuasan terhadap atasan dan kepuasan terhadap kesempatan untuk tumbuh kembang.
Yang menjadi mediator hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja adalah kondisi psikologis kritis, yaitu kondisi yang menunjukkan kesiapan individu untuk merespon secara positif terhadap tugas yang di.lakukannya, yang terdiri dari kondisi keberartian pekerjaan yang diakibatkan oleh persepsi terhadap variasi ketrampilan, identitas tugas dan keberartian tugas, kondisi tanggung jawab pekerjaan sebagai akibat dari dimensi otonomi dan kondisi pengetahuan hasil kerja sebagai akibat dari dimensi umpan batik.
Teori di atas memprediksi bahwa individu yang memiliki Growth Need Strength (GNS) tinggi akan merespon secara positif terhadap pekerjaan yang sudah didesain dengan lima dimensi inti, sedang individu yang memiliki GNS rendah akan bereaksi negatif bahkan pekerjaan yang telah didesain memenuhi karakteristik pekerjaan akan menjadi sumber kacemasan (anxiety).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berdasarkan data empiris mengenai besaran dan arah hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan kondisi psikologis kritis dan dengan kepuasan kerja back dengan mengabaikan maupun memperhatikan GNS-Tinggi. Bila tujuan ini dapat dicapai, maka informasi ini Akan bermanfaat balk secara teoritis maupun secara praktis.
Data penelitian diambil dengan teknik kuesioner dengan adaptasi kuesioner Job Diagnostic Harvey {JDS) Hackman & Oldham yang.telah teruji baik kesahihannya maupun keterandalannya dari sampel penelitian sebanyak 382 orang berasal dart 21 SMP Negeri di Kotamadya Jambi. Pengolahan dan analisis data menggunakan jassa program komputer dari Paket SPS/PC+ (Statistical Package for Social sciences) dari Karija J. Aorusis, versa ISM PC/XT/AR'/1986, antara lain analisis varian, analisis korelasi, dan analisis regeresi."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lisadiyah Marifataini
"Keluhan tentang kekurangan guru pendidikan agama (GPAI) di sekolah selalu terdengar di setiap kesempatan. Secara kuantitas kebutuhan guru agama yang dirilis dibanyak media hanya berdasarkan rasio belum dilakukan penghitungan berdasarkan rumus yang seharusnya. Penelitian ini mencoba menghitung kebutuhan guru pendidikan agama Islam di sepuluh provinsi berdasarkan PP 74 tahun 2008 tentang kebutuhan guru, mengetahui pola penyediaan GPAI dan mengetahui pola pembinaan GPAI serta mengetahui beberapa opsi kebijakan yang dilakukan pimpinan lembaga. Pendekatan Penelitian ini adalah mixmethode yaitu kualitatif yang didukung oleh data-data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 1).secara keseluruhan di 10 provinsi sampel penelitian kekurangan GPAI pada semua jenjang (SD, SMP, SMA dan SMK) sebesar 17396 orang. 2) Posisi GPAI yang ada saat ini, secara riil pengangkatan dilakukan oleh Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah, Pembinaan oleh Kementerian Agama, Tunjangan Profesi Guru (TPG) oleh Kementerian Agama, Pendidikan Profesi Guru oleh Pemerintah Daerah masih memiliki beberapa kekurangan. 3) Moratorium pengangkatan guru harus segera dicabut, mengingat kondisi darurat guru agama tersebut. 4) Persoalan pembinaan dan peningkatan kapasitas serta profesionalitas GPAI hendaklah dilakukan melalui penguatan KKG dan MGMP PAI menjadi pusat sumber belajar guru (PSBG). 5) Penelitian ini juga menyajikan 4 (empat) opsi kebijakan yang dapat diambil pimpinan Kementerian Agama dengan segala kelebihan dan kekurangannya."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Suhartini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru pada SMK RSBI di Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan unit analisis penelitiannya adalah guru pada SMK RSBI di Kabupaten Indramayu yaitu guru pada SMK Negeri I Indramayu dan SMK Negeri I Losarang. Jumlah responden penelitian adalah 104 dari 124 guru. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi ganda dengan metode stepwise. Berdasarkan analisis faktor terhadap 7 variabel penelitian yang diajukan, maka terbentuklah 13 faktor. Faktor yang dijadikan variabel terikat adalah kompetensi guru dan variabel bebasnya adalah Pendidikan dan Pelatihan (X1), Supervisi Pengawas (X2), Motivasi (X3), Kepemimpinan Kepala Sekolah (X4), Kerjasama guru (X5), Profesionalisme Guru (X6), Inovasi (X7), Pengetahuan Pedagogik (X8), Kecerdasan Sosial (X9), Standar Kerja (X10), Pekerjaan Sampingan (X11) dan Iklim Sekolah (X12). Dari hasil analisis regresi ganda ditemukan empat variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi guru yaitu motivasi, pedagogik guru, profesionalisme guru dan iklim sekolah. Pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap kompetensi guru sebesar 61,5%. Ada delapan variabel yang tidak berpengaruh terhadap kompetensi guru yaitu supervisi pengawas, diklat, kepemimpinan kepala sekolah, kerjasama guru, inovasi, kecerdasan sosial, standar kerja dan pekerjaan sampingan.

