Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Dermawan
"Kehilangan pekerjaan orang tua merupakan fenomena yang umum, bahkan hal ini juga bisa terjadi ketika perekonomian sedang tumbuh. Disisi lain, dampak dari kehilangan pekerjaan tidak hanya dirasakan oleh para pekerja melainkan juga dirasakan oleh pasangan dan anak-anaknya. Dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5 serta model regresi logistik, penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kehilangan pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap pencapaian pendidikan anak. Hasil penelitian ini menemukan bahwa anak dari orang tua yang pernah mengalami kehilangan pekerjaan memiliki probabilitas lebih rendah untuk lulus SMA/sederajat dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Pengaruh dari fenomena kehilangan pekerjaan orang tua ini semakin besar seiring dengan jenjang pendidikan yang semakin tinggi. Selain itu, studi ini juga mengungkap bahwa fenomena kehilangan pekerjaan orang tua tidak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian pendidikan anak untuk keluarga yang relatif miskin.

Parental Job Loss is a common phenomenon, even when the economy is growing. On the other hand, the effect of parental job loss is not only felt by the workers but also their spouses and children. Using IFLS 4 and 5 as well as logistic regression models, this study aims to see whether parental job loss has an effect on children educational attainment. The results of this study found that children of parents who have experienced job loss have a lower probability of graduating from senior high school and obtain any post-secondary education. The magnitude of the influence of the phenomenon of parental job loss is getting bigger along with the higher level of education. In addition, this study also reveals that the phenomenon of parental job loss does not have a significant effect on children educational attainment for relatively poor families."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weni Lidya Sukma
"Saat ini pasar kerja didominasi oleh pekerjaan informal sedangkan kondisi pekerjaan mereka cenderung tidak layak, sehingga diperlukan upaya untuk menyediakan pekerjaan layak. ILO melalui  Recommendation 204 menyampaikan tentang pentingnya formalisasi pekerjaan informal sebagai salah satu upaya menciptakan pekerjaan yang layak untuk semua. Namun memasuki pekerjaan formal dari pekerjaan informal tidak dapat terjadi dengan mudah. Mereka harus menghadapi beberapa halangan berupa regulasi yang kaku, pajak, dan pelayanan sektor publik yang tidak baik. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kesempatan bagi pekerja informal untuk mengakses keuangan, barang modal, maupun akses infrastruktur yang menunjang. Melalui kerangka pilihan pekerjaan, penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari pekerjaan orang tua terhadap pekerjaan anak. Dalam hal ini, yang akan dianalisis adalah pengaruh mobilitas status pekerjaan dari pekerjaan informal ke pekerjaan formal dan sebaliknya. Dengan menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS), gambaran tenaga kerja Indonesia menunjukkan sebagian besar pekerja adalah orang yang tidak mengalami mobilitas pekerjaan. Hasil marginal effects dari regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa hanya pengalaman mobilitas status pekerjaan ayah yang dapat memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak. Ayah yang menjadi stayer dan mengalami upward mobility akan memberikan  peluang lebih besar bagi anak untuk menjadi stayer dan peluang lebih kecil untuk melakukan downward mobility. Selain itu juga ditemukan bahwa karakteristik perkawinan dan keberadaan anak dalam rumah tangga akan memengaruhi mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ibunya dan tidak memberikan pengaruh pada mobilitas status pekerjaan anak yang tinggal bersama ayahnya. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa tantangan struktural masih tetap terjadi untuk melakukan transisi ke pekerjaan formal. Dari generasi orang tua sampai dengan generasi anaknya, masalah akses ke pekerjaan formal masih tetap bertahan.

