Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75006 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry F. Sukarno
"Internet merupakan media komunikasi yang memanfaatkan jaringan komputer global. Usenet adalah salah satu fasilitas Internet yang merupakan forum untuk menyampaikan pendapat para pengguna komputer yang tersebar di seluruh dunia. Usenet dapat berupa forum global, maupun lokal. Yang diperlukan untuk bergabung hanyalah alamat e-mail dan kata kunci, yang dibuat sendiri, sebagai identifikasi diri agar bisa memasuki jaringan Usenet. Salah satu situs web yang memiliki akses ke jaringan diskusi Usenet ialah Google.
Selain akses yang mudah, semua peserta Usenet juga mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan pendapat dan tanggapan terhadap pendapat lain yang terdapat dalam forum tersebut. Inilah unsur kedua, selain akses mudah, yang dikatakan Jurgen Habermas sebagai syarat ideal dari sebuah ruang publik.
Syarat ketiga yang disampaikan Jurgen Habermas agar terbentuknya sebuah ruang publik ialah mereka yang terlibat dalam forum diskusi harus mengunakan pemikiran kritis rasional sebagai dasar pembicaraan dalam ruang publik tersebut.
Tujuan penulisan tesis ini ialah untuk melihat bagaimana potensi dan karakter Usenet sebagai ruang publik yang dapat digunakan sebagai alat untuk memajukan komunitas masyarakat. Howard Rheingold, seorang yang melihat potensi besar internet dalam pengembangan ruang publik, menjelaskan bahwa forum diskusi interaktif, seperti halnya Usenet, berpotensi menjadi wadah demokratis dan menjalankan kehidupan berpolitik yang mendorong partisipasi aktif warga negara.
Internet, setidaknya secara teoritis, nenciptakan kesempatan untuk memperbaiki komunikasi dan menghubungkan warga masyarakat dengan wakil-wakilnya di parlemen atau para elit penguasa negara, dan juga menghubungkan dengan warga masyarakat lain. Internet menawarkan tingkat interaktif yang lebih tinggi, kemudahan akses terhadap informasi dan kemudahan komunikasi dalam kelompok.
Akan tetapi, masalah yang lebih fundamental ialah apakah Usenet mengembangkan proses musyawarah atau diskusi antara warga masyarakat dan pihak penguasa? Pada kenyataannya, proses diskusi yang terjadi dalam ruang diskusi Usenet, yang membicarakan situasi Indonesia, didominasi oleh beberapa orang saja. Dan pembicaraan tidak memperlihatkan musyawarah dan pertukaran ide secara substantial mengenai permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut dan setelah melihat tiga kondisi ideal ruang publik yakni kemudahan akses, tidak adanya keistimewaan bagi siapapun dan tersedianya ruang untuk memberikan pendapat sesuai minat, apakah Usenet bisa menjadi ruang publik, yang mengarah pada pembentukan opini masyarakat?
Ada beberapa karakter Usenet yang tidak mendukung pembentukan ruang publik. Banyak peserta yang menggunakan Usenet sebagai wadah penyebarluasan pesan, tanpa menanti reaksi dari peserta lainnya. Usenet tak banyak dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan perbincangan rasional yang akhirnya memberikan manfaat bagi masyarakat. Ternyata, rantai perbincangan yang panjang di Usenet `diwarnai' perbincangan antar beberapa orang saja. Selain itu, pesan-pesan tanggapan yang disampaikan ialah berupa satu kalimat. Bagaimana mungkin sebuah ruang publik mengenai masalah kepentingan umum berkembang apabila pendapat yang diutarakan hanya berupa jawaban satu kalimat?