This research is conducted to know factors that influence teacher competency of SMK RSBI in Indramayu. The research applied quantitative approach. The population of the research is teachers at SMK Negeri 1 Indramayu and SMK Negeri 1 Losarang Indramayu. The number of sample is 104 from 124 teachers. The statistic analysis that applied in this research, using factor analysis and multiple regressions analysis by stepwise method. Based on factors analysis of seven research variables emerged 13 factors which have been analyzed. The dependent variable of the research is teacher competency,and the independent variables are Training (X1), The Supervision of school supervisor (X2), Motivation (X3), Leadership of Head Master (X4), Teacher collaboration (X5), Teacher professionalism (X6), Inovation (X7), Teacher Pedagogic (X8), Social Intelligence (X9), Work standard (X10), Part Time Job (X11), School Climate (X12). Multiple regression analysis have proved that there are four variables which contribute significantly in influencing teacher competency : motivation, teacher pedagogic , teacher professionalism, and school climate. Those four variable had significantly influencing teacher competetency 61,5%. There are eight variables which don?t have significantly influence to teacher competency : the supervision of school supervisor, training, leadership of head master , teacher collaboration, innovation, social intelligence, work standard, and part time job."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29787
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Nurira Adriyanto
"Salah satu penyebab kurangnya kesadaran lingkungan adalah ketidakpedulian manusia bahwa pembangunan yang terjadi sekarang berkelanjutan atau tidak. Untuk mencegah berkurangnya fungsi alam, manusia harus mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Upaya mendukung keberlanjutan lingkungan hidup melalui pendidikan dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan konsep Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (PPB). Model PPB atau ESD belum banyak dikembangkan untuk mendukung keberlanjutan.
Tujuan riset ini adalah memberikan analisis kesadaran lingkungan ditinjau dari lingkungan belajar dalam upaya mewujudkan pembangunan untuk keberlanjutan di Indonesia dengan evaluasi potensi sekolah di Sekolah Menengah Atas penerima Adiwiyata. Wawancara dilakukan kepada 12 guru termasuk pimpinan sekolah, serta dilakukan kuesioner kepada 417 siswa dari dua SMA penerima Adiwiyata di Jakarta.
Hasil wawancara menunjukan bahwa sekolah penerima Adiwiyata mempunyai potensi untuk melaksanakan ESD,  namun kesadaran lingkungan di sekolah tersebut belum menunjukkan hasil yang terbaik. Model ESD yang dikembangkan diharapkan mampu mendukung program ESD untuk kehidupan yang keberlanjutan.

One of the causes of the lack of environmental awareness is human ignorance that the current development is sustainable or not. To prevent the loss of natural functions, humans must have awareness and concern for the environment. Efforts to support environmental sustainability through education are carried out by the United Nations (UN) with the concept of Education for Sustainable Development (PPB). The PPB or ESD model has not developed enough to support sustainability.
The purpose of this research is to provide an environmental awareness analysis in terms of the learning environment to realize development for sustainability in Indonesia by evaluating the potential of schools in Adiwiyata recipient high schools. Interviews were conducted with 12 teachers, including school leaders, and conducted questionnaires with 417 students from two Adiwiyata recipient high schools in Jakarta.
The interview results show that Adiwiyata recipient schools have the potential to implement ESD, but environmental awareness in these schools has not shown the best results. The ESD model developed is expected to be able to support the ESD program for sustainable living. 