This time, the labor market is dominated by informal jobs while their jobs are decent. Required feasible to provide decent work, ILO through Recommendation 204 conveys the importance of formalizing informal work as one of the efforts to develop decent work for all. But moving formal jobs from informal jobs cannot be done easily. They have to deal with several obstacles consisting of rigid regulations, taxes, and bad public service. This can lead to an imbalance of opportunities for informal workers to access finance, capital goods, and also access supporting infrastructure. Through job choice, this study will analyze the work of parents on children's work. In this case, what will be used is work mobility status from informal jobs to formal employment and vice versa. Using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), the description of Indonesian workforce shows more than half of workers were stayers. The results of the marginal effects on multinomial logistic regression only indicate the father's mobility status which can affect the child's mobility status. Fathers who is stayer and experience in upward mobility will provide greater opportunities for children being stayer and less opportunities to downward mobility. In addition, it is also found that the marital status and children existence in the household will affect the mobility status of children living together with mother and not affect the mobility status of children living together with father. This study conclude about the structural challenges that are still being made to make the transition to formal work. From the generation of parents to generations of their children, the problem of access to formal employment still persists."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurdinawati
"ABSTRAK
Penilitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh struktur keluarga, yaitu keluarga utuh, cerai, dan menikah kembali terhadap pencapaian pendidikan anak berupa status kelajutan sekolah anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan menggunakan data Sakerti 2000 dan 2007. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik biner diketahui bahwa struktur keluarga turut menentukan pencapaian pendidikan anak pada periode transisi awal, yaitu dari SD ke SMP. Faktor terkuat dalam menentukan pencapaian pendidikan anak dalam penelitian ini adalah pendidikan KRT dan pendapatan KRT, terutama untuk jenjang pendidikan tinggi. Temuan lain yang menarik adalah anak laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk melanjutkan pendidikan dibandingkan anak perempuan.

ABSTRACT
The aim of this research is to study the impact of family structure, which are children living with parents who are either married, divorced, or re-married on children’s educational attainment defined as transition to the higher level of schooling. Results of logistic regression analysis using IFLS 2000 and 2007 data show that family structure affect children’s educational attainment, especially for transition from SD to SMP. The strongest determinants of children’s educational attainment, however, are parent’s education and household income, especially for transition from SMA to University. Other interesting result is that boys are less likely than girls to continue education."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifa Cherya Putri
"Indeks Pembangunan Manusia, utamanya pada indikator pendidikan menunjukkan tren yang terus meningkat sejak 2010. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa migrasi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi IPM, khususnya pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari migrasi yang dilakukan di usia anak-anak terhadap pencapaian pendidikannya di jangka panjang dengan berfokus pada wilayah Indonesia. Penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) di tahun 2000, 2007, dan 2014 dengan metode regresi logistik multinomial. Menggunakan tiga pengukuran migrasi yang berbeda, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang pernah bermigrasi, bermigrasi secara berulang, atau pun bermigrasi sendiri dan didampingi oleh orang lain, cenderung lebih rendah untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik pada jenjang SMA, SMK, ataupun perguruan tinggi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya faktor internal anak, motif migrasi, dan wilayah tujuan migrasi. Di samping itu, terdapat faktor lain yang juga turut memengaruhi pencapaian tiap jenjang pendidikan anak di jangka panjang seperti jenis kelamin, besarnya jumlah anggota rumah tangga, pendidikan orang tua, pengeluaran rumah tangga, biaya pendidikan, wilayah tempat tinggal, dan region.

The Human Development Index in Indonesia, particularly the education indicator, has shown an increasing trend since 2010. Previous research has shown that migration is one of the factors that affect HDI, especially in education. This research aims to study the effect of children’s migration on long-term educational attainment in Indonesia. This study employs longitudinal data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2000, 2007 and 2014 analysed using the multinomial logistic regression. Using three different migration measurements, the results of the study show that children who have migrated, migrated repeatedly, or migrated alone and accompanied by others, tend to be less likely to achieve higher levels of education, either at the high school, vocational, or college level compared to primary education level. This can be affected by the internal factors of children, migration motives, and migration destinations. In addition, there are other factors that also affect the achievement of each level of children's education in the long term, such as gender, household size, parents' education, percapita expenditure, education costs, area of residence, and region."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Septiana
"
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh religiusitas orang tua terhadap investasi pendidikan anak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Indoneian Family Life Survey IFLS tahun 2014 dengan menggunakan metode analisis regresi Ordinary Least Square OLS. Hasil analisis menunjukkan bahwa religiusitas orang tua tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi pendidikan. Penelitian ini juga menggunakan karakteristik anak-anak, usia tua dan kondisi sosial ekonomi, di mana karakteristik anak-anak seperti jumlah anak sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap investasi pendidikan, serta pendidikan orang tua, usia orangtua, pengeluaran per kapita dan daerah tempat tinggal juga memiliki pengaruh positif terhadap pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan.

ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of parentalreligiosity on education investment of children in Indonesia. This study uses data Indoneian Family Life Survey IFLS in 2014. The method in this study using Ordinary Least Square OLS regression analysis. The results of the analysis show that parents 39 religiosity has no significant effect on education investment. The study also used the characteristics of children, old age and socioeconomic conditions, where the characteristics of children such as the number of schoolchildren had a significant effect on educational investment, as well as parental education, parental age, per capita expenditure and the area of residence a positive influence on education spending. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Febriansyah
"Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, termasuk bagi para anak, capaian tingkat pendidikan anak dipengaruhi oleh banyak hal. Penelitin ini bertujuan untuk melihat pengruh dari waltu pengasuhan orang tua yang diberikan oleh ayah dan ibu kepada anak terhadap capaian tingkat pendidikan anak, karena waktu yang diberikan oleh ayah dan ibu selama mas pertumbuhan anak sangatlah penting. Penelitian ini menggunakan data yang tersedia pada Indonesia Family Life Survey (IFLS). Dengan menggunakan Ordinary Least Square(OLS), penelitian ini menemukan bahwa waktu pengasuhan yang diberikan oleh ayah dan ibu memiliki pengaruh terhadap tingkatp pendidikan anak, namun dibandingkan dengan waktu yang di berikan ibu terhadap anak, waktu yang diberikan ayah memiliki peran yang lebih berpengaruh terhadap capaian tingkat pendidikan anak.

Education is very important aspect for everyone including children. The attainment of childern’s education level is determined by many factors. This study aims to eximine the effect of parenting time given by the fathers and mothers on child educational level as the time devoted by the father and mother during the growth time period is very important. This study utilizes available data in the Indonesia Family Life Survey (IFLS). By using Ordinary Least Square, this study found that time of parenting given by father and mother has an impact on the child education level, but the time given by the father to the child shows a more significant effect on the child education level, compared to the time given by the mother. It implies that fathers have an important role in the achievement of children’s educational level."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qory Aina
"Hasil psikoterapi pada anak dapat dioptimalkan dengan memperhatikan faktor karaktersitik orang tua yang memengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ekspektasi dan motivasi orang tua memengaruhi hasil terapi anak. Penelitian ini melibatkan 78 orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi, yang terpilih dengan teknik convenience sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Parent Expectancies for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), dan formulir demografi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa ekspektasi dan motivasi orang tua tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil terapi anak. Perlu dilakukan kontrol terhadap variabel lain yang turut memengaruhi hasil terapi, seperti jenis gangguan yang dialami anak, jenis terapi, dan status sosial ekonomi keluarga untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih jelas tentang peran ekspektasi orang tua dan motivasi orang tua terhadap hasil terapi anak.

The results of psychotherapy in children can be optimized by taking the parental characteristics into account that influence it. This study was aimed to determine whether parental expectancy and parental motivation affect the outcome of children's therapy. This study involved 78 parents of children taking therapy who were selected by convenience sampling technique. Measurements were performed using the Parent Expectations for Treatment Scale (PETS), Parental Motivation Inventory (PMI), Outcome Rating Scale (ORS), and demographic forms. From this study, it was found that parental expectancy and parental motivation did not have a significant effect on the outcome of child therapy. It is necessary to control other variables that also influence the outcome of therapy, such as the type of disorder, the type of therapy, and the socioeconomic status of the family to obtain clearer research result."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astika Pramesti Tunggadewi
"Keterlambatan perkembangan adalah masalah umum pada anak-anak. Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi status perkembangan mempunyai peran penting untuk memberikan intervensi strategis untuk anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor eksternal yaitu status pendidikan orang tua, status pekerjaan orang tua, pengasuh dan status perkembangan pada anak 4-6 tahun di PAUD, Cikini. Studi cross sectional dengan cara mengumpulkan kuesioner Parent’s Evaluation of Developmental Status (PEDS) kepada 108 orang tua dari anak-anak di PAUD digunakan sebagai data dasar penelitian serta data dari Medical Research Unit digunakan sebagai data pendukung untuk faktor eksternal. Hasil menunjukkan sebagian besar orang tua subjek secara berurutan memiliki pendidikan menengah, diikuti oleh pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. Sebagian besar ibu tidak bekerja (75,9%), sementara sebagian besar ayah subjek bekerja (96,3%). Sebagian besar ibu bertindak sebagai pengasuh anak (71,3%). Uji Chi-square menemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara status perkembangan dan masing-masing status pendidikan ibu (0,248), status pendidikan ayah (0.194), status pekerjaan ibu (0,795) dan pengasuhan (0.713). Uji Fisher Exact juga mengungkapkan hasil tidak signifikan dalam hubungan antara status perkembangan dan status pekerjaan ayah (0,260). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak terdapat hubungan bermakna secara statistika antara status perkembangan dan dan beberapa faktor eksternal dari anak.