Namun, sejalan dengan meningkatnya penggunaan Internet, komunitas virtual internet sebaiknya didorong agar menjadi komunitas yang menyebarkan informasi dan melakukan forum diskusi seperti halnya ruang publik di abad ke-18 yang terjadi antara kaum saudagar di Inggris. Sebaiknya keberadaan komunitas virtual ini dipertahankan agar dapat memberikan pilihan kepada masyarakat luas untuk mencari dan menyebarkan informasi dan wawasan mengenai masalah kehidupan mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Studiati Suwandi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifkasi aspek-aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (2) mengukur seberapa jauh aspek-aspek tersebut berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB; (3) mengetahui besarnya pengaruh sarana Internet pada kegiatan belajar pada para pengajar di ITB; (4) menghitung besarnya pemanfaatan sarana Internet pada kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah para staf pengajar, peneliti dan mahasiswa ITB; (5) melihat seberapa jauh keterlibatan mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan oleh para Staf .Pengajar dan Peneliti di ITB.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 1996. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang tidak akan mengambil generalisasi pada populasi. Contoh diambil secara acak berstrata, dari para pemakai sarana Internet di ITB, yang terdiri atas pengajar, peneliti dan mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara menyebarkan kuesioner, dan sebagai pelengkap dilakukan wawancara singkat tidak terstruktur. Data yang terkumpul terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan Metode Analisis Faktor, dan data kualitatif dianalisis dengan Metode Analisis Korespondensi. Pengolahan data mempergunakan Paket Program SAS 6.10 for Windows.
Hasil penelitian untuk kelompok pengajarlpeneliti adalah (1) aspek yang berpengaruh pada kegiatan ilmiah di ITB adalah kegiatan belajar mengajar melalui Internet dibandingkan dengan kegiatan tatap muka sudah tinggi, yaitu sebesar 64%; (2) kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah cukup tinggi, yaitu sebesar 51%; (3) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sudah besar, yaitu sebesar 50%; (4) frekuensi penggunaan sarana Internetlminggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 65%. Namun demikian, untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan melakukan kegiatan ilmiah belum sepenuhnya memanfaatkan sarana Internet.
Aspek yang mempengaruhi kegiatan ilmiah mahasiswa adalah (1) waktu rata-rata penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat besar, yaitu sebesar 85%; (2) frekuensi penggunaan sarana Internet/minggu untuk kegiatan ilmiah dibandingkan dengan kegiatan nonilmiah sangat tinggi, yaitu sebesar 71%. Dalam memanfaatkan sarana Internet biaya tidak menjadi masalah bagi pengajar, peneliti dan mahasiswa.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, bahwa sarana Internet di ITB masih belum dimanfaatkan secara optimum. Salah satu penyebabnya adalah, pada saat penelitian dilakukan jaringan kampus ITB masih belum Handal, sehingga pada saat jumlah pemakai di ITB semakin meningkat, waktu untuk mengakses Internet dirasakan sangat lambat. Selain daripada itu, jaringan kampus TTB yang dihubungkan ke jaringan Internet masih relatif baru dibentuk, yaitu dimulai pada tahun 1994. Dengan demikian belum semua sivitas akademika ITB mengenal dengan baik k inerjanya. Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi sivitas akademika ITB enggan mengenal Internet lebih mendalam, adalah informasi yang diperlukan masih dapat dipenuhi dan sumber-sumber lainnya, misalnya dari buku, majalah ilmiah, baik milik perpustakaan maupun milik pribadi. Selain daripada itu, kebijakan pimpinan jurusan dan unit yang membatasi penggunaan sarana Internet turut berpengaruh pada aktivitas penggunaan sarana.
Agar kinerja pemakaian sarana Internet di ITB meningkat, diperlukan perencanaan strategis yang melibatkan semua pihak. Dalam hal ini pustakawan dapat turut berperan serta mengefektifkan penggunaan sarana Internet.
The Usage of Internet as Information Sources to Support the Academic Activities at ITBThe main goals of this work are: (1) to identify the aspects which are supporting the academic activities at ITB (2) to measure how far these aspects are to support the academic activities at ITB (3) to measure the role of Internet towards the lecturers in the learning process at ITB (4) to compare the role of Internet facilities in academic activities with nonacademic activities towards the lecturers, researchers and students at TTB (5) to identify the students involvement in researches at ITB.