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, 2005
R 378.1025 UNI d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tiza Meidrina
"Teacher efficacy dan sikap terhadap pendidikan inklusif merupakan salah satu hal yang dianggap akan memengaruhi keberhasilan pendidikan inklusif. Variabel Teacher efficacy maupun sikap guru terhadap pendidikan inklusif juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu pengalaman mengajar guru. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara teacher efficacy dengan sikap terhadap pendidikan inklusif di sekolah dasar inklusif swasta yang ditinjau dari pengalaman mengajar guru. Sebanyak sembilan puluh tujuh guru SD inklusif swasta di Jakarta dan Depok dijadikan sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan alat ukur Teacher's Sense of Efficacy Scale (TSES) untuk mengukur teacher efficacy dan Multidimensional Attitudes Towards Inclusive Education Scale (MATIES). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara teacher efficacy dengan sikap guru terhadap pendidikan inklusif (r (97)=321, p<.01). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keyakinan guru akan kompetensinya sebagai pengajar maka semakin positif sikap guru terhadap pendidikan inklusif. Di sisi lain, hubungan antara kedua variabel ketika ditinjau dari pengalaman mengajar bervariasi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan teacher efficacy (F(94)= .212, p>.05) maupun sikap guru (F(94)= .335, p>.05) pada guru dengan kelompok pengalaman mengajar yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa guru dengan pengalaman mengajar yang berbeda memiliki keyakinan yang sama akan kompetensinya sebagai pengajar dan memiliki sikap yang sama terhadap pendidikan inklusi.
It has been argued that teacher efficacy and attitude towards inclusive education have positive effect for the successful of inclusive education. Both teacher efficacy and attitude towards inclusive education are influenced by teaching experiences. This study is aimed to analyze the relationship between teacher efficacy and teacher attitude toward inclusive education reviewed by teaching experiences in private elementary school in Jakarta and Depok. 97 private elementary teachers are involve in this research. This quantitative study uses Teacher?s Sense of Efficacy Scale (TSES) to measure teacher efficacy and Multidimensional Attitudes Towards Inclusive Education Scale (MATIES) to measure teachers attitude. The result reveals that there is significant positive correlation between teacher efficacy and teacher attitude towards inclusive education (r (97)=321, p<.01). it shows that when the teachers have high efficacy about their competence so the more positive their attitude towards inclusive education. In the other side, the relationship between two variables when reviewed by teaching experiences are various. This study also shows there is no differences in teacher efficacy (F(94)= .212, p>.05) and teacher attitude (F(94)= .335, p>.05) for the teacher with different teaching experiences. This study reveals that teacher with different teaching experiences have same belief about their competence as a teacher and have same attitude toward inclusive education."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Amalia
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tingkat kepercayaan guru terhadap Disdik Kota Bandung
(studi atas Program BAP) sebagai upaya pengembangan e-learning di Kota
Bandung. Sebagai program baru, dibutuhkan kepercayaan masyarakat sebagai dasar
kesediaan mendukung. Namun, pada tahap implementasinya Disdik Kota Bandung
melakukan tindakan inkonsistensi pelaksanaan tugas sehingga menyebabkan belum
tercapainya target program, yaitu konten ajar digital lebih dari 1.000 dan 30.000
pengguna. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan tingkat kepercayaan guru di
Kota Bandung Provinsi Jawa Barat terhadap Dinas Pendidikan Kota Bandung (studi
atas Program BAP). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
instrumen kuesioner terhadap 100 responden. Tingkat kepercayaan guru diukur
berdasarkan 3 dimensi yang dikemukakan Lijeblad, Borrie, dan Watson, yaitu nilai
dan norma bersama, kesediaan untuk mendukung, dan penilaian kemampuan. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kepercayaan guru di Kota Bandung terhadap Disdik
Kota Bandung (studi atas Program BAP) sebanyak 62% berada pada kategori tinggi.

ABSTRACT
This thesis discussed about the teacher trust level to Bandung Department of
Education related to the implementation of BAP Program as an effort to develop elearning
in Bandung City. As a new program, it takes willingness of the public trust
as a basis for support. However, at the implementation stage Bandung Education
Department did inconsistencies action causing targets has not been achieved, more
than 1,000 digital teaching content and 30,000 users. Purpose of this study was to
describe teacher trust level to Bandung Department of Education related to the
implementation of BAP Program. Research is done in quantitative with
questionnaire to 100 respondents. Level of teacher trust measured by 3 dimensional
raised Lijeblad, Borrie, dan Watson, namely shared values and norms, willingness to
endorse, and perceived efficacy. The result showed that teacher trust level in
Bandung, West Java Province to Bandung Department of Education (Program BAP
study) 60% at the high category."
2014
S56479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>