Developmental delay is a common problem in children. Identification of external factors affecting child’s developmental status has an important role to provide intervention for children who suffer from developmental delay. The purpose of this research is to know the relationship between external factors (parent’s educational status, parent’s occupational status, caregivers) and developmental in children 4-6 years OLD, Cikini. Cross sectional studies by means of collecting questionnaire Parent's Evaluation of Developmental Status (PEDS) to 108 parents of children in PAUD used as the primary data as well as data from Medical Research Unit used as supporting data to external factors. The results revealed most of the parents had intermediate education, followed by basic education and higher education consecutively. Most of the mothers are not working (75.9%), while most of the subject's father's work (96,3%). Most of the mothers act as caregiver (71.3%). The Chi-square test found that there was no statistically meaningful relationship between developmental status and respectively mother’s educational status (0,248), father’s educational status (0.194), mother's occupational status (0,795) and caregiver (0.713). The Fisher's Exact test also revealed insignificant result in the relationship between the status of the development and father’s occupational status (0,260). The conclusion from this study is that there is no statistically meaningful relationship between the developmental status and some external factors in children."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia Tuttis Rores Batubara
"Penelitian ini membahas kekerasan orang tua terhadap anak di Jepang yang dipengaruhi oleh anomi yang terjadi di masyarakat dan keluarga Jepang. Anomi yang merupakan keadaan tidak adanya norma terjadi dikarenakan oleh perubahan ekonomi dan sosial Jepang yang menyebabkan meningkatnya keluarga yang miskin di Jepang dan menciptakan nilai dan norma individualis dalam keluarga modern Jepang. Perubahan ini menimbulkan terjadinya pertentangan antara nilai dan norma keluarga dengan nilai dan norma individualis. Karena masyarakat Jepang yang mengutamakan pekerjaan, persepsi negatif dalam mempunyai anak dan membesarkan anak juga bermunculan, sehingga hubungan dan rasa kekeluargaan menjadi longgar dan pudar. Dalam konflik tersebut, benturan dalam nilai dan norma menciptakan ketidakpuasan, sehingga orang tua melawan keadaan tersebut dengan melakukan kekerasan terhadap anak mereka. Perlawanan terhadap realitas tersebut adalah perilaku anomi yang bahkan dapat mendorong perilaku destruktif lainnya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelaahan kepustakaan dan pembelajaran dari penelitian-penelitian sebelumnya. Pengumpulan data diambil dari buku bacaan, jurnal, artikel dan berita mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian.

This study discusses parental violence against children in Japan which is influenced by anomie that occurs in Japanese society and families. Anomie which is a state of the absence of norms occurs due to economic and social changes in Japan which causes an increase in poor families in Japan and creates individualist values and norms in modern Japanese families. This change creates a conflict between family values and norms and individualist values and norms. Because Japanese society focuses on work, negative perceptions in having children and raising children also emerge, so that relationships and the sense of kinship become loose and faded. In these conflicts, clashes in values and norms create dissatisfaction, so parents fight the situation by committing violence against their children. The resistance of that reality is anomie behavior that can even encourage other destructive behaviors. This research is a descriptive qualitative research. The research method used is a method of literature review and learning from previous studies. Data collected from books, journals, articles, and news regarding matters related to research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dwi Ananda
"Sumber daya ekonomi keluarga dapat memengaruhi kecenderungan anak untuk mencapai pendidikan tinggi, seperti pendapatan sebagai sumber utama pendanaan dan kepemilikan asset untuk mengukur kesejahteraan ekonomi keluarga jangka panjang. Dengan data SUSENAS 2021, studi ini menganalisis 53.108 anak di atas 17 tahun dalam rumah tangga menggunakan regresi logistik biner untuk membandingkan sumber daya ekonomi mana yang lebih penting dalam pencapaian pendidikan tinggi anak. Ditemukan bahwa pendapatan mempunyai efek yang lebih besar dibandingkan aset dalam meningkatkan peluang anak mencapai pendidikan tinggi. Lebih lanjut, mobil dan emas adalah aset yang bisa meningkatkan peluang pencapaian pendidikan tinggi.

Economic resources that can explain the likelihood of achieving higher education are family income as the main funding and asset ownership to measure long-term family well-being. Using SUSENAS 2021, this study analyzed 53.108 children in a household that aged 17 years and above using logistic regression to compare which resources are more important to children’s achievement in higher education. This study finds the effect of income is greater than assets in increasing the likelihood of children going to higher education. Furthermore, valuable assets like gold and car may increase the likelihood of achieving higher education significantly."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>