This work is carried out in August 1996. This research uses the descriptive method, which is not generalized to the whole of Internet users as its population. The design of this work uses stratified random sampling from the Internet facilities users at ITB. The data are collected by giving questionnaire forms and also short unstructured interviews to the samples. The data are divided by qualitative and quantitative data. The qualitative data are analyzed by Correspondence Analysis Methods and the quantitative data analyzed by Analysis Factor Methods_ All data were processed by SAS Package Program 6.10 for Windows.
The result of this work for the lecturers and researchers groups are: (1) the comparison of teaming process by Internet is quantitatively higher (64%) than the conventional learning process (2) the comparison of academic activities is quantitatively higher (51%) than nonacademic activities (3) the average time per weeks for academic activities is higher (50%) than non academic activities (4) the frequency per week for using Internet facilities is higher (65%) than nonacademic activities. On the other hand, the learning process and academic activities at ITB are not totally using the Internet facilities.
The aspects that support the students academic activities are: (1) the average time per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (85%) compare with nonacademic activities (2) the frequency per week on using Internet facilities for student academic activities is higher (71%) compare with non academic activities. Internet fees is not a serious problem for the users.
The conclusions of this work are: Internet facilities at ITB are not efficiently used. One of the causes of this problem is (at the time when the research done), that the ITB's communication network is not perfect yet, so the access to Internet is too slow. Beside that problem, the ITB's communication network which is connected to the Internet is relatively new (founded in 1994), so not many ITS members know the usage of Internet very well. The other factor which causes the unwillingness to explore the use of Internet is that the users can search any information they need from other sources, like books, journals, libraries, etc. The policy of the decision makers to limit the use of Internet also influence the usage of this facilities.
To increase the use of Internet at ITB, it needs a strategic planning that involves every body in this institution, including the role of the librarians of ITB."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Swandayani
"Studi ini bermula dari melihat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang cepat yang membawa pengaruh ke hampir semua bidang kehidupan termasuk ekonomi, pertanian, sosial, kedokteran, dll. Serta kenyataan bahwa lapangan kerja bidang pertanian di Indonesia menyerap sebanyak 58.3% (1998) dari seluruh tenaga kerja. Begitu banyak yang menggantungkan diri pada lapangan pertanian ini. Dapatkah manfaat kemajuan teknologi informasi ini dinikmati oleh para pekerja di lapangan pertanian tersebut ?, atau dengan kata lain dinikmati oleh para petani yang tersebar di berbagai daerah dan wilayah Indonesia ini. Jika dilihat secara sepintas tampaknya tidak mungkin karena teknologi ini memerlukan perangkat dan jalur komunikasi yang khusus, yaitu komputer dan jaringan internet. Tetapi jika dilihat dalam kacamata agribisnis hal ini dapat dilacak. Karena agribisnis sendiri adalah bisnis di bidang pertanian yang proses kerjanya merupakan kesatuan sistem dari penyediaan sarana produksi, kegiatan on farm (produksi primer), pengolahan produksi (produksi sekunder), jasa dan pemasaran (produksi tarsier) sampai pihak konsumen.
Penelitian ini ingin mendapat kejelasan mengenai pemanfaatan jaringan internet bisnis yang diwujudkan dengan adanya website pada bidang agribisnis, terutama pemanfaatan dalam proses kerja sehari-hari. Permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pemanfaatan jaringan pasar elektronik (e-commerce) oleh pelaku usaha agribisnis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan dapat mendorong proses pemberdayaan komunitas petani.
Sedang tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pemanfaatan jaringan perdagangan elektronik dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha agribisnis dan gambaran mengenai jaringan perdagangan elektronik yang paling sesuai dalam memperdayakan komunitas petani, serta merumuskan satu model pemberdayaan komunitas petani.
Penelitian ini memfokuskan pada kegiatan agribisnis mulai dari proses pengadaan/on farm (produksi primer); pengolahan produksi (produksi sekunder), jasa dan pemasaran (produksi tersier). Informan yang dipilih sebagai sample ada 4 orang, mewakili 4 perusahaan agribisnis yang memanfaatkan jaringan intemet bisnis/e-commerce dalam kegiatan usahanya sehari-hari.
Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif, wawancara mendalam (indepth interview) dilakukan, baik bertemu secara langsung ataupun berhubungan atau diteruskan melalui email. sebagai pelengkap, dipergunakan pula data kuantitatif sebagai data sekunder, didapat dari website pelaku usaha agribisnis, laporan-laporan hasil survei yang pernah dilakukan dan kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan e-commerce terutama adalah sebagai media promosi, komunikasi dan informasi. Pemanfaatan ini sangat berpengaruh pada keefektifan dan keefisienan proses kerja, jika secara intens dan maksimal dilakukan.
Manfaat yang dirasakan oleh para pelaku bisnis secara langsung dan tidak langsung memberi pengaruh positif pada komunitas petani yang terkait, terutama dari semakin luasnya jalur pemasaran pelaku bisnis yang meningkatkan permintaan produksi dan memacu pengadaan produksi di kalangan komunitas petani, dimana selalu diharapkan untuk meningkatkan produksi dengan standar kualitas yang ditentukan. Dengan lebih terpacunya kegiatan pengadaan, kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup para petani dan keluarganya terbuka lebar. Perumusan model pemberdayaan pada komunitas petani merupakan program kemitraan dengan kerjasama dalam bidang usaha yang melibatkan tiga unsur, yaitu : komunitas/ kelompok tani sebagai pemasok bahan baku dan penerima modal usaha, perusahaan agribisnis sebagai pembeli produksi kelompok tani dan penjamin kredit (avalist), dan pihak bank sebagai pemberi modal dalam bentuk kredit."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pujiharjawasana
"Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa tengah yang cukup potensial. Hampir 90 % basis perekonomian masyarakatnya bertumpu pada sektor industri / perdagangan, sehingga menempatkan kabupaten Kudus sebagai kabupaten dengan product domestic bruto (PDRB) tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Semarang. Bahkan kalau dilihat PDRB secara perkapita justru tertinggi di Jawa tengah melampaui Semarang lebih dari 25 % di tahun 2000.
Akibat kegiatan industri/perdagangan tersebut di tahun 2001 memberi kontribusi ke kas negara rata-rata per hari kerja hampir Rp. 15,5 milyar dalam bentuk cukai rokok dan cukai lainnya, PPN dan PPH pasal 22, namun tidak sedikitpun yang dapat dibagi langsung ke pemkab Kudus sebagai bagian Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana dimungkinkan bagi daerah yang memiliki sumber daya alam seperti hutan, pertambangan umum dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh pemkab Kudus. Minimnya sumber daya alam di Kabupaten Kudus tidak bias mendongkrak APBD yang saat ini hanya tercatat 11 % dari APBD atau sekitar Rp. 24,5 milyar.
Tesis ini membahas salah satu upaya yang bisa ditempuh oleh pemkab Kudus untuk meningkatkan PAD melalui langkah revitalisasi aset daerah yang selama ini pemanfaatannya tidak optimal dan cenderung membebani APBD agar bisa memberi kontribusi terhadap peningkatan PAD. Upaya tersebut adalah pengoptimalan VSAT SISKOMDAGRI yang saat ini pemanfaatannya hanya 10 % untuk difungsikan sebagai node backbone Internet melalui pendirian usaha ISP bekerja sama dengan mitra swasta dalam bentuk kerja sama operasi. Tinjauan analisis yang digunakan adalah analisa kelayakan bisnis.
Dari analisa kelayakan bisnis dengan menyalurkan bandwidth Internet 256 kbps di tahun pertama, kemudian diupgrade menjadi 384 kbps ditahun ketiga serta 512 kbps ditahun ketujuh melalui wireless 2,4 GHZ sebagai jaringan akses memberikan hasil yang layak. Pemkab sebagai pemilik aset VSAT berhak atas revenue sharing yang berkontribusi langsung pada peningkatan PAD.

Kabupaten Kudus is one of 35 districts/cities in Central Java, which is quite potential. Almost 90% of the society's economy is based on industrial/trading sector; hence Kabupaten Kudus becomes a district with the second highest product Domestic Bruto (PDRB) in Central Java, after Semarang. Moreover, if we see the ratio of PDRB for people per area, it has the highest PDRB in Central Java, surpassing Semarang by 25% in 2000.
The result of the industries/trades in 2001 contributes to the country cash at almost Rp. 15, 5 billion per work-day, in the form of cigarette/tobacco customs and other customs, value-added taxes (PPN) and income taxes (PPH) sub-chapter 22, Never the less, none of these can be shared directly to kudus municipality as district original income, as it is possible for other areas which have natural resources like forests, general mining, etc, that are not owned by kudus municipality. The minimum natural resources in kudus district cannot support the district's budget which is now only 11% of the budget or about Rp 24, 5 billion.
This thesis discusses about one of the efforts which can be carried-out by kudus municipality in order to increase its income, i.e., through revitalization of regional assets which have not been utilized optimally and tend to burden the budget so that they can give contribution towards the increase of the income. The effort is the utilization of VSAT SISKOMDAGRI that's only 10% exploited as node of internet backbone, in the form of joint operation body. The analytical review applied is business feasibility analysis.
From the business feasibility analysis by distributing internet band with 256 kbps in the first year, then upgraded to 384 kbps in the third year, and 512 kbps in the eighth year via wireless 2, 4 GHZ as access network result in a feasible outcome. The municipality as VSAT asset owner has a right on the revenue sharing that gives direct contribution towards income increase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Maryani
"Kajian kritis yang dilakukan terhadap penggunaan teknologi komunikasi ini berangkat dari suatu pengamatan terhadap keberadaan Internet sebagai sebuah media komunikasi yang cenderung akan makin meningkat penggunaannya. Peningkatan tersebut tidak saja dilatarbelakangi oleh berbagai manfaat teknik yang ditawarkan oleh sebuah teknologi, akan tetapi juga dikarenakan sebagai media baru, Internet menempatkan para penggunanya sebagai sentral kegiatan komunikasinya.
Hasil dari pengamatan tersebut memperlihatkan bahwa sebagai media Internet memiliki beberapa karakteristik yang sangat berbeda dengan media-media sebelumnya, yang mampu menempatkannya dalam posisi yang makin menguat di tengah khalayaknya. Sementara itu media-media sebelumnya surat kabar, majalah, radio dan televisi - sebagai sebuah institusi media, justru saat ini makin terpojok dalam berbagai konflik antara kepentingan khalayak, kepentingannya sebagai sebuah institusi, dan kepentingan pemerintah dalam menyuarakan kebenaran akan realitas disekitarnya.
Landasan teoritik yang digunakan untuk mengkaji fenomena tersebut adalah pemikiran Habermas yang berkaitan dengan public sphere (ruang publk). Adapun pemikiran Habermas yang dijadikan acuan adalah pemikirannya mengenai ideal speech situation dan theory of discourse. Seperti lazimnya para pemikir kritis, maka teori yang ditawarkan Habermas pun bersifat dan berfungsi kritis. Teori kritis ini bersifat normatif, dan memberikan kesadaran untuk membebaskan manusia dari irasionalisme. Oleh karena itu teori ini berfungsi emansipatoris dalam kehidupan manusia.
Pada tataran metodologis, secara onttologis melihat penggunaan Internet secara historis yang terbentuk melalui suatu proses sejarah, dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, ekonomi dan politik. Berikutnya secara epistemologis dengan asumsi yang mengungkapkan sifat transaksional dan subjectivist, dimana hubungan antara peneliti dan realitas yang diteliti selalu dijembatani oleh nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti melalui proses yang interaktif menggali makna-makna realitas yang tersembunyi. Terakhir adalah asumsi metodologis yang mensyaratkan suatu analisis yang komprehensif, kontekstual dan jenjang analisis yang bersifat multi-level analysis maka Analisis Wacana yang dilakukan adalah dengan menggunakan Critical Discourse Analysis.
Gagasan Teoritik lain yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah beberapa teori yang diperlukan untuk memberi kerangka pemahaman . terhadap analisis yang bersifat multi level yaitu mencakup level individu, kelompok dan masyarakat. Teori-teori tersebut adalah hegemony theory, cultivation theory, information seeking theory, dan the construction social of reality theory.
Berdasarkan analisa yang dilakukan pada data primer hasil dari wawancara mendalam dengan para ahli, praktisi, serta pengguna internet maupun data sekunder -berdasarkan studi literatur yang dilakukan- maka ditemukan bahwa potensi Internet menjadi sebuah media altematif memungkinkan sebuah ruang publik berkembang di dalamnya sebagai hasil dari suatu hubungan yang interaktif diantara penggunanya dan kebebasan yang dimiliki pengguna baik dalam proses produksi maupun konsumsi pesan. Selain itu penelitian ini menggambarkan adanya proses transformasi berkaitan dengan perubahan di level makro dan mikro. Di level makro dengan penggunaan Internet terjadi perubahan sistem komunikasi, sedangkan di level mikro proses transformasi mencakup perubahan kesadaran yang terjadi pada kelas menengah sebagai pengguna Internet.
Akhirnya berdasarkan berbagai temuan yang diperoleh, penelitian ini merekomendasikan bahwa munculnya sebuah ruang publik di Internet harus diantisipasi dengan keterbukaan pemerintah dalam menciptakan sistem komunikasi politik maupun sosial- yang tidak mengabaikan rasionalitas manusia sebagai sentral pemaknaan akan dirinya, masyarakatnya dan lingkungan dalam kehidupannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riansyah Sumajaya
"Skripsi ini berisi tentang konsep dasar, implementasi, serta hasil analisis dari messaging protocol yang dapat diterapkan pada sistem Internet of Things. Tujuan dari skripsi ini ialah untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan protokol tersebut dalam aspek kinerja sehingga pengembang sistem IoT dapat menentukan apakah protokol tersebut sesuai untuk diimplementasikan kedalam sistem yang mereka kembangkan.
Penelitian kali ini akan menganalisis kinerja metode messaging protocol umum yang sering digunakan dalam sistem IoT. Messaging protocol tersebut berada di Application Layer. Protokol tersebut ialah Message Queuing Telemetry Transport MQTT dan Constrained Application Protocol COAP.
Untuk menganalisis metode tersebut, dilakukan implementasi kedua protokol untuk menentukan tingkat kinerja terhadap skenario lingkungan tertentu.
Hasil analisis dari studi literatur menunjukkan bahwa penggunaan MQTT lebih realibel dibandingkan COAP. Akan tetapi pada situasi lingkungan yang terbatas, CoAP lebih unggul dibandingkan MQTT.
Hasil analisis dari data pengamatan yang dilakukan pada ESP8266 menunjukkan bahwa protokol MQTT memiliki throughput, delay, dan jitter yang lebih besar dibandingkan dengan protokol CoAP, sedangkan packet loss CoAP lebih besar dibandingkan MQTT. Hal ini menunjukkan bahwa prototype MQTT pada ESP8266 lebih realibel dibanding CoAP, tetapi membutuhkan bandwidth yang besar untuk dapat memaksimalkan implementasi protokol. Sedangkan prototype CoAP pada ESP8266 cocok diimplementasikan pada kondisi bandwidth yang terbatas.

This thesis contains the basic concepts, implementation, and analysis results of messaging protocol that can be applied to the system of Internet of Things. The purpose of this thesis is to know the advantages and disadvantages of the protocol in the performance aspect so that IoT system developers can determine whether the protocol is suitable to be implemented into the system they develop.
The study will analyze the performance of common messaging protocol methods that are often used in IoT systems. The messaging protocol is in the Application Layer. The protocols are Message Queuing Telemetry Transport MQTT and Constrained Application Protocol COAP.
To analyze these methods, two protocols are implemented to determine the level of performance against certain environmental scenarios.
The results of the analysis from the literature study indicate that the use of MQTT is more reliable than COAP. However, in limited environmental situations, CoAP is superior to MQTT.
The results of the observational data analysis conducted on ESP8266 indicate that the MQTT protocol has greater throughput, delay, and jitter than the CoAP protocol while CoAP's packet loss is greater than MQTT. This indicates that the MQTT prototype on ESP8266 is more reliable than CoAP, but requires large bandwidth to maximize protocol implementation. While the prototype CoAP on ESP8266 suitable implemented in limited bandwidth conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahim Nur Cahya Bagar
"IPv6 sudah semakin banyak digunakan. Segala kelebihan dari protokol internet sebelumnya telah dipunyai oleh IPv6. Hanya saja beberapa teknologi yang ada pada IPv4, tidak bisa serta merta diimplementasikan pada IPv6. Salah satu diantaranya adalah teknologi routing multicast dengan protokol PIM-SM. PIM-SM sendiri memiliki mekanisme dalam menemukan RP untuk lalu lalang trafik. Sayangnya teknologi ini tidak disertakan dengan relokasi RP yang bisa terjadi karena ada C-RP lainnya yang lebih layak walaupun penanganan terhadap failover didalamnya telah diterapkan. Oleh karena itu, diperlukannya penerapan relokasi RP yang dikhususkan pada lingkungan routing multicast IPv6, dimana relokasi tersebut bukan hanya tahan dengan adanya kegagalan pada RP tetapi juga mampu untuk menjaga QoS dan kualitas pada jaringan.
Ide perelokasian RP yang ada sebelumnya tidak disertai dengan penjagaan terhadap pengiriman data ketika terjadi relokasi. Selain itu, juga tidak ada fleksibilitas dalam perelokasian RP dimana lokasi RP terbaik ditentukan oleh posisi terbaik berdasarkan optimalisasi jarak/hops pada setiap klien. Beban kerja RP selain sebagai tempat pertemuan aliran data, juga ditambah oleh pengendali relokasi.
Metode yang diusulkan dengan menambahkan tugas BSR sebagai pengendali relokasi untuk meringankan beban dari RP yang terpilih. Metode ini juga mampu memberikan fleksibilitas posisi relokasi yang dengan penambahan Threshold sebagai pemberian jarak terhadap posisi relokasi, lalu disertai pula dengan penjagaan terhadap pengiriman data ketika terjadi relokasi. Pada simulasi metode ini terlihat bahwa metode ini mampu mengurangi packet loss sampai dengan 54% untuk penghitungan bobot dengan Threshold rendah dan 39% untuk Threshold tinggi dibandingkan dengan proposal relokasi [Ying-Dar, 2002] dan [Sameer, 2009].

Nowadays, IPv6 has been used widely. Any weakness from previous internet protocol has been overcome in IPv6. But, several technologies in IPv4 can not be implemented as easily as been before in IPv6. One of those is multicast routing with PIMSM protocol. PIM-SM already has its own mechanism to find RP for flowing traffic data. But, this technology itself is not bring its own relocation mechanism that can happen because there is another more suited C-RP though overcoming RP failure is already implemented. Because of those reasons, the needing of RP relocation implementation in special environment, which is IPv6 routing multicast environment, that can be robust to any failure of RP but also can maintain QoS of traffic and quality of network.
Ideas to perform RP relocation has been researched since. However, when relocation is occured, it is not complemented with the ability to preserve packet that has been sent in those times. Also, there is no flexibility to choose new RP because new RP location is set from selecting the best position from calculating the best hops from each of its member. In addition to RP load as a rendezvous point for data flow, in previous relocation proposal, RP has task to control relocation process.
Proposed method add BSR task as relocation controller to ease chosen RP task. This method also gives the flexibility to relocate RP using Threshold for the provision of selecting RP from several candidates who has close cost from best RP cost and also the ability to preserve packet that has been sent when relocation is occured. In this proposed method, as shown in simulation, it can decrease rate of packet loss up to 54% for low Threshold and 39% for high Threshold compared with previous relocation proposal [Ying-Dar, 2002] dan [Sameer, 2009].
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T33057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fittania Cendikia
"ABSTRAK
Adanya online reviews memungkinkan pelanggan dapat berbagi pengalaman berbelanja online kepada semua orang. Wisatawan biasanya menggunakan online rerviews untuk mencari informasi mengenai tujuan wisata dan untuk melakukan transaksi online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari online reviews pada online travel website terhadap online hotel booking intention serta mengetahui apakah faktor-faktor online reviews berbeda berdasarkan perbedaan gender. Penelitian ini menemukan bahwa faktor usefulness of online reviews, timeliness of online reviews, volume of online reviews memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap online hotel booking intention, sedangkan negative online reviews berpengaruh negatif secara signifikan terhadap online hotel booking intention. Faktor reviewer expertise, positive online reviews, dan comprehensiveness of online reviews tidak berpengaruh signifikan terhadap online hotel booking intention. Serta terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam hal reviewer expertise, timeliness of online reviews, volume of online reviews, positive online reviews dan negative online reviews.

ABSTRACT
Online Reviews allow customer to share their online shopping experience to everyone. Travelers usually use the online review to search for the information about destinations and to conduct online transactions. This thesis aims to determine the effect of online reviews on online travel websites to online hotel booking intention and to know whether the factors of online reviews is different based on gender differences. This study found that usefulness of online reviews, timeliness of online reviews, the volume of online reviews have a significant positive effect on online hotel booking intention, whereas negative online reviews a significant negative influence on the online hotel booking intention. The reviewer expertise, positive online reviews, and the comprehensiveness of online reviews are not significantly influence the online hotel booking intention. And there are differences between men and women in terms of reviewer expertise, timeliness of online reviews, the volume of online reviews, online positive reviews and negative online reviews."
2017
S66475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Almaputri Lestario
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran neurotisisme terhadap kecanduan aktivitas seksual daring dengan mengontrol jenis kelamin dan lama penggunaan internet sebagai variabel kovariat. Partisipan penelitian berjumlah 181, yang terdiri dari 102 perempuan dan 79 laki-laki. Karakteristik individu pada periode emerging adulthood yang berumur 18-25 tahun dan aktif dalam menggunakan internet. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian adalah International Personal Pool Big Five Factor Model version 50 items (IPIP-BFM-50) untuk mengukur neurotisisme dan Internet Sex Screening Test (ISST) yang digunakan untuk mengukur kecanduan aktivitas seksual daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neurotisisme tidak memiliki peran yang signifikan terhadap kecanduan aktivitas seksual daring (β= .057, t(181) =1.539, p<.05). Analisis terhadap variabel kovariat menemukan bahwa  jenis kelamin dan lama penggunaan internet memiliki hasil yang signifikan terhadap kecanduan aktivitas seksual daring. 

This study aims to examine the role of neuroticism in cybersexual addiction with controlling gender and duration internet use as covariate variables. This study was conducted on 181 participants, which consisted of 102 women and 79 men. The characteristics of individuals were in the emerging adulthood period aged 18-25 and active in using the internet. The measurement instruments used are International Personal Pool Big Five Factor Model version 50 items (IPIP-BFM-50) for measuring neuroticism and Internet Sex Screening Test (ISST) for measuring cybersexual addiction. The result of this study showed that neuroticism did not have a significant role in cybersexual addiction, (β= .057,t(181) =1.539, p<.05). Analysis of the covariate variables found that gender and duration of the internet use had significant results on cybersexual addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamin Arifin
"Usenet merupakan salah satu sarana diskusi elektronis. Idealnya, informasi Usenet tersebut dapat disebarkan dan dibaca oleh individu atau organisasi di luar lingkungan UI, karena kemungkinan besar banyak informasi-informasi yang berguna bagi mereka. Sistem online merupakan salah satu mekanisme penyebaran informasi yang baik. Namun, saat ini system online sukar diterapkan di Indonesia karena Kurangnya sarana komunikasi. SPN merupakan sistem pendistribusian artikel Netnews dengan menggunakan disket sebagai media. Sistem ini meliputi pengolahan data Netnews pada system operasi Unix, yaitu dengan melakukan pembungkusan terhadap artikel-artikel Netnews menjadi paket-paket Netnews yang siap didistribusikan. Pendistribusian paket Netnews dan administrasi pelanggan dilakukan pada computer PC/AT. Administrasi meliputi pencatatan pesanan pelanggan, data pribadi pelanggan, keuangan pemesan dan modul untuk pencetakan label alamat dan label disket.
"
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1997
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>